Pengaruh Penerapan Electronic Government terhadap Kualitas Pelayanan Publik (Studi pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan)

(1)

i Skripsi

PENGARUH PENERAPAN ELECTRONIC GOVERNMENT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

(Studi pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan)

Oleh:

Maulida Arumdhani 100903045

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

i

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini diajukan untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh: Nama : Maulida Arumdhani

NIM : 100903045

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Pengaruh Penerapan Electronic Government terhadap Kualitas Pelayanan Publik (Studi pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan)

Medan, Juli 2014

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Drs. Kariono, M.Si

NIP. 196106191987011002 NIP. 196401081991021001 Drs. M. Husni Thamrin Nst, M.Si

Dekan FISIP USU

NIP. 196805251992031002 Prof. Dr. Badaruddin, M.Si


(3)

ii ABSTRAK

Pengaruh Penerapan Electronic Government terhadap Kualitas Pelayanan Publik

(Studi pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan)

Nama : Maulida Arumdhani

NIM : 100903045

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen : Ilmu Administrasi Negara Pembimbing : Drs. Kariono, M.Si

Penerapan teknologi informasi dan komunikasi pada sektor publik dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat mutlak diperlukan. Karena semakin dituntutnya pemerintah untuk melaksanakan tatanan pemerintahan dengan baik dan peningkatan kualitas pelayanan publik, hal tersebut menjadi pendorong pelaksanaan penerapan electronic government sebagai sistem yang memanfaatkan teknologi informasi pada instansi pemerintahan. Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik, electronic government perlu diterapkan pada setiap instansi pemerintah termasuk di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan electronic government, untuk mengetahui kualitas pelayanan publik, dan untuk mengetahui besarnya pengaruh penerapan electronic government terhadap kualitas pelayanan publik pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional dengan analisis data kuantitatif dan terdapat 50 sampel dalam penelitian ini yakni masyarakat yang datang ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk mengurus akta kelahiran.

Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa penerapan electronic government memiliki pengaruh yang kuat terhadap kualitas pelayanan publik pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan. Hal ini terbukti dari perhitungan dimana r = 0,688. Berdasarkan uji signifikan diperoleh nilai r sebesar 4,04 yang berarti terdapat pengaruh antara penerapan electronic government terhadap kualitas pelayanan publik dengan tingkat pengaruh sebesar 47%.


(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT untuk segala rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Electronic Government terhadap Kualitas Pelayanan Publik (Studi pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan).”Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Selama penyusunan skripsi ini, tidak terlepas dari dukungan kedua orangtua, Ismail dan Derhani Nasutionyang telah banyak memberikan dukungan baik moril maupun materil dan selalu mendoakan penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penyulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nst, M.Si, selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP, selaku sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dra. Kariono, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan waktu, pemikiran dan mengarahkan penulis selama proses penyusunan skripsi.

5. Seluruh dosen Departemen Ilmu Administrasi Negara.

6. Seluruh staf pegawai Departemen Ilmu Administrasi Negara yang telah membantu dalam pengurusan administrasi.

7. Ibu Adisti Maritadinda Admar, ST, selaku Kepala Sub Bagian Penyusunan Program, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan.

8. Bapak Arpian Saragih, S.Sos, M.Si, selaku Kepala Bidang Pengolahan Informasi Administrasi dan Pengendalian Kependudukan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan.


(5)

iv

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Medan, Juli 2014 Penulis


(6)

v DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Kerangka Teori... 6

1.5.1 Penerapan Electronic Government ... 7

1.5.1.1 Pengertian Penerapan (Implementasi)... 7

1.5.1.2 Pengertian Electronic Government ... 8

1.5.1.3 Tujuan dan Manfaat Penerapan Electronic Government ... 10

1.5.1.4 Jenis-jenis Pelayanan pada Electronic Government ... 13

1.5.1.5 Tipe-tipe Relasi Electronic Government ... 14

1.5.2 Pelayanan Publik ... 16

1.5.2.1 Pengertian Pelayanan Publik ... 16

1.5.2.2 Azas-azas Pelayanan Publik ... 17

1.5.3 Kualitas Pelayanan Publik ... 18

1.6 Penelitian Terdahulu ... 23

1.7 Kerangka Berfikir... 27

1.8Hipotesis ... 27

1.9Definisi Konsep ... 28

1.10 Definisi Operasional ... 29

1.11 Sistematika Penulisan... 31

BAB II METODE PENELITIAN ... 32

2.1 Bentuk Penelitian ... 32

2.2 Lokasi Penelitian ... 32

2.3 Populasi dan Sampel ... 32

2.3.1 Populasi ... 32


(7)

vi

2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 34

2.4.1 Teknik Pengumpulan Data Primer ... 34

2.4.2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder ... 35

2.5 Teknik Pengukuran Skor ... 35

2.6 Teknik Analisis Data ... 36

2.6.1 Uji Instrumen ... 36

2.6.2 Koefisien Korelasi Product Moment ... 38

2.6.3 Uji Regresi ... 39

2.6.4 Uji Signifikan ... 40

2.6.5 UjiAsumsi Klasik ... 41

2.6.6 Koefisien Determinasi ... 41

2.6.7 Teknik Analisis Deskriptif ... 42

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 43

3.1 Profil Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan... 43

3.2 Visi dan Misi ... 43

3.3 Struktur Organisasi ... 43

3.4 Tugas dan Fungsi ... 45

3.5 Sumber Daya Manusia ... 56

3.6 Sarana dan Prasarana ... 58

BAB IV PENYAJIAN DATA ... 61

4.1 Deskripsi Data Identitas Responden ... 61

4.2 Data Variabel Penelitian ... 63

4.2.1 Jawaban Responden tentang Penerapan Electronic Government ... 63

4.2.2 Jawaban Responden tentang Kualitas Pelayanan Publik ... 73

BAB V ANALISIS DATA ... 81

5.1 Klasifikasi Data ... 81

5.1.1 Penerapan Electronic Government ... 82

5.1.2 Kualitas Pelayanan Publik ... 83

5.2 Uji Instrumen ... 85

5.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Data ... 85

5.3 Koefisien Korelasi Product Moment ... 87

5.4 Uji Regresi ... 90

5.5 Uji Signifikan ... 90

5.6 Uji Asumsi Klasik ... 92

5.7 Koefisien Determinasi ... 93

5.8 Interpretasi Data ... 93

5.8.1 Penerapan Electronic Government ... 93

5.8.2 Kualitas Pelayanan Publik ... 97

5.8.3 Pengaruh Penerapan Electronic Government terhadap Kualitas Pelayanan Publik... 100


(8)

vii

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 103 6.1 Kesimpulan ... 103 6.2 Saran ... 104 DAFTAR PUSTAKA


(9)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Penelitian Terdahulu ... 23

Tabel 2 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 39

Tabel 3 Komposisi Pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan munurut Golongan ... 57

Tabel 4 Komposisi Pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan menurut Tingkat Pendidikan Formal ... 57

Tabel 5 Sarana dan Prasarana Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan ... 59

Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Umur ... 61

Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 62

Tabel 8 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Utama ... 63

Tabel 9 Distribusi Jawaban Responden tentang Informasi mengenai Pendaftaran Administrasi Sudah Tersedia ... 64

Tabel 10 Distribusi Jawaban Responden tentang Informasi Mudah Diakses Dimana Saja (Tidak Harus Datang ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil) ... 65

Tabel 11 Distribusi Jawaban Responden tentang Prosedur Pelayanan dalam Mengurus Dokumen Administrasi Sangat Mudah untuk Dipahami ... 66

Tabel 12 Distribusi Jawaban Responden tentang Tahapan dalam Proses Pelayanan Sudah Terpampang Secara Jelas di Ruang Pelayanan ... 67

Tabel 13 Distribusi Jawaban Responden tentang Informasi Persyaratan Administratif Sangat Jelas ... 67

Tabel 14 Distribusi Jawaban Responden tentang Rincian Biaya Pelayanan Diinformasikan dengan Sangat Jelas ... 68

Tabel 15 Distribusi Jawaban Responden tentang Biaya yang Dikeluarkan untuk Mengurus Dokumen Administrasi Sangat Terjangkau ... 69

Tabel 16 Distribusi Jawaban Responden tentang Petugas yang Selalu Berada di Tempatnya pada Waktu dan Jam Pelayanan ... 70

Tabel 17 Distribusi Jawaban Responden tentang Petugas Telah Mampu Bertanggung Jawab atas Penyelenggaraan Pelayanan .. 70

Tabel 18 Distribusi Jawaban Responden tentang Kepastian Jangka Waktu Penyelesaian Pelayanan Telah di Informasikan Secara Jelas ... 71

Tabel 19 Distribusi Jawaban Responden tentang Sarana dan Prasarana dalam Proses Pelayanan Sudah Cukup Memadai ... 72

Tabel 20 Distribusi Jawaban Responden tentang Pelayanan Dilaksanakan dengan Sederhana dalam Arti Prosedur/Tata Cara Pelayanan Dilaksanakan Secara Cepat dan Mudah ... 73

Tabel 21 Disribusi Jawaban Responden tentang Petugas Memberi Informasi yang Dibutuhkan ... 74

Tabel 22 Distribusi Jawaban Responden tentang Petugas Merespon dengan Cepat (Tanggap) atas Keluhan/Persoalan yang Disampaikan ... 75


(10)

ix

Tabel 23 Distribusi Jawaban Responden tentang Petugas Telah Mampu Mengerjakan Pekerjaannya Sesuai dengan Mutu

yang Diharapkan ... 75

Tabel 24 Distribusi Jawaban Responden tentang Pelayanan yang Diberikan dan Jumlah Pegawai Serta Kemampuannya Sudah Memadai ... 76

Tabel 25 Distribusi Jawaban Responden tentang Pelayanan Administrasi Kependudukan Telah Dilaksanakan dengan Akurat, dan Diterima dengan Benar dan Tepat ... 77

Tabel 26 Distribusi Jawaban Responden tentang Petugas Memberitahu Waktu yang Pasti dari Penyelesaian Setiap Tahapan Pengurusan ... 78

Tabel 27 Distribusi Jawaban Responden tentang Petugas Menyelesaikan Hasil Pelayanan Sesuai dengan Waktu yang Dijanjikan ... 78

Tabel 28 Distribusi Jawaban Responden tentang Waktu yang Diperlukan untuk Menyelesaikan Pelayanan Kependudukan Sudah Cukup Cepat ... 79

Tabel 29 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden tentang Penerapan Electronic Government ... 83

Tabel 30 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden tentang Kualitas Pelayanan Publik ... 84

Tabel 31 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X... 86

Tabel 32 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y... 86


(11)

x

DAFTAR GAMBAR


(12)

ii ABSTRAK

Pengaruh Penerapan Electronic Government terhadap Kualitas Pelayanan Publik

(Studi pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan)

Nama : Maulida Arumdhani

NIM : 100903045

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen : Ilmu Administrasi Negara Pembimbing : Drs. Kariono, M.Si

Penerapan teknologi informasi dan komunikasi pada sektor publik dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat mutlak diperlukan. Karena semakin dituntutnya pemerintah untuk melaksanakan tatanan pemerintahan dengan baik dan peningkatan kualitas pelayanan publik, hal tersebut menjadi pendorong pelaksanaan penerapan electronic government sebagai sistem yang memanfaatkan teknologi informasi pada instansi pemerintahan. Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik, electronic government perlu diterapkan pada setiap instansi pemerintah termasuk di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan electronic government, untuk mengetahui kualitas pelayanan publik, dan untuk mengetahui besarnya pengaruh penerapan electronic government terhadap kualitas pelayanan publik pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional dengan analisis data kuantitatif dan terdapat 50 sampel dalam penelitian ini yakni masyarakat yang datang ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk mengurus akta kelahiran.

Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa penerapan electronic government memiliki pengaruh yang kuat terhadap kualitas pelayanan publik pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan. Hal ini terbukti dari perhitungan dimana r = 0,688. Berdasarkan uji signifikan diperoleh nilai r sebesar 4,04 yang berarti terdapat pengaruh antara penerapan electronic government terhadap kualitas pelayanan publik dengan tingkat pengaruh sebesar 47%.


(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Globalisasi merupakan sebuah fenomena dimana negara-negara di dunia secara langsung maupun tidak langsung mengharapkan terjadinya sebuah interaksi antara masyarakat yang jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan saat-saat sebelumnya dalam Indrajit(2002:ix). Teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology/ICT)yang mendorong percepatan globalisasi dalam memperoleh akses informasi, akses pelayanan, dan juga akses kecepatan dan kemudahan dalam bertransaksi.Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi saat ini sudah semakin meluas. Hal tersebut merupakan dampak dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menghasilkan manfaat positif bagi kehidupan manusia dan memberikan banyak kemudahan, seperti kemudahan dalam berinteraksi dan memperoleh informasi.

Kesadaran akan pentingnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi juga diterapkan dalam sistem pemerintahan. Karena pada dasarnya mayoritas bentuk pelayanan pemerintah kepada masyarakat adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengumpulan, pengolahan, dan penyediaan berbagai data informasi, pengetahuan, maupun kebijakan beserta penyebarannya ke seluruh anggota masyarakat yang membutuhkan. Melalui pemanfaatan teknologi informasi pada instansi pemerintahan, masyarakat menginginkan pemerintahan yang bersih, transparan, efektif, efisien, dan akuntabel dalam penyelenggaraan


(14)

2 pemerintahan yang baik (good governance) dan peningkatan kualitas pelayanan publik.

Penerapan teknologi informasi dan komunikasi pada sektor publik dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat mutlak dibutuhkan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Bresford dalam Kaiman (2003:7) bahwa dalam globalisasi yang sudah bergulir, menuntut penggunaan teknologi informasi dan komunikasi tidak terkecuali pada birokrasi publik.

Seiring dengan perkembangan, fungsi pemerintahan ikut berkembang, dahulu fungsi pemerintah hanya membuat dan mempertahankan hukum, akan tetapi pemerintah tidak hanya melaksanakan undang-undang tetapi berfungsi juga untuk merealisasikan kehendak negara dan menyelenggarakan kepentingan umum (public service). Perubahan paradigma pemerintahan dari penguasa menjadi pelayanan, pada dasarnya pemerintah berkeinginan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat (dalam http:itjen-depdagri.go.id/article-23-pelayanan-publik-good-governance-amp-aaupb-dalam-diskresi.html

Semakin dituntutnya pemerintah untuk melaksanakan tatanan pemerintahannya dengan baik dan peningkatan kualitas pelayanan publik, hal tersebut menjadi pendorong pelaksanaan penerapan electronic government (e-gov) sebagai sistem yang memanfaatkan teknologi informasi pada instansi pemerintahan. Pemanfaatan atau pengembangan e-government merupakan upaya untuk mendukung kinerja pemerintah yang berbasis elektronika dalam rangka penyelenggaraan dan peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan dan penerapan e-governmentdilakukan


(15)

3 penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan instansi pemerintah khususnya instansi yang melaksanakan fungsi pelayanan publik, dengan berjalannya e-government ini maka diharapkan seluruh aktivitas organisasi pemerintah dapat dilaksanakan secara elektronik sehingga mempermudah fungsi kebijakan dan pelayanan, dalam pelaksanaannya konsep e-government ini merupakan tanggung jawab bersama, artinya bukan hanya pemerintah saja tetapi juga peran serta masyarakat (share goals).

Pelayanan di bidang kependudukan selalu mendapatkan respon dari masyarakat, adanya pelayanan yang lama membuat masyarakat menjadi pesimis dan tidak mau tahu terhadap pelayanan kependudukan, hal ini disebabkan oleh lamanya proses dari setiap pelayanan kependudukan dan biaya yang mahal disetiap pelayanan kependudukan.Untuk itu perlunya terobosan baru dalam pelayanan kependudukan guna memberikan pelayanan cepat dan murah sehingga masyarakat memberikan apresiasi yang positif. Hal ini dijawab dengan adanya pelayanan yang baru dengan menerapkan electronic govermentuntuk mendukung pelayanan administrasi kependudukan. Electronic government merupakan bentuk penerapan pelayanan publik yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi, sebagai media informasi dan sarana komunikasi interaktif antara pemerintah dengan pihak-pihak lain baik kelompok masyarakat, kalangan bisnis maupun antar sesama lembaga pemerintahan. Penerapan electronic government dimulai dari penyediaan informasi dan data-data berbasis komputer tentang pelaksanaanpenyelenggaraan pemerintahan danpembangunan sebagai bentuk wujudketerbukaan (transparancy) dalampelaksanaan pelayanan publik.


(16)

4 Penerapan e-government di Indonesia sesuai dengan Instruksi Presiden No 3 tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government, kebijakan tersebut menegaskan bahwa pemerintah harus mampu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan mengolah, mengelola, menyalurkan dan mendistribusikan informasi dan pelayanan publik.Oleh karena itu, e-government wajib diperkenalkan dan diterapkan di instansi-instansi pemerintahan termasuk di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan.

Penerapanelectronic governmentdalam pelayanan publik telah menjadi kebutuhan sekaligus tuntutan publik yang menginginkan informasi secara akurat, transparan serta akuntabel.Mengingat pentingnya penerapan e-government dalam pelayanan publik, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Penerapan Electronic Government terhadap Kualitas Pelayanan Publik (Studi pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan). 1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang diatas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. “Bagaimana penerapan electronic government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan?”

2. “Bagaimana kualitas pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan?”


(17)

5 3. “Seberapa besar pengaruh penerapan electronic government terhadap kualitas pelayanan publik dalam pengurusan akta kelahiran pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas yaitu:

1. Untuk mengetahui penerapan electronic government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan.

2. Untuk mengetahui kualitas pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan.

3. Untuk mengetahui besarnyapengaruh penerapan electronic government terhadap kualitas pelayanan publik dalam pengurusan aktakelahiran pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan hasil penelitian yang dilakukan. Manfaat penelitian yang dimaksud mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Manfaat secara ilmiah

Sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah, sistematis, bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan dan menuliskan karya ilmiah di lapangan berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara.


(18)

6 2. Manfaat secara praktis

Diharapkan dapat memberikan informasi dan pemahaman mengenai penerapan electronic government terhadap kualitas pelayanan publik. 3. Manfaat secara akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kepustakaan sehingga dapat menambah bahan kajian perbandingan bagi yang tertarik dalam bidang ini.

1.5 Kerangka Teori

Kerangka teori diperlukan dalam rangka memberikan landasan berpikir dalam menyoroti atau memecahkan masalah. Menurut Kerlinger dalam Singarimbun(2008:37) teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep.

Teori dapat digunakan sebagai bahan landasan atau dasar berfikir dalam memecahkan atau menyelesaikan suatu masalah dimana teori dapat membantu peneliti sebagai bahan referensi atau pendukung. Oleh karena itu, kerangka teori diharapkan dapat memberikan dukungan pemahaman untuk peneliti dalam memahami masalah yang sedang diteliti.


(19)

7 1.5.1 Penerapan Electronic Government

1.5.1.1 Pengertian Penerapan (Implementasi)

Implementasi atau penerapan dari suatu kebijakan merupakan kegiatan yang penting dari keseluruhan proses kebijakan. Suatu program kebijakan harus diimplementasikan agar mempunyai dampak atau tujuan yang diinginkan. Implementasi mengatur kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penempatan suatu program ke dalam tujuan kebijakan yang diinginkan. Tanpa suatu implementasi maka suatu kebijakan yang telah dirumuskan akan menjadi sia-sia.

Tangkilisan dalam bukunya yang berjudul Kebijakan Publik yang Membumi (2003:9) mengartikan Implementasi sebagai perisitiwa yang berhubungan dengan apa yang terjadi setelah perundang-undangan ditetapkan dengan memberikan otoritas pada suatu kebijakan dengan membentuk output yang jelas dan dapat diukur.

Menurut Pressman dan Wildavsky dalam Tangkilisan (2003:17) mengartikan implementasi sebagai proses interaksi antara tujuan dengan tindakan untuk mencapai tujuan tersebut, atau kemampuan untuk menghubungkan antara yang diinginkan dengan cara untuk mencapainya.

Implementasi atau pelaksanaan menurut Van Master dan Van Horn dalam Wahab (1990:51) adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah/swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dan digariskan dalam keputusan kebijaksanaan.


(20)

8 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa implementasi yaitu suatu proses untuk menerapkan kebijakan yang ada untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan kebijakan tersebut.

1.5.1.2 Pengertian Electronic Government

Electronic government sering disebut e-gov, digital government, online government atau dalam konteks tertentu transformational governmentsecara mudah dapat diartikan sebagai tata cara pemerintahan secara elektronis. Sedangkan dalam arti luas, E-government adalah pemanfaatan teknologi informasi dan instansi pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.E-government adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. E-government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses kepemerintahan yang demokratis (www.e-pemerintah.com).

Dalam Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-government, yang dimaksud e-government adalah penyelenggaraan pemerintahan berbasis elektronik (teknologi informasi dan komunikasi) untuk meningkatkan kinerja pemerintah dalam hubungannya dengan masyarakat, komunitas bisnis, dan kelompok terkait lainnya menuju good governance.


(21)

9 Bank Dunia (World Bank) mendefinisikane-governmentdalam Indrajit (2002:3) sebagai berikut:

” E-government refers to the use by government agencies of information technologies that have the ability to transform relations with citizens, businesses, and other arms of government. These technologies can serve a variety of different ends: better delivery of government services to citizens, improved interactions with business and industry, citizen empowerment through access to information, or more efficient government management. The resulting benefits can be less corruption, increased transparency, greater convenience, revenue growth, and/or cost reductions.”

(e-government mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh instansi pemerintah yang memiliki kemampuan untuk mengubah hubungan dengan warga negara, bisnis, dan unit lain dari pemerintah. Teknologi yang digunakan ini dapat melayani sebuah keragaman yang berbeda yaitu pemberian pelayanan pada warga negara yang lebih baik, meningkatkan interaksi dengan dunia bisnis dan industri, pemberdayaan masyarakat melalui akses terhadap informasi, atau manajemen pemerintah yang lebih efisien. Hasil yang didapat yaitu korupsi yang berkurang, transparansi yang meningkat, kenyamanan yang lebih besar, peningkatan penerimaan negara, dan/atau pengurangan biaya).

Menurut Kementrian Komunikasi dan Informasi dalam Keputusan Menteri Komunikasi dan Informasi No.57 Tahun 2003 Tentang Panduan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government, e-government adalah aplikasi teknologi informasi yang berbasis internet dan perangkat digital lainnya yang dikelola oleh pemerintah ke masyarakat, mitra bisnis, pegawai, badan usaha, dan lembaga-lembaga lainnya secara online.

Weerakkody dan Dhillon sebagaimana dikutip dalam skripsi Citra Anisa tahun 2011 mendefinisikan e-government sebagai perubahan pada proses internal dan eksternal pemerintah dengan menggunakan teknologi informasi dan


(22)

10 komunikasi untuk menyediakan pelayanan pada warga neagara, bisnis, dan pemegang kepentingan yang efisien dan fokus kepada pelanggan.

James L Yong sebagaimana dikutip dalam skripsi Citra Anisa tahun 2011 mendefinisikan e-government sebagai:

“....E-Government as the government’s use of technology, in particular, we based internet applications to enchance access and delivery of government services to citizens, business partners, employees and other government entities”. (E-Government merupakan penggunaan teknologi oleh pemerintah khususnya penggunaan aplikasi berbasis web untuk meningkatkan akses dan pemberian layanan pemerintah kepada warga negara, mitra bisnis, pegawai atau karyawan, dan badan pemerintah lainnya).

Dari berbagai definisi e-government diatas, maka dapat disimpulkan bahwa e-government berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh pemerintah dalam pelayanan publik untuk penyelengaraan pemerintahan lebih efisien dan efektif.

1.5.1.3 Tujuan dan Manfaat Penerapan Electronic Government

Konsep e-government diterapkan dengan tujuan bahwa hubungan pemerintah baik dengan masyarakatnya maupun dengan pelaku bisnis dapat berlangsung secara efisien, efektif dan ekonomis. Hal ini diperlukan mengingat dinamisnya gerak masyarakat pada saat ini, sehingga pemerintah harus dapat menyesuaikan fungsinya dalam negara, agar masyarakat dapat menikmati haknya dan menjalankan kewajibannya dengan nyaman dan aman.

Tujuan electronic government adalah untuk meningkatkan akses warga negara terhadap jasa-jasa pelayanan publik pemerintah, meningkatkan akses masyarakat ke sumber-sumber informasi yang dimiliki pemerintah, menangani


(23)

11 keluhan masyarakat dan juga persamaan kualitas layanan yang bisa dinikmati oleh seluruh warga negara. Dalam instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijaan dan Strategi Nasional Pengembangan Electronic Government, dimana dalam hal ini electronic government diarahkan untuk mencapai 4 (empat) tujuan antara lain:

1. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang memiliki kualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat secara luas serta dapat terjangkau di seluruh wilayah pada setiap saat, tanpa dibatasi oleh waktu dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat.

2. Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk meningkatkan perkembangan perekonomian nasional dan mempercepat kemampuan menghadapi perubahan dan persaingan perdagangan internasional.

3. Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi dengan lembaga-lembaga negara serta penyediaan fasilitas dialog publik bagi masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam perumusan kebijakan negara.

4. Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efisien serta memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga pemerintah dan pemerintah daerah otonom.


(24)

12 Menurut Indrajit (2002:5) adapun manfaat yang diperoleh dengan diterapkannya konsep e-government bagi suatu negara, antara lain:

1. Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya (masyarakat, kalangan bisnis, dan industri) terutama dalam hal kinerja efektivitas dan efisiensi di berbagai bidang kehidupan bernegara.

2. Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah dalam rangka penerapan konsep Good Corporate Governance.

3. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi,relasi, dan interaksi yang dikeluarkan pemerintah maupun stakeholder-rnya untuk keperluan aktivitas sehari-hari.

4. Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak berkepentingan.

5. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara tepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan global dan trend yang ada.

6. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis.


(25)

13 Sedangkan menurut Tjahjantodalam Salam(2004:254), manfaat terpenting dari implementasi e-government adalah terwujudnya pemerintahan yang lebih bertanggung jawab (accountable) bagi warganya. Selain itu, akan lebih banyak masyarakat yang bisa mengakses informasi, pemerintahan juga lebih efisien dan efektif, serta akan tercipta layanan pemerintahan yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat.Diharapkan dengan pemanfaatan yang lebih baik atas sumber daya, proses dan teknologi informasi bisa terjadi pula pemerintahan yang lebih baik.

1.5.1.4 Jenis-jenis Pelayanan pada Electronic Government

Jenis-jenis pelayanan pada e-government dalam Indrajit (2002:30) adalah sebagai berikut:

1. Publish, dimana terjadi komunikasi satu arah antara pemerintah mempublikasikan berbagai data dan informasi yang dimilikinya untuk dapat secara langsung dan bebas diakses oleh masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan melalui internet. Kanal akses yang digunakan yaitu komputer atau handphone melalui medium internet. Alat-alat tersebut dapat digunakan untuk mengakses situs (website) departemen atau divisi terkait dimana kemudian user dapat melakukan browsing (melalui link yang ada) terhadap data atau informasi yang dibutuhkan. Contohnya masyarakat dapat melihat dan mendownload berbagai produk undang-undang maupun peraturan pemerintah yang ditetapkan oleh lembaga legislatif, eksekutif, maupun yudikatif.


(26)

14 2. Interact, dimana telah terjadi komunikasi dua arah antara pemerintah

dengan mereka yang berkepentingan. Aplikasi yang digunakan ada dua yaitu dalam bentuk portal dimana situs terkait menyediakan fasilitas searching seperti pada jenis publish, dan dalam bentuk fasilitas untuk diskusi secara langsung melalui chatting, tele-conference, dan web-TV maupun secara tidak langsung melalui email, newsletter, dan mailing list. Contohnya departemen-departemen di pemerintahan dapat melakukanwawancara melalui chatting atau email dalam proses perekrutan calon-calon pegawai negeri baru.

3. Transact, dimana terjadi komunikasi dua arah dan disertai dengan terjadinya transaksi yang berhubungan dengan perpindahan uang dari satu pihak ke pihak lainnya dan masyarakat harus membayar jasa pelayanan yang diberikan pemerintah atau mitra kerjanya. Contohnya masyarakat dapat mengurus permohonan memperoleh KTP baru atau memperpanjangnya melalui internet.

1.5.1.5Tipe-tipe Relasi Electronic Government

Disebutkan dalam Indrajit (2002:41) terdapat tiga tipe relasi e-governmentadalah sebagai berikut:

1. Government to Citizen (G2C), dimana pemerintahan membangunan dan menerapkan berbagai portofolio teknologi informasi melalui kanal-kanal akses yang beragam agar masyarakat dapat dengan mudah menjangkau pemerintahannya untuk pemenuhan berbagai kebutuhan pelayanan sehari-hari. Contohnya Departemen Agama membuka situs


(27)

15 pendaftaran bagi mereka yang berniat untuk melangsungkan ibadah haji di tahun-tahun tertentu sehingga pemerintahan dapat mempersiapkan kuota haji dan bentuk pelayanan perjalanan yang sesuai.

2. Government to Business (G2B), dimana pemerintahan membangun relasi yang baik dengan kalangan bisnis dengan menyediakan aplikasi situs yang berisi data dan informasi yang dapat diakses dengan mudah oleh kalangan bisnis sehingga dapat memperlancar para praktisi bisnis dalam menjalankan aplikasi berbasis web untuk menghitung besarnya pajak yang harus dibayarkan ke pemerintahan dan melakukan pembayaran melalui internet.

3. Government to Government (G2G), dimana pemerintah membangun suatu aplikasi sehingga pemerintah dalam suatu negara dapat berinteraksi dengan pemerintah negara lain. Contohnya hubungan administrasi antara kantor-kantor pemerintahan setempat dengan sejumlah kedutaan-kedutaan besar atau konsulat jenderal untuk membantu penyedian data dan informasi akurat yang dibutuhkan oleh para warga negara asing yang berada di tanah air.

4. Government to Employees (G2E), dimana aplikasi ini diperuntukan untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan para pegawai negeri atau karyawan pemerintahan yang bekerja di sejumlah institusi sebagai pelayan masyarakat. Contohnya sistem asuransi kesehatan dan pendidikan bagi para pegawai pemerintahan yang telah terintegrasi


(28)

16 dengan lembaga-lembaga kesehatan (rumah sakit, poliklinik, apotek, dan lain-lain) dan institusi-institusi pendidikan (sekolah, perguruan tinggi, kejuruan, dan lain-lain).

1.5.2 Pelayanan Publik

1.5.2.1 Pengertian Pelayanan Publik

Pelayanan publik (public service) menjadi ujung tombak interaksi antara masyarakat dengan pemerintahdan merupakan suatu keharusan bagi pemerintahan untuk melayani warga negaranya. Kinerja birokrasi dapat dinilai, salah satunya, dengan melihat sejauh mana kualitas pelayanan publik.

Pelayanan publik diibaratkan sebagai sebuah proses, dimana ada orang yang dilayani, melayani, dan jenis dari pelayanan yang diberikan. Sehingga kiranya pelayanan publik memuat hal-hal yang substansial yang berbeda dengan pelayanan yang diberikan swasta. Menurut Dwiyanto (2010:6) pelayanan publik adalah pelayanan yang diberikan oleh pemerintah dalam rangka memenuhi segala kebutuhan masyarakat, sehingga dapat dibedakan dengan pelayanan yang diberikan oleh swasta.

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.63 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Publik, pelayanan publik adalah segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, daerah, dalam bentuk barang atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.


(29)

17 Menurut Sinambela (2010:5) pelayanan publik juga diartikan sebagai pemberi layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.

Menurut Ainur (2008:3) pelayanan publik adalah suatu pelayanan atau pemberian terhadap masyarakat yang berupa penggunaan fasilitas-fasilitas umum, baik jasa maupun non jasa, yang dilakukan oleh organisasi publik dalam hal ini adalah suatu pemerintahan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik (public service) adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak dasar setiap warga negara atas suatu barang, jasa dan atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan dalam hal ini pemerintah yang terkait dengan kepentingan publik.

1.5.2.2 Azas-azas Pelayanan Publik

Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan publik yang professional. Azas-azas pelayanan publik menurut Sinambela (2010:6) tercermin dari:

1. Transparansi

Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.


(30)

18 2. Akuntabilitas

Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Kondisional

Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efesiensi dan efektivitas.

4. Partisipatif

Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

5. Keamanan hak

Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, agama, ras, golongan, gender, dan status ekonomi.

6. Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.

1.5.3Kualitas Pelayanan Publik

Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Kinerja pelayanan publik akan menyentuh masalah kualitas layanan yang diberikan oleh organisasi publik pada masyarakat sebagai pelanggan. Kualitas pelayanan umumnya berfokus pada masyarakat, sehingga produk pelayanan


(31)

19 didesain, diproduksi serta diberikan untuk memenuhi keinginan dan kepuasan pelanggan.

Tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan dan sesuai dengan keinginan masyarakat atau pelayanan pada umumnya. Untuk mencapai hal ini diperlukan kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat. Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan.

Kualitas pelayanan berhasil dibangun apabila yang diberikan kepada masyarakat atau pelanggan mendapatkan pengakuan dari pihak-pihak yang dilayani. Pengakuan ini bukan dari aparatur tetapi dari masyarakat/pelanggan. Dengan adanya tata cara pelayanan yang jelas dan terbuka, maka masyarakat dalam pengurusan kepentingan dapat dengan mudah mengetahui prosedur ataupun tata cara pelayanan yang harus dilalui. Sehigga pelayanan itu sendiri akan dapat memuaskan masyarakat.

Menurut Zheitaml ada lima dimensi yang sangat penting diperhatikan dalam mengukur pelayanan yang berkualitas yaitu:

1. Bukti Langsung (Tangibility)

Dapat berupa tampilan fisik, peralatan, penggunaan alat bantu yang dimiliki pemberi layanan. Hal ini sangat penting sekali mengingat masyarakat akan merasa lebih nyaman berada dalam sarana fisik yang bersih, rapi dan nyaman serta mudah dalam mengidentifikasi antara pembeli pelayanan dengan orang lain.


(32)

20 2. Kendala (Reability)

Kesesuaian antara kenyataan pelayanan yang diberikan dengan pelayanan yang dijanjikan. Hal ini penting karena akan mempengaruhi perencanaan usaha dan kepastian dari masyarakat dalam mendapatkan pelayanan. 3. Daya Tanggap (Responsiveness)

Kemampuan dalam pemberian pelayanan secara tepat dan cepat. Pemberi layanan harus bertanggung jawab dalam memberikan penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi masyarakat.

4. Jaminan (Assurance)

Keahlian yang diperlukan dalam memberikan pelayanan sehingga pelanggan atau masyarakat merasa terbebas dari resiko atau kerugian karena gagalnya pelayanan.

5. Empati (Empathy)

Adanya kedekatan dan pemahaman baik antara pemberi pelayanan dengan masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan memuat akses komunikasi yang dapat memudahkan komunikasi antar pemberi pelayanan dapat mengenal masyarakat dengan baik dan keinginan masyarakat dalam proses pelayanan dapat dimengerti.

Tingkat kepuasan masyarakat dapat diketahui dengan mengukur indeks kepuasan masyarakat. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan berupa Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah, disebutkan bahwa Indeks Kepuasan Masyarakat


(33)

21 (IKM) adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggaraan pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya.

Menurut Keputusan MenPAN tersebut terdapat 14 unsur yang relevan, valid, dan terpercaya sebagai unsur minimal yang harus ada sebagai dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat yaitu sebagai berikut:

1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan keapada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.

2. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.

3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan.

4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.

6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat.


(34)

22 7. Kecepatan pelayanan, yaitu terget waktu pelayanan dapat diselesaikan

dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan. 8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan

tidak membedakan golonga/status masyarakat yang dilayani.

9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati.

10.Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya baiya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.

11.Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan.

12.Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

13.Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan.

14.Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.


(35)

23 1.6 Penelitian Terdahulu

Tabel 1

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Jenis Hasil

1. Hilda Erwina Simatupang (2011) Penerapan Electronic Government dalam Pelayanan Publik Pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Belawan

Skripsi Hasil dari penelitian ini adalah bahwa penerapan Electronic Government dalam pelayanan publik pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Belawan sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari aspek sumber daya manusia dan fasilitas yang sudah memadai guna mendukung penerapan e-Government

dalam pelayanan kepabeanan dan cukai.

Penerapan e-Government memberikan pelayanan yang efisien, efektif, ekonomis dan transparan. Namun masih terdapat kekurangan terutama dalam hal sosialisasi dan pelatihan baik kepada para pengusaha maupun para pegawai. Oleh sebab itu, perlu adanya pelatihan kepada para

pegawai guna meningkatkan kualitas

pelayanan dan sosialisasi kepada para pengusaha untuk dapat berpartisipasi lagi dalam menggunakan pelayanan dengan sistem online.


(36)

24 2. Citra Annisa

(2011)

Implementasi E-Government

melalui Bursa Kerja On-Line pada Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Skripsi Hasil dari penelitian ini adalah implementasi e-government melalui Bursa Kerja Online dalam komunikasi antara pemerintah pusat ke pemerintah daerah sudah baik dengan pola hubungan yang bersifat langsung dan lancar, namun komunikasi antara pemerintah kepada perusahaan dan masyarakat masih buruk.

Sumber daya yang ada dalam implementasi kebijakan ini masih kurang baik dari segi staf, kewenangan, informasi, fasilitas dalam mencapai tujuan e-government secara maksimal. Struktur

birokrasi dalam implementasi

e-government secara nyata berjalan baik dan tidak ditemukan kondisi yang menghambat pelayanan dalam penempatan pekerjaan melalui Bursa Kerja Online.

3. Dewi

Kurniasih, dkk (2013) Pengaruh Implementasi Kebijakan Electronic Government terhadap Kinerja Aparatur Kota Cimahi

Jurnal Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan e-government terbukti berpengaruh signifikan terhadap kinerja aparatur pemerintah di Kota Cimahi. Implementasi kebijakan e-government memberikan pengaruh sebesar 54,85 % terhadap

perubahan kinerja aparatur pemerintah di Kota Cimahi. Meskipun tidak terlalu besar, namun


(37)

25 implementasi kebijakan e-government merupakan salah satu faktor yang

dominan dalam menentukan perubahan

kinerja aparatur pemerintah di Kota Cimahi.

4. Nia

Karniawati

dan Romi Rahmadani

Analisis Kebijakan

Penerapan E-Government Melalui Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (Simpeg)

(Suatu Studi Pada Biro

Kepegawaian Sekretariat

Daerah Provinsi Jawa Barat)

Jurnal Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pertama, kondisi data infrastruktur dalam kebijakan penerapan

e-Government melalui SIMPEG di Biro Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa

Barat, belum dilaksanakan secara

optimal. Kedua, ketersediaan dasar hukum

dalam kebijakan penerapan e-Government

melalui SIMPEG di Biro Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat telah ada, baik aturan dari pusat maupun didaerah. Ketiga, koordinasi antar instansi

dalam kebijakan penerapan e-Government

melalui SIMPEG di Biro Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat, sudah cukup baik. Keempat, ketersediaan aparatur dalam kebijakan penerapan e-Government melalui SIMPEG di Biro Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat, sudah cukup memadai apabila hanya dijadikan sebagai user


(38)

26 ketersediaan sarana teknologi dalam kebijakan penerapan

e-Government melalui SIMPEG di Biro Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat. Sudah memadai dan layak untuk dipergunakan. Keenam,

Strategi pemikiran pemimpin dalam hal ini Kepala Sub Bagian Data dan Informasi Biro Kepegawaian Provinsi Jawa Barat sudah cukup optimal.

5. Mindouli Hutajulu (2012) Pengaruh Electronic Government terhadap Efektivitas

Pelayanan Publik (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia)

Skripsi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa electronic government memiliki pengaruh yang cukup tinggi (sedang) terhadap efektivitas pelayanan publik pada KPP Pratama Medan Polonia. Hal ini terbukti dari perhitungan dimana r = 0,495. Berdasarkan uji hipotesis diperoleh nilai r positif sebesar 4,699 yang berarti terdapat pengaruh signifikan antara electronic government terhadap efektivitas pelayanan publik dengan tingkat pengaruh sebesar 24,5%. Sumber: Diolah Oleh Peneliti, 2014


(39)

27 1.7 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Sugiyono, 2008:91). Adapun yang menjadi kerangka berfikir dalam penelitian ini disusun ke dalam gambar sebagai berikut:

Penerapan Electronic Government (X)

Kualitas Pelayanan Publik (Y)

a.Transparansi pelayanan

b.Akuntabilitas pelayanan

a. Prosedur pelayanan b. Persyaratan pelayanan c. Kemampuan petugas d. Kejelasan petugas e. Akurasi pelayanan

f. Kepastian jadwal pelayanan g. Kecepatan pelayanan

1.8 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2008:96)hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data dan harus diuji kebenarannya melalui pengujian hipotesis.


(40)

28 Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Hipotesis Kerja (Ha)

“Terdapat pengaruh antara penerapan electronic government terhadap kualitas pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan.” 2. Hipotesis Nol (Ho)

“Tidak terdapat pengaruh antara penerapan electronic government terhadap kualitas pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan.”

1.9 Definisi Konsep

Dalam Singarimbun (2008:34) konsep diartikan sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Tujuan diperlukannya konsep adalah untuk mendapatkan pembatasan yang jelas dari variabel yang akan diteliti. Adapun defenisi konsep dalam penelitian ini adalah:

1. Penerapan (implementasi) adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu, pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan agar tercapainya tujuan yang diinginkan.

2. Electronic Government adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan publik dan mewujudkan pelayanan publik yang efisien, efektif, transparan, dan partisipatif.


(41)

29 3. Kualitas pelayanan publik adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan di pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara/Daerah dalam bentuk barang dan atau jasa, untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.

1.10 Definisi Operasional

Menurut Singarimbun (2008:46) definisi operasional adalah unsur-unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana mengukur suatu variabel, sehingga dengan pengukuran ini dapat diketahui indikator-indikator apa saja yang mendukung penganalisaan dari variabel-variabel tersebut.

1. Variabel Bebas (X) dalam penelitian ini adalah Penerapan Electronic Government yang dapat diukur dengan indikator-indikator sebagai berikut:

a. Transparansi pelayanan, merupakan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang bersifat terbuka bagi masyarakat dari proses kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan/pengendaliannya, serta mudah diakses oleh semua pihak yang membutuhkan informasi.

b. Akuntabilitas pelayanan, setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertangungjawabkan, baik kepada publik maupun kepada atasan/pimpinan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(42)

30 2. Variabel Terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Kualitas Pelayanan Publik. Adapun indikator untuk mengukur kualitas pelayanan publik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.

b. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.

c. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat.

d. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan.

e. Akurasi pelayanan, yaitu produk pelayanan diterima oleh pelanggan benar dan tepat serta sah.

f. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

g. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.


(43)

31 1.11 Sistematika Penulisan

BAB I :PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, penelitian terdahulu, kerangka berfikir, hipotesis,defenisi konsep, definisi operasional, dan sistematika penulisan.

BAB II :METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB III :DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisi gambaran umum tentang objek atau lokasi penelitian yang relevan dengan topik penelitian.

BAB IV :PENYAJIAN DATA

Bab ini berisi hasil data yang diperoleh dari lapangan dan atau berupa dokumen yang akan dianalisis.

BAB V :ANALISIS DATA

Bab ini berisi tentang uraian data-data yang diperoleh setelah melaksanakan penelitian.

BAB VI :PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang dilakukan.


(44)

32 BAB II

METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan analisis data kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) yang menggunakan rumus statistik. Dengan metode ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan fakta yang diperoleh di lapangan.

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan, Jalan Iskandar Muda No. 270, Medan.

2.3 Populasi dan Sampel 2.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2008:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang sedang berada di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medandan sedang menggunakan jasa layanan kependudukan dalam satu hari. Berdasarkan data dari pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil bagian Bidang Catatan Sipil jumlah rata-ratamasyarakat yang datang untuk mengurus akta kelahiran yaitu sebanyak 100 orang. Karena jumlah populasi


(45)

33 yang terlalu banyak sehingga tidak memungkinkan untuk diteliti seluruhnya, maka penelitian ini diteliti dengan sampel.

2.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya, dengan kata lain sampel adalah bagian dari populasi (Singarimbun, 2008:152).Pengambilan sebagian itu dimaksudkan sebagai representatif dari seluruh populasi, sehingga kesimpulan juga berlaku bagi keseluruhan populasi.

Untuk mengetahui jumlah sampel yang diambil maka digunakan rumus Slovin, yaitu:

�= �

1+�()2 Keterangan:

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.

Dalam penelitian ini terdapat jumlah populasi yang cukup besar maka jumlah kesalahan yang mungkin terjadi juga cukup besar. Dengan pertimbangan tersebut maka peneliti menggunakan taraf kepercayaan sebesar 90% dan taraf kesalahan yang dapat diterima sebesar 10% (e=0,1)

Maka dalam penelitian ini jumlah sampel yang diperoleh adalah:

� = 100

1+100(0,1)2

�= 50

Dengan demikian sampel yang digunakan oleh peneliti berjumlah 50 orang. Sampel yang diambil adalah masyarakat yang datang ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk mengurus akta kelahiran.


(46)

34 Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah dengan metode accidental sampling, yaitu jumlah sampelnya ditetapkan terlebih dahulu sesuai dengan tujuan penelitian dan diambil sampelnya secara acak. Penggunaan accidental sampling dikarenakan untuk mempermudah dan mempercepat pengumpulan sampel.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua macam teknik pengumpulan data menurut klasifikasi dan jenis sumbernya, yaitu:

2.4.1 Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik ini dilakukan melalui:

a. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengancara menyebarkan daftar pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti yang bertujuan memperoleh informasi yang relevan serta informasi yang dibutuhkan diperoleh secara serentak yang dilengkapi dengan alternatif jawaban yang tersedia. b. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengancara melakukan

pengamatan langsung terhadap objek penelitian kemudian mencatat gejala-gejala yang ditemukan di lapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.


(47)

35 2.4.2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengumpulan kepustakaan yang dapat mendukung data primer. Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai berikut:

a. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian yang relevan dengan objek penelitian.

b. Studi Kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang berkompetensi serta memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

2.5 Teknik Pengukuran Skor

Untuk membantu dalam menganalisa data, maka penelitian ini menggunakan teknik penentuan skor. Teknik pengukuran skor yang digunakan adalah memakai skala ordinal untuk menilai jawaban kuesioner responden.

Adapun skor yang ditentukan untuk setiap pertanyaan adalah: a. Untuk alternatif jawaban A diberi skor 5

b. Untuk alternatif jawaban B diberi skor 4 c. Untuk alternatif jawaban C diberi skor 3 d. Untuk alternatif jawaban D diberi skor 2 e. Untuk alternatif jawaban E diberi skor 1


(48)

36 Untuk mengetahui kategori jawaban responden dari masing-masing variabel tergolong tinggi, sedang atau rendah maka terlebih dahulu ditentukan skala intervalnya dengan cara sebagai berikut:

Skor tertinggi-skor terendah Banyaknya bilangan Maka, diperoleh angka 5-1/5= 0,8

Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing-masing variabel yaitu:

1. Skor untuk kategori sangat tinggi : 4,21-5,00 2. Skor untuk kategori tinggi : 3,41-4,20 3. Skor untuk kategori sedang : 2,61-3,40 4. Skor untuk kategori rendah : 1,81-2,60 5. Skor untuk kategori sangat rendah : 1,00-1,80 2.6 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau seluruh sumber data lain terkumpul (Sugiyono, 2008). Teknik analisis data yang digunakan peneliti merupakan teknik analisis data kuantitatif, yaitu analisis yang digunakan untuk menguji hubungan atau pengaruh antara variabel Penerapan Electronic Government (X) dengan variabel Kualitas Pelayanan Publik (Y).

2.6.1 Uji Instrumen

Sebelum melakukan pengambilan data melalui kuesioner, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan realibilitas terhadap daftar pertanyaan yang digunakan.


(49)

37 1. Uji Validitas

Suatu alat ukur penelitian khususnya dalam pengumpulan data kuantitatif mengenai objek penelitian haruslah memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Diantaranya terdapat dua kriteria yang mutlak dipenuhi, yakni reliabel dan valid.Hal ini dimaksudkan agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dipercaya dalam hasil pengukurannya untuk tujuan penelitian.Uji validitas dimaksudkan untuk menilai sejauhmana suatu alat ukur diyakini dapat dipakai sebagai alat untuk mengukur item-item pertanyaan/pernyataan kuesioner dalam penelitian. Teknik yang digunakan untuk mengukur validitas butir pertanyaan/pernyataan kuesioner adalah Korelasi Product Moment dari Karl Pearson (validitas isi/content validity) dengan cara mengkorelasikan masing-masing item pertanyaan/pernyataan kuesioner dan totalnya, selanjutnya membandingkan r table dengan r hitung.

Menurut Ghazali (2005:42) adapun kriteria penilaian uji validitas adalah:

a. Apabila r hitung > r table, maka item kuesioner valid. b. Apabila r hitung < r table, maka item kuesioner tidak valid. 2. Uji Reliabilitas

Sebuah instrumen dan data yang dihasilkan disebut reliable atau terpercaya apabila instrumen tersebut secara konsisten memunculkan hasil yang sama setiap kali pengukuran. Pengujian reliabilitas digunakan untuk melihat reliabilitas masing-masing instrument yang digunakan


(50)

38 dengan koefisienAlpha Cronbach. Menurut Nunnally dalam Ghozali (2005:43) dinyatakan bahwa “suatu konstruk atau variable dikatakan reliable jika memberikan nilai Alpha Cronbach lebih dari 0,6”.

2.6.2 Koefisien Korelasi Product Moment

Menurut Sugiyono (2008:193) koefisien korelasi product moment digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan besar kecilnya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Perhitungannya dengan menggunakan rumus:

rxy =

{

2

}{

2

}

) ( . ) ( . ) )( ( . 2

2 Χ Υ Υ

Χ Υ Χ ΧΥ Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ N N N

rxy = angka indeks koefisien korelasi product moment

∑� = jumlah skor y ∑� = jumlah skor x N = sampel

∑xy = jumlah hasil kali antara x dan y

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas dapat memberikan tiga kemungkinan mengenai hubungan antara kedua variabel, yaitu:

1. Nilai r yangpositif menunjukkan hubungan kedua variabel positif, artinya kenaikan nilai variabel yang satu diikuti oleh nilai variabel yang lain.

2. Nilai r yang negatif menunjukkan hubungan kedua variabel negatif, artinya menurunnya nilai variabel yang satu diikuti dengan meningkatnya nilai variabel yang lain.

3. Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel tidak mempunyai hubungan, artinya variabel yang satu tetap meskipun yang lainnya berubah.


(51)

39 Menurut Sugiyono (2008:214) untuk mengetahui adanya hubungan yang kuat, sedang atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau interpretasi angka

Tabel 2

Pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2008:214)

2.6.3 Uji Regresi

Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y), atau dalam artian ada variabel yang mempengaruhi dan ada variabel yang dipengaruhi. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Dengan kata lain, regresi linier sederhana adalah koefisien yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada variabel Y jika variabel X berubah 1 satuan. Analisis regresi linier ini banyak digunakan untuk uji pengaruh antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).


(52)

40 Analisis Regresi Linear Sederhana dengan persamaan sebagai berikut:

�′ =�+��

Keterangan:

Y’ = Kualitas Pelayanan Publik a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

X = Penerapan Electronic Government 2.6.4 Uji Signifikan

Menurtu Sutrisno Hadi (2001:365) uji signifikan adalah uji yang dilakukan untuk menentukan apakah hipotesa diterima atau ditolak. Uji signifikan ini dilakukan terhadap hipotesa nilai Ho, yang berbunyi “tidak ada korelasi antara variabel X dengan variabel Y”. Ho ditolak apabila nilai hitung lebih besar dari t-tabel (t hitung> t tabel), dan dapat diterima apabila nilai t-hitung lebih kecil dari harga

t-tabel (t hitung< t tabel), Untuk melihat hubungan variabel x dan y digunakan uji

statistic t dengan rumus:

�ℎ����� =�√� −

2 √1− �2 Keterangan:

t hitung = Nilai dari Uji Signifikan

r = Indeks Koefisien Korelasi Product Moment n = Jumlah Responden

Menurut Sutrisno Hadi (2001:365) kriteria pengujian adalah : - Jika harga thitung< ttabel maka hipotesis alternatif ditolak. - Jika harga thitung> ttabel maka hipotesis alternatif diterima.


(53)

41 2.6.5 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Menurut Juliandi (2013,175) Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi, variabel dependen yang terdiri X dan variabel independennya terdiri dari Y memiliki ditribusi normal atau tidak. Normalitas data dalam penelitian dapat dilihat dengan cara memperhatikan titik pada ResidualPlot X dari variabel terikat. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2.6.6 Koefisien Determinasi

Pengujian koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besarpengaruh antara variabel X terhadap variabel Y. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai dengan 1. Menuru Ghazali (2005:83) Nilai R2 = 0 menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Bila nilai R2 mendekati 0, menunjukkan semakin lemahnya pengaruh variabel independen terhadap variasi variabel dependen, sebaliknya jika nilai R2 mendekati 1 menunjukkan semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap variasi variabel dependen.

Rumus untuk menghitung koefisien determinasi, yaitu: � =�����2× 100%

Keterangan :

D = Koefisien Determinan


(54)

42 2.6.7 Teknik Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif kuantitatif merupakan suatu metode analisis dimana data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai masalah yang akan diteliti dalam perhitungan statistik. Teknik analisis deskriptif merupakan cara menguraikan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan. Teknik analisis deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui penerapan electronic government dan kualitas pelayanan publik dari sampel yang digunakan dalam penelitian ini.


(55)

43 BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Profil Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan dibentuk berdasarkan Undang-Undang No 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan sebagai instansi pelaksana administrasi kependudukan untuk wilayah kabupaten/kota. 3.2 Visi dan Misi

a. Visi

Mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat dalam bidang administrasi kependudukan dan akta-akta catatan sipil.

b. Misi

Meningkatkan penyelenggaraan kegiatan Pendaftaran Penduduk Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA) serta penyelenggaraan pencatatan dan penerbitan akta-akta catatan sipil, memberikan pelayanan prima kepada masyarakat yang cepat, tepat dan mudah.

3.3 Struktur Organisasi

Sebagaimana diatur dalam Keputusan Walikota Medan No.03 Tahun 2009, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan merupakan unsur penunjang pemerintah kota Medan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada walikota melalui Sekretaris Daerah.


(56)

44 Adapun susunan organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan adalah sebagai berikut:

1. Kepala Dinas

2. Sekretariat terdiri dari:

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Penyusunan Program; 3. Bidang kependudukan terdiri dari:

a. Seksi Regristrasi Penduduk dan Nomor Induk Kependudukan; b. Seksi Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk;

c. Seksi Mutasi Penduduk; 4. Bidang Catatan Sipil terdiri dari:

a. Seksi Kelahiran dan Kematian; b. Seksi Perkawinan dan Perceraian; c. Seksi Perubahan Data;

5. Bidang Data Kependudukan terdiri dari: a. Seksi Data Kependudukan;

b. Seksi Penyimpanan Dokumen Kependudukan; c. Seksi Penyuluhan;

6. Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi dan Pengendalian Kependudukan terdiri dari:

a. Seksi Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan; b. Seksi Pengendalian Kependudukan;


(57)

45 7. Kelompok Jabatan Fungsional

3.4 Tugas dan Fungsi

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang kependudukan dan catatan sipil berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Fungsi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan sebagai berikut:

1. Merumuskan kebijakan teknis dibidang kependudukan dan catatan sipil. 2. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang

kependudukan dan catatan sipil.

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang kependudukan dan catatan sipil.

4. Mendokumentasikan hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. 5. Menjamin kerahasiaan dan keamanan data atas peristiwa kependudukan

dan peristiwa penting.

6. Melakukan verifikasi dan validasi data dan informasi yang disampaikan oleh penduduk dalam pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

7. Menyediakan data Agregat Kependudukan dan Catatan Sipil. 8. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.


(58)

46 Untuk memungkinkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sesuai Keputusan Walikota Medan No.03 Tahun 2009, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan memiliki susunan organisasi sebagai berikut:

Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemerintah Kota Medan sesuai dengan surat Keputusan Walikota Medan No. 03 Tahun 2009 untuk masing-masing perangkat kerja, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan terdiri atas:

1. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Dinas di bidang ketatausahaan yang meliputi pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan, kerumahtanggaan dan urusan lainnya.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Sekretariat mempunyai fungsi:

a. Menyusun rencana kegiatan kerja

b. Mengelola urusan perlengkapan, kerumahtanggaan, dan pengadaan barang dinas

c. Melaksanakan pengelolaan urusan surat menyurat dan urusan umum lainnya.

d. Mengelola urusan administrasi kepegawaian

e. Mengelola urusan administrasi keuangan serta rencana penyusunan laporan keuangan dinas


(59)

47 f. Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan rencana program kerja

dinas

g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya

Sekretariat terdiri dari:

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Penyusunan Program;

Setiap Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagiaan yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

a. Sub Bagian Umum mempunyai tugas mengelola surat menyurat, surat keterangan bidang kependudukan dan catatan sipil, pengadaan barang dan perlengkapan kerumahtanggaan, mengelola administrasi dibidang kepegawaian serta urusan umum lainnya.

b. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas mengelola administrasi keuangan serta rencana penyusunan laporan keuangan.

c. Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas mengumpulkan dan menyiapkan bahan perumusan rencana dan program kerja dinas, menganalisa dan menyajikan data serta mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan rencana program kerja dinas.


(60)

48 2. Bidang Kependudukan

Bidang Kependudukan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Kependudukan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas dibidang pelayanan dan pendaftaran penduduk Warga Negara Indonesia (WNI) dan Orang Asing.

Untuk melaksanakan tugasnya Bidang Kependudukan mempunyai fungsi:

a. Menyusun rencana kegiatan kerja

b. Registrasi Penduduk Warga Negara Indonesia (WNI) dan Orang Asing dan pemberian Nomor Induk Kependudukan (NIK)

c. Melaksanakan kegiatan pendaftaran dan pencatatan administrasi penduduk Warga Negara Indonesia (WNI) dan Orang Asing

d. Mengumpulkan dan mengelola bahan pelayanan pendaftaran penduduk Warga Negara Indonesia (WNI) dan Orang Asing

e. Melaksanakan kegiatan penerbitan Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk

f. Mengelola pendaftaran dan pencatatan mutasi penduduk Warga Negara Indonesi (WNI) dan Orang Asing

g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya


(61)

49 Bidang kependudukan terdiri dari:

a. Seksi Regristrasi Penduduk dan Nomor Induk Kependudukan; b. Seksi Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk;

c. Seksi Mutasi Penduduk;

Setiap seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang:

a. Seksi Regristrasi Penduduk dan Nomor Induk Kependudukan mempunyai tugas memverifikasi dan memvalidasi formulir biodata penduduk dan merekam data ke dalam database kependudukan untuk mendapatkan NIK.

b. Seksi Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk mempunyai tugas memverifikasi dan memvalidasi data penduduk dan berkas formulir permohonan Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk beserta lampiran kelengkapan berkas persyaratan, merekam data kedalam data base, menerbitkan Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk.

c. Seksi Mutasi Penduduk mempunyai tugas memeriksa dan meneliti berkas permohonan dan surat pengantar pindah/pindah datang, merekam data ke dalam data base kependudukan, menerbitkan surat keterangan pindah/pindah datang antar kabupaten/kota dalam satu propinsi dan pindah/pindah datang antar propinsi.


(62)

50 3. Bidang Catatan Sipil

Bidang Catatan Sipil dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksankan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Catatan Sipil mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang pelayanan pencatatan sipil penduduk Warga Negara Indonesia (WNI) dan Orang Asing. Untuk melaksanakan tugas bidang Catatan Sipil mempunyai fungsi:

a. Menyusun rencana kegiatan kerja

b. Melaksanakan pendaftaran dan pencatatan, memeriksa dan meneliti berkas pencatatan, mengelola data serta penerbitan Akta Kelahiran, Akta Kematian, Akta Perkawinan, Akta Perceraian, Akta Pengakuan Anak

c. Melaksanakan pendaftaran dan pencatatan, memeriksa dan meneliti berkas pencatatan, serta mencatat pengesahan dan pengangkatan anak, perubahan nama Warga Negara Indonesia (WNI) dan Orang Asing

d. Melaksanakan pendafataran dan pencatatan, memeriksa dan meneliti berkas pencatatan, serta mengelola perubahan status kewarganegaraan

e. Melaksanakan pendafataran dan pencatatan, memeriksa dan meneliti berkas pencatatan, serta mencatat pembatalan perkawinan dan perceraian


(63)

51 g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

sesuai dengan bidang tugasnya Bidang Catatan Sipil terdiri dari: a. Seksi Kelahiran dan Kematian; b. Seksi Perkawinan dan Perceraian; c. Seksi Perubahan Data;

Setiap seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Catatan Sipil.

a. Seksi Kelahiran dan Kematian mempunyai tugas menyiapkan bahan pencatatan, pendaftaran dan memeriksa meneliti berkas pencatatan serta mengelola data dan menerbitkan akta kelahiran dan akta kematian bagi Warga Negara Indonesi (WNI) dan Orang Asing

b. Seksi Perkawinan dan Perceraian mempunyai tugas menyiapkan bahan pencatatan, pendaftaran dan memeriksa dan meneliti berkas pencatatan serta mengelola data dan menerbitkan akta perceraian bagi Warga Negaraa Indonesi (WNI) dan Orang Asing.

c. Seksi Perubahan Data mempunyai tugas mengumpulkan bahan dan data, memeriksa dan meneliti berkas serta mengelola data dan menerbitkan Akta Pengakuan Anak, pendaftaran dan pencatatan pengesahan dan pengangkatan anak, perubahan nama, perubahan status kewarganegaraan, menerbitkan salinan dan Akta Kutipan II


(64)

52 dan seterusnya serta mencatat peristiwa penting lainnya bagi Warga Negara Indonesia (WNI) dan Orang Asing.

4. Bidang Data Kependudukan

Bidang Data Kependudukan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Data Kependudukan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas dibidang Pengelolaan Data dan Laporan Penduduk Warga Negara Indonesi (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA). Untuk melaksanakan tugas Bidang Data Kependudukan mempunyai fungsi:

a. Menyusun rencana kegiatan kerja

b. Menyimpan dan memelihara akurasi data kependudukan dan catatan sipil dalam data base kependudukan

c. Menjaga kerahasiaan data individu masyarakat

d. Menyediakan data agregat kependudukan dan catatan sipil sebagai dasar pengolahan data statistik dan laporan data kependudukan e. Menyiapkan bahan dan data untuk pelaksanaan penyuluhan

administrasi kependudukan dan catatan sipil

f. Memeriksa, mengesahkan dokumen yang telah dikeluarkan sebelum diarsipkan serta mengelolah dan menyimpan dokumen kependudukan dan catatan sipil


(1)

38 dengan koefisienAlpha Cronbach. Menurut Nunnally dalam Ghozali (2005:43) dinyatakan bahwa “suatu konstruk atau variable dikatakan reliable jika memberikan nilai Alpha Cronbach lebih dari 0,6”.

2.6.2 Koefisien Korelasi Product Moment

Menurut Sugiyono (2008:193) koefisien korelasi product moment digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan besar kecilnya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Perhitungannya dengan menggunakan rumus:

rxy =

{

2

}{

2

}

) ( . ) ( . ) )( ( . 2

2 Χ Υ Υ

Χ Υ Χ ΧΥ Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ N N N

rxy = angka indeks koefisien korelasi product moment ∑� = jumlah skor y

∑� = jumlah skor x N = sampel

∑xy = jumlah hasil kali antara x dan y

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas dapat memberikan tiga kemungkinan mengenai hubungan antara kedua variabel, yaitu:

1. Nilai r yangpositif menunjukkan hubungan kedua variabel positif, artinya kenaikan nilai variabel yang satu diikuti oleh nilai variabel yang lain.

2. Nilai r yang negatif menunjukkan hubungan kedua variabel negatif, artinya menurunnya nilai variabel yang satu diikuti dengan meningkatnya nilai variabel yang lain.

3. Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel tidak mempunyai hubungan, artinya variabel yang satu tetap meskipun yang lainnya berubah.


(2)

39 Menurut Sugiyono (2008:214) untuk mengetahui adanya hubungan yang kuat, sedang atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau interpretasi angka

Tabel 2

Pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat

Sumber: Sugiyono (2008:214)

2.6.3 Uji Regresi

Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y), atau dalam artian ada variabel yang mempengaruhi dan ada variabel yang dipengaruhi. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Dengan kata lain, regresi linier sederhana adalah koefisien yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada variabel Y jika variabel X berubah 1 satuan. Analisis regresi linier ini banyak digunakan untuk uji pengaruh antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).


(3)

40 Analisis Regresi Linear Sederhana dengan persamaan sebagai berikut:

�′ =�+��

Keterangan:

Y’ = Kualitas Pelayanan Publik a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

X = Penerapan Electronic Government

2.6.4 Uji Signifikan

Menurtu Sutrisno Hadi (2001:365) uji signifikan adalah uji yang dilakukan untuk menentukan apakah hipotesa diterima atau ditolak. Uji signifikan ini dilakukan terhadap hipotesa nilai Ho, yang berbunyi “tidak ada korelasi antara variabel X dengan variabel Y”. Ho ditolak apabila nilai hitung lebih besar dari t-tabel (t hitung> t tabel), dan dapat diterima apabila nilai t-hitung lebih kecil dari harga

t-tabel (t hitung< t tabel), Untuk melihat hubungan variabel x dan y digunakan uji

statistic t dengan rumus:

�ℎ����� =�√� −

2

√1− �2

Keterangan:

t hitung = Nilai dari Uji Signifikan

r = Indeks Koefisien Korelasi Product Moment n = Jumlah Responden

Menurut Sutrisno Hadi (2001:365) kriteria pengujian adalah : - Jika harga thitung< ttabel maka hipotesis alternatif ditolak.


(4)

41

2.6.5 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Menurut Juliandi (2013,175) Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi, variabel dependen yang terdiri X dan variabel independennya terdiri dari Y memiliki ditribusi normal atau tidak. Normalitas data dalam penelitian dapat dilihat dengan cara memperhatikan titik pada ResidualPlot X dari variabel terikat. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2.6.6 Koefisien Determinasi

Pengujian koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besarpengaruh antara variabel X terhadap variabel Y. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai dengan 1. Menuru Ghazali (2005:83) Nilai R2 = 0 menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Bila nilai R2 mendekati 0, menunjukkan semakin lemahnya pengaruh variabel independen terhadap variasi variabel dependen, sebaliknya jika nilai R2 mendekati 1 menunjukkan semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap variasi variabel dependen.

Rumus untuk menghitung koefisien determinasi, yaitu: � =�����2× 100%

Keterangan :

D = Koefisien Determinan


(5)

42

2.6.7 Teknik Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif kuantitatif merupakan suatu metode analisis dimana data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai masalah yang akan diteliti dalam perhitungan statistik. Teknik analisis deskriptif merupakan cara menguraikan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan. Teknik analisis deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui penerapan electronic government dan kualitas pelayanan publik dari sampel yang digunakan dalam penelitian ini.


(6)

105

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ainur, Ahmad, dkk.2008. Reformasi Pelayanan Publik. Malang: Averroes Press. Dwiyanto, Agus, dkk. 2010. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan, dan

Implementas. Jakarta: Bumi Aksara.

Ghazali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Cetakan Pertama. Semarang: Universitas Diponogoro.

Hadi, Sutrisno. 2001. Metodelogi Research. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Statistik 2, Statistik Inferensi. Edisi

Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.

Indrajit, R.E.. 2002. E-Government: Strategi Pembangunan dan Pengembangan Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital. Yogyakarta: Andi. Mulyono, Yalia. 2011. Menuju Peyanan Publik Yang Lebih Baik Dengan

E-Government. Bandung: Agenda Observasi.

Nugroho, Riant. 2003. Kebijakan Publik-Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi. Jakarta. Gramedia

Salam, Dharma Setyawan. 2004. Manajemen Pemerintahan Indonesia. Jakarta:Djambatan.

Sinambela, L.P.. 2010. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan, dan Implementasi, Jakarta: Bumi Aksara.

Singarimbun, Masri. 2008. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Sugiyono. 2008. Metode penelitian Administrasi Negara. Bandung: Alfabet. Tangkilisan, Hesel Nogi S. 2003. Kebijakan Publik yang Membumi. Yogyakarta:

Lukman Offset.

Wahab, A.Solichin. 1990. Analisa Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negarai. Malang: Bumi Aksara.