d Mei d Mei d Mei

RAKERKESNAS 24-27 JUNI 2007, “Peningkatan Akses Mutu Pelayanan Kesehatan” 22 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA RAKERKESNAS 24-27 JUNI 2007, “Peningkatan Akses Mutu Pelayanan Kesehatan” 23 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Jumlah Kasus Gizi Buruk Berdasarkan Propinsi yang Melapor Januari sd Mei 2007 No. Propinsi Jumlah Kasus 1. Sumatera Utara 23 2. Sumatera Selatan 1 3. DKI Jakarta 119 4. Jawa Tengah 13 5. NTB 463 6. Sulawesi Tengah 1 7. Sulawesi Selatan 26 8. Maluku 4 9. NTT 87 . Jumlah 737 75 ooo 25-75 ooo Non Endemis 0-25 ooo 1 dot = 100 kasus 1 dot = 500 kasus ENDEMISITAS DAN PENYEBARAN KASUS MALARIA S S 1105 930 553 1122 2621 488 208 330 101 99 Kumulatif Kasus AIDS per Propinsi sd 1 Maret 2007 58 4 136 62 63 92 318 42 111 23 92 85 9 102 58 15 10 143 2 1 3 2 CFR DBD PER PROPINSI TAHUN 2007 Situasi sd Tanggal, 28 Mei 2007 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00 PAPU A GO R ON T A L O MA L U K U U T R D. I Y O G Y A BAN T EN R I A U JA T E N G BABEL N .T. T. KAL T IM KAL BAR KAL T EN G SU L U T JA T IM N . AC EH . D J ABAR SU L SEL BEN G KU L U KAL SEL SU MBAR SU MU T SU L T EN G SU L T R A SU M SEL N. T .B LA M P U N G DK I J K T B A L I SU L BAR MA L U K U KEP. R IAU J A M B I IR J A BAR AT CFR 1 target Nasional Total meninggal : 751 kasus CFR :1,05 K ASU S DBD PER BU LAN DI I N DON ESI A, 2 0 0 4 -2 0 0 7 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M Bulan 2004 2005 2006 2007 Upaya yang diharapkan : - Bulan Bakti Gerakan 3M dan Larvasidasi - Fogging Fokus - Penyuluhan Grafik Kasus Konfirmasi Flu Burung Menurut Lokasi 2005 – Mei 2007 5 10 15 20 25 30 35 Ju m lah 5 10 15 20 25 kasus 25 12 29 3 9 8 7 3 1 1 1 meninggal 22 10 23 8 7 5 1 1 1 1 DKI Jakarta Banten Jabar Lampung Jateng Sumut Jatim Sumbar Sulsel Sumsel Riau Kasus terbanyak berasal dari Jawa Barat 30 dari seluruh kasus di Indonesia CDR – TB PER PROPPINSI 2006 - 29 32 33 35 38 39 40 43 43 47 47 48 49 50 50 52 52 53 53 56 58 59 60 63 63 71 72 74 78 82 83 91 73 - 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 IRJABAR MALUT RIAU KALTIM KALTENG Kep. RIAU LAMPUNG NTB NTT SUMSEL BENGKULU SULTENG KALBAR NAD BABEL JATENG SUMBAR KALSEL SUL-BAR SULSEL PAPUA D. I . Y. JAMBI JATIM BALI MALUKU SULTRA JABAR BANTEN DKI GRTALO SUMUT SULUT INA RAKERKESNAS 24-27 JUNI 2007, “Peningkatan Akses Mutu Pelayanan Kesehatan” 30 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PELAYANAN KESEHATAN Menurut Hasil Jajak Pendapat KOMPAS, 23 April 2007 RAKERKESNAS 24-27 JUNI 2007, “Peningkatan Akses Mutu Pelayanan Kesehatan” 31 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA RAKERKESNAS 24-27 JUNI 2007, “Peningkatan Akses Mutu Pelayanan Kesehatan” 32 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TRANSPARANSI AKUNTABILITAS INTEGRITAS TINGGI KERJASAMA TIM BERTINDAK CEPAT TEPAT BERPIHAK KEPADA RAKYAT RAKERKESNAS 24-27 JUNI 2007, “Peningkatan Akses Mutu Pelayanan Kesehatan” 33 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

1. Kesehatan Ibu dan Anak

2. Pelayanan kesehatan utk maskin

3. Pendayagunaan tenaga kesehatan

4. Penanggulangan penyakit menular, gizi

buruk, dan krisis kesehatan akibat bencana

5. Peningkatan pelayanan kesehatan di daerah

terpencil, tertinggal, dan daerah perbatasan serta pulau-pulau terluar. RAKERKESNAS 24-27 JUNI 2007, “Peningkatan Akses Mutu Pelayanan Kesehatan” 34 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 1. Peningkatan akses, pemerataan, keterjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan 9 terutama bagi masyarakat miskin, 9 melalui pelayanan bagi penduduk miskin di kelas III Rumah Sakit, 9 pelayanan kesehatan penduduk miskin di Puskesmas dan jaringannya, termasuk Poskedes pada Desa Siaga 9 peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dasar sebagian dibiayai melalui Dana Alokasi Khusus; RAKERKESNAS 24-27 JUNI 2007, “Peningkatan Akses Mutu Pelayanan Kesehatan” 35 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Kebijakan 2008 … 2. Peningkatan ketersediaan tenaga medis dan paramedis 9 terutama untuk pelayanan kesehatan dasar di daerah terpencil atau sangat terpencil dan tertinggal, 9 serta rumah sakit kabkota terutama di daerah terpencil dan bencana; 9 melalui pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan, RAKERKESNAS 24-27 JUNI 2007, “Peningkatan Akses Mutu Pelayanan Kesehatan” 36 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Kebijakan 2008 … 9 melalui penanggulangan penyakit menular, 9 peningkatan surveilans, termasuk community based surveillance melalui Desa Siaga, dan 9 penemuan dan tatalaksana kasus 3. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular RAKERKESNAS 24-27 JUNI 2007, “Peningkatan Akses Mutu Pelayanan Kesehatan” 37 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Kebijakan 2008 … 9 Penguatan surveilans 9 Peningkatan kapasitas laboratorium 9 Penguatan rujukan kasus, 9 penyediaan sarana dan prasarana penanganan kasus di rumah sakit, 4. Penanggulangan penyakit flu burung dan kesiapsiagaan pandemi influenza, melalui : 9 Penguatan penelitian pengembangan vaksin 9 Keterlibatan dalam forum-forum internasional RAKERKESNAS 24-27 JUNI 2007, “Peningkatan Akses Mutu Pelayanan Kesehatan” 38 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Kebijakan 2008 … 5. Penanganan masalah gizi kurang dan gizi buruk 9 pada ibu hamil, bayi dan anak balita, 9 melalui peningkatan pendidikan gizi masyarakat, 9 melalui penanggulangan masalah gizi kurang dan gizi buruk, dan 9 peningkatan surveillans gizi; RAKERKESNAS 24-27 JUNI 2007, “Peningkatan Akses Mutu Pelayanan Kesehatan” 39 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Kebijakan 2008 … 6. Peningkatan ketersediaan obat generik esensial, pengawasan obat, makanan dan keamanan pangan, melalui : 9 peningkatan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan, 9 peningkatan pengawasan obat penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif NAPZA, 9 pengadaan sarana dan prasarana BPOM dan peningkatan SDM. 9 Peningkatan akses melalui obat murah dan apotik rakyat . MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA