BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian
Tempat dan waktu penelitian dibagi dalam dua tahap, yaitu pengolahan serat dilaksanakan di Laboratorium Teknik Mesin menggunakan mesin pencacah
halus serta pembuatan spesimen di laboratorium Polimer Fakultas MIPA USU menggunakan mesin hotpress, sedangkan pengujian tarik terhadap spesimen
dilaksanakan di Pusat Riset Impak dan Keretakan Program Magister Teknik Mesin FT-USU menggunakan alat uji Shimadzu Servopulser, Penelitian dilakukan
mulai 18 November 2014 s.d 20 Mei 2015.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat 3.2.1.1 Mesin Pencacah
Mesin pencacah halus serat, berfungsi untuk mencacah serat Tandan Kosong Kelapa Sawit TKKS menjadi serat ukuran ± 3 s.d 5 mm. Mesin
pencacah tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.1 di bawah ini dan spesifikasinya pada Tabel 3.1.
Gambar 3.1 Mesin Pencacah
5 1
2 3
4
Universitas Sumatera Utara
Keterangan gambar: 1.
Saluran masuk 2.
Pisau pencacah 3.
Puli 4.
Motor 5.
Saluran keluar Tabel 3.1 Spesifikasi Mesin Pencacah
Spesifikasi Satuan
Besaran Jenis Motor Listrik
Induksi Daya Keluaran
HPkW 1 0,75
Frekuensi Hz
50 Voltage
V 220
Arus Listrik A
8 Putaran Mesin
rpm 1450
Fase 1
Suhu Operasi 60
3.2.1.2 Neraca Digital Neraca digital berfungsi untuk menimbang massa bahan-bahan yang akan
digunakan pada pembuatan komposit dengan ketelitian 0,01 gr. Neraca digital tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.2 di bawah ini.
Gambar 3.2 Neraca Digital
Universitas Sumatera Utara
3.2.1.3 Cetakan Uji Tarik Cetakan uji tarik ini terbuat dari plat besi dengan panjang 190 mm, lebar
155m dan tebal plat 3,6 mm. Cetakan tersebut kemudian diberi 3 lubang dengan ukuran standar ASTM D638 - Tipe I yang terlihat seperti pada Gambar 3.3 di
bawah ini. Cetakan ini juga dilengkapi dengan alas cetakan dan tutup cetakan.
Gambar 3.3 Cetakan uji tarik Alas cetakan dan tutup cetakan berfungsi sebagai tempat landasan serta
penutup cetakan yang dapat menahan luapan cairan komposit yang telah dituang kedalam cetakan. Alas cetakan dan tutup cetakan ini terbuat dari plat besi seperti
yang terlihat pada Gambar 3.4 di bawah ini.
Gambar 3.4 Alas dan tutup cetakan
Universitas Sumatera Utara
3.2.1.5 Mesin Hot Press Mesin Hot Press berfungsi sebagai pemanas cetakan yang telah diisi
cairan komposit polimer serat TKKS. Diawali dengan menuangkan resin dan reinforcement dengan viskositas yang tinggi ke dalam cetakan pada suhu
pemakaian 75 , kemudian cetakan ditutup dan penekanan terhadap material
komposit tersebut, sehingga terjadi perubahan kimia yang menyebabkan mengerasnya material komposit secara permanen mengikuti bentuk cetakan.
Adapun tahapan pemakaian dari mesin hot press tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Hidupkan tombol power on of 2.
Setel suhu pemanasan ke suhu 75 3.
Turunkan dudukan hidrolik mesin hot press 4.
Masukkan cetakan yang telah diisi cairan komposit 5.
Naikkan kembali dudukan hidrolik mesin hot press tekan sampai rapat 6.
Tunggu 10 menit, kemudian angkat dan keluarkan cetakan dari mesin hot press
7. Lakukan hal yang sama untuk pencetakan berikutnya
Gambar mesin hot press dapat dilihat pada Gambar 3.5 di bawah ini.
Gambar 3.5 Mesin Hot Press 1
2 3
4
Universitas Sumatera Utara
Keterangan gambar: 5.
Rangka penahan 6.
Hidrolik 7.
Heater 8.
Dudukan Hot Press
3.2.1.4 Alat Pendukung Alat-alat lain yang diperlukan untuk membentuk sampel uji yaitu
gunting, pisau, gelas ukur, penggaris dan jangka sorong, sarung tangan, pengaduk, masker dan lain-lain. Dapat dilihat pada Gambar 3.6 di bawah ini.
Gambar 3.6 Alat Pendukung
3.2.2 Bahan 3.2.2.1 Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit
Serat TKKS yang dimaksud disini adalah serat TKKS yang telah kering selanjutnya dicacah dengan menggunakan mesin pencacah halus dengan kisaran
panjang ± 3mm s.d 5mm. Hasil serat TKKS yang telah dicacah dengan menggunakan mesin pencacah halus seperti ditunjukkan pada Gambar 3.7 di
bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.7 Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit
3.2.2.2 Resin BTQN 157 EX Jenis resin yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis resin BTQN
157 EX, yang merupakan polimer Thermoset dengan struktur rantai karbon yang panjang. Resin BTQN 157 EX ini berfungsi sebagai matrik. Matrik jenis ini
memiliki sifat dapat mengeras pada suhu kamar dengan penambahan katalis tanpa pemberian tekanan ketika proses pembentukannya. Resin BTQN 157 EX seperti
ditunjukkan pada Gambar 3.8 di bawah ini.
Gambar 3.8 Resin BTQN 157 EX
Universitas Sumatera Utara
3.2.2.3 Poliuretan Poliuretan Blowing Agent berfungsi membentuk busa dengan munculnya
gelembung - gelembung kecil untuk menghasilkan struktur bangunan sel-sel yang berongga. Pada penelitian ini poliuretan dibentuk dengan menggabungkan polyol
dan isosianate seperti ditunjukkan pada Gambar 3.9 di bawah ini.
a
b Gambar 3.9 a Polyol ; b Isosianate
3.2.2.4 Katalis MEKPO Katalis MEKPO Methyl Ethyl Keton Peroksida berfungsi untuk
mengatur waktu pembentukan gelembung blowing Agent sehingga tidak mengembang secara berlebihan atau terlalu cepat mengeras yang dapat
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan terhambatnya pembentukan gelembung, katalis tersebut dapat ditunjukkan seperti Gambar 3.10 di bawah ini.
Gambar 3.10 Katalis MEKPO 3.2.2.5 Wax
Wax atau biasa disebut maximum mold release wax digunakan untuk melapisi cetakan dan berfungsi juga sebagai pelekang pada cetakan yang akan
dibuat. Wax merupakan bahan yang sangat mendukung dalam proses pembuatan struktur ini. Wax berbentuk padat menyerupai sabun berwarna kuning dan
dioleskan pada seluruh bagian permukaan cetakan. Wax dapat ditunjukkan seperti Gambar 3.11 di bawah ini.
Gambar 3.11 Wax
Universitas Sumatera Utara
3.2.2.6 Larutan NaOH
Larutan NaOH juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida,
adalah sejenis basa logam kaustik yang berfungsi menghilangkan minyak yang masih terdapat pada serat. Larutan NaOH ini dibuat dengan cara menggabungkan
butiran NaOH dengan aquades yang dilarutkan ke dalam air. Adapun gambar butiran NaOH, aquades dan larutan NaOH tersebut dapat kita lihat pada Gambar
3.12 s.d 3.14.
Gambar 3.12 Butiran NaOH
Gambar 3.13 Aquades
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.14 Larutan NaOH
3.3 Proses Pembuatan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit