Professional Judgement Variabel Dependen

34 3. Rely on the management for verification and valuation of assets to a greater extent.

2.1.3.3 Pengamanan terhadap Ancaman Independensi

Menurut pendapat Agoes dan Cenik 2013 : 191 mengenai pengamanan terhadap ancaman independensi, “Ada dua kategori pokok pengamanan terhadap ancaman independensi, yaitu: 1 pengamanan melalui profesi, legislasi dan regulasi; 2 dan pengamanan lingkungan kerja IFAC, 100.11. Berikut ini merupakan hal- hal yang termasuk dalam pengamanan melalui profesi, legislasi, dan regulasi, namun tidak terbatas pada: • Persyaratan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja. • Persyaratan pengembangan profesi berkelanjutan. • Peraturan tata kelola korporasi • Standar-standar professional. • Prosedur pemantauan dan pendisiplinan profesi atau peraturan. • Review eksternal oleh pihak ketiga yang berwenang atas laporan, pemberitahuan, komunikasi, dan informasi yang dihasilkan oleh akuntan professional IFAC, 100.12.

2.1.4 Professional Judgement

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Profesi adalah pekerjaan dimana dari pekerjaan tersebut diperoleh nafkah untuk hidup, sedangkan profesionalisme dapat diartikan bersifat profesi atau memiliki keahlian dan keterampilan karena pendidikan dan latihan”. Secara sederhana, profesionalisme berarti bahwa auditor wajib melaksanakan tugas-tugasnya dengan kesungguhan dan kecermatan. Sebagai seorang yang professional, auditor harus menghindari kelalaian dan ketidakjujuran. Profesionalisme sebagai tanggung jawab individu untuk berperilaku yang lebih baik dari sekedar mematuhi undang-undang dan peraturan masyarakat yang ada. Profesionalisme juga merupakan elemen dari Universitas Sumatera utara 35 motivasi yang memberikan sumbangan pada seseorang agar mempunyai kinerja tugas yang tinggi. Menurut Tuanakotta 2011 : 61 “Professional judgement merupakan bagian penting dari critical thinking dalam praktek audit”. ISA 200 Overall Objective of The Independent Auditor, and the Conduct of an Audit in Accordance in International Standards on Auditing dalam Tuanakotta 2011 : 64 menjelaskan makna professional judgement sebagai berikut: a. Penerapkan pengetahuan dan pengalaman yang relevan, b. Dalam konteks auditing, akuntansi, dan standar etika, c. Untuk mencapai keputusan yang tepat dalam situasi atau keadaan selama berlangsungnya penugasan audit, dan d. Kualitas pribadi yang berarti bahwa judgement berbeda diantara auditor yang berpengalaman tetapi pelatihan dan pengalaman dimaksudkan untuk mendorong konsistensi dalam judgement. Paragraf A24 2.1.5 Materialitas 2.1.5.1 Pengertian Materialitas Financial Accounting Standard Board dalam Sunyoto 2014 : 141 mendefinisikan bahwa, “Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, dilihat dari keadaan yang melingkupinya, yang mungkin dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletaan kepercayaan atas informasi tersebut karena adanya penghilangan atau salah saji tersebut”. Definisi dari materialitas dalam kaitannya dengan akuntansi dan pelaporan audit Novanda 2012 : 10 adalah “Suatu salah saji dalam laporan keuangan dapat dianggap material jika pengetahuan atas salah saji tersebut dapat mempengaruhi keputusan pemakai Universitas Sumatera utara 36 laporan keuangan yang rasional”. Menurut Mulyadi dalam Sinaga dan Isgiyarta, 2012 : 2 “Definisi materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakan kepercayaan terhadap informasi tersebut”. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa materialitas adalah besarnya salah saji yang dapat mempengaruhi keputusan pemakai informasi dan pertimbangan seseorang yang meletakkan kepercayaan terhadap salah saji tersebut. Standar yang tinggi dalam praktik akuntansi akan memecahkan masalah yang berkaitan dengan konsep materialitas. Adapun tujuan dari penetapan materialitas ini menurut Manita, dkk 2011 : 2, “The materiality allows the auditor to determine the extent of the audit works, to evaluate the accounting errors materiality identified by auditors and finally to express an opinion on the reliability and the sincerity of the accounting documents ”. Kinanti 2013 : 4 juga menyatakan pendapat “Tujuan penetapan materialitas ini adalah untuk membantu auditor merencanakan pengumpulan bahan bukti yang cukup”. Jika auditor menetapkan bahwa tingkat materialitas rendah maka akan lebih banyak lagi bukti yang harus dikumpulkan dan begitupun jika tingkat materialitas tinggi maka hanya sedikit bahan bukti yang harus dikumpulkan. Universitas Sumatera utara 37

2.1.5.2 Konsep Materialitas

Adapun konsep materialitas yang dapat digunakan dalam pertimbangan laporan keuangan sebagai berikut: 1 Jumlah yang tidak material. Jika terdapat salah saji tetapi cenderung tidak mempengaruhi keputusan pemakai keuangan. 2 Jumlah yang material tetapi tidak mengganggu laporan keuangan secara keseluruhan. Keseluruhan laporan keuangan tersebut tersaji benar sehingga tetap berguna. 3 Jumlah yang sangat material sehingga pengaruhya sangat meluas dan kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan laporan keuangan diragukan. Menurut Arens dkk 2008 : 319 dalam menetapkan tingkat materialitas ada lima langkah yang dilakukan yaitu: 1. Menetapkan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas. 2. Mengalokasikan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas ke segmen-segmen. 3. Mengestimasi total salah saji dalam segmen. 4. Memperkirakana salah saji gabungan. 5. Membandingkan salah saji gabungan dengan pertimbangan pendahuluan atau yang direvisi tentang materialitas.

2.1.5.3 Penggunaan Materialitas

Tuanakotta 2013 : 292 memaparkan penggunaan materialitas dalam : Perencanaan dan penilaian resiko untuk : • Menentukan items dalam laporan keuangan yang harus diaudit; • Menetapkan konteks dan rujukan untuk strategi audit menyeluruh overall audit strategy; • Merencanakan sifat nature, waktu pelaksanaan timing, dan luasnya extent, prosedur audit tertentu; • Menentukan specific materiality untuk jenis transaksi classes of transactions , saldo akun account balances, atau disclosures tertentu Universitas Sumatera utara 38 dimana angka salah saji yang lebih rendah dari overall materiality atau performance materiality secara layak diperkirakan dapat memengeruhi keputusan ekonomis pemakai laporan keuangan; • Menentukan performance materiality untuk setiap tingkat specific materiality , sesuai dengan kebutuhan audit, untuk jenis transaksi, saldo akun, atau disclosures tertentu, tergantung tingkat resiko yang dikehendaki untuk masing-masing item tersebut; • Mengevaluasi bukti terakhir untuk menentukan perlutidaknya adjustment atau revisi terhadap tingkat-tingkat materialitas. Jikia diperlukan, auditor akan merevisi sifat, waktu pelaksanaan, dan luas prosedur sesuai keadaan. Kegunaan materialitas dalam prosedur penilaian resiko • Mengidentifikasi prosedur penilaian resiko risk assessment procedures apa saja yang diperlukan. • Menetapkan konteks dan rujukan ketika auditor mengevaluasi informasi yang diperoleh. • Menilai besar dan dampak dari resiko yang diteridentifikasi. • Menilai hasil dari prosedur penilaian resiko. Kegunaan materialitas dalam pertemuan tim penugasan • Memastikan bahwa anggota tim memahami pemakai laporan yang diidenfikasi dan apa yang layaknya menjadi ekspektasi mereka dalam membuat keputusan ekonomis. Hal ini berguna dalam hal adanya informasi yang diketahui anggota tim, yang memerlukan perubahan angka materialitas dari apa yang ditetapkan pada awalnya. Contoh dari hal-hal yang memerlukan perubahan angka materialitas.: a. Keputusan melepas bagian yang besar dari bisnis entitas. b. Informasi baru atau faktor resiko yang baru diketahui yang seharusnya berdampak dalam penentuan materialitas awal. c. Perubahan dalam pemahaman auditor mengenai entitas dan kegiatan usahanya, sebagai hasil dari pelaksanaan prosedur audit selanjutnya, misalnya ketika angka laba sebenarnya berbeda dari angka yang diantisipasi. • Menyusun strategi audit menyeluruh overall audit strategy. • Menentukan luasnya pengujian sehubungan dengan: a. Performance materiality; b. Specific performance materiality. • Mengidentifikasi masalah audit yang gawat critical audit issues dan area yang memerlukan perhatian dan penekanan audit. Materialitas dalam pelaksanaan prosedur audit adalah untuk: • Mengidentifikasi prosedur audit selanjutnya further audit procedures ; Universitas Sumatera utara 39 • Menentukan item mana yang harus dipilih untuk sampling atau testing , dan apakah harus menggunakan teknik sampling; • Membantu menentukan banyaknya sampel ; • Mengevaluasi representatives sampling errors RSE untuk menentukan salah saji yang mungkin ada “likely”misstatements. RSE adalah salah sampling yang mewakili seluruh populasi population. “Salah saji yang mungkin ada” ini ditentukan dengan mengekstrapolasikan RSE ke seluruh populasi; • Mengevaluasi gambaran seluruh kesalahan aggregate of total errors pada tingkat akun sampai ke tingkat laporan keuangan; • Mengevaluasi gabungan selruh kesalahan, termasuk dampak neto dari salah saji yang tidak dikoreksi uncorrected misstatements yang ada dalam saldo awal retained earnings; • Menilai hasil prosedur audit. Materialiastas dalam pelaporan, auditor menggunakan materialitas untuk : • Mengevaluasi seluruh gabungan kesalahan pada tingkat akun sampia ke tingkat laporan keuangan; • Mengevaluasi gabungan seluruh kesalahan, termasuk dampak neto dari salah saji yang tidak dikoreksi yang ada dalam saldo awal retained earnings ; • Menentukan apakah prosedur audit tambahan harus dilaksanakan ketika gabungan salah saji mendekati overall materiality atau specific materiality ; • Meminta manajemen mengoreksi semua salah saji yang ditemukan; • Mempertimbangkan untuk memeriksa kembali area dengan salah saji terbanyak ; • Memberikan pandangan mengenai sifat dan sensivitas salah saji yang ditemukan, dan juga besarannya; • Menentukan apakah laporan auditor harus dimodifikasi artinya apakah auditor harus member opini yang bukan WTP karena salah saji yang tidak dikoreksi di mana jjumlah atau sifatnya material.

2.2 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu dengan hasil pengujiannya dapat dilihat dari Tabel 2.1 berikut: Universitas Sumatera utara 40 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti Judul Variabel Penelitian Kesimpulan Penelitian Dita Justiana 2010 Pengaruh etika, independensi, pengalaman, dan keahlian auditor terhadap opini audit. Keahlian audit, independensi auditor eksternal, tingkat materialitas dalam laporan keuangan Variabel etika, dan pengalaman tidak berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit, sedangkan independensi dan keahian auditor berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit. Ni Made Ayu Lestari dan I Made Karya Utama 2013 Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, Pengalaman, Etika Profesi pada Pertimbangan Tingkat Materialitas Profesionalisme, pengetahuan mendeteksi kekeliruan, pengalaman, etika profesi, dan pertimbangan tigkat materialitas. Profesionalisme dan pengetahuan mendeteksi kekeliruan secara parsial berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas, sedangkan pengalaman dan etika profesi secara parsial tidak berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Marfin Sinaga dan Jaka Isgiyarta 2012 Analisis Pengaruh Profesionalisme terhadap Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan Studi Empiris pada Auditor Eksternal di Kota Semarang Pengabdian Pada Profesi, Kewajiban Sosial, Kemandirian, Keyakinan Profesi, Hubungan dengan Sesama profesi, dan Pertimbangan Tingkat Materialitas Pengabdian pada profesi, kemandirian, dan hubungan dengan sesama profesi berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan materialitas, sedangkan dimensi kewajiban sosial dan keyakinan terhadap profesi tidak mempunyai hubungan signifikan terhadap pertimbangan materialitas. Universitas Sumatera utara 41 Anesia Putri Kinanti 2013 Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Motivasi Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Suatu Pengauditan Laporan Keuangan Kompetensi, Independensi, Motivasi Auditor, dan Pertimbangan Tingkat Materialitas Kompetensi dan independensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas, sedangkan motivasi auditor tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Kompiang Martina Dinata Putri dan I.D.G Dharma Suputra 2013 Pengaruh Independensi, Profesionalisme, dan Etika Profesi terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Bali Independensi , Profesionalisme, Etika Profesi, dan Kinerja Auditor Independensi, profesionalisme, dan etika profesi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor di Kantor Akuntan Publik di Bali A.M. Kurniawanda 2013 Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Etika Profesi terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Profesionalisme Auditor , Etika Profesi, dan Pertimbangan Tingkat Materialitas Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Etika Profesi berpengaruh secara simultan terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Muhamad Rosul 2010 Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi Auditor Eksternal terhadap Tingkat Materialitas dalam Audit Laporan Keuangan Studi empiris pada Kantor Akuntan Publik yang terdapat di Jakarta Keahlian Audit, Independensi Auditor Eksternal, dan Tingkat Materialitas Keahlian audit berpengaruh signifikan terhadap tingkat materialitas, sedangkan independensi auditor eksternal tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat materialitas. Novanda Friska Bayu Aji Kusuma 2012 Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi dan Pengalaman Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Profesionalisme Auditor, Etika Profesi, Pengalaman Auditor, dan Pertimbangan Tingkat Materialitas Profesionalisme auditor, etika profesi, dan pengalaman auditor mempunyai pengaruh yang signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Universitas Sumatera utara 42 Yoga Satria Prima 2012 Pengaruh Etika Profesi, Independensi, dan Professional Judgment Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Audit Laporan Keuangan Studi empiris pada auditor BPK RI perwakilan Provinsi Sumatera Utara, Banten, dan Jawa Barat Etika Profesi, Independensi, Professional Judgment Auditor, dan Pertimbangan Tingkat Materialitas Etika Profesi, Independensi, Professional Judgment mempunyai pengaruh yang signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam proses audit laporan keuangan. Friska Novitasari 2004 Analisis Faktor– Faktor yang Mempengaruhi Independensi Auditor Ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, Pemberian jasa lain selain audit, Lama hubungan audit, Ukuran KAP, Persaingan antar KAP, Audit fee dan Hubungan keluarga. Ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, ukuran KAP, audit fee dan Hubungan keluarga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap independensi auditor, sedangkan pemberian jasa lain selain audit, Lama hubungan audit, dan persaingan antar KAP tidak berpengaruh secara signifikan terhadap independensi auditor

2.3 Kerangka Konseptual

Menurut Sekaran 1992 dalam Sugiyono 2010 : 88 mengemukakan bahwa, “Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting”. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu antara variabel independen dengan variabel dependen. Pada penelitian ini variabel independen adalah etika profesi, Universitas Sumatera utara 43 independensi, dan professional judgment sedangkan variabel dependen adalah penetapan tingkat materialitas. Etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang membedakan suatu profesi dengan profesi lain, yang berfungsi untuk mengatur tingkah laku para anggotanya. Oleh karena itu diperlukan aturan main dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut, yang disebut kode etik. Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawanda 2013 menunjukkan bahwa semakin tinggi akuntan publik menaati kode etik maka semakin baik pula pertimbangan tingkat materialitasnya. Independensi merupakan suatu standar auditing yang penting karena opini auditor independen bertujuan untuk menambah kredibilitas laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen. Pemberian opini atas laporan keuangan adalah berdasarkan pertimbangan tingkat materialitas yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa jika auditor tidak dapat bebas dari gangguan- gangguan yang mengancam independensinya, baik itu gangguan pribadi, ekstern, maupun organisasi maka tingkat materialitas yang ditentukan tidak handal. Professional Judgment auditor akan semakin terasah jika auditor tersebut mendapat banyak pengalaman yang melibatkan dirinya di dalam situasi yang emosional. Auditor yang berpengalaman membuat judgment lebih baik dalam tugas-tugas profesional ketimbang auditor yang belum berpengalaman. Demikian halnya dengan kecakapan profesional yang harus dimiliki oleh seorang auditor, semakin banyak pelatihan-pelatihan khususnya dalam bidang akuntansi yang dilakukan oleh auditor akan semakin mendukung proses pertimbangan tingkat materialitas. Tidak hanya itu pengalaman yang memiliki kesan yang kuat juga Universitas Sumatera utara 44 akan membentuk sikap skeptisisme profesional auditor yang pada akhirnya juga mendukung pertimbangan tingkat materialitas. Berdasarkan uraian di atas maka kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan dugaan sementara atau penjelasan sementara yang belum bisa dibuktikan sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menguji apakah dugaan tersebut benar atau salah. Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan teoritis, penelitian terdahulu, serta kerangka konseptual, maka hipotesis dari penelitian ini antara lain sebagai berikut: H1 : Terdapat pengaruh signifikan etika profesi auditor terhadap pertimbangan tingkat materalitas. Etika Profesi X1 Independensi X2 Pertimbangan Tingkat Materialitas Y Professional Judgement X3 X4 Universitas Sumatera utara 45 H2 : Terdapat pengaruh signifikan independensi auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas. H3 : Terdapat pengaruh signifikan professional judgement auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas. H4 : Terdapat pengaruh signifikan etika profesi, independensi, professional judgement secara simultan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Universitas Sumatera utara 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Asosiatif-Kausal. Menurut Sugiyono 2010 : 55 “Rumusan masalah asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab-akibat. Jadi di sini ada variabel independen variabel yang mempengaruhi dan dependen yang dipengaruhi”. Peneliti menganalisis pengaruh Etika Profesi, Independensi, dan Professional Judgment terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas, dimana etika profesi, independensi dan professional judgment merupakan variabel yang mempengaruhi, sedangkan pertimbangan tingkat materialitas merupakan variabel yang dipengaruhi.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan cara survei kuesioner yang disebarkan di Kantor Akuntan Publik yang terdapat di Kota Medan selama waktu penelitian. Jenis survey untuk penelitian ini adalah cross sectional survey yaitu metode pengumpulan data dimana informasi yang dikumpulkan hanya pada suatu saat tertentu, yaitu dalam waktu pengerjaan skripsi saja. Untuk jadwal penelitian sebagai berikut: Universitas Sumatera utara 47 Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Kegiatan September’14 Oktober’14 November’14 Desember’14 Januari’15 Februari’15 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengajuan Judul Pengumpulan Data Bimbingan dan Perbaikan Proposal Persiapan dan Seminar Proposal Analisis Data Bimbingan dan Penulisan Skripsi Ujian Komprehensif Sidang Skripsi

3.3 Batasan Operasional

Penelitian membutuhkan batasan di dalam pelaksanaannya agar tidak mengambang dari tujuannya. Begitu juga dengan penelitian ini, terdapat batasan tertentu agar menghasilkan kesimpulan yang benar. Objek penelitian ini adalah akuntan yang bekerja di Kantor Akuntan Publik kota Medan, baik dari jenjang magang supervisor, auditor junior, auditor senior, manager, sampai rekananpartner.

3.4 Definisi Operasional

“pengoperasionalan konsep operating the concept atau biasa disebut dengan mendefinisikan konsep secara operasional adalah menjelaskan Universitas Sumatera utara 48 karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan kedalam penelitian.” Erlina, 2011 : 48. Definisi operasional bertujuan untuk memberikan definisi yang jelas akan variabel yang dipakai di dalam penelitian, sehingga dengan definisi yang jelas suatu variabel akan dapat diukur dengan logika empiris. Untuk menguji penelitian ini digunakan variabel independen dan variabel dependen.

3.5 Variabel Penelitian

3.5.1 Variabel Dependen

“Variabel ini sering juga disebut dengan variabel terikat atau variabel tidak bebas, variabel output, kriteria atau konsekuen, dan menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamata. ” Erlina, 2011:36. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah penetapan tingkat materialitas dalam audit laporan keuangan Y. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert dengan penomoran 1-5.

3.5.2 Variabel Independen

Dokumen yang terkait

Pengaruh Etika Profesi, Independensi, dan Professional Judgment Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Audit Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara, Banten, dan Jawa Barat).

12 127 84

Pengaruh profesionalisme auditor dan etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan: studi empiris KAP di DKI Jakarta

3 18 99

PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, KOMPETENSI AUDITOR, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

1 43 57

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN

0 2 64

Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi, dan Gender Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas.

0 0 29

Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi dan Pengalaman Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas.

0 1 29

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Auditing Secara Umum - Pengaruh Etika Profesi, Independensi, Dan Professional Judgment Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Audit Laporan Keuangan

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang - Pengaruh Etika Profesi, Independensi, Dan Professional Judgment Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Audit Laporan Keuangan

0 0 11

Pengaruh Etika Profesi, Independensi, Dan Professional Judgment Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Audit Laporan Keuangan

0 1 13

PENGARUH PROFESIONALISME,PENGETAHUAN AKUNTAN PUBLIK DALAM MENDETEKSI KEKELIRUAN,ETIKA PROFESI,DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES AUDIT LAPORAN KEUANGAN - Unika Repository

0 0 13