Proses Pembuatan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit

Gambar 3.14 Larutan NaOH

3.3 Proses Pembuatan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit

3.3.1 Proses Pereduksian Ukuran Janjang Proses ini bertujuan memperkecil ukuran janjang sawit menjadi lebih kecil lagi dilakukan melalui pencacahan kasar secara manual dengan cara menumbuk ujung tandannya sehingga mudah dicabik-cabik dan dipisahkan untuk mempermudah proses pelarutan larutan NaOH. Gambar 3.15 s.d 3.17 Gambar 3.15 Janjang sawit Universitas Sumatera Utara Gambar 3.16 Proses pencabikan janjang sawit Gambar 3.17 Janjang sawit yang telah dicacah 3.3.2 Proses Perlakuan Serat TKKS Proses perlakuan serat dilakukan dalam lima tahapan proses yaitu: tahapan proses pencucian awal, proses penyiapan larutan NaOH, proses perendaman serat dalam larutan NaOH, proses pencucian akhir, dan proses pengeringan serat. Universitas Sumatera Utara 1. Tahapan proses pencucian awal Pada tahap ini janjang yang telah direduksi dalam bentuk cabikan- cabikan kecil, terlebih dahulu dilakukan pencucian awal sebelum direndam dengan tujuan membersihkan serat dari kotoran-kotoran yang tidak melekat seperti abu, tanah, serbuk, serpihan tandan dan daun-daun kering. Pencucian awal ini dilakukan dengan cara menyiramkan air bersih yang berasal dari bak penampungan air dari atas langsung ke arah cabikan janjang yang ditempatkan di atas saringan kawat dalam ukuran mesh bebas, hal ini dilakukan hingga serat kelihatan bersih. Setelah bersih serat dibiarkan beberapa saat di atas saringan hingga tetesan air dari serat berhenti. Kemudian serat ditimbang kembali dan diperoleh berat 150 kg basis basah kehilangan kotoran 7,9 kg atau 5. Berat serat sebesar 150 kg basis basah ini akan di teruskan ke proses perendaman dalam larutan NaOH. Gambar 3.18 dan 3.19 Gambar 3.18 Proses pencucian serat TKKS Universitas Sumatera Utara Gambar 3.19 Penirisan air serat TKKS di atas saringan kawat 2. Tahapan proses penyiapan larutan NaOH Tujuan tahapan proses ini untuk menyiapkan larutan NaOH pada kemolaran 0,2 dengan variasi konsentrasi vv adalah 1 , 2 , 3 , 4 dan 5 . Larutan NaOH dibuat dari zat terlarut NaOH murni berwarna putih dalam bentuk butiran padat dan zat pelarut aquades yang keduanya berasal dari pembelian di toko kimia. Perbandingan antara jumlah molekul zat terlarut NaOH padat dan volume zat pelarut aquades dihitung menggunakan persamaan kemolaran larutan: mol L -1 ........ 3.1 dimana : M = kemolaran larutan mol L -1 n = jumlah molekul zat terlarut mol v = volume zat pelarut L Jumlah molekul zat terlarut dihitung dengan persamaan: ........ 3.2 Universitas Sumatera Utara dimana : n = jumlah molekul zat terlarut mol m = massa zat terlarut gr p = total massa molekul zat terlarut gr mol -1 . dari tabel unsur periodik Mendeleleyev diperoleh massa atom unsur pembentuk NaOH: massa atom Na = 23 gr mol -1 massa atom O = 16 gr mol -1 massa atom H = 1 gr mol -1 Total = 40 gr mol -1 Diambil zat terlarut NaOH dalam bentuk butiran padat dan ditimbang pada neraca digital dengan massa m = 100 gr. maka jumlah molekul zat terlarut : Kemolaran larutan yang dipakai ditetapkan sebesar 0,2 mol L -1 , maka volume zat pelarut diperoleh: Jadi perbandingan zat terlarut NaOH terhadap Zat pelarut aquades adalah 100 gr : 12,5 L. Artinya untuk tiap 100 gr NaOH dalam bentuk butiran padat dibutuhkan zat pelarut aquades sebanyak 12,5 L untuk mendapatkan tingkat kemolaran larutan NaOH sebesar 0,2 pada Tabel 3.2. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2 Hasil perhitungan untuk pembuatan larutan NaOH pada tingkat kemolaran 0,2 Zat terlarut Zat Pelarut Volume Larutan NaOH basis cair Butiran NaOH basis padat Aquades basis cair gr ml ml 100 12500 12500 110 13750 13750 120 15000 15000 130 16250 16250 140 17500 17500 150 18750 18750 160 20000 20000 170 21250 21250 180 22500 22500 190 23750 23750 200 25000 25000 Selain itu konsentrasi larutan dibuat berdasar fraksi volume 100 ml dan fraksi berat 100 gr basis basah. Konsentrasi larutan disiapkan untuk lima variasi konsentrasi masing-masing 1, 2, 3, 4 dan 5 Tabel 3.3. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.3 Data Konsentrasi larutan yang disiapkan untuk lima variasi konsentrasi pada fraksi volume 100 ml dan fraksi berat basah 100 gr. Konsentrasi Volume Total Fraksi volume larutan Fraksi berat Serat TKKS basis basah Rasio Fraksi berat terhadap Fraksi volume Larutan NaOH Air Fv Fb Fb : Fv ml ml ml gr - 1 1 99 100 100 100 100 1:1 2 2 98 100 100 100 100 1:1 3 3 97 100 100 100 100 1:1 4 4 96 100 100 100 100 1:1 5 5 95 100 100 100 100 1:1 Jumlah 15 485 500 500 500 500 1:1 Rasio Kondisi perendaman yang baik adalah Fb : Fv =1 : 4. Oleh karena itu perendaman dilakukan pada rasio fraksi berat terhadap fraksi volume 1: 4, artinya setiap 5 kg berat basah serat TKKS direndam dalam 20 liter larutan NaOH Tabel 3.4. Rasio ini digunakan agar keseluruhan serat dapat terendam sempurna di dalam larutan. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.4 Data perendaman Serat TKKS dalam larutan NaOH pada rasio Fb : Fv = 1 : 4 Konsentrasi Larutan Volume Volume Larutan pada Rasio rendaman yang baik Fb : Fv = 1 : 4 Larutan NaOH Air Fraksi volume larutan Fv Fraksi berat serat TKKS basis basah Fb ml ml ml gr 1 200 19800 20000 5000 2 400 19600 20000 5000 3 600 19400 20000 5000 4 800 19200 20000 5000 5 1000 19000 20000 5000 Total per grup 3000 97000 100000 25000 Total utk 5 grup A, B, C, D, E 15000 15 L 485000 485 L 5000000 500 L 1250000 125 kg 3. Tahapan proses perendaman serat dalam larutan NaOH Tahapan proses ini bertujuan menghilangkan kotoran, minyak sisa dan lignin. Perendaman serat dilakukan pada enam variasi konsentrasi larutan NaOH fraksi volume vv masing-masing 1 , 2 , 3 , 4 dan 5 . Ke dalam setiap variasi konsentrasi larutan NaOH dimasukkan 5 kg serat TKKS basis basah yang ditempatkan di dalam masing-masing Universitas Sumatera Utara wadah drum seng yang diberi kode A 1 1 , A 2 2 , A 3 3 , A 4 4 dan A 5 5 ; B 1 1 , B 2 2 , B 3 3 , B 4 4 dan B 5 5 ; C 1 1 , C 2 2 , C 3 3 , C 4 4 dan C 5 5 ; D 1 1 , D 2 2 , D 3 , D 4 4 , D 5 5 dan E 1 1 , E 2 2 , E 3 3 , E 4 4 dan E 5 5 . Lama perendaman dilakukan pada lima variasi waktu rendam yaitu 4 jam, 8 jam, 12 jam 16 jam dan 20 jam. Kode huruf menunjukkan lama perendaman jam, sedang indek angka menunjukkan persentase konsentrasi larutan NaOH . Total berat serat TKKS yang direndam 150 kg basis basah. Kondisi perendaman dilakukan seperti pada Gambar 3.20 s.d 3.24. Gambar 3.20 Kondisi perendaman serat TKKS dalam Larutan NaOH kemolaran 0,2 pada konsentarasi 1 - 5 selama 4 jam Gambar 3.21 Kondisi perendaman serat TKKS dalam Larutan NaOH kemolaran 0,2 pada konsentarasi 1 - 5 selama 8 jam Universitas Sumatera Utara Gambar 3.22 Kondisi perendaman serat TKKS dalam Larutan NaOH kemolaran 0,2 pada konsentarasi 1 - 5 selama 12 jam Gambar 3.23 Kondisi perendaman serat TKKS dalam Larutan NaOH kemolaran 0,2 pada konsentarasi 1 - 5 selama 16 jam Gambar 3.24 Kondisi perendaman serat TKKS dalam Larutan NaOH kemolaran 0,2 pada konsentarasi 1 - 5 selama 20 jam Universitas Sumatera Utara Tujuan memvariasikan konsentrasi larutan NaOH dan waktu rendam adalah untuk mengetahui pengaruh kadar konsentrasi larutan NaOH dan waktu rendam terhadap tegangan tarik bahan komposit busa polimer diperkuat serat TKKS yang diproduksi. 4. Tahapan proses pencucian akhir Tahapan proses ini bertujuan menghilangkan serpihan- serpihan yang masih melekat agar serat yang benar- benar bersih saja yang dikeringkan. Proses pencucian akhir ini dilakukan dengan cara yang sama seperti pada tahap pencucian awal yakni menyiramkan air dari atas bak penampungan ke arah serat yang ditempatkan di atas saringan kawat dengan ukuran mesh bebas seperti pada Gambar 3.25. Gambar 3.25 Proses pencucian akhir 5. Proses pengeringan serat TKKS Pada proses ini,serat TKKS yang telah dicuci segera ditiriskan airnya. Setelah tetesan tetesan air berkurang,serat kemudian dijemur 8 jam melihat kondisi cuaca di lapangan, seperti Gambar 3.26. Universitas Sumatera Utara a b c Universitas Sumatera Utara d e Gambar 3.26 Proses pengeringan serat TKKS; a Serat A1- A5; b Serat B1- B5; c Serat C1- C5; d Serat D1- D5; e Serat E1- E5 3.3.3 Pencacahan serat TKKS Serat TKKS yang sudah dijemur dan kering selanjutnya dicacah menggunakan mesin pencacah halus. Akan tetapi dalam proses ini serat TKKS tersebut terlebih dahulu dicabik menjadi beberapa bagian kecil lagi untuk mempermudah proses pencacahan dalam mesin pencacah. Mesin pencacah halus berfungsi untuk memotong serat TKKS sehingga serat TKKS berukuran ± 3mm Universitas Sumatera Utara sd 5 mm, pencacahan serat TKKS dengan menggunakan mesin pencacah halus dapat ditunjukkan seperti Gambar 3.27 di bawah ini dan untuk hasil dari pencacahan dapat dilihat pada Gambar 3.7 sebelumnya. Gambar 3.27 Proses pencacahan serat TKKS

3.4 Proses Pembuatan Spesimen Uji Tarik

Dokumen yang terkait

Studi Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Dan Pembuatan Komposit Polimer Busa Serta Analisa Uji Lentur

3 54 90

Studi Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Dan Pembuatan Komposit Polimer Busa Serta Analisa Uji Tekan Statik

0 3 111

Kaji Eksperimental dan Simulasi Ansys 14.5 Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Serta Pembuatan Komposit Busa Polimer pada Proses Hot Press Menggunakan Alat Uji Tarik

0 0 22

Kaji Eksperimental dan Simulasi Ansys 14.5 Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Serta Pembuatan Komposit Busa Polimer pada Proses Hot Press Menggunakan Alat Uji Tarik

0 0 2

Kaji Eksperimental dan Simulasi Ansys 14.5 Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Serta Pembuatan Komposit Busa Polimer pada Proses Hot Press Menggunakan Alat Uji Tarik

0 0 5

Kaji Eksperimental dan Simulasi Ansys 14.5 Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Serta Pembuatan Komposit Busa Polimer pada Proses Hot Press Menggunakan Alat Uji Tarik

0 1 17

Kaji Eksperimental dan Simulasi Ansys 14.5 Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Serta Pembuatan Komposit Busa Polimer pada Proses Hot Press Menggunakan Alat Uji Tarik

1 1 1

Kaji Eksperimental dan Simulasi Ansys 14.5 Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Serta Pembuatan Komposit Busa Polimer pada Proses Hot Press Menggunakan Alat Uji Tarik

0 0 3

Studi Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Dan Pembuatan Komposit Polimer Busa Serta Analisa Uji Tekan Statik

0 0 14

Studi Perlakuan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Dan Pembuatan Komposit Polimer Busa Serta Analisa Uji Lentur

0 0 13