25
terbentuk warna ungu atau merah yang berubah menjadi biru ungu atau biru hijau menunjukkan adanya triterpenoidsteroid Harborne, 1987.
3.6 Pembuatan Ekstrak Etanol Bunga Pepaya Jantan
Metode: Perkolasi Caranya: 400 gram serbuk simplisia direndam dengan etanol 96 selama 3 jam.
Selanjutnya dipindahkan massa tersebut sedikit demi sedikit ke dalam perkolator, ditambahkan etanol 96 secukupnya hingga simplisia terendam dan terdapat cairan
penyari diatasnya, perkolator ditutup dengan alumunium foil dan dibiarkan 24 jam. Kemudian kran perkolator dibuka dan dibiarkan cairan ekstrak menetes dengan
kecepatan 20 tetes per menit dan ditambahkan etanol 96 berulang-ulang secukupnya dan diatur kecepatan penetesan cairan penyari sama dengan kecepatan
tetesan perkolat, sehingga selalu terdapat selapis cairan penyari di atas simplisia. Perkolasi dihentikan jika perkolat yang terakhir diuapkan, tidak meninggalkan sisa.
Perkolat kemudian disuling dan diuapkan dengan tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50
º
3.7 Pembuatan Pereaksi
C menggunakan rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental sebanyak 55 gram Ditjen POM, 1995.
3.7.1 Pembuatan Aquadest bebas CO
2
Dididihkan aquadest dalam beaker glass selama 5 menit atau lebih dan
diamkan sampai dingin dan tidak boleh menyerap karbondioksida dari udara Depkes
RI, 1979.
Universitas Sumatera Utara
26
3.7.2 Pembuatan Asam
Sebanyak 10 gram asam trikloroasetat dilarutkan dalam 100 ml air Depkes RI,1979.
Trikloroasetat TCA 10
3.7.3 Pembuatan Heparin 100 IU vv
Sebanyak 0,2 heparin 5000 IU itambahkan NaCl 0,9 hingga 100 ml Depkes RI, 1979.
3.7.4 Pembuatan Natrium Hidroksida 1 N
Sebanyak 4,4 g natrium hidroksida, dilarutkan dengan aquadest bebas CO
2
3.8. Pembuatan Diflofenak Baku
hingga 1000 ml.
3.8.1 Pembuatan Larutan Induk Baku I Natrium Diklofenak
Timbang seksama sejumlah 50 mg natrium diklofenak baku, dimasukkan kedalam labu tentukur 100 ml, dicukupkan dengan natrium hidroksida hingga garis
tanda, dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 500 mcgml.
3.8.2 Pembuatan Larutan Induk Baku II Natriun Diflofenak
Pipet dari LIB I sebanyak 10 ml, dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml, dicukupkan dengan larutan natrium hidroksida hingga garis tanda. Dikocok sampai
homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 100 mcgml.
3.8.3 Pengukuran panjang gelombang absorpsi maksimum di dalam larutan natrium hidroksida 1 N
Larutan natrium diflofenak dibuat dengan konsentrasi 13 mcgml dengan memipet 6,5 ml dari LIB II dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, lalu
Universitas Sumatera Utara
27
ditambahkan larutan natrium hidroksida, serapan larutan tersebut diukur pada panjang gelombang 200-400 nm dengan alat spektrofotometer ultra violet.
3.8.4 Pembuatan Kurva Baku Natrium diflofenak pada panjang gelombang maksimum
Pembuatan kurva baku natrium diklofenak pada panjang gelombang maksimum dilakukan dengan cara: dipipet berturut–turut 0,6 ml; 0,8 ml;4 ml; 1,2 ml;
1,4; 1,6; dan 1,8 ml larutan kemudian dimasukkan kedalam labu takar 10 ml dan diadakan hingga 10 ml natrium hidroksida. Diperoleh larutan dengan konsentrasi 6, 8
, 12 , 14 , 16 dan 18 mcgml. Larutan diukur serapannya pada panjang gelombang yang sesuai dengan hasil pengukuran panjang gelombang maksimum.
3.9 Pembuatan Suspensi dan Larutan