Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: Natrium diklofenak

43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:

a. pemberian EEBPJ dosis 20 mgkg bb; 40 mgkg bb; 80 mgkg bb dapat mempengaruhi parameter farmakokinetika natrium diklofenak yaitu dengan meningkatnya nilai Cmaks, AUC, MRT dan parameter lainnya, serta penurunan nilai Vd dan Cl. b. peningkatan nilai C maks dan penurunan nilai Vd menggambarkan kemampuan ekstrak etanol bunga pepaya jantan kemungkinan sebagai penghambat enzim pemetabolisme dalam tubuh, ditunjukkan oleh dosis 20 mgkg bb terhadap kontrol.

4.2 Saran

Disarankan agar penelitian dengan perlakuan EEBPJ terhadap uji parameter farmakokinetika ini dilanjutkan dengan pemilihhan dosis yang lebih sesuai serta dengan menggunakan metode pengukuran yang berbeda. Oleh karena itu diperlukan adanya klarifikasi untuk peneliti selanjutnya dengan metode atau alatinstrument dengan selektivitas dan sensitivitas yang lebih tinggi dalam menganalisis sampel yang digunakan. Universitas Sumatera Utara 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Natrium diklofenak

2.1.1 Uraian Bahan

Rumus Struktur Gambar 2.1. Rumus strukt ur Natrium diklofenak Rumus molekul : C 14 H 10 Cl 2 NO 2 Nama Kimia : 2- 2,6-diklorophenyl amino benzeneacetic acid Na Berat Molekul : 318,13 Pemerian : Serbuk hablur, berwarna putih, tidak berasa USP 30, 2007. Kelarutan : Sedikit larut dalam air, larut dalam alkohol; praktis tidak larut dalam kloroform dan eter; bebas larut dalam alkohol metil. pH larutan 1 bv dalam air adalah antara 7.0 dan 8 Sweetman, 2009.

2.1.2 Sifat Farmakologis

Diklofenak adalah derivat sederhana dari asam fenil asetat yang termasuk obat anti inflamasi nonsteroid yang terkuat daya anti radangnya dengan efek samping yang lebih ringan dibandingkan dengan obat antiinflamasi nonsteroid lainnya seperti indometasin dan piroksikam Tan, 2007. Universitas Sumatera Utara 7 Diklofenak mempunyai aktifitas analgetik, antipiretik, dan antiradang. Senyawa ini merupakan inhibitor siklooksigenase. Selain itu, diklofenak tampak menurunkan konsentrasi intrasel arakidonat bebas dalam leukosit, dengan mengubah pelepasan atau pengambilan asam lemak tersebut Godman dan Gilman, 2012. Obat ini efektif untuk peradangan lain akibat trauma pukulan, benturan, kecelakaan, misalnya setelah pembedahan, atau pada memar akibat olahraga. Selain itu natrium diklofenak digunakan untuk mencegah pembengkakan jika diminum sedini mungkin dalam dosis yang cukup tinggi Tan, 2007. Diklofenak adalah turunan asam fenilasetat sederhana yang merupakan penghambat COX yang kuat dengan efek anti-inflamasi, analgesik dan antipiretik. Obat ini cepat diabsorpsi setelah pemberian oral dan mempunyai waktu paruh yang pendek. Obat ini dianjurkan untuk kondisi peradangan kronis seperti arthritis rematoid dan osteoarthritis serta untuk pengobatan nyeri otot rangka akut Neal, 2006. Mekanisme kerjanya, bila membran sel mengalami kerusakan oleh suatu rangsangan kimiawi, fisik, atau mekanis, maka enzim fosfolipase diaktifkan untuk mengubah fosfolipida menjadi asam arachidonat. Asam lemak poli-tak jenuh ini kemudian untuk sebagian diubah oleh enzim siklooksigenase menjadi endoperoksida dan seterusnya menjadi prostaglandin. siklooksigenase terdiri dari dua isoenzim yaitu COX-1 tromboxan dan prostacyclin dan COX-2 prostaglandin. Kebanyakan COX-1 terdapat di jaringan, antara lain dikeping darah, ginjal dan saluran cerna. COX-2 dalam keadaan normal tidak terdapat dijaringan tetapi dibentuk selama proses peradangan oleh sel-sel radang. Penghambatan COX-2 lah yang memberikan efek anti radang dari obat NSAIDs. NSAID yang ideal hanya menghambat COX-2 peradangan dan tidak COX-1 perlindungan mukosa lambung Tan, 2007. Universitas Sumatera Utara 8 Diklofenak merupakan obat NSAIDs Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs yang bersifat tidak selektif dimana kedua jenis COX dihambat. Dengan penghambatan COX-1, maka tidak ada lagi yang bertanggung jawab melindungi mukosa lambung-usus dan ginjal sehingga terjadi iritasi dan Tan, 2007. Efek samping terjadi kira-kira 20 penderita dan meliputi distress saluran cerna, perdarahan saluran cerna dan tukak lambung. Inhibisi sintesis prostaglandin dalam mukosa saluran cerna sering menyebabkan kerusakan gastrointestinal dyspepsia, mual, dan gastritis. Efek samping yang paling utama adalah perdarahan gastrointestinal dan perforasi Neal, 2006.

2.1.3 Farmakokinetik

Diklofenak cepat diserap sesudah pemberian secara oral, tetapi bioavaibilitas sistemiknya hanya antara 30-70 karena metabolisme lintas pertama. Obat ini mempunyai waktu paruh 2-6 jam dalam kompartemen Katzung, 2010. Hal ini mungkin menjelaskan durasi efek terapeutik yang jauh lebih lama daripada waktu paruhnya dalam plasma. Diklofenak dimetabolisme di hati oleh isozim sitokrom P450 subfamili CYP2C9 menjadi 4-hidroksidiklofenak Godman dan Gilman, 2012.

2.1.4 Penggunaan terapeutik

Natrium diklofenak digunakan dalam penanganan simptomatik jangka lama pada arthritis rheumatoid, osteoartritits, dan spondilitis ankilosa. Dosis lazim harian untuk indikasi tersebut adalah 100 sampai 200 mg, diberikan dalam beberapa dosis terbagi diberikan dengan dosis 25 mg sampai 50 mg dalam tiga kali pemberian perharinya. Senyawa ini mungkin juga berguna untuk penanganan jangka pendek cedera otot rangka akut, nyeri bahu akut, nyeri pasca operasi dan dismenorea. Universitas Sumatera Utara 9 Sediaan bentuk larutan pada terapi mata diklofenak tersedia untuk penanganan radang pasca operasi setelah pengangkatan katarak Godman dan Gilman, 2012.

2.1.5 Efek toksik

Peradangan umumnya dibagi dalam tiga tipe yaitu peradangan akut, respon imun, dan peradangan kronis. Peradangan akut adalah respon awal dari luka jaringan yang disebabkan oleh pelepasan autokoid dan biasanya mendahului perkembangan respons imun Katzung, 2002. Radang akut ini tidak spesifik dan dapat disebabkan oleh cedera yang terjadi dalam waktu singkat. Peradangan akut dianggap sebagai awal pertahanan terhadap cedera dan ditandai dengan perubahan-perubahan mikro sirkulasi, dengan eksudasi cairan dan migrasi leukosit dari pembuluh darah ke daerah cedera. Peradangan akut biasanya berlangsung singkat, terjadi sebelum respon imun berfungsi baik, dan terutama dimaksudkan untuk menghilangkan penyebab yang membuat cedera Candrasoma dan Taylor, 2006.

2.2 Hubungan Farmakokinetika dan Farmakodinamika

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Bunga Pepaya Jantan (Carica papaya L) Terhadap Parameter Farmakokinetika Natrium Diklofenak Menggunakan Data Urin

2 20 96

Pengaruh Pemberian Ekstrak Bunga Pepaya Jantan (Carica papaya L) Terhadap Parameter Farmakokinetika Natrium Diklofenak Menggunakan Data Darah

0 1 14

Pengaruh Pemberian Ekstrak Bunga Pepaya Jantan (Carica papaya L) Terhadap Parameter Farmakokinetika Natrium Diklofenak Menggunakan Data Darah

0 0 2

Pengaruh Pemberian Ekstrak Bunga Pepaya Jantan (Carica papaya L) Terhadap Parameter Farmakokinetika Natrium Diklofenak Menggunakan Data Darah

0 0 5

Pengaruh Pemberian Ekstrak Bunga Pepaya Jantan (Carica papaya L) Terhadap Parameter Farmakokinetika Natrium Diklofenak Menggunakan Data Darah

0 0 12

Pengaruh Pemberian Ekstrak Bunga Pepaya Jantan (Carica papaya L) Terhadap Parameter Farmakokinetika Natrium Diklofenak Menggunakan Data Darah

0 6 3

Pengaruh Pemberian Ekstrak Bunga Pepaya Jantan (Carica papaya L) Terhadap Parameter Farmakokinetika Natrium Diklofenak Menggunakan Data Darah

0 0 46

Pengaruh Pemberian Ekstrak Bunga Pepaya Jantan (Carica papaya L) Terhadap Parameter Farmakokinetika Natrium Diklofenak Menggunakan Data Urin

0 0 14

Pengaruh Pemberian Ekstrak Bunga Pepaya Jantan (Carica papaya L) Terhadap Parameter Farmakokinetika Natrium Diklofenak Menggunakan Data Urin

0 1 2

Pengaruh Pemberian Ekstrak Bunga Pepaya Jantan (Carica papaya L) Terhadap Parameter Farmakokinetika Natrium Diklofenak Menggunakan Data Urin

0 0 5