Perubahan Paradigma dan Perencanaan yang Matang

137 berorientasi kepada Goverment Centric, yaitu dimana fungsi dari website pemerintah hanya sebagai pelayanan antar institusi pemerintahan, pada masa itu biasanya pelayanan yang pemerintah sediakan bagi masyarakat hanya berupa berita-berita. Disini masyarakat tidak mendapatkan pelayanan secara elektronik, hal ini disebabkan dengan kebutuhan masyarakat yang belum mengalami pergeseran dan perkembangan. Mulai pada tahun 2012 keatas website pemerintahan berbenah dengan melihat dari sistem pemerintahan daerah lainya. Yaitu masyarakat mulai mampu untuk melihat efektivitas dan efisiensi dari pelayanan e-goverment yang mampu memangkas alur birokrasi. Berawal dari situ pemerintah mulai merubah haluan website Daerah Istimewa Yogyakarta kearah Citizen Centric. Pemerintah menyadari akan pelayanan yang prima terhadap masyarakat juga akan memberikan efek positif bagi pemerintah. Mulailah pemerintah membuka pelayanan online secara terpadu untuk masyarakat. Memang untuk mewujudkan perubahan paradigma diatas membutuhkan kerja keras dari pemerintah. Tentu saja pada tahun 2012 pelayanan yang diberikan belum selengkap pelayanan yang diberikan pada tahun 2015. Oleh karena itu pemerintah harus tetap melakukan inovasi guna mengantisipasi perubahan paradigma. 138 Perubahan paradigma dalam e-goverment sebenarnya adalah, perubahan change manajement yang membutuhkan adanya keinginan pihak pemerintah mulai dari posisi tertinggi hingga terendah untuk merubah cara berfikirnya dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang berbasis pada teknologi dan informasi e-goverment. Perubahan paradigma yang dilakukan oleh pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2015-2016 adalah penyelarasan antara kedua paradigma sebelumya yaitu goverment centric dengan citizen centric. Pada tahun 2015 pemerintah memanfaatkan adanya sistem e- goverment guna menunjang performa pemerintah dalam pelayanan. Tahun 2015-2016 paradigma website pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menggabungkan kedua paradigma yang sebelumnya telah diaplikasikan pada sistem website sebelumnya. Pemerintah melakukan perimbangan antara pelayanan terhadap masyarakat citizen centric dengan pelayanan antar pemerintah Goverment Centric. Diharapkan dengan menggabungkan kedua paradigma tersebut dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan pemerintah. Berikut wawancara dengan Kepala Plaza Informasi: “...tidak saling mengkesampingkan, dan menyediakan kepentingan dua belah pihak masyarakat, pemerintah merupakan tujuan dan gagasan kita saat ini dalam mengembangkan wesite pemerintahan...” Subekti, 2016 139 Dalam pemerintahan dan dunia organisasi perencanaan merupakan tahap yang sangat penting, karena pada tahap ini gambaran menyeluruh dari visi misi dan tujuan dibentuknya kepentingan pemerintah akan dibawa dan dilaksanakan. Setelah perencanaan tersusun, maka rencana tersebut harus dijalankan secara periodik dan bertahan sesuai dengan tujuan awal. Dan perencanaan ini adalah awal pembentukan e- goverment pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Masterpan e- goverment. Dalam e-goverment pemerintah telah merencanakanya dari jauh- jauh hari sebelumnya. Dibuktikan pada tahun 2005 pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta telah membuat Blueprint dari Jogja Cyber Province. Dimana pada tahun 2006 terbentuklah dasar hukum dari blueprint tersebut yang tertuang pada peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 42 Tahun 2006. Dimana pada Pergub Nomor 42 Tahun 2006 mengatur tentang Jogja Cyber Province. Pada peraturan tersebut pemerintah lebih condong pada pelayanan website citizen centric. Dari Pergub ini lahirlah pelayanan pemerintah yang diberi nama dengan Digital Goverment Service DGS. Pelayanan ini merupakan pelayanan dari pemerintah untuk masyarakat berbasis elektronik. Seiring dengan adanya perkembangan jaman pada tahun 2015 pemerintah mengeluarkan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 15 140 Tahun 2015. Dimana peraturan ini menyempurnakan dan melengkapi dari peraturan-peraturan sebelumnya tentang pelayanan e-goverment, Perhatian pemerintah ini menunjukan keseriusanya. Dalam peraturan Walikota Nomor 15 Tahun 2015 menjalaskan apa itu e-goverment, tahapan pelaksanaan, pengembengan, pembiayaan, dan ketentuan lain-lain dalam pelaksanaan e-goverment. Selain itu pada lampiran Peraturan Walikota ini juga menjelaskan secara spesifik tujuan dari pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mewujudkan pelayanan e-goverment. Tentu saja dari peraturan-peraturan yang dikeluarkan pemerintah guna menjadi landasan hukum e-goverment menunjukan sikap keseriusan pemerintah dalam program kerja. Guna meningkatkan pelayanan yang menyesuaikan perubahan paradigma masyarakat. Dengan demikian pemerintah dapat memberikan pelayanan yang prima dan mendapat feed back yang positif dari masyarakat. Pada pemerintahan era ini pemerintah harus bersikap dinamis, dimana perubahan selalu terjadi dengan cepat. Mengingat era informasi dan komunikasi yang semakin maju harus dibarengi dengan kemampuan pemerintah dalam melakukan kewajibanya. Tentu saja masyarakat selalu mengalami perubahan paradigma terhadap suatu objek. 141 Sebuah titik dimana akan terjadi perkembangan pelayanan publik yang semakin baik, berawal dari perubahan paradigma. Oleh karena itu perubahan paradigma memaksa pemerintah untuk menciptakan pelayanan yang semakin bagus kedepanya dan juga dengan keberhasilan e-goverment. Dengan begitu tentunya perubahan paradigma harus diimbangi dengan penyusunan perencanaan yang matang, dengan demikian tercipta keselarasan antara pemerintah dengan masyarakat. Dan menurut pandangan penulis kedua hal tersebut telah mampu dilakukan pemerintah guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Akan tetapi masyarakat juga selalu berkembang dari waktu ke waktu yang menuntut pemerintah untuk selalu menyediakan kebutuhan masyarakat secara baik dalam sistem e-goverment.

5. Dukungan dari Masyarakat

Penentu keberhasilan sebuah program yang dilakukan pemerintah bukan hanya tentang pemerintah itu sendiri, melainkan mencangkup aspek lainya, dalam hal ini penentu keberhasilan program e-goverment yang diadakan pemerintah juga sangat ditentukan oleh masyarakat. Masyarakat merupakan peranan penting bagi sistem e-goverment, yang berperan sebagai indikator kesuksesan dari kepuasan yang masyarakat berikan. Dengan demikian berarti bahwa kesuksesan sebuah program kerja pemerintah juga harus mendapat dukungan dari masyarakat. Kuncinya adalah kesinergian antara kedua pihak dimana saling membutuhkan dan 142 saling memenuhi, dengan demikian terjalin kerja sama yang sama-sama memberikan manfaat bagi setiap pihak. Sehingga antara masyarakat dengan pemerintah memiliki hubungan yang baik, dan dapat terwujud sebuah sistem pemerintahan yang kondusif. Antusias masyarakat dalam mendukung program pemerintah dapat kita lihat dari tahun 2008, saat itu sekelompok masyarakat mendeklarasikan sebuah forum yang diberi nama Forum Masyarakat IT Yogyakarta, pada saat pendeklarasian disaksikan dan disahkan oleh Hamengku Buwono X selaku Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta pada saat itu. Tujuan utama masyarakat ini adalah guna mendukung dan mensukseskan program pemerintah yang diberi nama Jogja Cyber Province, yang sebelumnya telah digagas pemerintah. Selain itu bentuk nyata dukungan dan apresiasi masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta ada pada pola hidup masyarakat. Jika kita amati, Jogja merupakan destinasi wisata yang sangat terkenal, baik manca atau dalam negeri. Jika kita kaji, hal ini terjadi karena keharmonisan antara tradisi dan moderenisasi berjalan beriringan saling menjaga. Masyarakat dapat berkembang mengimbangi kemajuan teknologi dan informasi e- goverment tapi disisi lain masyarakat masih memegang tradisi mereka yang dikenal sangat ramah tamah. Hal tersebut sangat jarang jika kita lihat di daerah atau negara lain, dimana masyarakat yang sudah mengenal moderenisasi biasanya akan mengalami perubahan bentuk sosial. Di Yogyakarta hal tersebut justru