Teori Permintaan Kredit Pengaruh Nilai Tukar terhadap Jumlah Kredit yang Disalurkan

24 sebaliknya. Jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tidak memiliki prospek, baik bank maupun nasabah akan mengalami kerugian. 5. Payment Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang diperoleh. 6. Profitability Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba yang diukur dari periode ke periode, apakah tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang diperolehnya. 7. Protection Untuk menganalisis bagaimana menjaga kredit yang diberikan oleh bank dengan melalui suatu perlindungan yang dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

2.3 Teori Permintaan Kredit

Secara umum permintaan kredit dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti Harmanta dan Ekananda, 2005: a. Produk Domestik Bruto PDB Produk Domestik Bruto diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu biasanya per tahun. Produk Domestik Bruto dapat dihitung Universitas Sumatera Utara 25 dengan memakai dua pendekatan, yaitu pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan. b. Spread Suku Bunga Kredit Spread adalah selisih antara biaya dana borrowing rate dengan tingkat bunga kredit lending rate atau selisih antara bidding rate dengan offering rate yang sering digunakan dalam transaksi pasar uang Siamat, 2004. Penentuan tinggi rendahnya spread tergantung kepada bagaimana pihak bank menerapkan strategi bank serta target pasarnya. Untuk itu, pengelompokkan jenis industri serta peringkat usaha bank merupakan salah satu pertimbangan kepada tinggi rendahnya spread. c. Nilai Tukar Rupiah Nilai tukar rupiah atau lebih dikenal dengan istilah kurs merupakan nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Kurs terbagi atas kurs jual dan kurs beli. d. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG Indeks harga saham gabungan adalah salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia BEI. Perhitungannya dilakukan setiap hari setelah penutupan perdagangan. e. Laju Inflasi Tingkat laju inflasi adalah persentase pertumbuhan dalam tingkat harga.

2.3.1 Teori Klasik

Teori klasik sebenarnya teori yang menjelaskan mengenai penawaran dan permintaan uang. Fokus dari teori ini adalah hubungan antara penawaran uang Universitas Sumatera Utara 26 atau jumlah uang beredar dengan nilai uang atau tingkat harga. Hubungan antara kedua variabel dijabarkan melalui konsepsi teori mengenai permintaan akan uang. Perubahan akan jumlah uang beredar atau penawaran uang berinteraksi dengan permintaan uang dan selanjutnya akan ditentukan nilai uang. Teori yang mendasari ialah Irving Fisher dengan rumus: M.V = P.T dimana: M = Jumlah uang beredar V = Perputaran uang dari satu tangan ke tangan dalam satu periode P = Harga barang T = Volume barang yang diperdagangkan

2.3.2 Teori Keynes

Teori Keynes menjelaskan permintaan uang kedalam bentuk motif, yaitu: a. Motif transaksi Motif ini dilakukan karena orang membutuhkan uang tunai untuk melakukan transaksi pembelian barang dan jasa. Jumlah uang yang diminta tergantung dari pendapatan orang tersebut. b. Motif berjaga-jaga Motif berjaga-jaga berhubungan erat dengan tingkat pendapatan. Semakin besar pendapatan maka semakin besar uang yang digunakan untuk berjaga- jaga. Selain tingkat pendapatan, permintaan uang untuk berjaga-jaga juga dipengaruhi tingkat suku bunga. Kenaikan tingkat suku bunga yang sedemikian tinggi akan mengakibatkan orang untuk mengurangi memegang uang tunai. Universitas Sumatera Utara 27 c. Motif spekulasi Permintaan uang untuk motif spekulasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tingkat bunga, jumlah kekayaan, dan sikap optimisme dan pesimis seseorang. Tujuan utama dari motif ini adalah untuk mencari keuntungan. Hubungan antara permintaan uang untuk spekulasi dan tingkat suku bunga bersifat negatif, artinya penurunan tingkat suku bunga akan mendorong orang meningkatkan permintaan uang untuk spekulasi, begitu pula sebaliknya Suparmono, 2004.

2.4 Inflasi