Variasi Somaklonal TINJAUAN PUSTAKA

9 sebaliknya bila konsentrasi auksin lebih rendah dari sitokinin maka akan terbentuk tunas, apabila konsentrasi auksin sama dengan konsentrasi sitokinin maka akan terbentuk kalus Zulkarnain, 2009. Jenis ZPT 2,4-D adalah golongan auksin yang sangat baik digunakan untuk memacu pertumbuhan kalus. Zat ini merupakan salah satu golongan auksin buatan yang memiliki sifat seperti auksin alami yang berperan sebagai aspek perkembangan tumbuhan. Auksin 2,4-D merupakan golongan auksin sintetis yang mempunyai sifat lebih stabil dari IAA, karena tidak mudah terurai oleh enzim yang dikeluarkan oleh sel atau oleh pemanasan pada proses sterilisasi George Sherrington, 1984. Auksin 2,4-D lebih efektif dibandingkan dengan auksin yang lain untuk meningkatkan perkembangan dan proliferasi kultur embriogenik. 2,4-D mendorong pertumbuhan embrio somatik dari embriogenesis. Kultur embriogenesis dipindahkan ke medium 2,4-D yang lebih rendah. Dengan 2,4-D yang lebih rendah sehingga memblok ekspresi gen-gen yang dibutuhkan untuk perubahan bentuk ketahap hati Zimmerman, 1993. Kebutuhan 2,4-D atau ZPT lain untuk inisisasi embriogenesis somatik sangat besar ditentukan oleh tahap perkembangan dari jaringan eksplan. Kalus embrio somatik umumnya dibentuk pada medium yang mengandung auksin. Salah satu mekanisme auksin dapat mengatur embriogenesis melalui asidifikasi pada sitoplasma atau dinding sel Kutschera, 1994.

2.6. Variasi Somaklonal

Teknik kultur jaringan tidak selalu menghasilkan tanaman yang identik dengan induknya, karena selama proses kultur jaringan dapat terjadi variasi fenotip baik yang disebabkan oleh perubahan genetik maupun epigenetik yang disebut variasi somaklonal. Keragaman genetik tanaman yang dihasilkan melalui kultur jaringan dapat diturunkan pada tanaman hasil regenerasi Larkin Scowcroft, 1991. Variasi somaklonal merupakan keragaman genetik yang terjadi secara spontan hasil regenerasi sel somatik pada kultur in vitro. Variasi somaklonal dapat juga berasal dari keragaman genetik eksplan yang disebabkan adanya sel-sel bermutasi Universitas Sumatera Utara 10 maupun adanya sel-sel polisomik dari jaringan tertentu Wattimena Mattjik, 1992. Dalam perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan sering terjadi mutasi gen, sehingga menyebabkan terjadinya variasi genetik atau variasi somaklonal Wattimena, 1991. Terjadinya variasi genetik dapat disebabkan oleh komposisi zat kimia yang terkandung dalam media kultur, sumber eksplan, lamanya masa pengkulturan atau lingkungan terkendali yang mengalami gangguan dan lain sebagainya. Variasi somaklonal merupakan variasi genetik yang terjadi dari tanaman yang dihasilkan melalui kultur jaringan Larkin Sowcroft, 1991. Dengan demikian untuk mendeteksi variasi somaklonal yang terjadi perlu dilakukan evaluasi stabilitas genetik dengan menggunakan penanda genetik, diantaranya adalah Random Amplified Polymorphic DNA RAPD. Variasi somaklonal kemungkinan disebabkan oleh ketidakteraturan mitotik yang berperan dalam terjadinya ketidakstabilan kromosom amplifikasi atau delesi gen. Keunggulan teknik kultur jaringan adalah mampu menghasilkan bibit secara massal dalam waktu yang relatif singkat dan produktivitasnya lebih tinggi Van Harten, 1998. Propagasi tanaman melalui teknik kultur jaringan tidak selalu sederhana, karena ketidakstabilan genetik atau kromosom dari kultur sel atau jaringan umumnya terjadi pada banyak spesies. Berbagai perubahan genetik dapat terjadi selama dalam proses kultur, namun demikian ketidakstabilan genetik dalam kultur dapat terkendali dan hal tersebut memungkinkan untuk mendapatkan variasi somaklonal Nasir, 2002

2.7. Random Amplified Polymorfic DNA RAPD