Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

Disribusi perubahan bentuk yang terjadi ditandai dengan kontur warna pada Gambar 4.42. Warna merah menunjukkan daerah konsentrasi deformasi dimana deformasi maksimum terjadi di daerah ini, dan pada titik ini pulalah yang paling berpotensi munculnya deformasi plastis pertama. Selanjutnya distribusi deformasi menjalar sesuai dengan warna sampai ke daerah yang paling aman yaitu daerah yang ditunjukkan dengan warna biru.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Hubungan Massa Jenis Rata – rata dengan NaOH Dalam kajian ini diperoleh hubungan Massa Jenis terhadap NaOH seperti yang terlihat pada Tabel 4.29 dan grafik pada Gambar 4.43 Tabel 4.29 Hubungan Massa Jenis Rata – rata dengan NaOH Nama Spesimen Kadar NaOH Massa Jenis gr Massa Jenis Rata – rata gr D1 1 1,1 gr 1 1,1 gr 1 1,1 gr 1,06 gr 1 1,1 gr 1 0,92 gr D2 2 0,92gr 2 1,1 gr 2 0,92 gr 1,03 gr 2 1,1 gr 2 1,1 gr D3 3 0,92 gr 3 1,1 gr 3 0,81 gr 1,01 gr 3 1,1 gr 3 1,1 gr Universitas Sumatera Utara Tabel 4.29 Hubungan Massa Jenis Rata – rata dengan NaOH Lanjutan Nama Spesimen Kadar NaOH Massa Jenis gr Massa Jenis Rata – rata gr D4 4 1,1 gr 4 1,1 gr 4 1,1 gr 1,01 gr 4 0,81 gr 4 0,92 gr D5 5 0,92 gr 5 0,92 gr 5 1,1 gr 0,93 gr 5 0,92 gr 5 0,81 gr Gambar 4.43 Grafik rata – rata pengujian massa jenis terhadap NaOH Pada hubungan massa jenis rata- rata terhadap NaOH, massa jenis terbesar terdapat pada spesimen D1 = 1,06 gr dengan persentase NaOH 1 dan 0,92 0,94 0,96 0,98 1 1,02 1,04 1,06 1,08 1 2 3 4 5 6 M assa Jeni s gr cm 3 NaOH Universitas Sumatera Utara kerapatan terkecil terdapat pada spesimen D5 = 0,93 gr dengan persentase NaOH 5. Dari hasil pengujian massa jenis benda dapat dilihat nilai spesimen D5 dengan komposisi polyurethane 15 , resin BTQN 70 , serat TKKS 10 , dan katalis 5 adalah nilai yang paling baik, artinya semakin kecil nilai kerapatan, maka semakin ringan spesimen tersebut. Karena hasil yang diinginkan adalah mendapatkan spesimen yang seringan mungkin dan spesimen yang kuat. 4.2.2 Hubungan Tegangan Rata - rata dengan NaOH Dalam kajian ini diperoleh hubungan Tegangan terhadap NaOH seperti yang terlihat pada Tabel 4.30 dan Gambar grafik 4.44. Tabel 4.30 Hubungan Tegangan Rata - rata dengan NaOH Nama Spesimen Kadar NaOH Tegangan MPa Tegangan Rata – rata MPa D1 1 12,9428 1 1 1 1 D2 2 14,3714 2 2 2 2 D3 3 13,4210 3 3 3 3 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.30 Hubungan Tegangan Rata - rata dengan NaOH Lanjutan Nama Spesimen Kadar NaOH Tegangan MPa Tegangan Rata – rata MPa D4 4 15,0227 4 4 4 4 D5 5 15,3941 5 5 5 5 Gambar 4.44 Hubungan Tegangan Rata - rata dengan NaOH Pada hubungan Tegangan Rata - rata dengan NaOH, tegangan terbesar terdapat pada spesimen D5 dengan tegangan rata – rata sebesar 15,3941Mpa dan persentase NaOH sebesar 5. 12,5 13 13,5 14 14,5 15 15,5 16 1 2 3 4 5 6 T e g a n g a n M P a NaOH Universitas Sumatera Utara 4.2.3 Hubungan Regangan Rata - rata dengan NaOH Dalam kajian ini diperoleh hubungan Regangan terhadap NaOH seperti yang terlihat pada Tabel 4.31 dan Gambar 4.45. Tabel 4.31 Hubungan Regangan Rata - rata dengan NaOH Nama Spesimen Kadar NaOH Regangan Regangan Rata –rata D1 1 0,0222 1 1 1 1 D2 2 0,0245 2 2 2 2 D3 3 0,0279 3 3 3 3 D4 4 0,0259 4 4 4 4 D5 5 0,0257 5 5 5 Universitas Sumatera Utara 5 Gambar 4.45 Grafik Hubungan Regangan Rata - rata dengan NaOH Pada hubungan Regangan Rata - rata dengan NaOH, regangan terbesar terdapat pada spesimen D3 dengan regangan rata – rata sebesar 0,0279 dan persentase NaOH sebesar 3. 4.2.4 Hubungan Modulus Elastisitas Rata – rata dengan NaOH Dalam kajian ini diperoleh hubungan Modulus Elastisitas Rata – rata dengan NaOH seperti yang terlihat pada Tabel 4.32. Tabel 4.32 Hubungan Modulus Elastisitas Rata – rata dengan NaOH Nama Spesimen Kadar NaOH Modulus Elastisitas MPa Modulus Elastisitas Rata –rata MPa D1 1 486,8618 611,6615 1 718,4829 1 706,1909 1 453,7579 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03 1 2 3 4 5 6 R e g a n g a n m m m m NaOH Universitas Sumatera Utara 1 693,0141 Tabel 4.32 Hubungan Modulus Elastisitas Rata – rata dengan NaOH Lanjutan Nama Spesimen Kadar NaOH Modulus Elastisitas MPa Modulus Elastisitas Rata –rata MPa D2 2 641,731 594,2031 2 626,4489 2 512,825 2 651,3002 2 538,7105 D3 3 396,0077 484,8661 3 599,7206 3 431,623 3 384,6661 3 612,3133 D4 4 577,6079 580,4414 4 571,2946 4 584,8942 4 607,6383 4 560,8244 D5 5 617,3107 609,1511 5 553,427 5 675,8185 5 565,0098 5 634,1896 Pada hubungan Modulus Elastisitas Rata – rata dengan NaOH pada Tabel 4.30 diatas, dapat diperoleh hasil modulus elastisitas terbesar terdapat pada spesimen D1 dengan modulus elastisitas rata – rata sebesar 611,6615 Mpa dan persentase NaOH sebesar 1. Seperti yang ditunjukkan grafik pada Gambar 4.46 di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.46 Grafik Hubungan Modulus Elastisitas Rata - rata dengan NaOH 4.2.5 Perbandingan Hasil Eksperimen dan Simulasi Ansys 14.5 Perbandingan dari hasil eksperimen dan hasil simulasi pada spesimen uji tarik , dapat dilihat pada Tabel 4.33 di bawah ini. Tabel 4.33 Perbandingan Hasil Eksperimen dan Hasil Simulasi Ansys 14.5 Spesimen F Max N Hasil Eksperimen MPa Hasil Simulasi Ansys 14.5 MPa Selisih Eksperimen dan Simulasi 676,4976 13,69428 14,236 3,95 4.2.6 Respon Pengujian Tarik Setelah dilakukan pengujian maka struktur spesimen akan mengalami perubahan bentuk dari keadaan semula yaitu terjadinya patahan yang terdapat pada spesimen, seperti terlihat pada Gambar 4.47. 100 200 300 400 500 600 700 1 2 3 4 5 6 M o d u lu s E la st is it a s M P a NaOH Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Gambar 4.47 Respon pengujian tarik D1 - D5 Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Studi Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Dan Pembuatan Komposit Polimer Busa Serta Analisa Uji Lentur

3 54 90

Studi Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Dan Pembuatan Komposit Polimer Busa Serta Analisa Uji Tekan Statik

0 3 111

Kaji Eksperimental dan Simulasi Ansys 14.5 Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Serta Pembuatan Komposit Busa Polimer pada Proses Hot Press Menggunakan Alat Uji Tarik

0 0 22

Kaji Eksperimental dan Simulasi Ansys 14.5 Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Serta Pembuatan Komposit Busa Polimer pada Proses Hot Press Menggunakan Alat Uji Tarik

0 0 2

Kaji Eksperimental dan Simulasi Ansys 14.5 Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Serta Pembuatan Komposit Busa Polimer pada Proses Hot Press Menggunakan Alat Uji Tarik

0 0 5

Kaji Eksperimental dan Simulasi Ansys 14.5 Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Serta Pembuatan Komposit Busa Polimer pada Proses Hot Press Menggunakan Alat Uji Tarik

0 1 17

Kaji Eksperimental dan Simulasi Ansys 14.5 Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Serta Pembuatan Komposit Busa Polimer pada Proses Hot Press Menggunakan Alat Uji Tarik

1 1 1

Kaji Eksperimental dan Simulasi Ansys 14.5 Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Serta Pembuatan Komposit Busa Polimer pada Proses Hot Press Menggunakan Alat Uji Tarik

0 0 3

Studi Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Dan Pembuatan Komposit Polimer Busa Serta Analisa Uji Tekan Statik

0 0 14

Studi Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Dan Pembuatan Komposit Polimer Busa Serta Analisa Uji Lentur

0 0 13