55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil estimasi dan analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal antara lain:
1. Jumlah penduduk miskin di Kota Medan mengalami penyusutan yang cukup baik dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004, jumlah penduduk miskin sebesar
258.585 jiwa. Pada tahun 2005, penduduk miskin mengalami penurunan sebesar 215,432 jiwa dan pada tahun 2006, mengalami kenaikan sebesar
284.384 jiwa. Kemudian pada tahun 2007-2009 mengalami penurunan yang cukup drastis sebesar 254.045 jiwa, 231.823 jiwa dan 206.745 jiwa.Pada tahun
2010 mengalami peningkatan sebesar 214.168 jiwa. 2. Ketimpangan pendapatan Kecamatan di Kota Medan selama tahun 2001-2010
yang dihitung menggunakan Indeks Williamson untuk Kota Medan menunjukan kecenderungan mengalami kenaikan yaitu sebesar 0,17, 0,17, 0,18
, 0,20 , 0,19 , 0,19 , 0,19 , 0,20 0,19 , 0,20.Ketimpangan pendapatan di Kota medan termasuk dalam kategori ketimpangan rendah.
3. Hasil analisis tipologi Klassen menunjukkan bahwa Kecamatan yang termasuk dalam daerah maju Kuadran I terdapat 2 kecamatan dan untuk daerah sangat
tidak merata Kuadran II terdapat 3 kecamatan, sedangkan daerah tertinggal Kuadran III terdapat 6 kecamatan dan daerah sangat merata kuadran IV ada
10 kecamatan.
Universitas Sumatera Utara
56
4. Dari hasil Uji Kointegrasi terdapat hubungan keseimbangan dalam jangka panjang antara laju perumbuhan ekonomi dan ketimpangan daerah di Kota
Medan. 5. Dari hasil uji Granger Causalitytidak ditemukan adanya hubungan timbal balik
antara laju pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan daerah di Kota Medan.
5.2. Saran
Dari beberapa kesimpulan diatas dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Kota Medan, maka perlu peningkatan
kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan. Sehingga menghasilkan Sumber Daya Manusia SDM yang berkualitas. Dan untuk daerah-daerah yang
terisolir, diperlukan infrastruktur yang merata disetiap daerah sehingga akan mengurangi tingkat kemiskinan serta mengurangi ketimpangan antar daerah.
2. Dimana pemerintah daerah sebaiknya lebih banyak lagi mempromosikan
potensi ekonominya kepada para investor. Untuk mengurangi ketimpangan perlu diamati secara cermat sektor ekonomi mana yang perlu
dikembangkan.Untuk daerah-daerah yang memiliki potensi alam yang tinggi dapat lebih memaksimalkan penggunaan sumber daya alam tersebut untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Sementara untuk daerah yang tidak memiliki potensi sumber daya alam yang memadai dapat
mengkonsentrasikan kegiatan ekonomi pada sektor lain yang potensial di daerah tersebut.
3. Pemerintah daerah juga dapat memilih kebijakan pembangunan ekonomi
yang tepat dan bersifat struktural. kebijakan yang diambil tidak hanya
Universitas Sumatera Utara
57
menyokong satu sektor saja melainkan pemerataan di seluruh sektor pertanian, industri, pemabangunan dan kebijakan itu tidak terpusat di
wilayah tertentu saja melainkan kesemua wilayah yang ada sehingga ketimpangan pendapatan bisa dikurangi.
4. Sektor ekonomi yang lebih dominan kontribusinya perlu dilakukan
pengembangan secara berkualitas agar dapat menjadi lokomotif pembangunan ekonomi Kota Medan ditahun-tahun mendatang. Namun, untuk
sektor yang masih kecil peranannya juga harus tetap diperhatikan sehingga sektor-sektor ekonomi tersebut dimasa mendatang secara bersama-sama akan
mampu menjadi salah satu pilar dalam mendorong perekonomian Kota Medan yang lebih progresif, dinamis dan berkesinambungan.
Universitas Sumatera Utara
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA