Kaji Eksperimental dan Simulasi Ansys 14.5 Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Serta Pembuatan Komposit Busa Polimer pada Proses Hot Press Menggunakan Alat Uji Tarik

(1)

(2)

(3)

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Budha Maryanti, A. As’ad Sonief, Slamet Wahyudi (2011). Pengaruh Alkalisasi Komposit Serat Kelapa-PoliesterTerhadap Kekuatan Tarik.

Callister, William D, dkk. Material Science and Engineering (an introduction). 1994.

Gere & Thimoshenko. (1996). Mekanika Bahan. Jakarta: Erlangga.

Hashim, J. (2013). Pemprosesan Bahan.(Edisi pertama). Johor Baru: Cetak Ratu Sdn. Bhd.

Klempner, D dan Sendijarevic, V. (2004). Polimeric Foam and Foam Teknology. Journal of Carl Hanser Verlag p.

Kumar, V.(2005). Phenomenology of Buble Nucleation in the Solid State Nitrogen polyetyrene Microcelular Foams. International Journal of Colloids and Surface A:Physicochem Eng. Aspects.

Nel, M. (2004). Mechanics and Properties of Matter. Material Science

Nuryanto. (2000). Pemanfaatan Limbah Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Bahan Pengisi/Filler.

Surdia, T, Saito Shinroku., (2005), Pengetahuan Bahan Teknik, cetakan 6. Pradya Paramita, Jakarta.

Sutardi, T. (1997). Peluang dan Tantangan Pengembangan Ilmu-Ilmu Nutrisi Ternak. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Nutrisi Ternak. Fakultas Peternakan, IPB, Bogor.


(5)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu penelitian dibagi dalam dua tahap, yaitu pengolahan serat dilaksanakan di Laboratorium Teknik Mesin menggunakan mesin pencacah halus serta pembuatan spesimen di laboratorium Polimer Fakultas MIPA USU menggunakan mesin hotpress, sedangkan pengujian tarik terhadap spesimen dilaksanakan di Pusat Riset Impak dan Keretakan Program Magister Teknik Mesin FT-USU menggunakan alat uji Shimadzu Servopulser, Penelitian dilakukan mulai 18 November 2014 s.d 20 Mei 2015.

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat

3.2.1.1 Mesin Pencacah

Mesin pencacah (halus) serat, berfungsi untuk mencacah serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) menjadi serat ukuran ± 3 s.d 5 mm. Mesin pencacah tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.1 di bawah ini dan spesifikasinya pada Tabel 3.1.

Gambar 3.1 Mesin Pencacah 5

1

2 3


(6)

Keterangan gambar: 1. Saluran masuk 2. Pisau pencacah 3. Puli

4. Motor

5. Saluran keluar

Tabel 3.1 Spesifikasi Mesin Pencacah

Spesifikasi Satuan Besaran

Jenis Motor Listrik Induksi

Daya Keluaran HP/kW 1 / 0,75

Frekuensi Hz 50

Voltage V 220

Arus Listrik A 8

Putaran Mesin rpm 1450

Fase 1

Suhu Operasi 60

3.2.1.2 Neraca Digital

Neraca digital berfungsi untuk menimbang massa bahan-bahan yang akan digunakan pada pembuatan komposit dengan ketelitian 0,01 gr. Neraca digital tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.2 di bawah ini.


(7)

3.2.1.3 Cetakan Uji Tarik

Cetakan uji tarik ini terbuat dari plat besi dengan panjang 190 mm, lebar 155m dan tebal plat 3,6 mm. Cetakan tersebut kemudian diberi 3 lubang dengan ukuran standar ASTM D638 - Tipe I yang terlihat seperti pada Gambar 3.3 di bawah ini. Cetakan ini juga dilengkapi dengan alas cetakan dan tutup cetakan.

Gambar 3.3 Cetakan uji tarik

Alas cetakan dan tutup cetakan berfungsi sebagai tempat landasan serta penutup cetakan yang dapat menahan luapan cairan komposit yang telah dituang kedalam cetakan. Alas cetakan dan tutup cetakan ini terbuat dari plat besi seperti yang terlihat pada Gambar 3.4 di bawah ini.


(8)

3.2.1.5 Mesin Hot Press

Mesin Hot Press berfungsi sebagai pemanas cetakan yang telah diisi cairan komposit polimer serat TKKS. Diawali dengan menuangkan resin dan reinforcement dengan viskositas yang tinggi ke dalam cetakan pada suhu pemakaian 75 , kemudian cetakan ditutup dan penekanan terhadap material komposit tersebut, sehingga terjadi perubahan kimia yang menyebabkan mengerasnya material komposit secara permanen mengikuti bentuk cetakan. Adapun tahapan pemakaian dari mesin hot press tersebut adalah sebagai berikut:

1. Hidupkan tombol power on of 2. Setel suhu pemanasan ke suhu 75

3. Turunkan dudukan hidrolik mesin hot press

4. Masukkan cetakan yang telah diisi cairan komposit

5. Naikkan kembali dudukan hidrolik mesin hot press tekan sampai rapat 6. Tunggu 10 menit, kemudian angkat dan keluarkan cetakan dari mesin

hot press

7. Lakukan hal yang sama untuk pencetakan berikutnya Gambar mesin hot press dapat dilihat pada Gambar 3.5 di bawah ini.

Gambar 3.5 Mesin Hot Press 1

2 3


(9)

Keterangan gambar: 5. Rangka penahan 6. Hidrolik

7. Heater

8. Dudukan Hot Press

3.2.1.4 Alat Pendukung

Alat-alat lain yang diperlukan untuk membentuk sampel uji yaitu gunting, pisau, gelas ukur, penggaris dan jangka sorong, sarung tangan, pengaduk, masker dan lain-lain. Dapat dilihat pada Gambar 3.6 di bawah ini.

Gambar 3.6 Alat Pendukung

3.2.2 Bahan

3.2.2.1 Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit

Serat TKKS yang dimaksud disini adalah serat TKKS yang telah kering selanjutnya dicacah dengan menggunakan mesin pencacah (halus) dengan kisaran panjang ± 3mm s.d 5mm. Hasil serat TKKS yang telah dicacah dengan menggunakan mesin pencacah (halus) seperti ditunjukkan pada Gambar 3.7 di bawah ini.


(10)

Gambar 3.7 Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit

3.2.2.2 Resin BTQN 157 EX

Jenis resin yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis resin BTQN 157 EX, yang merupakan polimer Thermoset dengan struktur rantai karbon yang panjang. Resin BTQN 157 EX ini berfungsi sebagai matrik. Matrik jenis ini memiliki sifat dapat mengeras pada suhu kamar dengan penambahan katalis tanpa pemberian tekanan ketika proses pembentukannya. Resin BTQN 157 EX seperti ditunjukkan pada Gambar 3.8 di bawah ini.


(11)

3.2.2.3 Poliuretan

Poliuretan (Blowing Agent) berfungsi membentuk busa dengan munculnya gelembung - gelembung kecil untuk menghasilkan struktur bangunan sel-sel yang berongga. Pada penelitian ini poliuretan dibentuk dengan menggabungkan polyol dan isosianate seperti ditunjukkan pada Gambar 3.9 di bawah ini.

(a)

(b)

Gambar 3.9 (a) Polyol ; (b) Isosianate

3.2.2.4 Katalis MEKPO

Katalis MEKPO (Methyl Ethyl Keton Peroksida) berfungsi untuk mengatur waktu pembentukan gelembung blowing Agent sehingga tidak mengembang secara berlebihan atau terlalu cepat mengeras yang dapat


(12)

mengakibatkan terhambatnya pembentukan gelembung, katalis tersebut dapat ditunjukkan seperti Gambar 3.10 di bawah ini.

Gambar 3.10 Katalis MEKPO 3.2.2.5 Wax

Wax atau biasa disebut maximum mold release wax digunakan untuk melapisi cetakan dan berfungsi juga sebagai pelekang pada cetakan yang akan dibuat. Wax merupakan bahan yang sangat mendukung dalam proses pembuatan struktur ini. Wax berbentuk padat menyerupai sabun berwarna kuning dan dioleskan pada seluruh bagian permukaan cetakan. Wax dapat ditunjukkan seperti Gambar 3.11 di bawah ini.


(13)

3.2.2.6 Larutan NaOH

Larutan NaOH juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik yang berfungsi menghilangkan minyak yang masih terdapat pada serat. Larutan NaOH ini dibuat dengan cara menggabungkan butiran NaOH dengan aquades yang dilarutkan ke dalam air. Adapun gambar butiran NaOH, aquades dan larutan NaOH tersebut dapat kita lihat pada Gambar 3.12 s.d 3.14.

Gambar 3.12 Butiran NaOH


(14)

Gambar 3.14 Larutan NaOH

3.3 Proses Pembuatan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit 3.3.1 Proses Pereduksian Ukuran Janjang

Proses ini bertujuan memperkecil ukuran janjang sawit menjadi lebih kecil lagi dilakukan melalui pencacahan kasar secara manual dengan cara menumbuk ujung tandannya sehingga mudah dicabik-cabik dan dipisahkan untuk mempermudah proses pelarutan larutan NaOH. (Gambar 3.15 s.d 3.17)


(15)

Gambar 3.16 Proses pencabikan janjang sawit

Gambar 3.17 Janjang sawit yang telah dicacah

3.3.2 Proses Perlakuan Serat TKKS

Proses perlakuan serat dilakukan dalam lima tahapan proses yaitu: tahapan proses pencucian awal, proses penyiapan larutan NaOH, proses perendaman serat


(16)

1. Tahapan proses pencucian awal

Pada tahap ini janjang yang telah direduksi dalam bentuk cabikan-cabikan kecil, terlebih dahulu dilakukan pencucian awal (sebelum direndam) dengan tujuan membersihkan serat dari kotoran-kotoran yang tidak melekat seperti abu, tanah, serbuk, serpihan tandan dan daun-daun kering. Pencucian awal ini dilakukan dengan cara menyiramkan air bersih yang berasal dari bak penampungan air dari atas langsung ke arah cabikan janjang yang ditempatkan di atas saringan kawat dalam ukuran mesh bebas, hal ini dilakukan hingga serat kelihatan bersih. Setelah bersih serat dibiarkan beberapa saat di atas saringan hingga tetesan air dari serat berhenti. Kemudian serat ditimbang kembali dan diperoleh berat 150 kg basis basah (kehilangan kotoran 7,9 kg atau 5%). Berat serat sebesar 150 kg basis basah ini akan di teruskan ke proses perendaman dalam larutan NaOH. (Gambar 3.18 dan 3.19)


(17)

Gambar 3.19 Penirisan air serat TKKS di atas saringan kawat

2. Tahapan proses penyiapan larutan NaOH

Tujuan tahapan proses ini untuk menyiapkan larutan NaOH pada kemolaran 0,2 % dengan variasi konsentrasi (v/v) adalah 1 %, 2 %, 3 %, 4% dan 5 %. Larutan NaOH dibuat dari zat terlarut NaOH murni berwarna putih dalam bentuk butiran padat dan zat pelarut aquades yang keduanya berasal dari pembelian di toko kimia.

Perbandingan antara jumlah molekul zat terlarut NaOH padat dan volume zat pelarut aquades dihitung menggunakan persamaan kemolaran larutan:

(mol L-1) ... (3.1) dimana : M = kemolaran larutan (mol L-1)

n = jumlah molekul zat terlarut (mol)

v = volume zat pelarut (L)

Jumlah molekul zat terlarut dihitung dengan persamaan:


(18)

dimana :

n = jumlah molekul zat terlarut (mol)

m = massa zat terlarut (gr)

p = total massa molekul zat terlarut (gr mol-1).

dari tabel unsur periodik Mendeleleyev diperoleh massa atom unsur pembentuk NaOH:

massa atom Na = 23 (gr mol-1) massa atom O = 16 (gr mol-1) massa atom H = 1 (gr mol-1) Total = 40 (gr mol-1)

Diambil zat terlarut NaOH dalam bentuk butiran padat dan ditimbang pada neraca digital dengan massa m = 100 gr.

maka jumlah molekul zat terlarut :

Kemolaran larutan yang dipakai ditetapkan sebesar 0,2 (mol L-1), maka volume zat pelarut diperoleh:

Jadi perbandingan zat terlarut NaOH terhadap Zat pelarut aquades adalah 100 gr : 12,5 L. Artinya untuk tiap 100 gr NaOH dalam bentuk butiran padat dibutuhkan zat pelarut aquades sebanyak 12,5 L untuk mendapatkan tingkat kemolaran larutan NaOH sebesar 0,2 pada Tabel 3.2.


(19)

Tabel 3.2 Hasil perhitungan untuk pembuatan larutan NaOH pada tingkat kemolaran 0,2 %

Zat terlarut Zat Pelarut Volume Larutan NaOH (basis

cair) Butiran NaOH

(basis padat)

Aquades (basis cair)

(gr) (ml) (ml)

100 12500 12500

110 13750 13750

120 15000 15000

130 16250 16250

140 17500 17500

150 18750 18750

160 20000 20000

170 21250 21250

180 22500 22500

190 23750 23750

200 25000 25000

Selain itu konsentrasi larutan dibuat berdasar fraksi volume (100 ml) dan fraksi berat (100 gr) basis basah. Konsentrasi larutan disiapkan untuk lima variasi konsentrasi masing-masing 1%, 2%, 3%, 4% dan 5% (Tabel 3.3).


(20)

Tabel 3.3 Data Konsentrasi larutan yang disiapkan untuk lima variasi konsentrasi pada fraksi volume (100 ml) dan fraksi berat basah (100 gr).

Konsentrasi Volume Total

Fraksi volume

larutan

Fraksi berat Serat TKKS

(basis basah)

Rasio

Fraksi berat terhadap

Fraksi volume Larutan

NaOH

Air (Fv) (Fb) (Fb : Fv)

(%) (ml) (ml) (ml) (%) (gr) (%) -

1 1 99 100 100 100 100 1:1

2 2 98 100 100 100 100 1:1

3 3 97 100 100 100 100 1:1

4 4 96 100 100 100 100 1:1

5 5 95 100 100 100 100 1:1

Jumlah 15 485 500 500 500 500 1:1

Rasio Kondisi perendaman yang baik adalah (Fb : Fv =1 : 4). Oleh karena itu perendaman dilakukan pada rasio fraksi berat terhadap fraksi volume 1: 4, artinya setiap 5 kg berat basah serat TKKS direndam dalam 20 liter larutan NaOH (Tabel 3.4). Rasio ini digunakan agar keseluruhan serat dapat terendam sempurna di dalam larutan.


(21)

Tabel 3.4 Data perendaman Serat TKKS dalam larutan NaOH pada rasio (Fb : Fv = 1 : 4)

Konsentrasi

Larutan

Volume Volume Larutan

pada Rasio rendaman yang baik (Fb : Fv = 1 : 4)

Larutan NaOH

Air Fraksi volume larutan

(Fv)

Fraksi berat serat

TKKS (basis basah)

(Fb)

(%) (ml) (ml) (ml) (gr)

1 200 19800 20000 5000

2 400 19600 20000 5000

3 600 19400 20000 5000

4 800 19200 20000 5000

5 1000 19000 20000 5000

Total per grup

3000 97000 100000 25000

Total utk 5 grup (A, B, C, D, E)

15000

(15 L)

485000

(485 L)

5000000

(500 L)

1250000

(125 kg)

3. Tahapan proses perendaman serat dalam larutan NaOH

Tahapan proses ini bertujuan menghilangkan kotoran, minyak sisa dan lignin. Perendaman serat dilakukan pada enam variasi konsentrasi larutan NaOH fraksi volume (v/v) masing-masing 1 %, 2 %, 3 %, 4% dan 5 %. Ke dalam setiap variasi konsentrasi larutan NaOH dimasukkan 5 kg serat TKKS (basis basah) yang ditempatkan di dalam masing-masing


(22)

wadah drum seng yang diberi kode A1 (1 %), A2 (2 %), A3 (3 %), A4 (4 %)

dan A5 (5 %); B1 (1 %), B2 (2 %), B3 (3 %), B4 (4 %) dan B5 (5 %); C1 (1

%), C2 (2 %), C3 (3 %), C4 (4 %) dan C5 (5 %); D1 (1 %), D2 (2 %), D (3

%), D4 (4 %), D5 (5 %) dan E1 (1 %), E2 (2 %), E3 (3 %), E4 (4 %) dan E5

(5 %). Lama perendaman dilakukan pada lima variasi waktu rendam yaitu 4 jam, 8 jam, 12 jam 16 jam dan 20 jam. Kode huruf menunjukkan lama perendaman (jam), sedang indek angka menunjukkan persentase konsentrasi larutan NaOH (%). Total berat serat TKKS yang direndam 150 kg (basis basah). Kondisi perendaman dilakukan seperti pada Gambar 3.20 s.d 3.24.

Gambar 3.20 Kondisi perendaman serat TKKS dalam Larutan NaOH kemolaran 0,2% pada konsentarasi 1% - 5% selama 4 jam

Gambar 3.21 Kondisi perendaman serat TKKS dalam Larutan NaOH kemolaran 0,2% pada konsentarasi 1% - 5% selama 8 jam


(23)

Gambar 3.22 Kondisi perendaman serat TKKS dalam Larutan NaOH kemolaran 0,2% pada konsentarasi 1% - 5% selama 12 jam

Gambar 3.23 Kondisi perendaman serat TKKS dalam Larutan NaOH kemolaran 0,2% pada konsentarasi 1% - 5% selama 16 jam

Gambar 3.24 Kondisi perendaman serat TKKS dalam Larutan NaOH kemolaran 0,2% pada konsentarasi 1% - 5% selama 20 jam


(24)

Tujuan memvariasikan konsentrasi larutan NaOH dan waktu rendam adalah untuk mengetahui pengaruh kadar konsentrasi larutan NaOH dan waktu rendam terhadap tegangan tarik bahan komposit busa polimer diperkuat serat TKKS yang diproduksi.

4. Tahapan proses pencucian akhir

Tahapan proses ini bertujuan menghilangkan serpihan- serpihan yang masih melekat agar serat yang benar- benar bersih saja yang dikeringkan. Proses pencucian akhir ini dilakukan dengan cara yang sama seperti pada tahap pencucian awal yakni menyiramkan air dari atas bak penampungan ke arah serat yang ditempatkan di atas saringan kawat dengan ukuran mesh bebas seperti pada Gambar 3.25.

Gambar 3.25 Proses pencucian akhir

5. Proses pengeringan serat TKKS

Pada proses ini,serat TKKS yang telah dicuci segera ditiriskan airnya. Setelah tetesan tetesan air berkurang,serat kemudian dijemur 8 jam melihat kondisi cuaca di lapangan, seperti Gambar 3.26.


(25)

(a)

(b)


(26)

(d)

(e)

Gambar 3.26 Proses pengeringan serat TKKS; (a) Serat A1- A5; (b) Serat B1- B5; (c) Serat C1- C5; (d) Serat D1- D5; (e) Serat E1- E5

3.3.3 Pencacahan serat TKKS

Serat TKKS yang sudah dijemur dan kering selanjutnya dicacah menggunakan mesin pencacah (halus). Akan tetapi dalam proses ini serat TKKS tersebut terlebih dahulu dicabik menjadi beberapa bagian kecil lagi untuk mempermudah proses pencacahan dalam mesin pencacah. Mesin pencacah (halus) berfungsi untuk memotong serat TKKS sehingga serat TKKS berukuran ± 3mm


(27)

s/d 5 mm, pencacahan serat TKKS dengan menggunakan mesin pencacah (halus) dapat ditunjukkan seperti Gambar 3.27 di bawah ini dan untuk hasil dari pencacahan dapat dilihat pada Gambar 3.7 sebelumnya.

Gambar 3.27 Proses pencacahan serat TKKS

3.4 Proses Pembuatan Spesimen Uji Tarik 3.4.1 Persiapan Cetakan Spesimen Uji Tarik

Spesimen uji tarik dibentuk di dalam sebuah cetakan. Cetakan ini terbuat dari plat besi dengan panjang 190 mm, lebar 155m dan tebal plat 3,6 mm. Cetakan tersebut kemudian diberi 3 lubang dengan ukuran standar ASTM D638 - Tipe I yang terlihat seperti pada Gambar 3.28 dan Tabel 3.5 di bawah ini.


(28)

Tabel 3.5 Keterangan ukuran cetakan uji tarik ASTM D638 –Tipe I

Ukuran (mm) Keterangan Toleransi

13 Width of narrow section 0,5 (0,02) 57 Length of narrow section 0,5 (0,02)

19 Width overall 0,4 (0.25)

165 Length overall -

115 Distance between grips 5 (0,2)

76 Radius of fillet 1 (0,04)

3,2 Thickness 0,4 (0,02)

3.4.2 Proses Pencetakan Spesimen Uji Tarik

Adapun langkah-langkah pembuatan spesime uji tarik adalah sebagai berikut:

1. Mempersiapkan serat tandan kosong kelapa sawit,dimana pada penelitian ini serat TKKS yang digunakan adalah serat TKKS dengan waktu perendaman selama 16 jam dengan kode D1 - D5.

2. Memotong serat tandan kosong kelapa sawit dengan menggunakan mesin pencacah serat.

3. Mempersiapkan timbangan digital.

4. Mempersiapkan tempat penampung bahan seperti: (Aqua cup) dan lain-lain.

5. Mempersiapkan pengaduk bahan komposit komposit polymeric foam diperkuat serat tandan kosong kelapa sawit.

6. Mempersiapkan cetakan struktur komposit Polymeric foam dan oleskan Wax pada permukaan cetakan agar struktur yang akan dicetak mudah dilepaskan dari cetakan

7. Mempersiapkan bahan pembentuk sturuktur komposit Polymeric foam diperkuat serat TKKS. Adapun bahan yang harus dipersiapkan dalam proses pembuatan struktur komposit Polymeric foam seperti pada Tabel 3.6 di bawah ini.


(29)

Tabel 3.6 Perbandingan bahan pembentuk spesimen Nama Spesimen Bahan Komposisi ( ) Massa(gr)

D 1

Resin 70 39,9

Polyol 10 5,7

Isosianat 5 2,85

Katalis 5 2,85

Serat 10 5,7

Jumlah 100 57

D 1

Resin 70 39,9

Polyol 10 5,7

Isosianat 5 2,85

Katalis 5 2,85

Serat 10 5,7

Jumlah 100 57

D 3 Resin Polyol Isosianat Katalis Serat 70 10 5 5 10 39,9 5,7 2,85 2,85 5,7

Jumlah 100 57

D 4

Resin 70 39,9

Polyol 10 5,7

Isosianat 5 2,85

Katalis 5 2,85

Serat 10 5,7

Jumlah 100 57

D5

Resin 70 39,9

Polyol 10 5,7

Isosianat 5 2,85

Katalis 5 2,85

Serat 10 5,7


(30)

8. Timbang bahan resin, serat, isosianat, polyol dan katalis sesuai dengan Tabel 3.6 di atas.

9. Mempersiapkan mesin Hot Press,sebagai tempat pemanas cetakan yang telah diisi bahan pembuat spesimen dengan suhu pemanasan 75 .

10.Tuangkan serat tandan kosong kelapa sawit dan resin ke dalam tempat pengadukan (Aqua cup) dan aduk hingga merata dengan batang pengaduk yang terbuat dari kayu.

11.Campurkan isosianat dengan polyol (Blowing Agent) kemudian aduk hingga merata dan tuangkan ke dalam tempat pengadukan serat tandan kosong kelapa sawit dengan resin, setelah itu aduk kembali hingga merata. 12.Tuangkan katalis ke dalam tempat pengadukan dan aduk kembali hingga

merata dan semua bahan sudah siap untuk dicetak.

13.Tuangkan semua bahan yang telah diaduk kedalam cetakan yang sudah disiapkan hingga merata pada semua bagian cetakan, kemudian tutup dengan menggunakan alas cetakan yang telah dilapisi aluminium foil 14.Tunggu campuran tersebut bereaksi pada tekanan atmosfir, kemudian

panaskan bahan yang telah dituangkan kedalam cetakan pada mesin Hot Press dengan suhu 75

15.Setelah lebih kurang 10 menit, angkat cetakan dari mesin HotPress

16.Kemudian keluarkan spesimen yang telah mengeras dari cetakan dan spesimen telah siap untuk diuji.

Hasil dari proses pencetakan spesimen dapat dilihat seperti pada Gambar 3.29.


(31)

3.5 Pengujian Mengukur Massa Jenis

Pengujian mengukur massa jenis ini dilakukan menggunakan alat neraca digital dan gelas ukur yang berukuran 1000 ml dengan cara memasukkan spesimen yang telah ditimbang kedalam gelas ukur yang telah terisi oleh air. Setelah spesimen terendam secara utuh, kemudian amati dan catat perubahan kenaikan volume air yang terjadi. Setelah mencatat kenaikan volume air yang terjadi kita sudah dapat menghitung massa jenis dari masing – masing spesimen dengan menggunakan rumus massa jenis seperti pada persamaan berikut.

=

... (3.3) dimana:

= Massa jenis (gr/ ) = massa (gr)

= Volume ( )

Adapun tahapan prosedur dari pengujian ini adalah: 1. Persiapkan spesimen uji

2. Timbang spesimen uji untuk mengetahui massanya, seperti pada Gambar 3.30

Gambar 3.30 Mengukur massa spesimen


(32)

4. Masukkan spesimen kedalam gelas ukur untuk mengetahui pertambahan volume air, seperti pada Gambar 3.31

Gambar 3.31 Mengukur volume air

5. Amati dan catat pertambahan volume

6. Kemudian hitung massa jenis sesuai dengan rumus 7. Lakukan hal yang sama untuk spesimen selanjutnya

3.6 Pengujian Tarik

Pengujian tarik dilakukan dengan menggunakan alat uji Shimadzu Servopulser di Pusat Impak dan Keretakan Program Magister FT-USU. Pengujian dilakukan pada temperatur 25 0C (berdasarkan standar ASTM D638). Setup alat uji tarik ditunjukkan pada Gambar 3.32 dibawah ini.


(33)

Gambar 3.32 Setup alat uji tarik 1

2

3

4

5


(34)

Keterangan gambar: 1. Spesimen uji 2. Cross head 3. Load cell 4. Servopulser 5. Calibration box 6. Controller

Setup pengujian dibagi atas 2 tahap yaitu:

1. Persiapan pengoperasian alat uji Shimadzu Servopulser. Adapun tahapannya sebagai berikut :

a. Sumber arus dari powersupply dan sistem pendingin pompa hidraulik harus diaktifkan terlebih dahulu.

b. Controller diaktifkan agar sistem operasi Shimadzu Servopulser dapat Diatur melalui controller,termasuk output data pengujian berupa beban dan perubahan panjang spesimen.

c. Pompa hidraulik diaktifkan melalui controller, untuk mengatur beban statis tekan tombol berjenis ram lalu input parameter speed dan final. 2. Proses eksekusi/uji tarik terhadap spesimen.

Adapun tahapannya sebagai berikut :

a. Posisi crosshead diatur untuk memasang maupun membuka spesimen. b. Pengaturan beban dan proses pengujian diatur melalui controller. Untuk mengaturbeban statis tekan tombol berjenis ram, lalu input parameter speed dan final

c. Perhatikan dan atur beberapa parameter yang ditunjukkan di controller, yaitu:

a) TD dan control gain yang sesuai, b) Tekanan hidraulik dan property, c) Interval TD yang telah ditentukan, d) Posisi awal pada zero point, e) Setting sistem alarm,


(35)

d. Tekan tombol strart pada controller untuk memulai eksekusi, lalu catat perubahan beban dan defleksi yang terjadi.

e. Saat spesimen telah menunjukkan patahan atau telah putus, hentikan operasi Shimadzu Servopulser dengan menekan tombol stop

f. Atur posisi crosshead untuk mengambil spesimen yang telah diuji kemudian lanjutkan untuk spesimen berikutnya.

3.7 Simulasi Ansys 14.5 Workbench

Setelah diinstal perangkat lunak Ansys 14.5 Workbench pada komputer ataupun leptop kemudian buka perangkat lunak dan siap digunakan untuk disimulasikan. Adapun jumlah spesimen yang akan disimulasikan hanya 1 saja, yakni nilai dengan modulus elastisitas terbesar. Berikut adalah langkah-langkah yang akan dilakukan pada simulasi dibawah ini:

1. Bukalah program ansys 14.5 Worbench, dan pilihlah program static structural, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.33 di bawah ini.


(36)

2. Pilihlah enginering data, kemudian isi data enginering densitas 1,1 gr/ , young modulus 718,4829 MPa, poisson ratio 0,4 yang akan digunakan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.34 di bawah ini.


(37)

(38)

3. Return to project kemudian pilihlah Geometry untuk mendesain Gambar yaitu membuat Gambar yang akan didesain seperti ditunjukkan pada Gambar 3.35 di bawah ini.


(39)

4. Pemberian meshing pada benda seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.36 di bawah ini.


(40)

5. Memasukkan parameter simulasi yaitu fixed support untuk menentukan

tumpuan, dan force untuk pemberian tekanan pada bagian atas struktur, memasukkan nilai force sebesar 676,49 N, yang ditunjukkan pada Gambar 3.37 dibawah ini.


(41)

6. Langkah berikutnya adalah menentukan variabel yang akan

disimulasi, dalam simulasi ini adalah tegangan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.38 di bawah ini.


(42)

3.8 Diagram Alir Penelitian

Adapun diagram alir penelitian dalam penyusunan skripsi ini dapat

ditunjukkan pada Gambar 3.39 di bawah ini.

Mulai

Pengadaan serat TKKS serta proses

Pelayanan Serat TKKS berupa: - Pereduksian ukuran serat TKKS - Pencucian serat TKKS

- Perendaman serat TKKS - Pengeringan serat TKKS - Pencacahan serat TKKS

Penyusunan Proposal dan studi lieratur


(43)

A

A

Pemeriksaan ketersediaan alat dan bahan

Pembuatan spesimen uji material dengan kode � - � , sebanyak 25 spesimen dengan material polyurethane,

dan busa polimer yang diperkuat serat TKKS

Pengujian tarik terhadap spesimen dengan kode � - � , sebanyak 25 spesimen dengan material polyurethane, dan

busa polimer yang diperkuat serat TKKS

Data hasil


(44)

Gambar 3.39 Diagram alir penelitian

Pengolahan dan analisa data

Hasil analisa

data

Selesai Kesimpulan


(45)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Hasil Pembuatan Spesimen Uji Tarik

Bentuk dari spesimen pengujian tarik sudah mempunyai standar dengan meenggunakan standar dari ASTM D638. Pembuatan dilakukan dengan beberapa tahapan proses yakni, mulai dari proses perlakuan serat sampai ke proses pencetakan spesimen seperti yang terliihat pada Gambar 4.1 di bawah ini.

(a) (b)


(46)

Gambar 4.1 Bentuk Spesimen Uji Tarik (a) Spesimen - , (b) Spesimen - , (c) Spesimen - , (d) Spesimen - ,

(e) Spesimen -

(e)

Gambar 4.1 Bentuk Spesimen Uji Tarik (a) Spesimen - , (b) Spesimen - , (c) Spesimen - , (d) Spesimen - ,

(e) Spesimen - (Lanjutan)

4.1.2 Hasil Pengujian Massa Jenis

Pengujian Massa Jenis dilakukan terhadap 25 spesimen uji yang identik untuk masing masing jenis material. Massa jenis setiap material diukur mengunakan gelas ukur dan didalam gelas ukur tersebut diisi air sebanyak 800 ml, kemudian spesimen dimasukan kedalam gelas ukur tersebut, sehinga didapatkan kenaikan volume air. Pengujian massa jenis setiap material ditunjukkan pada Tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1 Pengujian massa jenis

Spesimen Tanggal Waktu (WIB)

Suhu ( )

Massa (gr)

V.Awal (ml)

V.Akhir (ml)

18/05/2015 10.00 32 11 800 810

18/05/2015 10.05 32 11 800 810


(47)

18/05/2015 10.15 32 11 800 810

18/05/2015 10.20 32 12 800 813

Tabel 4.1 Pengujian Massa Jenis (Lanjutan)

Spesimen Tanggal Waktu (WIB)

Suhu ( )

Massa (gr)

V.Awal (ml)

V.Akhir (ml)

18/05/2015 10.25 32 12 800 813

18/05/2015 10.30 32 11 800 810

18/05/2015 10.35 32 12 800 813

18/05/2015 10.40 32 11 800 810

18/05/2015 10.45 32 11 800 810

18/05/2015 10.50 32 12 800 813

18/05/2015 10.55 32 11 800 816

18/05/2015 11.00 32 13 800 813

18/05/2015 11.05 32 11 800 810

18/05/2015 11.10 32 11 800 810

18/05/2015 11.15 32 11 800 810

18/05/2015 11.20 32 11 800 810

18/05/2015 11.25 32 11 800 810

18/05/2015 11.30 32 13 800 816

18/05/2015 11.35 32 12 800 813

18/05/2015 11.40 32 12 800 813

18/05/2015 11.45 32 12 800 813

18/05/2015 11.50 32 11 800 812

18/05/2015 11.55 32 12 800 813

18/05/2015 12.00 32 13 800 816

Hasil perhitungan massa jenis untuk :


(48)

Dik : m = 11 gr

V.Awal = 800 ml = 800 V.Akhir = 810 ml = 810 Dit : = ...?

Penyelesaian :

=

= =

= 1,1 gr/ Spesimen

Dik : m = 11 gr

V.Awal = 800 ml = 800 V.Akhir = 810 ml = 810 Dit : = ...?

Penyelesaian :

=

= =

= 1,1 gr/

Spesimen


(49)

V.Awal = 800 ml = 800 V.Akhir = 810 ml = 810 Dit : = ...?

Penyelesaian :

=

= =

= 1,1 gr/

Spesimen

Dik : m = 11 gr

V.Awal = 800 ml = 800 V.Akhir = 810 ml = 810 Dit : = ...?

Penyelesaian :

=

= =

= 1,1 gr/


(50)

Dik : m = 12 gr

V.Awal = 800 ml = 800 V.Akhir = 813 ml = 812 Dit : = ...?

Penyelesaian :

=

= =

= 0,92 gr/

Untuk perhitungan D2 sampai D5 dapat dihitung dengan proses yang sama, sehingga dapat diperoleh data seperti Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil pengujian massa jenis spesimen

Nama Spesimen Kadar

NaOH (%) Massa Jenis (gr/ )

D1

1 1,1 gr/

1 1,1 gr/

1 1,1 gr/

1 1,1 gr/

1 0,92 gr/

D2

2 0,92gr/

2 1,1 gr/

2 0,92 gr/

2 1,1 gr/

2 1,1 gr/


(51)

D3

3 1,1 gr/

3 0,81 gr/

3 1,1 gr/

3 1,1 gr/

Tabel 4.2 Hasil pengujian massa jenis spesimen (Lanjutan)

Nama Spesimen Kadar

NaOH (%) Massa Jenis (gr/ )

D4

4 1,1 gr/

4 1,1 gr/

4 1,1 gr/

4 0,81 gr/

4 0,92 gr/

D5

5 0,92 gr/

5 0,92 gr/

5 1,1 gr/

5 0,92 gr/

5 0,81 gr/

4.1.3 Hasil Pengujian Tarik

Berikut adalah hasil pengujian tarik pada lima variabel yang berbeda dari komposit busa polimer, dengan kadar NaOH 1% - 5% dengan 16 jam waktu perendaman.

Tegangan :

=

=

=


(52)

=

= 1,362279 N/ = 1,362279 MPa

Regangan :

=

=

= 0,00852

Untuk perhitungan selanjutnya dapat digunakan cara yang sama, sehingga dapat diperoleh Tabel 4.3 s.d 4.27 seperti di bawah ini.

4.1.3.1 Spesimen dengan kadar NaOH 1%

1. Spesimen

Tanggal dan waktu : 20-5-2015 , 14:11:34 Panjang (mm) : 50

Lebar (mm) : 13

Tebal (mm) : 3,8

Setelah di

Tabel 4.3 Data uji tarik busa polimer spesimen No Force

(kGf)

Stroke (mm/mm)

Stress (MPa)

Strain (mm/mm)

Strain (mm/mm)

Stress (MPa) 1 6,86 0,426 1,362279 1,362279 0 0 2 10,01 0,459 1,987816 1,987816 0,00066 0,625536 3 11,68 0,494 2,319449 2,319449 0,00136 0,95717


(53)

4 15,01 0,531 2,980731 0,01062 0,0021 1,618451 5 16,31 0,566 3,238889 0,01132 0,0028 1,876609 6 19,09 0,604 3,790949 0,01208 0,00356 2,42867 7 20,58 0,642 4,086838 0,01284 0,00432 2,724559 8 23,17 0,68 4,601168 0,0136 0,00508 3,238889

Tabel 4.3 Data uji tarik busa polimer spesimen (Lanjutan) No Force

(kGf)

Stroke (mm/mm)

Stress (MPa)

Strain (mm/mm)

Strain (mm/mm)

Stress (MPa) 4 15,01 0,531 2,980731 0,01062 0,0021 1,618451 5 16,31 0,566 3,238889 0,01132 0,0028 1,876609 6 19,09 0,604 3,790949 0,01208 0,00356 2,42867 7 20,58 0,642 4,086838 0,01284 0,00432 2,724559 8 23,17 0,68 4,601168 0,0136 0,00508 3,238889 9 25,4 0,721 5,044008 0,01442 0,0059 3,681729 10 28,18 0,761 5,596069 0,01522 0,0067 4,233789 11 30,77 0,803 6,110399 0,01606 0,00754 4,748119 12 31,51 0,84 6,25735 0,0168 0,00828 4,895071 13 34,11 0,881 6,773666 0,01762 0,0091 5,411387 14 35,96 0,921 7,141045 0,01842 0,0099 5,778765 15 37,82 0,961 7,510409 0,01922 0,0107 6,14813 16 40,41 1,001 8,024739 0,02002 0,0115 6,66246 17 42,63 1,043 8,465593 0,02086 0,01234 7,103314 18 44,12 1,081 8,761482 0,02162 0,0131 7,399202 19 46,53 1,122 9,240067 0,02244 0,01392 7,877787 20 48,38 1,164 9,607445 0,02328 0,01476 8,245166 21 49,68 1,203 9,865603 0,02406 0,01554 8,503324 22 51,16 1,243 10,15951 0,02486 0,01634 8,797227 23 53,02 1,283 10,52887 0,02566 0,01714 9,166591 24 54,87 1,324 10,89625 0,02648 0,01796 9,53397 25 56,17 1,364 11,15441 0,02728 0,01876 9,792128 26 57,84 1,405 11,48604 0,0281 0,01958 10,12376 27 59,13 1,444 11,74221 0,02888 0,02036 10,37993 28 61,36 1,483 12,18505 0,02966 0,02114 10,82277


(54)

29 61,73 1,525 12,25853 0,0305 0,02198 10,89625 30 63,4 1,565 12,59016 0,0313 0,02278 11,22788 31 64,51 1,604 12,81059 0,03208 0,02356 11,44831 32 66,73 1,647 13,25144 0,03294 0,02442 11,88916 33 0,37 1,688 0,073476 0,03376 0,02524 -1,2888

Dari data pengujian dan hasil perhitungan Tabel 4.3 diperoleh beban tarik maksimum sebesar 66,73 kGf, tegangan maksimum ( ) 11,89 MPa, dengan regangan maksimum ( ) 0,0244. Grafik tegangan – regangan busa polimer ditunjukkan pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Grafik respon tegangan – regangan spesimen

2. Spesimen

Tanggal dan waktu : 20-5-2015 , 14:19:05 Panjang (mm) : 50

Lebar (mm) : 13

Tebal (mm) : 3,8

Tabel 4.4 Data uji tarik busa polimer spesimen -2

0 2 4 6 8 10 12 14

0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03

S

T

RE

S

S

(

M

P

a

)


(55)

No Force (kGf) Stroke (mm/mm) Stress (MPa) Strain (mm/mm) Strain (mm/mm) Stress (MPa) 1 20,02 0,519 3,975632 0,01038 0 0 2 23,54 0,559 4,674644 0,01118 0,0008 0,699012 3 26,14 0,595 5,19096 0,0119 0,00152 1,215328 4 28,92 0,635 5,74302 0,0127 0,00232 1,767389

Tabel 4.4 Data uji tarik busa polimer spesimen (Lanjutan) No Force

(kGf) Stroke (mm/mm) Stress (MPa) Strain (mm/mm) Strain (mm/mm) Stress (MPa) 5 32,25 0,673 6,404302 0,01346 0,00308 2,42867 6 35,41 0,712 7,031824 0,01424 0,00386 3,056192 7 38,19 0,75 7,583885 0,015 0,00462 3,608253 8 41,89 0,792 8,318642 0,01584 0,00546 4,34301 9 45,42 0,832 9,01964 0,01664 0,00626 5,044008 10 47,27 0,871 9,387018 0,01742 0,00704 5,411387 11 50,79 0,911 10,08603 0,01822 0,00784 6,110399 12 54,31 0,952 10,78504 0,01904 0,00866 6,809411 13 57,28 0,991 11,37483 0,01982 0,00944 7,399202 14 59,87 1,031 11,88916 0,02062 0,01024 7,913532 15 62,1 1,069 12,332 0,02138 0,011 8,356372 16 65,25 1,11 12,95754 0,0222 0,01182 8,981909 17 68,77 1,152 13,65655 0,02304 0,01266 9,680921 18 71,37 1,191 14,17287 0,02382 0,01344 10,19724 19 73,78 1,23 14,65145 0,0246 0,01422 10,67582 20 76,19 1,27 15,13004 0,0254 0,01502 11,15441 21 79,71 1,311 15,82905 0,02622 0,01584 11,85342 22 81,93 1,351 16,2699 0,02702 0,01664 12,29427 23 83,97 1,389 16,67501 0,02778 0,0174 12,69938 24 85,83 1,43 17,04438 0,0286 0,01822 13,06875 25 88,98 1,472 17,66991 0,02944 0,01906 13,69428 26 0 1,51 0 0,0302 0,01982 -3,97563


(56)

Dari data pengujian dan hasil perhitungan Tabel 4.4 diperoleh beban tarik maksimum sebesar 88,98 kGf, tegangan maksimum ( ) 13,69 MPa, dengan regangan maksimum ( ) 0,0190. Grafik tegangan – regangan busa polimer ditunjukkan pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Grafik respon tegangan – regangan spesimen

3. Spesimen

Tanggal dan waktu : 20-5-2015 , 14:21:20 Panjang (mm) : 50

Lebar (mm) : 13

Tebal (mm) : 3,8

Tabel 4.5 Data uji tarik busa polimer spesimen No Force

(kGf) Stroke (mm/mm) Stress (MPa) Strain (mm/mm) Strain (mm/mm) Stress (MPa) 1 13,35 0,44 2,651083 0,0088 0 0 2 15,39 0,473 3,056192 0,00946 0,00066 0,405109 3 19,65 0,516 3,902156 0,01032 0,00152 1,251073 4 22,99 0,554 4,565423 0,01108 0,00228 1,91434 5 25,21 0,594 5,006277 0,01188 0,00308 2,355194

-5 0 5 10 15 20

0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025

S T RE S S ( M P a ) STRAIN (mm/mm)


(57)

6 28,92 0,633 5,74302 0,01266 0,00386 3,091937 7 31,88 0,673 6,330826 0,01346 0,00466 3,679743 8 34,66 0,709 6,882887 0,01418 0,00538 4,231804 9 37,44 0,752 7,434947 0,01504 0,00624 4,783864

Tabel 4.5 Data uji tarik busa polimer spesimen (Lanjutan) No Force

(kGf)

Stroke (mm/mm)

Stress (MPa)

Strain (mm/mm)

Strain (mm/mm)

Stress (MPa) 10 40,41 0,792 8,024739 0,01584 0,00704 5,373656 11 43,38 0,832 8,61453 0,01664 0,00784 5,963447 12 43,93 0,867 8,723751 0,01734 0,00854 6,072668 13 48,75 0,911 9,680921 0,01822 0,00942 7,029838 14 51,16 0,951 10,15951 0,01902 0,01022 7,508423 15 53,76 0,989 10,67582 0,01978 0,01098 8,024739 16 56,72 1,028 11,26363 0,02056 0,01176 8,612545 17 59,69 1,07 11,85342 0,0214 0,0126 9,202336 18 61,54 1,109 12,2208 0,02218 0,01338 9,569715 19 63,58 1,148 12,62591 0,02296 0,01416 9,974824 20 66,55 1,188 13,2157 0,02376 0,01496 10,56462 21 0,93 1,235 0,184682 0,0247 0,0159 -2,4664

Dari data pengujian dan hasil perhitungan Tabel 4.4 diperoleh beban tarik maksimum sebesar 66,65 kGf, tegangan maksimum ( ) 10,56 MPa, dengan regangan maksimum ( ) 0,0149. Grafik tegangan – regangan busa polimer ditunjukkan pada Gambar 4.4.


(58)

Gambar 4.4 Grafik respon tegangan – regangan spesimen 4. Spesimen

Tanggal dan waktu : 20-5-2015 , 14:23:30 Panjang (mm) : 50

Lebar (mm) : 13

Tebal (mm) : 3,8

Tabel 4.6 Data uji tarik busa polimer spesimen No Force

(kGf) Stroke (mm/mm) Stress (MPa) Strain (mm/mm) Strain (mm/mm) Stress (MPa) 1 9,08 0,436 1,803134 0,00872 0 0 2 11,49 0,472 2,281719 0,00944 0,00072 0,478585 3 14,27 0,507 2,833779 0,01014 0,00142 1,030646 4 15,94 0,546 3,165413 0,01092 0,0022 1,362279 5 19,46 0,585 3,864425 0,0117 0,00298 2,061291 6 21,13 0,626 4,196059 0,01252 0,0038 2,392925 7 24,47 0,666 4,859326 0,01332 0,0046 3,056192 8 25,95 0,705 5,153229 0,0141 0,00538 3,350095 9 28,73 0,745 5,705289 0,0149 0,00618 3,902156 10 31,7 0,786 6,295081 0,01572 0,007 4,491947

-4 -2 0 2 4 6 8 10 12 14

0 0,005 0,01 0,015 0,02

S T RE S S ( M P a ) STRAIN (mm/mm)


(59)

11 33,74 0,825 6,70019 0,0165 0,00778 4,897057 12 35,96 0,865 7,141045 0,0173 0,00858 5,337911 13 36,7 0,9 7,287996 0,018 0,00928 5,484862 14 40,6 0,945 8,06247 0,0189 0,01018 6,259336 15 42,45 0,983 8,429848 0,01966 0,01094 6,626715 16 43,38 1,018 8,61453 0,02036 0,01164 6,811397 17 45,79 1,059 9,093115 0,02118 0,01246 7,289982 18 48,2 1,097 9,5717 0,02194 0,01322 7,768567 19 50,24 1,132 9,97681 0,02264 0,01392 8,173676 20 52,64 1,175 10,45341 0,0235 0,01478 8,650275 21 53,2 1,21 10,56462 0,0242 0,01548 8,761482 22 55,61 1,248 11,0432 0,02496 0,01624 9,240067

Tabel 4.6 Data uji tarik busa polimer spesimen (Lanjutan) No Force

(kGf)

Stroke (mm/mm)

Stress (MPa)

Strain (mm/mm)

Strain (mm/mm)

Stress (MPa) 23 55,61 1,284 11,0432 0,02568 0,01696 9,240067 24 59,13 1,326 11,74221 0,02652 0,0178 9,939079 25 60,62 1,366 12,0381 0,02732 0,0186 10,23497 26 62,47 1,405 12,40548 0,0281 0,01938 10,60235 27 64,14 1,444 12,73711 0,02888 0,02016 10,93398 28 65,99 1,485 13,10449 0,0297 0,02098 11,30136 29 67,47 1,525 13,39839 0,0305 0,02178 11,59526 30 69,14 1,565 13,73003 0,0313 0,02258 11,92689 31 71,18 1,606 14,13514 0,03212 0,0234 12,332 32 71,18 1,64 14,13514 0,0328 0,02408 12,332 33 72,11 1,682 14,31982 0,03364 0,02492 12,51669 34 75,07 1,725 14,90763 0,0345 0,02578 13,10449 35 75,82 1,762 15,05656 0,03524 0,02652 13,25343 36 78,41 1,807 15,57089 0,03614 0,02742 13,76776 37 79,34 1,848 15,75557 0,03696 0,02824 13,95244 38 80,82 1,885 16,04948 0,0377 0,02898 14,24634 39 82,67 1,93 16,41686 0,0386 0,02988 14,61372


(60)

40 82,49 1,968 16,38111 0,03936 0,03064 14,57798 41 83,79 2,009 16,63927 0,04018 0,03146 14,83614 42 84,53 2,05 16,78622 0,041 0,03228 14,98309 43 84,53 2,087 16,78622 0,04174 0,03302 14,98309 44 3,71 2,135 0,736743 0,0427 0,03398 -1,06639

Dari data pengujian dan hasil perhitungan Tabel 4.6 diperoleh beban tarik maksimum sebesar 84,53 kGf, tegangan maksimum ( ) 14,98 MPa, dengan regangan maksimum ( ) 0,0330. Grafik tegangan – regangan busa polimer ditunjukkan pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Grafik respon tegangan – regangan spesimen

5. Spesimen

Tanggal dan waktu : 20-5-2015 , 14:25:38 Panjang (mm) : 50

Lebar (mm) : 13

Tebal (mm) : 3,8

Tabel 4.7 Data uji tarik busa polimer spesimen -2

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03 0,035 0,04

S

T

RE

S

S

(

M

P

a

)


(61)

No Force (kGf) Stroke (mm/mm) Stress (MPa) Strain (mm/mm) Strain (mm/mm) Stress (MPa) 1 11,31 0,431 2,245974 0,00862 0 0 2 14,64 0,467 2,907255 0,00934 0,00072 0,661281 3 17,05 0,502 3,38584 0,01004 0,00142 1,139866 4 20,02 0,54 3,975632 0,0108 0,00218 1,729658 5 23,54 0,579 4,674644 0,01158 0,00296 2,42867 6 26,32 0,619 5,226704 0,01238 0,00376 2,980731 7 29,47 0,657 5,852241 0,01314 0,00452 3,606267

Tabel 4.7 Data uji tarik busa polimer spesimen (Lanjutan) No Force

(kGf) Stroke (mm/mm) Stress (MPa) Strain (mm/mm) Strain (mm/mm) Stress (MPa) 8 31,88 0,696 6,330826 0,01392 0,0053 4,084852 9 35,22 0,734 6,994093 0,01468 0,00606 4,748119 10 38,19 0,774 7,583885 0,01548 0,00686 5,337911 11 41,15 0,815 8,17169 0,0163 0,00768 5,925717 12 44,12 0,854 8,761482 0,01708 0,00846 6,515508 13 46,16 0,893 9,166591 0,01786 0,00924 6,920617 14 49,31 0,933 9,792128 0,01866 0,01004 7,546154 15 52,64 0,973 10,45341 0,01946 0,01084 8,207435 16 54,31 1,012 10,78504 0,02024 0,01162 8,539069 17 58,02 1,051 11,52179 0,02102 0,0124 9,275812 18 59,69 1,09 11,85342 0,0218 0,01318 9,607445 19 62,84 1,13 12,47896 0,0226 0,01398 10,23298 20 65,62 1,17 13,03102 0,0234 0,01478 10,78504 21 67,85 1,211 13,47386 0,02422 0,0156 11,22788 22 70,44 1,251 13,98819 0,02502 0,0164 11,74221 23 72,66 1,29 14,42904 0,0258 0,01718 12,18307 24 74,7 1,331 14,83415 0,02662 0,018 12,58818 25 77,3 1,371 15,35047 0,02742 0,0188 13,10449 26 79,71 1,411 15,82905 0,02822 0,0196 13,58308 27 0,56 1,456 0,111206 0,02912 0,0205 -2,13477


(62)

Dari data pengujian dan hasil perhitungan Tabel 4.7 diperoleh beban tarik maksimum sebesar 79,71 kGf, tegangan maksimum ( ) 13,58 MPa, dengan regangan maksimum ( ) 0,0196. Grafik tegangan – regangan busa polimer ditunjukkan pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Grafik respon tegangan – regangan spesimen

Berdasarkan hasil dan grafik respon tegangan - regangan yang diperoleh dari 5 spesimen untuk spesimen D1 dengan persentase larutan NaOH 1%, dapat dibuat menjadi dalam satu grafik sehingga dapat dilihat perbedaannya, seperti terlihat pada Gambar 4.7.

-4 -2 0 2 4 6 8 10 12 14 16

0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025

S

T

RE

S

S

(

M

P

a

)


(63)

Gambar 4.7 Grafik respon tegangan – regangan spesimen D1

4.1.3.2 Spesimen dengan kadar NaOH 2%

1. Spesimen

Tanggal dan waktu : 20-5-2015 , 14:28:06 Panjang (mm) : 50

Lebar (mm) : 13

Tebal (mm) : 3,8

Tabel 4.8 Data uji tarik busa polimer spesimen No Force

(kGf) Stroke (mm/mm) Stress (MPa) Strain (mm/mm) Strain (mm/mm) Stress (MPa) 1 13,16 0,469 2,613352 0,00938 0 0 2 16,31 0,506 3,238889 0,01012 0,00074 0,625536 3 18,72 0,543 3,717474 0,01086 0,00148 1,104121 4

5

21,69 24,47

0,582

0,621 4,307265

0,01164 0,01242 0,00226 0,00304 1,693913 2,245974 -5 0 5 10 15 20

0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03 0,035 0,04

T e g a n g a n ( M P a ) Regangan D1-1 D1-2 D1-3 D1-4 D1-5


(64)

6 26,88 0,659 4,859326 0,01318 0,0038 2,724559 7 29,84 0,7 5,337911 0,014 0,00462 3,312364 8 32,63 0,738 5,925717 0,01476 0,00538 3,866411 9 36,15 0,779 6,479763 0,01558 0,0062 4,565423 10 38,19 0,818 7,178775 0,01636 0,00698 4,970532 11 40,97 0,858 7,583885 0,01716 0,00778 5,522593 12 43,75 0,899 8,135945 0,01798 0,0086 6,074654 13 46,16 0,939 8,688006 0,01878 0,0094 6,553239 14 48,75 0,976 9,166591 0,01952 0,01014 7,067569 15 51,53 1,016 9,680921 0,02032 0,01094 7,61963 16 53,39 1,053 10,23298 0,02106 0,01168 7,988994 17 55,8 1,091 10,60235 0,02182 0,01244 8,467579 18 58,39 1,129 11,08093 0,02258 0,0132 8,981909 19 60,06 1,167 11,59526 0,02334 0,01396 9,313543 20 62,28 1,206 11,92689 0,02412 0,01474 9,754397 21 64,32 1,244 12,36775 0,02488 0,0155 10,15951

Tabel 4.8 Data uji tarik busa polimer spesimen (Lanjutan) No Force

(kGf)

Stroke (mm/mm)

Force (N)

Stress (MPa)

Strain (mm/mm)

Strain (mm/mm)

Stress (MPa) 22 66,73 1,282 12,77286 0,02564 0,01626 10,63809 22 23 68,77 1,325 674,6337 13,65655 0,0265 0,01712 11,0432 24 71,37 1,364 700,1397 14,17287 0,02728 0,0179 11,55952 25 73,59 1,404 721,9179 14,61372 0,02808 0,0187 12,00037 26 1,3 1,447 12,753 0,258158 0,02894 0,01956 -2,35519

Dari data pengujian dan hasil perhitungan Tabel 4.8 diperoleh beban tarik maksimum sebesar 73,59 kGf, tegangan maksimum ( ) 12,00 MPa, dengan regangan maksimum ( ) 0,0187. Grafik tegangan – regangan busa polimer ditunjukkan pada Gambar 4.8.


(65)

Gambar 4.8 Grafik respon tegangan – regangan spesimen

2. Spesimen

Tanggal dan waktu : 20-5-2015 , 14:28:06 Panjang (mm) : 50

Lebar (mm) : 13

Tebal (mm) : 3,8

Tabel 4.9 Data uji tarik busa polimer spesimen No Force

(kGf) Stroke (mm/mm) Stress (MPa) Strain (mm/mm) Strain (mm/mm) Stress (MPa) 1 8,71 0,419 1,729658 0,00838 0 0 2 11,86 0,454 2,355194 0,00908 0,0007 0,625536 3 13,72 0,49 2,724559 0,0098 0,00142 0,994901 4 16,68 0,529 3,312364 0,01058 0,0022 1,582706 5 19,65 0,568 3,902156 0,01136 0,00298 2,172498 6 22,99 0,609 4,565423 0,01218 0,0038 2,835765 7 25,21 0,647 5,006277 0,01294 0,00456 3,276619 8 27,99 0,688 5,558338 0,01376 0,00538 3,82868 9 31,7 0,728 6,295081 0,01456 0,00618 4,565423 10 34,48 0,769 6,847142 0,01538 0,007 5,117484

-4 -2 0 2 4 6 8 10 12 14

0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025

S T RE S S ( M P a ) STRAIN (mm/mm)


(66)

11 36,15 0,806 7,178775 0,01612 0,00774 5,449117 12 39,48 0,847 7,840057 0,01694 0,00856 6,110399 13 42,08 0,886 8,356372 0,01772 0,00934 6,626715 14 45,42 0,926 9,01964 0,01852 0,01014 7,289982 15 48,2 0,966 9,5717 0,01932 0,01094 7,842043 16 49,49 1,005 9,827872 0,0201 0,01172 8,098215 17 52,83 1,045 10,49114 0,0209 0,01252 8,761482 18 55,61 1,085 11,0432 0,0217 0,01332 9,313543 19 57,28 1,123 11,37483 0,02246 0,01408 9,645176 20 60,43 1,165 12,00037 0,0233 0,01492 10,27071 21 63,21 1,205 12,55243 0,0241 0,01572 10,82277 22 66,18 1,245 13,14222 0,0249 0,01652 11,41256 23 68,03 1,284 13,5096 0,02568 0,0173 11,77994 24 69,33 1,321 13,76776 0,02642 0,01804 12,0381 25 72,29 1,362 14,35556 0,02724 0,01886 12,62591 26 74,7 1,4 14,83415 0,028 0,01962 13,10449 27 76,74 1,435 15,23926 0,0287 0,02032 13,5096 28 78,23 1,473 15,53515 0,02946 0,02108 13,80549 29 79,52 1,509 15,79132 0,03018 0,0218 14,06166 30 82,3 1,548 16,34338 0,03096 0,02258 14,61372

Tabel 4.9 Data uji tarik busa polimer spesimen (Lanjutan) No Force

(kGf)

Stroke (mm/mm)

Stress (MPa)

Strain (mm/mm)

Strain (mm/mm)

Stress (MPa) 31 83,97 1,587 16,67501 0,03174 0,02336 14,94536 32 85,46 1,625 16,9709 0,0325 0,02412 15,24124 33 87,49 1,663 17,37403 0,03326 0,02488 15,64437 34 89,72 1,703 17,81687 0,03406 0,02568 16,08721 35 7,79 1,748 1,546962 0,03496 0,02658 -0,1827

Dari data pengujian dan hasil perhitungan Tabel 4.9 diperoleh beban tarik maksimum sebesar 89,72 kGf, tegangan maksimum ( ) 16,08 MPa, dengan regangan maksimum ( ) 0,0256. Grafik tegangan – regangan busa polimer ditunjukkan pada Gambar 4.9.


(67)

Gambar 4.9 Grafik respon tegangan – regangan spesimen

3. Spesimen

Tanggal dan waktu : 20-5-2015 , 14:31:33 Panjang (mm) : 50

Lebar (mm) : 13

Tebal (mm) : 3,8

Tabel 4.10 Data uji tarik busa polimer spesimen No Force

(kGf) Stroke (mm/mm) Stress (MPa) Strain (mm/mm) Strain (mm/mm) Stress (MPa) 1 8,71 0,429 1,729658 0,00858 0 0 2 11,12 0,462 2,208243 0,00924 0,00066 0,478585 3 13,53 0,498 2,686828 0,00996 0,00138 0,95717 4 15,57 0,536 3,091937 0,01072 0,00214 1,362279 5 17,61 0,571 3,497047 0,01142 0,00284 1,767389 6 20,95 0,612 4,160314 0,01224 0,00366 2,430656 7 23,36 0,651 4,638899 0,01302 0,00444 2,909241 8 24,47 0,687 4,859326 0,01374 0,00516 3,129668

-2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03

S T RE S S ( M P a ) STRAIN (mm/mm)


(68)

9 28,18 0,73 5,596069 0,0146 0,00602 3,866411 10 29,66 0,767 5,889972 0,01534 0,00676 4,160314 11 33,37 0,809 6,626715 0,01618 0,0076 4,897057 12 35,78 0,849 7,1053 0,01698 0,0084 5,375642 13 37,44 0,889 7,434947 0,01778 0,0092 5,705289 14 40,23 0,929 7,988994 0,01858 0,01 6,259336 15 42,26 0,968 8,392117 0,01936 0,01078 6,66246 16 44,49 1,009 8,834957 0,02018 0,0116 7,1053 17 46,34 1,048 9,202336 0,02096 0,01238 7,472678 18 48,01 1,088 9,53397 0,02176 0,01318 7,804312 19 50,24 1,127 9,97681 0,02254 0,01396 8,247152 20 52,27 1,166 10,37993 0,02332 0,01474 8,650275 21 54,31 1,208 10,78504 0,02416 0,01558 9,055385 22 57,09 1,248 11,3371 0,02496 0,01638 9,607445 23 58,76 1,287 11,66874 0,02574 0,01716 9,939079 24 61,17 1,327 12,14732 0,02654 0,01796 10,41766 25 62,65 1,368 12,44122 0,02736 0,01878 10,71157 26 64,51 1,408 12,81059 0,02816 0,01958 11,08093 27 66,36 1,448 13,17797 0,02896 0,02038 11,44831 28 68,77 1,489 13,65655 0,02978 0,0212 11,92689

Tabel 4.10 Data uji tarik busa polimer spesimen (Lanjutan) No Force

(kGf)

Stroke (mm/mm)

Stress (MPa)

Strain (mm/mm)

Strain (mm/mm)

Stress (MPa) 29 69,51 1,53 13,8035 0,0306 0,02202 12,07385 30 71 1,567 14,09939 0,03134 0,02276 12,36973 31 73,04 1,609 14,5045 0,03218 0,0236 12,77484 32 73,96 1,649 14,6872 0,03298 0,0244 12,95754 33 76 1,688 15,09231 0,03376 0,02518 13,36265 34 77,3 1,725 15,35047 0,0345 0,02592 13,62081 35 78,41 1,761 15,57089 0,03522 0,02664 13,84123 36 79,52 1,8 15,79132 0,036 0,02742 14,06166 37 0 1,843 0 0,03686 0,02828 -1,72966


(69)

Dari data pengujian dan hasil perhitungan Tabel 4.10 diperoleh beban tarik maksimum sebesar 79,52 kGf, tegangan maksimum ( ) 14,06 MPa, dengan regangan maksimum ( ) 0,0274. Grafik tegangan – regangan busa polimer ditunjukkan pada Gambar 4.10.

Gambar 4.10 Grafik respon tegangan – regangan spesimen

4. Spesimen

Tanggal dan waktu : 20-5-2015 , 14:33:02 Panjang (mm) : 50

Lebar (mm) : 13

Tebal (mm) : 3,8

Tabel 4.11 Data uji tarik busa polimer spesimen No Force

(kGf) Stroke (mm/mm) Stress (MPa) Strain (mm/mm) Strain (mm/mm) Stress (MPa) 1 9,82 0,424 1,950085 0,00848 0 0

-4 -2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03

S T RE S S ( M P a ) STRAIN (mm/mm)


(70)

2 12,05 0,46 2,392925 0,0092 0,00072 0,44284 3 14,83 0,496 2,944986 0,00992 0,00144 0,994901 4 16,68 0,532 3,312364 0,01064 0,00216 1,362279 5 20,76 0,574 4,122583 0,01148 0,003 2,172498 6 23,73 0,612 4,712374 0,01224 0,00376 2,762289 7 25,77 0,649 5,117484 0,01298 0,0045 3,167399 8 28,92 0,692 5,74302 0,01384 0,00536 3,792935 9 32,44 0,732 6,442032 0,01464 0,00616 4,491947 10 35,22 0,772 6,994093 0,01544 0,00696 5,044008 11 38 0,81 7,546154 0,0162 0,00772 5,596069 12 40,6 0,852 8,06247 0,01704 0,00856 6,112385 13 43,19 0,891 8,5768 0,01782 0,00934 6,626715 14 45,79 0,932 9,093115 0,01864 0,01016 7,14303 15 48,01 0,972 9,53397 0,01944 0,01096 7,583885 16 51,9 1,016 10,30646 0,02032 0,01184 8,356372 17 53,94 1,054 10,71157 0,02108 0,0126 8,761482 18 56,17 1,094 11,15441 0,02188 0,0134 9,204322 19 59,13 1,134 11,74221 0,02268 0,0142 9,792128 20 61,54 1,176 12,2208 0,02352 0,01504 10,27071 21 63,95 1,215 12,69938 0,0243 0,01582 10,7493 22 66,92 1,254 13,28917 0,02508 0,0166 11,33909 23 68,77 1,296 13,65655 0,02592 0,01744 11,70647

Tabel 4.11 Data uji tarik busa polimer spesimen (Lanjutan) No Force

(kGf)

Stroke (mm/mm)

Stress (MPa)

Strain (mm/mm)

Strain (mm/mm)

Stress (MPa) 24 70,07 1,336 13,91471 0,02672 0,01824 11,96463 25 72,85 1,376 14,46677 0,02752 0,01904 12,51669 26 74,89 1,416 14,87188 0,02832 0,01984 12,9218 27 6,49 1,461 1,288804 0,02922 0,02074 -0,66128

Dari data pengujian dan hasil perhitungan Tabel 4.11 diperoleh beban tarik maksimum sebesar 74,89 kGf, tegangan maksimum ( ) 12,92 MPa, dengan regangan maksimum ( ) 0,0198. Grafik tegangan – regangan polimer ditunjukkan pada Gambar 4.11.


(71)

Gambar 4.11 Grafik respon tegangan – regangan spesimen

5. Spesimen

Tanggal dan waktu : 20-5-2015 , 14:34:34 Panjang (mm) : 50

Lebar (mm) : 13

Tebal (mm) : 3,8

Tabel 4.12 Data uji tarik busa polimer spesimen No Force

(kGf) Stroke (mm/mm) Stress (MPa) Strain (mm/mm) Strain (mm/mm) Stress (MPa) 1 10,01 0,43 1,987816 0,0086 0 0 2 12,42 0,464 2,466401 0,00928 0,00068 0,478585 3 13,53 0,497 2,686828 0,00994 0,00134 0,699012 4 17,8 0,538 3,534777 0,01076 0,00216 1,546962 5 21,5 0,578 4,269534 0,01156 0,00296 2,281719 6 23,36 0,614 4,638899 0,01228 0,00368 2,651083 7 26,88 0,655 5,337911 0,0131 0,0045 3,350095

-2 0 2 4 6 8 10 12 14 16

0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025

S T RE S ( M P a ) STRAIN (mm/mm)


(72)

8 28,73 0,694 5,705289 0,01388 0,00528 3,717474 9 32,07 0,734 6,368557 0,01468 0,00608 4,380741 10 33,74 0,774 6,70019 0,01548 0,00688 4,712374 11 36,89 0,815 7,325727 0,0163 0,0077 5,337911 12 39,67 0,852 7,877787 0,01704 0,00844 5,889972 13 40,6 0,89 8,06247 0,0178 0,0092 6,074654 14 44,49 0,93 8,834957 0,0186 0,01 6,847142 15 47,08 0,971 9,349287 0,01942 0,01082 7,361472 16 49,68 1,012 9,865603 0,02024 0,01164 7,877787 17 51,9 1,05 10,30646 0,021 0,0124 8,318642 18 54,31 1,091 10,78504 0,02182 0,01322 8,797227 19 56,35 1,129 11,19015 0,02258 0,01398 9,202336 20 59,32 1,168 11,77994 0,02336 0,01476 9,792128 21 60,99 1,205 12,11158 0,0241 0,0155 10,12376 22 63,21 1,24 12,55243 0,0248 0,0162 10,56462 23 64,14 1,274 12,73711 0,02548 0,01688 10,7493 24 67,29 1,314 13,36265 0,02628 0,01768 11,37483 25 68,22 1,352 13,54733 0,02704 0,01844 11,55952 26 70,44 1,39 13,98819 0,0278 0,0192 12,00037 27 72,48 1,43 14,3933 0,0286 0,02 12,40548 28 74,89 1,469 14,87188 0,02938 0,02078 12,88406 29 76,19 1,507 15,13004 0,03014 0,02154 13,14222

Tabel 4.12 Data uji tarik busa polimer spesimen (Lanjutan) No Force

(kGf)

Stroke (mm/mm)

Stress (MPa)

Strain (mm/mm)

Strain (mm/mm)

Stress (MPa) 30 77,48 1,548 15,38621 0,03096 0,02236 13,39839 31 79,34 1,587 15,75557 0,03174 0,02314 13,76776 32 81,93 1,627 16,2699 0,03254 0,02394 14,28209 33 81,93 1,662 16,2699 0,03324 0,02464 14,28209 34 85,08 1,707 16,89544 0,03414 0,02554 14,90763 35 86,75 1,746 17,22707 0,03492 0,02632 15,23926 36 88,61 1,788 17,59644 0,03576 0,02716 15,60862 37 90,09 1,824 17,89034 0,03648 0,02788 15,90253 38 90,27 1,865 17,92609 0,0373 0,0287 15,93827


(73)

39 91,02 1,906 18,07502 0,03812 0,02952 16,08721 40 93,06 1,947 18,48013 0,03894 0,03034 16,49232 41 94,54 1,988 18,77404 0,03976 0,03116 16,78622 42 0 2,034 0 0,04068 0,03208 -1,98782

Dari data pengujian dan hasil perhitungan Tabel 4.12 diperoleh beban tarik maksimum sebesar 94,54 kGf, tegangan maksimum ( ) 16,78 MPa, dengan regangan maksimum ( ) 0,0320. Grafik tegangan – regangan busa polimer ditunjukkan pada Gambar 4.12.

Gambar 4.12 Grafik respon tegangan – regangan spesimen

Berdasarkan hasil dan grafik respon tegangan - regangan yang diperoleh dari 5 spesimen untuk spesimen D2 dengan persentase larutan NaOH 2%, dapat dibuat menjadi dalam satu grafik sehingga dapat dilihat perbedaannya, seperti terlihat pada Gambar 4.13.

-5 0 5 10 15 20

0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03 0,035

S

T

RE

S

S

(

M

P

a

)


(74)

Gambar 4.13 Grafik respon tegangan – regangan spesimen D2

4.1.3.3 Spesimen dengan kadar NaOH 2%

1. Spesimen

Tanggal dan waktu : 20-5-2015 , 14:36:14 Panjang (mm) : 50

Lebar (mm) : 13

Tebal (mm) : 3,8

Tabel 4.13 Data uji tarik busa polimer spesimen No Force

(kGf) Stroke (mm/mm) Stress (MPa) Strain (mm/mm) Strain (mm/mm) Stress (MPa) 1 5,93 0,404 1,177597 0,00808 0 0 2 7,97 0,438 1,582706 0,00876 0,00068 0,405109 3 9,27 0,474 1,840864 0,00948 0,0014 0,663267 4 11,49 0,513 2,281719 0,01026 0,00218 1,104121 -5 0 5 10 15 20

0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03 0,035

T e g a n g a n ( M P a ) Regangan D2-1 D2-2 D2-3 D2-4 D2-5


(75)

5 13,53 0,55 2,686828 0,011 0,00292 1,509231 6 15,76 0,59 3,129668 0,0118 0,00372 1,952071 7 16,68 0,627 3,312364 0,01254 0,00446 2,134767 8 20,76 0,67 4,122583 0,0134 0,00532 2,944986 9 21,5 0,705 4,269534 0,0141 0,00602 3,091937 10 25,21 0,75 5,006277 0,015 0,00692 3,82868 11 26,69 0,792 5,30018 0,01584 0,00776 4,122583 12 28,92 0,833 5,74302 0,01666 0,00858 4,565423 13 30,96 0,875 6,14813 0,0175 0,00942 4,970532 14 33,37 0,916 6,626715 0,01832 0,01024 5,449117 15 34,29 0,956 6,809411 0,01912 0,01104 5,631814 16 36,52 0,998 7,252251 0,01996 0,01188 6,074654 17 38,93 1,041 7,730836 0,02082 0,01274 6,553239 18 39,67 1,078 7,877787 0,02156 0,01348 6,70019 19 40,6 1,118 8,06247 0,02236 0,01428 6,884872 20 43,38 1,161 8,61453 0,02322 0,01514 7,436933 21 44,86 1,202 8,908433 0,02404 0,01596 7,730836 22 46,53 1,242 9,240067 0,02484 0,01676 8,06247 23 46,9 1,28 9,313543 0,0256 0,01752 8,135945 24 49,49 1,321 9,827872 0,02642 0,01834 8,650275 25 51,16 1,363 10,15951 0,02726 0,01918 8,981909 26 52,83 1,402 10,49114 0,02804 0,01996 9,313543 27 53,57 1,444 10,63809 0,02888 0,0208 9,460494 28 55,24 1,483 10,96972 0,02966 0,02158 9,792128 29 55,43 1,519 11,00746 0,03038 0,0223 9,829858 30 58,39 1,564 11,59526 0,03128 0,0232 10,41766 31 59,13 1,602 11,74221 0,03204 0,02396 10,56462

Tabel 4.13 Data uji tarik busa polimer spesimen (Lanjutan) No Force

(kGf)

Stroke (mm/mm)

Stress (MPa)

Strain (mm/mm)

Strain (mm/mm)

Stress (MPa) 32 59,5 1,641 11,81569 0,03282 0,02474 10,63809 33 61,36 1,682 12,18505 0,03364 0,02556 11,00746 34 62,65 1,721 12,44122 0,03442 0,02634 11,26363


(76)

35 63,95 1,762 12,69938 0,03524 0,02716 11,52179 36 63,95 1,799 12,69938 0,03598 0,0279 11,52179 37 64,88 1,834 12,88406 0,03668 0,0286 11,70647 38 66,55 1,872 13,2157 0,03744 0,02936 12,0381 39 65,44 1,906 12,99527 0,03812 0,03004 11,81767 40 67,47 1,947 13,39839 0,03894 0,03086 12,2208 41 2,97 1,987 0,589791 0,03974 0,03166 -0,58781

Dari data pengujian dan hasil perhitungan Tabel 4.13 diperoleh beban tarik maksimum sebesar 67,47 kGf, tegangan maksimum ( ) 12,22 MPa, dengan regangan maksimum ( ) 0,0308. Grafik tegangan – regangan busa polimer ditunjukkan pada Gambar 4.14

Gambar 4.14 Grafik respon tegangan – regangan spesimen 2. Spesimen

Tanggal dan waktu : 20-5-2015 , 14:38:02 Panjang (mm) : 50

Lebar (mm) : 13

Tebal (mm) : 3,8

-2 0 2 4 6 8 10 12 14

0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03 0,035

S

T

RE

S

S

(

M

P

a

)


(77)

Tabel 4.14 Data uji tarik busa polimer spesimen No Force

(kGf) Stroke (mm/mm) Stress (MPa) Strain (mm/mm) Strain (mm/mm) Stress (MPa) 1 7,04 0,387 1,398024 0,00774 0 0 2 9,08 0,418 1,803134 0,00836 0,00062 0,405109 3 11,31 0,451 2,245974 0,00902 0,00128 0,847949 4 14,27 0,486 2,833779 0,00972 0,00198 1,435755 5 17,05 0,523 3,38584 0,01046 0,00272 1,987816 6 19,83 0,56 3,937901 0,0112 0,00346 2,539877 7 22,99 0,597 4,565423 0,01194 0,0042 3,167399 8 25,58 0,634 5,079753 0,01268 0,00494 3,681729 9 27,25 0,671 5,411387 0,01342 0,00568 4,013362 10 33 0,713 6,553239 0,01426 0,00652 5,155215 11 34,29 0,751 6,809411 0,01502 0,00728 5,411387 12 37,63 0,79 7,472678 0,0158 0,00806 6,074654 13 40,6 0,831 8,06247 0,01662 0,00888 6,664445 14 44,3 0,87 8,797227 0,0174 0,00966 7,399202 15 46,16 0,909 9,166591 0,01818 0,01044 7,768567 16 48,75 0,951 9,680921 0,01902 0,01128 8,282897 17 51,72 0,99 10,27071 0,0198 0,01206 8,872688 18 54,87 1,032 10,89625 0,02064 0,0129 9,498225 19 55,61 1,068 11,0432 0,02136 0,01362 9,645176 20 59,69 1,111 11,85342 0,02222 0,01448 10,45539 21 62,47 1,152 12,40548 0,02304 0,0153 11,00746 22 65,99 1,194 13,10449 0,02388 0,01614 11,70647 23 67,1 1,231 13,32492 0,02462 0,01688 11,92689

Tabel 4.14 Data uji tarik busa polimer spesimen (Lanjutan) No Force

(kGf) Stroke (mm/mm) Stress (MPa) Strain (mm/mm) Strain (mm/mm) Stress (MPa) 24 69,7 1,271 13,84123 0,02542 0,01768 12,44321 25 72,48 1,313 14,3933 0,02626 0,01852 12,99527


(78)

26 74,7 1,354 14,83415 0,02708 0,01934 13,43613 27 77,11 1,394 15,31273 0,02788 0,02014 13,91471 28 78,97 1,43 15,6821 0,0286 0,02086 14,28407 29 80,45 1,471 15,976 0,02942 0,02168 14,57798 30 84,16 1,514 16,71274 0,03028 0,02254 15,31472 31 86,2 1,554 17,11785 0,03108 0,02334 15,71983 32 87,49 1,595 17,37403 0,0319 0,02416 15,976 33 90,27 1,636 17,92609 0,03272 0,02498 16,52806 34 91,39 1,675 18,1485 0,0335 0,02576 16,75048 35 93,06 1,712 18,48013 0,03424 0,0265 17,08211 36 95,09 1,75 18,88326 0,035 0,02726 17,48523 37 96,76 1,787 19,21489 0,03574 0,028 17,81687 38 98,06 1,824 19,47305 0,03648 0,02874 18,07502 39 98,25 1,858 19,51078 0,03716 0,02942 18,11276 40 100,28 1,897 19,9139 0,03794 0,0302 18,51588 41 100,66 1,937 19,98936 0,03874 0,031 18,59134 42 4,45 1,984 0,883694 0,03968 0,03194 -0,51433

Dari data pengujian dan hasil perhitungan Tabel 4.14 diperoleh beban tarik maksimum sebesar 100,66 kGf, tegangan maksimum ( ) 18,59 MPa, dengan regangan maksimum ( ) 0,0310. Grafik tegangan – regangan busa polimer ditunjukkan pada Gambar 4.15.

-5 0 5 10 15 20 25

0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03 0,035

S

T

RE

S

S

(

M

P

a

)


(79)

Gambar 4.15 Grafik respon tegangan – regangan spesimen

3. Spesimen

Tanggal dan waktu : 20-5-2015 , 14:39:36 Panjang (mm) : 50

Lebar (mm) : 13

Tebal (mm) : 3,8

Tabel 4.15 Data uji tarik busa polimer spesimen No Force

(kGf) Stroke (mm/mm) Stress (MPa) Strain (mm/mm) Strain (mm/mm) Stress (MPa) 1 3,34 0,396 0,663267 0,00792 0 0 2 7,6 0,435 1,509231 0,0087 0,00078 0,845964 3 10,2 0,472 2,025547 0,00944 0,00152 1,362279 4 10,94 0,506 2,172498 0,01012 0,0022 1,509231 5 13,72 0,546 2,724559 0,01092 0,003 2,061291 6 13,9 0,583 2,760304 0,01166 0,00374 2,097036 7 17,98 0,625 3,570522 0,0125 0,00458 2,907255 8 19,46 0,662 3,864425 0,01324 0,00532 3,201158 9 20,58 0,703 4,086838 0,01406 0,00614 3,423571

Tabel 4.15 Data uji tarik busa polimer spesimen (Lanjutan) No Force

(kGf) Stroke (mm/mm) Force (N) Stress (MPa) Strain (mm/mm) Strain (mm/mm) Stress (MPa) 10 23,54 0,742 230,9274 4,674644 0,01484 0,00692 4,011377 11 24,47 0,78 240,0507 4,859326 0,0156 0,00768 4,196059 12 27,43 0,821 269,0883 5,447132 0,01642 0,0085 4,783864 13 30,4 0,865 298,224 6,036923 0,0173 0,00938 5,373656 14 31,7 0,904 310,977 6,295081 0,01808 0,01016 5,631814 15 34,11 0,945 334,6191 6,773666 0,0189 0,01098 6,110399 16 35,59 0,985 349,1379 7,067569 0,0197 0,01178 6,404302


(80)

17 37,44 1,025 367,2864 7,434947 0,0205 0,01258 6,77168 18 40,78 1,067 400,0518 8,098215 0,02134 0,01342 7,434947 19 41,89 1,109 410,9409 8,318642 0,02218 0,01426 7,655374 20 44,86 1,147 440,0766 8,908433 0,02294 0,01502 8,245166 21 44,49 1,186 436,4469 8,834957 0,02372 0,0158 8,17169 22 45,97 1,227 450,9657 9,12886 0,02454 0,01662 8,465593 23 48,94 1,271 480,1014 9,718652 0,02542 0,0175 9,055385 24 50,98 1,311 500,1138 10,12376 0,02622 0,0183 9,460494 25 50,98 1,347 500,1138 10,12376 0,02694 0,01902 9,460494 26 53,76 1,391 527,3856 10,67582 0,02782 0,0199 10,01255 27 55,43 1,431 543,7683 11,00746 0,02862 0,0207 10,34419 28 56,72 1,472 556,4232 11,26363 0,02944 0,02152 10,60036 29 58,58 1,511 574,6698 11,63299 0,03022 0,0223 10,96972 30 59,69 1,553 585,5589 11,85342 0,03106 0,02314 11,19015 31 60,25 1,591 591,0525 11,96463 0,03182 0,0239 11,30136 32 62,47 1,633 612,8307 12,40548 0,03266 0,02474 11,74221 33 63,77 1,674 625,5837 12,66364 0,03348 0,02556 12,00037 34 65,99 1,715 647,3619 13,10449 0,0343 0,02638 12,44122 35 67,66 1,752 663,7446 13,43613 0,03504 0,02712 12,77286 36 67,66 1,789 663,7446 13,43613 0,03578 0,02786 12,77286 37 68,22 1,825 669,2382 13,54733 0,0365 0,02858 12,88406 38 68,96 1,86 676,4976 13,69428 0,0372 0,02928 13,03102

Tabel 4.15 Data uji tarik busa polimer spesimen (Lanjutan) No Force

(kGf)

Stroke (mm/mm)

Force (N)

Stress (MPa)

Strain (mm/mm)

Strain (mm/mm)

Stress (MPa) 39 71,37 1,904 700,1397 14,17287 0,03808 0,03016 13,5096 40 72,85 1,943 714,6585 14,46677 0,03886 0,03094 13,8035 41 72,11 1,978 707,3991 14,31982 0,03956 0,03164 13,65655 42 3,89 2,024 38,1609 0,772488 0,04048 0,03256 0,109221

Dari data pengujian dan hasil perhitungan Tabel 4.15 diperoleh beban tarik maksimum sebesar 72,11 kGf, tegangan maksimum ( ) 13,65 MPa, dengan


(81)

regangan maksimum ( ) 0,0316. Grafik tegangan – regangan busa polimer ditunjukkan pada Gambar 4.16

Gambar 4.16 Grafik respon tegangan – regangan spesimen

4. Spesimen

Tanggal dan waktu : 20-5-2015 , 14:41:02 Panjang (mm) : 50

Lebar (mm) : 13

Tebal (mm) : 3,8

Tabel 4.16 Data uji tarik busa polimer spesimen No Force

(kGf) Stroke (mm/mm) Stress (MPa) Strain (mm/mm) Strain (mm/mm) Stress (MPa) 1 5,75 0,395 1,141852 0,0079 0 0 2 7,41 0,429 1,4715 0,00858 0,00068 0,329648 3 8,71 0,462 1,729658 0,00924 0,00134 0,587806

0 2 4 6 8 10 12 14 16

0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03 0,035

S T RE S S ( M P a ) STRAIN (mm/mm)


(82)

4 11,49 0,503 2,281719 0,01006 0,00216 1,139866 5 13,16 0,539 2,613352 0,01078 0,00288 1,4715 6 14,27 0,577 2,833779 0,01154 0,00364 1,691927 7 16,68 0,617 3,312364 0,01234 0,00444 2,170512 8 18,35 0,657 3,643998 0,01314 0,00524 2,502146 9 20,76 0,697 4,122583 0,01394 0,00604 2,980731 10 22,06 0,737 4,380741 0,01474 0,00684 3,238889 11 23,36 0,775 4,638899 0,0155 0,0076 3,497047 12 25,77 0,817 5,117484 0,01634 0,00844 3,975632 13 26,88 0,856 5,337911 0,01712 0,00922 4,196059 14 28,73 0,896 5,705289 0,01792 0,01002 4,563437 15 30,4 0,937 6,036923 0,01874 0,01084 4,895071 16 31,7 0,976 6,295081 0,01952 0,01162 5,153229 17 33,92 1,017 6,735935 0,02034 0,01244 5,594083 18 35,41 1,057 7,031824 0,02114 0,01324 5,889972 19 35,78 1,095 7,1053 0,0219 0,014 5,963447 20 38 1,135 7,546154 0,0227 0,0148 6,404302 21 40,78 1,176 8,098215 0,02352 0,01562 6,956362 22 41,34 1,215 8,209421 0,0243 0,0164 7,067569 23 42,45 1,253 8,429848 0,02506 0,01716 7,287996 24 43,75 1,293 8,688006 0,02586 0,01796 7,546154 25 45,23 1,335 8,981909 0,0267 0,0188 7,840057 26 46,16 1,374 9,166591 0,02748 0,01958 8,024739 27 47,83 1,415 9,498225 0,0283 0,0204 8,356372

Tabel 4.16 Data uji tarik busa polimer spesimen (Lanjutan) No Force

(kGf)

Stroke (mm/mm)

Stress (MPa)

Strain (mm/mm)

Strain (mm/mm)

Stress (MPa) 28 49,12 1,456 9,754397 0,02912 0,02122 8,612545 29 50,61 1,496 10,05029 0,02992 0,02202 8,908433 30 52,09 1,534 10,34419 0,03068 0,02278 9,202336 31 53,76 1,578 10,67582 0,03156 0,02366 9,53397 32 53,57 1,616 10,63809 0,03232 0,02442 9,496239 33 54,68 1,658 10,85852 0,03316 0,02526 9,716666 34 1,85 1,701 0,367379 0,03402 0,02612 -0,77447


(83)

Dari data pengujian dan hasil perhitungan Tabel 4.16 diperoleh beban tarik maksimum sebesar 54,68 kGf, tegangan maksimum ( ) 9,71 MPa, dengan regangan maksimum ( ) 0,0252. Grafik tegangan – regangan busa polimer ditunjukkan pada Gambar 4.17.

Gambar 4.17 Grafik respon tegangan – regangan spesimen

5. Spesimen

Tanggal dan waktu : 20-5-2015 , 14:42:58 Panjang (mm) : 50

Lebar (mm) : 13

Tebal (mm) : 3,8

Tabel 4.17 Data uji tarik busa polimer spesimen No Force

(kGf) Stroke (mm/mm) Stress (MPa) Strain (mm/mm) Strain (mm/mm) Stress (MPa) 1 6,86 0,412 1,362279 0,00824 0 0 2 10,01 0,449 1,987816 0,00898 0,00074 0,625536 3 12,61 0,486 2,504132 0,00972 0,00148 1,141852 4 14,46 0,523 2,87151 0,01046 0,00222 1,509231 5 16,68 0,561 3,312364 0,01122 0,00298 1,950085

-2 0 2 4 6 8 10 12

0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03

S T RE S S ( M P a ) STRAIN (mm/mm)


(1)

Gambar 3.20. Kondisi perendaman serat TKKS dalam Larutan NaOH

kemolaran0,2% pada konsentarasi 1% - 5% selama 4 jam 40

Gambar 3.21. Kondisi perendaman serat TKKS dalam Larutan NaOH kemolaran0,2% pada konsentarasi 1% - 5% selama 8 jam 40

Gambar 3.22. Kondisi perendaman serat TKKS dalam Larutan NaOH kemolaran0,2% pada konsentarasi 1% - 5% selama 12 jam 41 Gambar 3.23. Kondisi perendaman serat TKKS dalam Larutan NaOH kemolaran0,2% pada konsentarasi 1% - 5% selama 16 jam 41 Gambar 3.24. Kondisi perendaman serat TKKS dalam Larutan NaOH kemolaran0,2% pada konsentarasi 1% - 5% selama 20 jam 41 Gambar 3.25. Proses pencucian akhir ... 42

Gambar 3.26. Proses pengeringan serat TKKS; (a) Serat A1- A5; (b) Serat B1- B5; (c) Serat C1- C5; (d) Serat D1- D5; (e) Serat E1- E5 ... 44

Gambar 3.27. Proses pencacahan serat TKKS ... 45

Gambar 3.28. Ukuran Cetakan Uji Tarik ASTM D638 – Tipe I ... 45

Gambar 3.29. Foto Spesimen Uji Tarik ... 48

Gambar 3.30. Mengukur massa spesimen ... 49

Gambar 3.31. Mengukur volume air ... 50

Gambar 3.32. Setup alat uji tarik ... 51

Gambar 3.33. Tampilan awal Ansys 14.5 ... 53

Gambar 3.34. Tampilan Engineering Data ... 54

Gambar 3.35. Tampilan Desain Geometry ... 55

Gambar 3.36. Tampilan Proses Meshing ... 56

Gambar 3.37. Tampilan Parameter Simulasi ... 57

Gambar 3.38. Variabel yang akan disimulasi ... 58

Gambar 3.39. Diagram alir penelitian ... 60

Gambar 4.1. Bentuk Spesimen Uji Tarik ... 61


(2)

Gambar 4.3. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 72

Gambar 4.4. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 73

Gambar 4.5. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 76

Gambar 4.6. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 78

Gambar 4.7. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 78

Gambar 4.8. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 80

Gambar 4.9. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 82

Gambar 4.10. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 84

Gambar 4.11. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 86

Gambar 4.12. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 88

Gambar 4.13. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 89

Gambar 4.14. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 91

Gambar 4.15. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 94

Gambar 4.16. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 96

Gambar 4.17. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 98

Gambar 4.18. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 100

Gambar 4.20. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 100

Gambar 4.21. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 103

Gambar 4.22. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 105

Gambar 4.23. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 107

Gambar 4.24. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 109

Gambar 4.25. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 111

Gambar 4.26. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 112

Gambar 4.27. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 114

Gambar 4.28. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 116

Gambar 4.29. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 118

Gambar 4.30. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 120

Gambar 4.31. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 122

Gambar 4.32. Grafik respon tegangan – regangan spesimen ... 123

Gambar 4.32 Distribusi Tegangan Pada Normal Stress (X Axis) ... 127

Gambar 4.33 Distribusi Tegangan Pada Normal Stress (Y Axis) ... 128

Gambar 4.34 Distribusi Tegangan Pada Equivalent Stre ... 128


(3)

Gambar 4.35 Distribusi Tegangan Pada Maximum Principal Stress ... 129

Gambar 4.36 Distribusi Tegangan Pada Minimum Principal Stress ... 129

Gambar 4.37 Distribusi Tegangan Pada Normal Elastic Strain (X Axis) 130 Gambar 4.38 Distribusi Tegangan Pada Normal Elastic Strain (Y Axis) 130

Gambar 4.39 Distribusi Tegangan Pada Equivalent Elastic Strain ... 131

Gambar 4.40 Distribusi Tegangan Pada Maximum Elastic Strain ... 131

Gambar 4.41 Distribusi Tegangan Pada Minimum Elastic Strain ... 132

Gambar 4.42 Distribusi Tegangan Pada Total Deformation ... 132

Gambar 4.43 Grafik rata – rata pengujian massa jenis terhadap NaOH 134

Gambar 4.44 Hubungan Tegangan Rata - rata dengan NaOH ... 136

Gambar 4.45 Grafik Hubungan Regangan Rata - rata dengan NaOH ... 138

Gambar 4.46 Grafik Hubungan Modulus Elastisitas Rata - rata dengan NaOH ... 140


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Karakteristik Mekanik Poliester Resin ... 8

Tabel 2.2. Kandungan Nutrisi Serat Kelapa Sawit ... .. 9

Tabel 2.3. Sifat-Sifat Dasar Batang Sawit ... 9

Tabel 2.4. Parameter Tipikal Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit per Kg 10 Tabel 3.1. Spesifikasi Mesin Pencacah ... 24

Tabel 3.2. Hasil perhitungan untuk pembuatan larutan NaOH pada tingkat kemolaran 0,2 % ... 37

Tabel 3.3. Data Konsentrasi larutan yang disiapkan untuk limavariasi konsentrasi pada fraksi volume (100 ml) dan fraksi berat basah (100 gr). ... 38

Tabel 3.4. Data perendaman Serat TKKS dalam larutan NaOH pada rasio (Fb : Fv = 1 : 4) ... 39

Tabel 3.5. Keterangan ukuran cetakan uji tarik ASTM D638 –Tipe I .... 46

Tabel 3.6. Perbandingan bahan pembentuk spesimen ... 47

Tabel 4.1. Pengujian massa jenis ... 62

Tabel 4.2. Hasil pengujian massa jenis spesimen ... 66

Tabel 4.3. Data uji tarik polimer busa spesimen ... 68

Tabel 4.4. Data uji tarik polimer busa spesimen ... 70

Tabel 4.5. Data uji tarik polimer busa spesimen ... 72

Tabel 4.6. Data uji tarik polimer busa spesimen ... 74

Tabel 4.7. Data uji tarik polimer busa spesimen ... 76

Tabel 4.8. Data uji tarik polimer busa spesimen ... 79

Tabel 4.9. Data uji tarik polimer busa spesimen ... 81

Tabel 4.10. Data uji tarik polimer busa spesimen ... 83

Tabel 4.11. Data uji tarik polimer busa spesimen ... 85

Tabel 4.12. Data uji tarik polimer busa spesimen ... 87


(5)

Tabel 4.13. Data uji tarik polimer busa spesimen ... 90

Tabel 4.14. Data uji tarik polimer busa spesimen ... 92

Tabel 4.15. Data uji tarik polimer busa spesimen ... 94

Tabel 4.16. Data uji tarik polimer busa spesimen ... 97

Tabel 4.17. Data uji tarik polimer busa spesimen ... 99

Tabel 4.18. Data uji tarik polimer busa spesimen ... 101

Tabel 4.19. Data uji tarik polimer busa spesimen ... 103

Tabel 4.20. Data uji tarik polimer busa spesimen ... 105

Tabel 4.21. Data uji tarik polimer busa spesimen ... 107

Tabel 4.22. Data uji tarik polimer busa spesimen ... 109

Tabel 4.23. Data uji tarik polimer busa spesimen ... 112

Tabel 4.24. Data uji tarik polimer busa spesimen ... 114

Tabel 4.25. Data uji tarik polimer busa spesimen ... 117

Tabel 4.26. Data uji tarik polimer busa spesimen ... 118

Tabel 4.27. Data uji tarik polimer busa spesimen ... 121

Tabel 4.28. Hubungan Modulus Elastisitas dengan NaOH ... 125

Tabel 4.29. Hubungan Massa Jenis Rata – rata dengan NaOH ... 133

Tabel 4.30. Hubungan Tegangan Rata - rata dengan NaOH ... 135

Tabel 4.31. Hubungan Regangan Rata - rata dengan NaOH ... 137

Tabel 4.32. Hubungan Modulus Elastisitas Rata – rata dengan NaOH . 138 Tabel 4.33. Perbandingan Hasil Eksperimen dan Hasil Simulasi Ansys 14.5 ... 140


(6)

DAFTAR SIMBOL

Simbol Arti Satuan

m Massa zat kg

V Volume zat ml ( )

Massa jenis gr/

F Gaya N

A Luas penampang

Tegangan MPa (kg/ )

Pertambahan Panjang mm

L Panjang akhir mm

Panjang awal mm

ε Regangan mm/mm

E Modulus Elastisitas MPa (kg/ )


Dokumen yang terkait

Studi Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Dan Pembuatan Komposit Polimer Busa Serta Analisa Uji Lentur

3 54 90

Studi Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Dan Pembuatan Komposit Polimer Busa Serta Analisa Uji Tekan Statik

0 3 111

Kaji Eksperimental dan Simulasi Ansys 14.5 Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Serta Pembuatan Komposit Busa Polimer pada Proses Hot Press Menggunakan Alat Uji Tarik

0 0 22

Kaji Eksperimental dan Simulasi Ansys 14.5 Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Serta Pembuatan Komposit Busa Polimer pada Proses Hot Press Menggunakan Alat Uji Tarik

0 0 2

Kaji Eksperimental dan Simulasi Ansys 14.5 Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Serta Pembuatan Komposit Busa Polimer pada Proses Hot Press Menggunakan Alat Uji Tarik

0 0 5

Kaji Eksperimental dan Simulasi Ansys 14.5 Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Serta Pembuatan Komposit Busa Polimer pada Proses Hot Press Menggunakan Alat Uji Tarik

0 1 17

Kaji Eksperimental dan Simulasi Ansys 14.5 Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Serta Pembuatan Komposit Busa Polimer pada Proses Hot Press Menggunakan Alat Uji Tarik

1 1 1

Kaji Eksperimental dan Simulasi Ansys 14.5 Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Serta Pembuatan Komposit Busa Polimer pada Proses Hot Press Menggunakan Alat Uji Tarik

0 0 3

Studi Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Dan Pembuatan Komposit Polimer Busa Serta Analisa Uji Tekan Statik

0 0 14

Studi Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Dan Pembuatan Komposit Polimer Busa Serta Analisa Uji Lentur

0 0 13