Pengelolaan Tambak Pemupukan Sistem Pengelolaan Tambak di Desa Paluh Manan 1 Persiapan Lahan

dan kepiting. Benih ikan nila, ikan kakap, udang windu, dan kepiting diperoleh dengan cara di beli di tempat penjualan nener atau benur. Walaupun sama-sama dibudidayakan dalam satu tambak, namun komoditas yang menjadi primadona dalam kegiatan budidaya tambak di Desa Paluh Manan ini adalah udang windu. Dikatakan demikian karena dalam kegiatan budidaya udang widnu sendiri, biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian benih udang windu cukup rendah, namun dengan umur pemeliharaan yang relatif singkat ±3 bulan sudah dapat dihasilkan uang windu ukuran komoditas dengan nilai jual yang cukup tinggi. 2. Sistem Pengelolaan Tambak di Desa Paluh Manan 2.1 Persiapan Lahan Kegiatan persiapan lahan tambak ini biasanya dilakukan sebelum tambak digunakan pertama kali setelah terjadi transfer hak antar petani tambakpenggarap atau setiap menjelang musim tanam. Musim tanam yang dimaksud biasanya adalah pada bulan Februari, Juni, dan pada bulan Oktober. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mempersiapkan tambak agar kaya akan pakan alami. Hal ini perlu dilakukan mengingat tambak biasanya akan mengalami penurunan daya dukung setelah digunakan untuk produksi berkali-kali. Kegiatan ini meliputi tiga kegiatan penting, yaitu kegiatan pengelolaan tambak, pemupukan, serta pemberantasan hama dan penyakit.

a. Pengelolaan Tambak

Kegiatan pengelolaan tambak merupakan kegiatan awal dalam tahap persiapan tambak yang bertujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah di dasar tambak sehingga dapat merangsang pertumbuhan klekap sebagai makanan alami ikandi tambak. Selain itu, pakan alami yang biasanya Universitas Sumatera Utara digunakan adalah berupa fitoplankton dan zooplankton. Kegiatan pengelolaan tambak ini biasanya dimulai dengan pengosongan air tambak dengan cara memompa air keluar dari tambak dengan menggunakan mesin sedot air. Kegiatan pengosongan air tambak ini kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pengangkatan lumpur dari tambak, lalu dikeringkan ± 5 hari – 7 hari lamanya. Kegiatan pengeringan ini selain bertujuan untuk menghilangkan hama dan penyakit yang masih tertinggal di tambak, juga dapat mempercepat proses mineralisasi di dasar tambak.

b. Pemupukan

Setelah kegiatan pengeringan tambak selesai dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan berikutnya, yaitu pemupukan dasar tambak yang bertujuan untuk mempercepatmerangsang pertumbuhan pakan alami di tambak serta meningkatkan kandungan hara bagi kebutuhan fitoplankton untuk berfotosintesis. Pemupukan ini dilakukan dengan cara menyebarkan pupuk secara merata pada dasar tambak. Adapun pupun yang digunakan pada umumnya oleh penggarap adalah pupuk khusus tambak perikanan yaitu pupuk tambak organik pupuk TON. Dalam kegiatan pemupukan ini dosis pupuk pupuk yang digunakan cukup bervariasi tergantung pada luasan tambak yang yang dimiliki serta faktor kecukupan modal untuk membeli pupuk. Dosis pupuk TON yang digunakan ÷2,5 kgHa. Pupuk yang digunakan penggarap diperoleh dengan cara dibeli di kios-kios oertanian yang terdapat di sekitar wilayah Desa Paluh Manan. Pupuk TON dibeli penggarap dengan harga Rp. 70.000,-Kg. Kegiatan pemupukan ini hanya dilakukan pada tambak yang menerapan sistem non silvofishery. Pada tambak Universitas Sumatera Utara silvofishery tidak dilakukan pemupukan dikarenakan keberadaan dari tanaman mangrove sudah dianggap mencukupi untuk menghasilkan unsur hara yang diperlukan oleh tambak. Oleh karena itu, biaya input yang dikeluarkan dari sistem tambak silvofishery menjadi lebih sedikit bila dibandingkan dengan tambak non silvofishery. Hal ini dikarenakan pada tambak silvofishery tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli pupuk.

c. Pemberantasan Hama Penyakit