BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 1. Produk tablet kotrimoksazol A, B, C, D, da E dan kotrimoksazol baku
efektif terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli pada konsentrasi 100 µgml dengan diameter zona hambat masing-masing
18,86 – 21,13 mm dan 18,10 – 20,13 mm. 2. Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli resisten terhadap
seluruh produk tablet kotrimoksazol dan kotrimoksazol baku pada konsentrasi 25 µgml.
3. Produk kotrimoksazol A, B, C, D, E dan kotrimoksazol baku memiliki mutu yang sama secara mikrobiologi.
5.2 Saran
Kepada peneliti selanjutnya untuk menguji sensitivitas isolat klinis bakteri Staphyloccocus aureus dan Escherichia coli terhadap kotrimoksazol.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Infeksi
Penyakit dapat timbul dengan beberapa penyebab, salah satunya adalah mikroba patogen seperti bakteri, jamur, virus, dan lain-lain. Penyakit yang
disebabkan oleh mikroba patogen ini disebut dengan penyakit infeksi. Infeksi terjadi apabila mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh menyebabkana
berbagai gangguan fisiologis normal tubuh, sehingga timbul penyakit infeksi. Penyakit infeksi memiliki kemampuan menular kepada orang lain yang sehat
sehingga populasi penderita dapat meluas, karena penyebab penyakit ini adalah mikroorganisme yang hidup dan berkembang dengan berbagai cara. Salah satu
penyakit infeksi yang banyak terjadi di Indonesia adalah infeksi saluran kemih. Wattimena, dkk., 1991.
2.1.1 Infeksi saluran kemih
Infeksi Saluran Kemih ISK merupakan istilah umum yang dipakai untuk menunjukkan keberadaan mikroorganisme di dalam urin. Adanya bakteri
di dalam urin disebut bakteriuria. Bakteriauria menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme murni lebih dari 10
5
colony forming units pada biakan urin Sukandar, 2007.
Menurut Sukandar 2007, umumnya ISK disebabkan oleh mikroorganisme tunggal seperti:
- Escherichia coli, merupakan mikroorganisme yang paling sering
diisolasi dari pasien ISK,
Universitas Sumatera Utara
- mikroorganisme lain yang juga sering ditemukan adalah Proteus spp,
Klebsiella spp, dan Staphylococcus, -
infeksi yang disebabkan oleh Pseudomonas jarang ditemukan kecuali pasca katerisasi.
Perempuan mengidap ISK 10 kali lebih sering dibandingkan dengan laki-laki, karena jarak antara kandung kemih dan uretra adalah 5 cm,
sedangkan pada laki-laki adalah 20 cm Prasetyo, dkk., 2007. Penyakit ISK merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
yang perlu mendapatkan perhatian yang serius. Diperkirakan 8 anak wanita dan 2 anak laki-laki pernah mengalami ISK pada masa kanak-kanaknya
Travis dan Brouhard, 1996. Insiden ISK belum diketahui dengan pasti. Swedia melaporkan pada tahun 1999 didapatkan 2,2 pada anak laki-laki dan
2,1 pada anak wanita pada usia 2 tahun, dan pada usia 6 tahun menjadi 2,5 pada anak laki-laki dan 8,0 pada anak wanita.Sedangkan di Inggris utara
insiden ISK pada anak usia 16 tahun adalah 3,6 pada anak laki-laki dan 11,3 pada anak wanita Lambert dan Coulthard, 2003. Pada pengobatan
pasien ISK perlu dilakukan terapi dengan antibiotik. Beberapa antibiotik pilihan utama yang digunakan adalah nitrofurantoin, trimetoprim dan
kotrimoksazol selama 3-5 hari berturut-turut Tjay, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Antibiotik 2.2.1 Mekanisme kerja antibiotik