Pendidikan Sistem Sistem rujukan Pembinaanmo Terlaksananya Peningkatan efisiensi efektivitas Pembiayaan di RS, termasuk Pengembangan RS KabKota sbg Rujukan Safe Community, tmsk

13 JUMLAH POLINDES POSKESDES Jenis UKBM 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Polindes 26.975 27.538 18.238 Poskesdes 12.942 42.000 58.000 70.000 Baru dibentuk pada tahun 2006 9.300 Polindes di Jawa Timur dan Jawa Tengah menjadi Poskesdes Semua Polindes telah menjadi Poskesdes 14 RENCANA , REALISASI DAN KETERSEDIAAN BIDAN POSKESDES TAHUN 2006-2007 PER PROVINSI 1 NAD 150 4269 150 1350 2 SUMUT 400 391 3173 391 3000 3 SUMBAR 200 200 1063 199 800 4 RIAU - - 618 - 500 5 JAMBI - 54 839 - 700 54 6 SUMSEL - - 1522 - 1500 7 BENGKULU 150 150 1017 150 300 8 LAMPUNG 200 200 1284 200 500 9 BABEL - - 172 - 250 10 KEP. RIAU - - 46 - 100 11 DKI JAKARTA - - - - 267 12 JAWA BARAT 1000 1055 2479 - 2500 55 13 JAWA TENGAH 4300 4322 4599 4300 3300 22 14 DI YOGYAKARTA - - 212 - 233 15 RENCANA REALISASI TERSEDIA DILATIH RENCANA REALISASI

s.d Mei

15 JAWA TIMUR 5000 5148 4334 5000 3467 148 16 BANTEN - - 533 - 700 17 BALI - 210 378 - 300 210 18 NTB - - 349 - 500 19 NTT - - 1756 - 700 20 KALBAR 150 150 901 150 700 21 KALTENG 150 148 778 148 300 22 KALSEL - 284 848 - 1500 284 23 KALTIM - - 113 - 1200 24 SULUT - - 471 - 600 25 SULTENG 100 215 1099 100 600 340 26 SULSEL 200 415 863 199 1500 215 27 SULTRA - - 417 - 1153 28 GORONTALO - - 110 - 200 TAHUN 2007 POSKESDES PROPI NSI NO. TAHUN 2006 POSKESDES BIDAN RENCANA , REALI SASI DAN KETERSEDI AAN BI DAN POSKESDES TAHUN 2006- 2007 PER PROVI NSI 16 RENCANA REALISASI TERSEDIA DILATIH RENCANA REALISASI

s.d Mei

29 SULBAR - - 7 - 300 - 30 MALUKU - - 632 - 400 - 31 MALUKU UTARA - - 6 - 100 - 32 PAPUA - - 4 - 500 - 33 IRJABAR - - - - 50 - JUMLAH 12,000 12,942 34,892 10,987 30,000 1,328 TAHUN 2007 POSKESDES PROPI NSI NO. TAHUN 2006 POSKESDES BIDAN RENCANA , REALI SASI DAN KETERSEDI AAN BI DAN POSKESDES TAHUN 2006- 2007 PER PROVI NSI 17 Provinsi siap pelatihan bidan poskesdes No Provinsi Jumlah 1 Kep. Riau 100 2 Lampung 500 3 Babel 250 4 Jatim 3467 5 Bali 300 6 Kalbar 700 7 Sulteng 600 18 Pendanaan Desa Siaga Pusat: „ Satker Badan PPSDM Æ TOT Prov Kab „ Satkes Ditjen Bina kesmas Æ Pelatihan Bidan di Desa Petugas Puskesmas 30.000 bidan „ Satker Dit. Keskom Æ Pedoman Puskesmas „ Satker Pusat Promkes Æ Pelatihan Kader Toma Cetak Manlak Desa Siaga „ Satker P2PL Æ penyusunan pedoman Surveilance berbasis masyarakat kesling „ Satker Yanmedik Æ penyusunan dan cetak pedoman safe community „ Satker Pusat Krisis Æ Penanggulangan bencana simulasi 19 Pendanaan Desa Siaga Daerah: „ Dekonsentrasi untuk: „ Manajemen Desa Siaga di Prov Kab „ Operasional Poskesdes Desa Siaga „ TP untuk Alkes Desa Siaga „ DAK: Untuk fisik bangunan dan Alkes Poskesdes „ APBD I : Koordinasi pengembangan Desa Siaga „ APBD I I : operasionalisasi Desa Siaga untuk kesinambungannya. „ Dimungkinkan dari bantuan legal dari masyarakat termasuk dunia usaha CSR, LSM, dsb. 20 MASALAH ‰ Belum adanya kesamaan pemahaman dan persepsi tentang Desa Siaga Poskesdes ‰ Hambatan komunikasi data pengembangan Desa Siaga dan kebutuhan dukungan sumber daya ‰ Terbatasnya dukungan anggaran masyarakat dan Pemda dalam pengembangan Desa Siaga ‰ Terbatasnya ketersediaan tenaga kesehatan 2 1 22 PENGELOLAAN ASKESKI N „ TAHUN 2006 OLEH PT ASKES „ KAPI TASI „ KLAI M RAWAT I NAP, PERSALI NAN,SPESI ALI STI K, UGD, TANSPORT RUJUKAN „ TAHUN 2007 OLEH DEPKES DI KI RI M KE PUSKESMAS VI A PT POS „ DANA PELAYANAN KESEHATAN DASAR „ DANA PERSALI NAN 23 ANGGARAN TAHUN 2007 „ PELAYANAN KESEHATAN DASAR „ Rp 720.000,000,000,- „ PAKET PERSALI NAN OLEH NAKES „ Rp 217.500.000.000,- 24 MEKANI SME PEMBAYARAN „ ALOKASI PER KAB KOTA DI TETAPKAN MENKES „ ALOKASI PER PUSKESMAS DI TETAPKAN KADI NKES KAB KOTA „ PUSKESMAS MEMBUKA REKENI NG GI RO DI PT POS „ DANA SDH TERSEDI A DI PT POS 25 MEKANI SME PENCAI RAN „ PUSKESMAS MENGAJUKAN POA DI NKES KAB KOTA UNTUK MENGAMBI L UANG MUKA KEGI ATAN „ AKAN DI LAKUKAN VERI FI KASI OLEH PT ASKES DALAM PEMANFAATAN UANG „ HASI L VERI FI KASI DI LAPORKAN KE DI NKES KAB KOTA „ LAPORAN VERI FI KASI SEBAGAI BAHAN PERSETUJUAN PENCAI RAN BERI KUTNYA 26 PEMANFAATAN DANA „ PELAYANAN DALAM GEDUNG „ JASA PELAYANAN „ PELAYANAN LUAR GEDUNG „ RAWAT I NAP ALOKASI MAKS 10 DARI TOTAL „ TRANSPORT RUJUKAN „ PELAYANAN SPESI ALI STI K 27 REALISASI OPERASIONAL PUSKESMAS TH 20062007 21 25 19 11 6 10 14 7 9 10 6 25 6 35 5 38 9 9 16 12 14 13 13 9 5 10 23 5 10 8 8 20 9 5 10 15 20 25 30 35 40 TOTAL KABKOTA KABKOTA MENYERAP 2 8 2 5 ,2 3 ,2 4 1 ,0 8 5 ,9 9 6 ,7 5 9 ,0 B E L U M T E R S E R A P R E A L IS A S I OPERASIONAL PUSKESMAS TAHUN 2006 A L O K A S I : R p . 1 1 1 ,2 ,0 ,0 29 REA LISA SI A SKESKIN 2007 21 25 19 11 6 10 14 7 9 10 6 25 6 35 5 38 9 9 16 12 14 13 13 9 5 10 23 5 10 8 8 20 9 1 1 2 1 3 1 2 1 1 1 5 10 15 20 25 30 35 40 jml kab kab menyerap 30 No Prov Kab Kota 1 SUMBAR Kab Padang Panjang 2 KEPRI Kab Karimun 3 BANTEN Kab Serang 4 JABAR Kota Bogor Kota Banjar 5 JATENG Kota Surakarta Kota Pekalongan Kab Pekalongan 6 DI Y Kab Gunung Kidul 7 JATI M Kab Pasuruan Kab Ngawi 8 KALBAR Kab Ketapang 9 Bali Kab Buleleng 10 SULUT Kab Minahasa Sel Kabupaten kota yang sdh menerima dana Askeskin di Puskesmas th 2007 31 REALI SASI PELAYANAN KES DASAR DAN PERSALI NAN TAHUN 2007 35,437,500,000 902,062,500,000 BELUM TERSERAP REALI SASI ALOKASI : Rp. 937,500,000,000 3 2 PL- 2A- 2 PLEN O 2 -A Materi 2 Pengalaman I mplementasi Strategi Pengembangan Desa Siaga di Kabupaten Donggala Propinsi Sulaw esi Tengah Oleh : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala Propinsi Sulaw esi Tengah DEPART EM EN K ESEH AT AN REPU BLI K I N DON ESI A PENGALAMAN PENGALAMAN DINAS KESEHATAN DONGGALA DINAS KESEHATAN DONGGALA DALAM DALAM PENGEMBANGAN DESA SIAGA PENGEMBANGAN DESA SIAGA KAB. DONGGALA KAB. DONGGALA PROP. SULAWESI TENGAH PROP. SULAWESI TENGAH PKM PALOLO DINAS KESEHATAN KAB. DONGGALA PROPINSI SULAWEI TENGAH I . Gambaran Umum Jumlah Penduduk : 442.849 Jiw a Kecamatan : 21 Desa : 280 Sarana Kesehatan : RSUD : 1 Puskesmas : 27 Pusling R4 : 25 Pusling Perairan : 2 Pustu : 119 • Jumlah Bidan Desa : 191 Perawat : 1168 Polindes : 156 Poskesdes : 45 Posyandu : 710 Dalam mengiplementasikan DESI ada beberapa unsur ikut terlibat dan yang paling memegang peranan penting - Kepala Puskesmas - Kepala Desa - Pemerintah Kabupaten - Unsur Legislatif DPRD - Kepala Dinas Kab.Propinsi - Subdin – subdin terkait - PKK Unsur masyarakat lainnya Kepala Puskesmas Palolo Dokter teladan tk. Propinsi Paham DESI Depkes Sosisalisasi DESI Tingkat Prop. Sulteng Tingkat Kab. Donggala Tahun 2006 Target DESI Dinkes DGL 2006 Tiap PKM 2 DESI Pendekatan 1 Dinkes Undang Lintas Sektor Sosialisasi DESI Sosialisasi DESI ke – 27 PKM Beberapa PKM amat responsif termasuk PKM Palolo Beberapa Kades merespon dgn baik ide DESI Advokasi Kadis Bupati Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Pelajari pedoman DESI SK Menkes Pendekatan 2 Ka.PKM Mulai Keg. - Pelatihan Bides ttg DESI - Pelatihan FKD - Pelatihan Kader Materi : - Masing2 Subdin setelah TOT Implementasi Kegiatan Target Desa Siaga • Tahun 2006 9 DESI • Tahun 2007 87 DESI • Tahun 2008 150 DESI • Tahun 2009 34 DESI Realisasi DESI : - Tahun 2006 100 - Tahun 2007 sd juni 61 53 ds SOSIALISASI DESI S o s ia li s a s i D E S I tk . K e c a m a ta n S o s ia li s a s i D E S I tk . D e s a SOSIALISASI PELANTIKAN FORUM SOSI ALI SASI TI NGKAT KEC. PALOLO : SEMUA BI DAN DESA KETUA PKK DESA SE- KEC. PALOLO PELANTI KAN FORUM KESDES HASIL PEMBINAAN FORUM KESDES TENTANG PHBS Profil Rumah Sehat Gakin Percontohan TOGA Penyerahan bantuan seragam kader PENCANANGAN DESA AMPERA SEBAGAI DESA SI AGA OLEH GUBERNUR SULAWESI TENGAH DI DAMPI NGI BUPATI DONGGALA, 13 NOPEMBER 2006 DI RANGKAI KAN DENGAN HKN KE- 42 PENCANANGAN DESI DI DESA LAIN OLEH BUPATI DONGGALA SALAH SATU PENGEMBANGAN POSKESDES PERMANEN KUNJUNGAN BAPAK SEKJEN DEPKES RI KE DESI AMPERA TGL 1 MEI 2007 KUNJUNGAN LANGSUNG KE POSKESDES PENYERAHAN CINDERAMATA PL- 2A- 3 PLEN O 2 -A Materi 3 Pengalaman Pengelolan Askeskin di Puskesmas Oleh : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna Propinsi Kepulauan Riau DEPART EM EN K ESEH AT AN REPU BLI K I N DON ESI A PENGALAMAN PENGELOLAAN ASKESKIN DI PENGALAMAN PENGELOLAAN ASKESKIN DI PUSKESMAS DAERAH TERPENCIL KEPULAUAN DI PUSKESMAS DAERAH TERPENCIL KEPULAUAN DI KAB NATUNA KAB NATUNA drg. Fadhilla. R.D Mallarangan, MKes PENDAHULUAN PENDAHULUAN • Beberapa penemuan awal menunjukkan bahwa sistim berbasis beneficiary dengan menunjukan pihak ketiga sebagai pengelola Third Party Administrator TPA telah meningkatkan efesiensi dan efektivitas serta komitmen pemerintah daerah terhadap pelayanan dan pendanaan kesehatan keluarga miskin. • Pemda Natuna mengalokasikan APBD Kesehatan tahun 2007 sebesar 180 Milyar dari 1,9 T APBD atau hampir 10 dari total APBD. Alokasi APBD Kab untuk pelaksanaan Askes dan Askeskin sebesar 9,2 M • VISI Pemerintah Kabupaten Natuna yang dituangkan melalui RPJM Kab Natuna adalah pencapaian “NATUNA MAS 2020”, dengan meletakkan pembangunan kesehatan sebagai pilar ke II, setelah Imam dan Taqwa. • Visi Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana dalam rangka pencapaian NATUNA MAS ”Mewujudkan pelayanan kesehatan yang terjangkau dengan sumber daya manusia yang berkualitas dan dalam lingkungan yang sehat”. • • Prioritas Prioritas sasaran sasaran adalah adalah peningkatan peningkatan kesehatan kesehatan penduduk penduduk miskin miskin khususnya khususnya dan dan seluruh seluruh penduduk penduduk kabupaten kabupaten Natuna, Natuna, baik baik melaluiprogram melaluiprogram Askeskin Askeskin serta serta pemberian pemberian JPKM JPKM bagi bagi seluruh seluruh masyarakat masyarakat Natuna Natuna Mei Mei 2007. 2007. ANALISIS SITUASI ANALISIS SITUASI Merupakan suatu kab yang tda 272 pulau, terbagi atas 3 gugus kepulauan besar yi: Kepulauan Bunguran, Anambas dan Serasan. Terdiri dari 97 lautan dan 3 daratan: – Penduduk umumnya hidup sebagai nelayan. Jarak kota Kecamatan yang paling dekat ke Ibu Kota Kabupaten adalah Sedanau 21 mill dan yang terjauh Letung dengan 177 mill. Luas wilayah kesuluruhan 141,901 km2 terdiri dari daratan 3235,2 km2 sekitar 3 persen dan lautan 138,666 km2 97 persen lautan. Aspek Aspek Geografis Geografis dan dan Demografis Demografis – Karakter iklim pada bulan Sept – Jan merupakan musim utara dengan curah hujan yang cukup tinggi, sehingga pada bulan - bulan tersebut transportasi merupakan masalah utama bagi masyarakat Kab Natuna. – Jumlah penduduk sampai akhir tahun 2006 adalah 98.288 jiwa.. Jumlah penduduk miskin Kab Natuna sebanyak 31.136 jiwa 31 persen dengan 16 buah puskesmas dengan kategori 5 pusk biasa, 9 pusk terpencil dan 2 pusk sangat terpencil. ASPEK FASILITAS KESEHATAN Fasilitas Yankes F Ket Rumah Sakit Lapangan 1 Puskesmas Rawat Inap - Pusk Perawatan Plus - Pusk Perawatan 4 2 7 Puskesmas Rawat Jalan 3 Puskesmas Pembantu 43 Poliklinik Desa 31 Posyandu 127 Puskel Darat Roda 4 4 Puskel Perairan Laut 5 Sepeda Motor 100 ¾ Kondisi fasilitas kesehatan yang ada menunjukkan bahwa terjadi kekurangan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Pustu yang berada dalam kondisi baik sebanyak 70 , Polindes sebanyak 62 dan Puskesmas Keliling 85 . ¾ Pada th 2007 terjadi pemekaran Kec dan Desa, sehingga akhir tahun 2006 menjadi 16 kec. dan 78 desa. Pemekaran kecamatan tsb memp. implikasi thd nakes, Namun secara langsung mempunyai daya ungkit terhadap peningkatan kunjungan kesehatan pada daerah yang telah ditempati nakes baik bidan maupun perawat. Tabel 1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kabupaten Natuna Sumber Data : Sub Bag Perencanaan DINKESKB 2007 Aspek Aspek SDM Kesehatan SDM Kesehatan Permasalahan yang berkaitan dengan pengelolaan Askeskin : Peserta Askeskin di Kabupaten Natuna berdasarkan data tahun 2006 adalah 31.136 jiwa, Dimana penyebaran yang terbanyak terdapat di Kecamatan Bunguran Timur yaitu 6.740 jiwa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table dibawah : Tabel Tabel 2. 2. Jumlah Jumlah Tenaga Tenaga Kesehatan di Kesehatan di Kabupaten Kabupaten Tahun Tahun 2007 2007 Sumber Data : Sub Bag Kepegawaian DINKESKB,2007 Tabel 4 : Jumlah Penduduk Keluarga Miskin dan Pemanfaatan Sarana Pelayanan Kesehatan oleh penduduk miskin di Kabupaten Natuna No Kecamatan Jumlah Pemanfaatan Fasillitas Yankes f f 1 Bunguran Timur 3,996 12.8 200 5.0 2 Bunguran Tengah 1,104 3.5 42 3.8 3 Bunguran Timur Laut 1,640 5.3 55 3.3 4 Bunguran Utara 1,164 3.7 35 3.0 5 Pulau Tiga 1,009 3.2 30 2.7 6 Bunguran Barat 4,923 15.8 26 0.52 7 Jemaja 2,764 8.9 63 2.3 8 Jemaja Timur 719 2.3 15 2.1 9 Siantan 2,062 6.6 62 3 10 Siantan Selatan 698 2.2 15 2.2 11 Siantan Timur 961 3.1 27 2.9 12 Midai 1,167 3.7 58 5 13 Serasan 2,122 6.8 65 3.1 14 Palmatak 5,024 16.1 301 6 15 Subi 1,223 3.9 35 2.9 16 Pulau Laut 570 1.8 14 2.4 rata-rata 31,146 100 1043 3.34 Sumber : Data Askes dan Profil Kab Natuna, 2006 PERMASALAHAN DAN PELAKSANAAN ASKESKIN DI PUSKESMAS DAERAH TERPENCIL KEPULAUAN A. Permasalahan • Masih rendahnya Pemanfaatan Puskesmas dan Pelayanan Rujukan oleh Gakin. Sebaran penduduk tidak merata, tersebar pada daerah kepulauan dengan aksesibilitas transportasi antar pulau yang msh terbatas, sehingga tidak mempunyai kemampuan cukup untuk mendatangi pustu atau puskesmas. Kasus rujukan yang perlu ditangani secara cepat butuh waktu yang lama untuk melakukan proses rujukan pasien. Saat ini pusat rujukan pasien adalah RS Lapangan Natuna, RSUD Singkawang Kalimantan Barat dan RSUD Tanjung Pinang. Jarak antara pusat rujukan RSL dengan daerah di Kabupaten Natuna memakan waktu tempuh perjalanan dengan kapal + 11 jam. Transportasi regular 1 kaliminggu untuk kapal laut dan 6 kaliminggu untuk transportasi udara. Musim utara Oktober sd Februari curah hujan sangat tinggi dan angin yang kencang diserta gelombang laut tinggi,sehingga pada saat tersebut. Sangat sulit bagi masyarakat untuk keluar dari tempat tinggal dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatannya. Kondisi medan yang berat ini menjadi permasalahan yang serius terhadap pemberian pelayanan Kesehatan terutama kepada penduduk miskin, serta menimbulkan masalah yang cukup serius pula dalam proses rujukan pasien. Keterbatasan sarana transportasi • Jumlah dan Kualifikasi SDM Kesehatan Nakes belum bisa optimal dalam melakukan pelayanan kesehatan. Secara kuantitas, kebutuhan tenaga kesehatan masih kurang jika dibandingkan dengan kondisi obyektif daerah Natuna dengan 70 persen kec. masuk kategori daerah terpencil dan sangat terpencil. Secara kualitaspun nakes yang ada saat sekarang ini masih mempunyai kualifikasi yang jauh dari memadai. Tenaga bidan yang ada saat ini 85 masih berpendidikan dengan D – 1 Kebidanan, dan tenaga keperw atan sebanyak 45 berpendidikan SPK. A. PERMASALAHAN... Pemenuhan kebutuhan dokter umum berdasarkan standar ketenagaan dari DEPKES RI untuk satu sarana pelayanan kesehatan memang sudah mencukupi, namun kondisi Kabupaten Natuna yang terdiri dari wilayah kepulauan dengan medan yang cukup berat tersebut menyebabkan Pemerintah Daerah Natuna mengangkat dokter umum, bidan dan perawat dengan status PTT dalam rangka pemberian pelayanan Kesehatan yang lebih berkualitas kepada penduduknya. Sarana Pelayanan Kesehatan Pustu yang berada dalam kondisi baik sebanyak 70 , Polindes sebanyak 62 dan Puskel 85 . Puskesmas Keliling jenis Perairan Laut yang ada saat ini belum bisa optimal melakukan pelayanan kesehatan ke pulau Pada tahun 2007 terjadi pemekaran Kecamatan dan Desa, pada akhir tahun 2006 menjadi 16 kecamatan dan 78 desa dan juga RSUD Kabupaten Natuna yang belum beroperasi A. Pemberian dana transportasi bagi Gakin melalui APBD. Ternyata bahw a masih rendahnya pemanfaatan Askeskin terutama disebabkan karena akses penduduk miskin yang sangat sulit terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, baik puskesmas maupun rumah sakit.

B. Pelaksanaan Kegiatan untuk meningkatkan akses Gakin terhadap Pelayanan Kesehatan :

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka PemKab. Natuna telah menganggarkan alokasi dana rujukan bagi keluarga pasien dan pasien. Pada APBD tahun 2007 ini PemKab. Natuna menganggarkan sebanyak 3 M. Dana rujukan ini disalurkan melewati Bagian Sosial SETDA Kabupaten Natuna sebesar 1,6 M dan melaui Dinas Kesehatan dan KB sebesar 1,4 M.

B. SDM Kesehatan

• Dilakukan pengangkatan PTT daerah disertai pemberian insentif berdasarkan ketegorisasi wilayah. • Untuk dapat meminimalisir pengiriman pasien pada musim utara, maka konsekuensi logisnya adalah dilakukan peningkatan kualitas tenaga kesehatan dokter, melalui pelatihan – pelatihan yang dibiayai oleh APBD Kesehatan Kab Natuna, agar 60 permasalahan Kesehatan Gakin dapat dieksekusi oleh tenaga Kesehatan setempat. • Untuk tahun 2007, seluruh dokter mengikuti pelatihan ATCLS, ATLS, PONED dan berbagai pelatihan mahir lainnya. Begitu juga dengan tenaga kesehatan yang lainnya seperti Bidan, seluruh bidan mendapatkan pelatihan APN dan PONED. Peningkatan kualifikasi bidan dari D1 menjadi D3 dan Perawat dari D1 menjadi D3. • Menetapkan penanggung jawab pengelolaan Askes dan Askeskin untuk optimalisasi kapitasi pada 3 region Anambas, Serasan dan Bunguran • Penerapan IT berbasis GIS dalam monev pemanfaatan Askeskin dan Askes pada 3 region C. Sarana Pelayanan Kesehatan. • Pada thn 2007 ini Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana membangun fasilitas Kesehatan, sesuai dengan pertambahan jumlah kec dan desa baru di Natuna, dengan melakukan pembangunan 5 unit Puskesmas Induk, Pemb Pustu dan Polindes dan pada desa yang belum terdapat Pustu atau Polindes, maka dikembangkan Pos Kesehatan Desa dengan pemberian pelayanan kesehatan 2 kaliminggu serta pembentukan 10 Pos UKK pada pusat perkamp nelayanperkebunan pada tahun 2007. • Sebelum beroperasinya RSUD, Kab. Natuna, DinKes dan Keluarga Berencana mengembangkan 4 Puskesmas Perawatan menjadi Puskesmas Plus bekerjasama dengan dokter spesialis yang ada di RSL dimana pada ke 4 Puskesmas ini dilakukan pelayanan kesehatan spesialistik untuk lebih mendekatkan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat miskin. KESIMPULANPENUTUP KESIMPULANPENUTUP • Kebijakan pelayanan Kesehatan gratis kepada penduduk miskin melalui Askeskin, hanya dapat memberikan daya ungkit yang tinggi terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin, apabila akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan dapat diperoleh dengan mudah. • Pada daerah terpencil kepulauan, political will pemerintah daerah seyogyanya dimanifestasikan melalui dukungan APBD yang cukup memadai dalam mensupport akses penduduk miskin terhadap pemberian pelayanan kesehatan yang memadai. • Otonomisasi di bidang Kesehatan, menjadi relevan untuk dikembangkan berdasarkan kondisi obyektif yang berbeda di masing-masing daerah, melalui penetapan strategi intervensi dengan variabilitas yang berbeda untuk tiap wilayah, baik di tingkat kecamatan, maupun ditingkat kabupaten, dengan dukungan optimal pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Anak Natuna bermain gasing, Gasing kencang berputar menderu Meski banyak masyarakat miskin Pemda Natuna serius membantu PLEN O 2 -B Materi 1 Pelaksanaan Kegiatan Askeskin di RS dan Rencana Peningkatan Kapasitas Tempat Tidur, dan penerapan I NA-DRG Oleh : Direktur Jenderal Bina Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes Materi 2 Pengalaman dalam Pengelolaan Askeskin di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta Oleh: Direktur Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta PL- 2B- 1 PLEN O 2 -B Materi 1 Pelaksanaan Kegiatan Askeskin di RS dan Rencana Peningkatan Kapasitas Tempat Tidur Oleh : Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes DEPART EM EN K ESEH AT AN REPU BLI K I N DON ESI A KEBIJAKAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM JPKMM ASKESKIN DI RS PROGRAM JPKMM ASKESKIN DI RS DAN DAN RENCANA PENINGKATAN RENCANA PENINGKATAN FASILITAS KELAS III RS MELALUI DAK FASILITAS KELAS III RS MELALUI DAK Rakerkesnas Rakerkesnas Solo, 24 Solo, 24 - - 26 26 Juni Juni 2007 2007 Farid W. Husain Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik SASARAN PROGRAM UKP SASARAN PROGRAM UKP RENSTRA DEPKES 2005 RENSTRA DEPKES 2005 – – 2009 2009 1. Terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin di kelas III Rumah Sakit sebesar 100; 2. Jumlah Rumah Sakit yang melaksanakan pelayanan gawat darurat sebesar 90; 3. Jumlah Rumah Sakit yang melaksanakan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Komprehensif PONEK sebesar 75; 4. Jumlah Rumah Sakit yang terakreditasi sebanyak 75; 5. Cakupan rawat inap sebesar 1.5 ARAH KEBIJAKAN ARAH KEBIJAKAN PROGRAM UKP TAHUN 2008 PROGRAM UKP TAHUN 2008

1. Peningkatan efisiensi efektivitas Pembiayaan di RS, termasuk

JPKMM.

2. Pengembangan RS KabKota sbg Rujukan Safe Community, tmsk

Pelayanan Darah, Re-Emerging Diseases, New Emerging Diseases, Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu SPGDT, Early Warning Outbreak Recognize System EWORS dan Laboratory Emerging Infectious Disease LEID. 3. Penurunan AKI AKB melalui peningkatan PONEK di RS KabKota serta RS Sayang Ibu Sayang Bayi.

4. Pembangunan

Pengembangan Pelayanan Medik Mobilitas Berbasis RS khususnya KabupatenKota Pemekaran Dacilgaltas. 5. Penerapan Akreditasi dan Patient Safety Assurance di RS Labkesda

6. Peningkatan kualitas pelayanan medik melalui pengembangan

standar pelayanan kedokteran, Kesehatan Jiwa, Keperawatan Penunjang Medik lainnya Labkes serta Penapisan Kedokteran Komplementer Alternatif di RS. Lanjutan Lanjutan … … . .

7. Peningkatan RS menjadi Pusat-Pusat Pelayanan Unggulan

dan mendorong pengembangan pelayanan unggulan di RS Pendidikan sebagai Top Refferal dengan memfungsikan jejaring RS Pendidikan di wilayahnya serta sebagai Top refferal dalam melaksanakan fungsi riset untuk menapis teknologi Iptekdok.

8. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

SIMRS sampai KabKota.

9. Peningkatan

Kualitas Akses Pelayanan Darah melalui pendirian BDRS UTD RS di daerah yg belum memiliki UTD PMI

10. Meningkatkan

akselerasi pelayanan medik spesialistik melalui pendidikan dokter spesialis berbasis kompetensi PDSBK guna memenuhi kebutuhan dokter spesialis di RS seluruh Indonesia. LANGKAH PERCEPATAN LANGKAH PERCEPATAN PENINGKATAN AKSES DAN MUTU PENINGKATAN AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN TAHUN 2008 PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN TAHUN 2008

1. Pemenuhan

Fasilitas kelas III RS milik KabupatenKota yang melaksanakan pelayanan program JPKMM dengan BOR ≥ 60 melalui Dana Alokasi Khusus. 2. Pemenuhan sarana, prasarana, peralatan dan SDMK RS yang sesuai standar mutu pelayanan gawat darurat.

3. Peningkatan

kemampuan teknis Tim PONEK di 18 RS KabKota di 6 Propinsi. 4. Pembentukan 100 UTD RS KabupatenKota di 33 Provinsi yang belum memiliki UTD PMI melalui Dana Alokasi Khusus. 5. Akselerasi pemenuhan sarana prasarana dan peralatan RS PONEK untuk 151 RS KabKota. 6. Pembentukan 85 BDRS melalui dana TP.

7. Pembentukan

jejaring dan monitoring pelayanan darah pelayanan darah di 33 provinsi, melalui dana Dekonsentrasi.

8. Peningkatan

kemampuan 100 dokter kepala UTDRS,Peningkatan kemampuan PTTD di 100 UTDRS,Penggalangan upaya motivator dan jejaring pelayanan darah di 33 prov serta pembentukan Balai Besar Darah melalui dana APBNP. Lanjutan Lanjutan … …

9. Pemenuhan

sarana prasarana dalam rangka akreditasi 5 Pelayanan di 100 RS. 10. Pengiriman Senior Residen Bedah, Obsgyn, Pediatri, Interna, Anestesi dll pada daerah KabupatenKota tertinggal, perbatasan dan kepulauan.

11. Peningkatan

mutu pelayanan radiologi, Balai Besar Labkes dan Balai Labkes dalam rangka pelaksanaan akreditasi serta mendorong penyusunan rancangan Peraturan Pemerintah tentang pelayanan Laboratorium Kesehatan.

12. Penyediaan

peralatan medik dan reagensia guna diagnosis cepat Demam Berdarah di 100 RS.

13. Peningkatan

pelayanan kesehatan di kelas III RS Jiwa. 14. Peningkatan akreditasi RS Jiwa dari 5 pelayanan menjadi 12 pelayanan. INOVASI PENYELENGGARAAN PROGRAM INOVASI PENYELENGGARAAN PROGRAM UPAYA KESEHATAN PERORANGAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN • Penerapan Indonesia Diagnostic Related Group’s DRG’s Case Mix bagi penetapan tarif pelayanan RS. • Penerapan Standar Pelayanan Minimal sub bidang Rumah Sakit dalam rangka pemenuhan jenis mutu pelayanan di RS. • Penerapan formulasi alokasi anggaran dalam pendistribusian dana APBN yang didaerahkan Tahun 2008. • Pemenuhan kebutuhan fasilitas kelas III RS KabKota dan Pelayanan Darah UTDRS Tahun 2008 melalui Dana Alokasi Khusus DAK • Penyediaan RS Lapangan RS Kapal yang disertai SDMK guna mendekatkan akses pelayanan kesehatan pada daerah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan . • Pemenuhan kebutuhan SDM Kesehatan utamanya dokter spesialis di RS daerah tertinggal, kepulauan, dan perbatasan melalui Program Dokter Spesialis Berbasis Kompetensi PDSBK dan pengiriman senior residen PPDS. • Pengembangan Pelayanan Kesehatan Jiwa Mobilitas berbasis RS Community Psychiatri Services PROGRAM JPKMM ASKESKIN PROGRAM JPKMM ASKESKIN DI RSBP4BKMM DI RSBP4BKMM HASIL PELAKSANAAN TAHUN 2006 HASIL PELAKSANAAN TAHUN 2006 1. Jumlah sasaran peserta program JPKMM Askeskin adalah 60 juta jiwa maskin tdk mampu 2. Jml RSBP4BKMM yg menyelenggarakan program JPKMM Askeskin = 618 PPK - 446 RS Depkes Pemda 72.2 - 130 RS Swasta 21.04 - 19 RS TNI POLRI 3.07 - 16 BP4 2.59 - 7 BKMM BKIM 1.13 3. Jumlah pasien miskin yg memanfaatkan yankes rujukan : - 6.9 juta pasien rawat jalan - 1.6 juta pasien rawat inap - HRI 9.1 juta → Rata-rata rwt inap : 5.74 haripasien