Kredit .1 Pengertian Kredit Pengaruh Nilai Tukar terhadap Jumlah Kredit yang Disalurkan

14 konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi, konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat. 3. Agent of Services Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa bank ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan. Ketiga fungsi bank di atas diharapkan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh dan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomian, sehingga bank tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga perantara keuangan atau financial intermediary. 2.2 Kredit 2.2.1 Pengertian Kredit Kredit sering diartikan sebagai kegiatan memperoleh barang yang dibayar dengan cicilan atau angsuran di kemudian hari. Seseorang yang melakukan kegiatan pembelian secara kredit tidak harus membayar pada saat itu juga. Menurut Kasmir 2008 kata kredit berasal dari bahasa Yunani, credere, yang berarti kepercayaan. Maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh Universitas Sumatera Utara 15 kredit, berarti mereka memperoleh kepercayaan. Sementara itu, bagi si pemberi kredit artinya memberikan kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kembali. Menurut Undang-undang Perbankan nomor 10 Tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

2.2.2 Tujuan dan Fungsi Kredit

Abdullah 2005:84 melihat bahwa tujuan pemberian kredit dari pendekatan mikro ekonomi guna mendapatkan suatu nilai tambah bagi nasabah maupun bank sebagai kreditur, dan dari pendekatan makro ekonomi melihat pemberian kredit merupakan salah satu instrumen untuk menjaga keseimbangan jumlah uang beredar di masyarakat. Tujuan kredit dari pihak bank adalah untuk memperoleh keuntungan yang aman, sehingga pada saatnya masyarakat peminjam dana di bank dapat memperoleh kembali simpanannya berikut bunga tanpa dikuatirkan oleh adanya kredit macet Rimsky K, 2002. Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit menurut Kasmir 2011:100 adalah sebagai berikut: 1. Mencari keuntungan Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank Universitas Sumatera Utara 16 sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank. Jika bank terus-terusan menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan dilikuidasi dibubarkan. 2. Membantu usaha nasabah Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. 3. Membantu pemerintah Bagi pemerintah, semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor. Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarkan pemberian kredit adalah sebagai berikut: 1 Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank. 2 Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan usaha baru atau perluasan akan membutuhkan tenaga kerja baru sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang masih menganggur. 3 Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah barang dan jasa yang beredar di masyarakat. Universitas Sumatera Utara 17 Rivai 2006:6 mengatakan bahwa pada dasarnya terdapat dua fungsi yang saling berkaitan dengan kredit, yaitu profitability dan safety. Profitability yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan dari bunga yang harus dibayar nasabah. Sedangkan safety merupakan keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat tercapai tanpa hambatan yang berarti. Kredit dalam kehidupan perekonomian sekarang dan juga dalam perdagangan mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Meningkatkan daya guna uang Jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit, uang tersebut menjadi lebih berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh penerima kredit. b. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya. c. Meningkatkan daya guna dan peredaran barang Kredit yang diberikan oleh bank dapat digunakan oleh debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat. Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu Universitas Sumatera Utara 18 wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar. d. Sebagai salah satu alat stabilisasi ekonomi Kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kredit dapat pula membantu dalam mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa. e. Meningkatkan kegairahan berusaha Bagi penerima kredit akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apalagi bila nasabah memiliki modal yang pas-pasan. f. Meningkatkan pemerataan pendapatan Semakin banyak kredit yang disalurkan akan semakin baik terutama dalam hal menigkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik maka tentunya membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangi pengangguran. Disamping itu bagi masyarakat sekitar pabrik dapat juga meningkatkan pendapatannya. g. Meningkatkan hubungan internasional Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara penerima kredit dengan pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerjasama di bidang lainnya.

2.2.3 Unsur-unsur Kredit

Dalam pemberian kredit, unsur kepercayaan adalah hal yang sangat mendasar yang menciptakan kesepakatan antara pihak yang memberikan kredit dan pihak yang menerima kredit untuk dapat melaksanakan hak dan kewajiban Universitas Sumatera Utara 19 yang telah disepakati, baik dari jangka waktu peminjaman sampai masa pengembalian kredit serta balas jasa yang diperoleh, maka unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian fasilitas kredit adalah sebagai berikut Kasmir, 2008: a. Kepercayaan Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bank bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang, atau jasa akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, karena sebelum dana dikucurkan, sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan yang mendalam tentang nasabah. Penelitian dan penyelidikan dilakukan untuk mengetahui kemauan dan kemampuannya dalam membayar kredit yang disalurkan. b. Kesepakatan Di samping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian atau akad kredit dimana masing-masing pihak, yaitu pihak bank dan nasabah, menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing. c. Jangka waktu Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu. Jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka waktu. Universitas Sumatera Utara 20 d. Risiko Faktor risiko kerugian dapat diakibatkan dua hal, yaitu risiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu dan risiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam. Penyebab tidak tertagih sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu pengembalian jangka waktu. Semakin panjang jangka waktu suatu kredit semakin besar risikonya tidak tertagih, dan sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja maupun risiko yang tidak disengaja. e. Balas jasa Dalam pemberian fasilitas kredit, bank tentu mengharapkan suatu keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut kita kenal dengan nama bunga bank. Balas jasa dalam bentuk bunga, biaya provinsi dan komisi, serta biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan utama bank.

2.2.4 Jenis-jenis Kredit

Permohonan pengajuan kredit ditujukan untuk maksud yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan calon debitur. Untuk itu, bank pun menyesuaikan produk kredit yang ditawarkan dengan kebutuhan calon debitur. Menurut Triandaru 2006, jenis kredit yang disalurkan dapat dilihat dari berbagai segi yang salah satunya adalah jenis kredit menurut tujuan penggunaannya, terlihat sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 21 a. Kredit Modal KerjaKredit Eksploitasi Kredit Modal Kerja KMK adalah kredit untuk modal kerja perusahaan dalam rangka pembiayaan aktiva lancar perusahaan, seperti pembelian bahan bakumentah, bahan penolongpembantu, barang dagangan, biaya eksploitasi barang modal, piutang dan lain-lain. b. Kredit Investasi Kredit investasi adalah kredit berjangka menengah atau panjang yang diberikan kepada usaha-usaha guna merehabilitasi, modernisasi, perluasan, ataupun pendirian proyek baru, misalnya untuk pembelian mesin-mesin, bangunan dan tanah untuk pabrik. c. Kredit Konsumsi Kredit konsumsi adalah kredit yang digunakan untuk pengadaan barang atau jasa untuk tujuan konsumsi, dan bukan berupa barang modal dalam kegiatan usaha. Kredit ini dapat digunakan oleh nasabah untuk berbagai tujuan pribadi.

2.2.5 Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Dalam menjalankan kegiatan pemberian kredit, ada beberapa kriteria yang harus dinilai dari para nasabah agar mendapatkan nasabah yang benar-benar dapat memberikan keuntungan. Prinsip pemberian kredit biasa dilakukan dengan menggunakan analisis 5C dan 7P. Metode analisis 5C sebagai berikut Kasmir, 2008: 1. Character Universitas Sumatera Utara 22 Suatu keyakinan yang tercermin dari latar belakang nasabah, baik yang bersifat pekerjaan maupun pribadi, seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianut, keadaan keluarga, hobi, dan keberadaan sosial sebagai tolak ukur penilaian “kemauan” nasabah dalam membayar kreditnya. 2. Capacity Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta mencari laba, sehingga akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. 3. Capital Bank biasanya tidak akan bersedia untuk membiayai suatu usaha 100. Setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit harus menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri, sehingga bank dapat mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki oleh nasabah terhadap usahanya yang akan dibiayai. 4. Collateral Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik bersifat fisik maupun nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang berikan dan harus diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah, jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. Fungsinya ialah sebagai pelindung bank dari risiko kerugian. 5. Condition Universitas Sumatera Utara 23 Kondisi ekonomi sekarang dan masa yang akan datang dinilai sesuai dengan sektor masing-masing. Dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil, sebaiknya pemberian kredit untuk sektor tertentu jangan diberikan terlebih dahulu dan jika jadi diberikan sebaiknya dengan melihat prospek usaha tersebut di masa yang akan datang. Metode analisis 7P adalah sebagai berikut: 1. Personality Nasabah dinilai kepribadian dan tingkah lakunya sehari-hari maupun di masa lalu. Selain itu juga menilai sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. 2. Party Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya untuk mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda dari bank berdasarkan golongannya. Kredit untuk pengusaha yang lemah berbeda dengan kredit untuk pengusaha yang kuat modalnya, baik dari segi jumlah, bunga, dan persyaratan lainnya. 3. Purpose Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. 4. Prospect Untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain memiliki prospek atau Universitas Sumatera Utara 24 sebaliknya. Jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tidak memiliki prospek, baik bank maupun nasabah akan mengalami kerugian. 5. Payment Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang diperoleh. 6. Profitability Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba yang diukur dari periode ke periode, apakah tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang diperolehnya. 7. Protection Untuk menganalisis bagaimana menjaga kredit yang diberikan oleh bank dengan melalui suatu perlindungan yang dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

2.3 Teori Permintaan Kredit