Bakteri Uji Sensitivitas Staphylococcus aureus dan Escherichia coli terhadap Kotrimoksazol dalam Sediaan Tablet

dihidrofolat secara kompetitif menghambat sintesis asam tetrahidrofolat Pratiwi, 2008.

2.3.9 Resistensi terhadap sulfonamida dan trimetoprim

Sulfonamida dan trimetoprim menghambat reaksi yang berbeda pada jalur metabolisme yang memproduksi asam tetrahidrofolat tetrahydrofolic acid, yang merupakan kofaktor esensial dalam sintesis asam nukleat. Resistensi terhadap sufonamid dan trimetoprim disebabkan oleh mutasi pada gen pengkode enzim yang terlibat dalam jalur metabolisme sintesis asam tetrahidrofolat. Enzim berubah berfungsi secara normal namun tidak dihambat oleh sulfonamida dan trimetoprim. Pencegahan resistensi dapat dilakukan dengan menggunakan penakaran obat yang relatif tinggi, melebihi dosis efektif minimal, dan digunakan dalam waktu yang singkat. Cara pencegahan yang lain adalah dengan pembatasan pemberian antibiotik hanya untuk penyakit infeksi yang parah dan penggunaan dosis yang benar dan sesuai aturan Pratiwi, 2008.

2.4 Bakteri

Bakteri adalah sel prokariotik yang khas, uniseluler dan tidak mengandung struktur yang dibatasi membran dalam sitoplasmanya. Reproduksi terutama secara aseksual yaitu dengan pembelahan biner sederhana. Beberapa dapat tumbuh pada suhu 0 C, ada yang tumbuh dengan baik pada sumber air panas yang suhunya 90 C atau lebih Pelczar dan Chan 1986. Universitas Sumatera Utara

2.4.1 Klasifikasi bakteri

Berdasarkan bentuk morfologinya, bakteri dapat dibagi atas tiga golongan Dwidjoseputro, 1990 yaitu: a. Golongan Basil Berbentuk seperti tongkat pendek, silindris dan dapat dibedakan atas : - Streptobasil, yaitu basil yang bergandeng-gandengan panjang. - Diplobasil, yaitu basil yang bergandengan dua-dua b. Golongan Kokus Bakteri yang bentuknya serupa bola-bola kecil. Bentuk kokus ini dapat dibedakan atas: - Streptokokus, yaitu kokus yang bergandengan panjang serupa rantai. - Diplokokus, yaitu kokus yang bergandengan dua-dua. - Tetrakokus, yaitu kokus yang mengelompok berempat. - Stafilokokus, yaitu kokus yang mengelompok berupa suatu untaian. - Sarsina, yaitu kokus yang mengelompok serupa kubus. c. Golongan Spiril Spiril adalah bakteri yang berbengkok-bengkok serupa spiral. Bakteri yang berbentuk spiral ini tidak banyak dan merupakan golongan yang paling kecil dibandingkan golongan kokus dan basil.

2.4.2 Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan bakteri

Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan reproduksi bakteri. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri Tamher, 2008 antara lain: Universitas Sumatera Utara a. Suhu Seperti halnya makhluk hidup tingkat tinggi, untuk pertumbuhannya bakteri memerlukan suhu tertentu. Berdasarkan suhu yang diperlukan untuk tumbuh, bakteri dapat dibagi menjadi : - bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang tumbuh pada suhu antara 0-20 C, dengan suhu optimal 25 C; - bakteri mesofil, yaitu bakteri yang tumbuh pada suhu antara 25-40 C, dengan suhu optimal 37 C; - bakteri termofiL, yaitu bakteri yang tumbuh antara suhu 50-60 C. b. pH Bakteri juga memerlukan pH tertentu untuk pertumbuhannya. Umumnya bakteri memiliki jarak pH yang sempit, yaitu sekitar 6,5-7,5 atau pada pH netral. Beberapa bakteri ada yang dapat hidup pada pH 4, dan ada juga yang dapat hidup pada pH alkalis. c. Kelembaban Bakteri pada umumnya memerlukan lingkungan dengan kelembaban yang cukup tinggi untuk hidup, yaitu 80. Pengurangan kadar air dari protoplasmanya menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan. d. Cahaya Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri. Umumnya cahaya merusak sel mikroorganisme yang tidak berklorofil. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yang Universitas Sumatera Utara berakibat menghambat pertumbuhan atau menyebabkan kematian. Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat digunakan sebagai dasar proses sterilisasi atau pengawetan bahan makanan. e. Pengaruh oksigen Mikroorganisme sering dibagi menjadi 4 kelompok berdasarkan kebutuhannya akan oksigen Lay,1994 yaitu: - aerob obligat , yaitu mikroorganisme yang memerlukan oksigen untuk hidupnya; - anaerob obligat, yaitu mikroorganisme yang tidak dapat hidup bila ada oksigen; - anaerob fakultatif, yaitu mikroorganisme yang mampu tumbuh dalam lingkungan dengan atapun tanpa oksigen; - mikroaerofil, yaitu mikroorganisme yang memerlukan oksigen, namun hanya dapat tumbuh bila kadar oksigen diturunkan menjadi 15 atau kurang. 2.5 Bakteri Uji 2.5.1 Bakteri Escherichia coli