34
3.2 Budidaya Kelapa Sawit
3.2.1 Penanaman
Berbeda dengan penanaman komoditi tanaman karet, penanaman kelapa sawit membutuhkan beberapa langkah-langkah serta pengetahuan yang mencukupi dalam
mempersiapkan lahan yang baik hingga pemilihan bibit kelapa sawit yang akan ditanam. Kesalahan dalam mempersiapkan lahan serta pemilihan bibit yang
sembarangan dapat menimbulkam masalah untuk jangka waktu yang panjang, seperti ketika pohon kelapa sawit sudah memasuki umur produktif tetapi pohon tersebut
tidak menghasilkan tandan buah segar. Pohon-pohon kelapa sawit yang tidak menghasilkan tandan buah segar ketika memasuki usia produktif akan memaksa para
petani untuk melakukan replanting dini dan itu akan menimbulkan kerugian yang cukup besar dalam hal material maupun tenaga. Pembukaan lahan memiliki ciri
khasnya masing-masing tergantung daerah yang akan di jadikan areal perkebunan.
32
Penanaman kelapa sawit memerlukan beberapa aspek teknis dalam membudidayakannya.Hal itu dikarenakan budidaya kelapa sawit membutuhkan
kecermatan dan mengikuti teknis dari penanamannya karena dapat mempengaruhi perkembangan pohon dari kelapa sawit tersebut.Seperti halnya membuat lubang
untuk penanaman kelapa sawit tersebut, sebaiknya dilakukan pada waktu 2-3 bulan sebelum dilakukannya penanaman. Hal itu berguna ketika daerah yang ditanami bibit
kelapa sawit mengandung tanah liat jika penanamannya dilakukan di musim
32
Sugito, Kelapa Sawit: Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Aspek Pemasaran, Jakarta: Penebar Swadaya, 1997, hal. 94-98.
35
penghujan akan membuat air tergenang dan hal tersebut akan menggangu dalam proses penanaman. Lain halnya ketika dilakukan pada tanah yang gembur tidak akan
menimbulkan masalah dalam penanamannya. Ukuran yang dipakai untuk membuat lubang memiliki variasnya masing-masing sesuai dengan umur bibit yang akan
ditanam, ukuran-ukurannya yang dipakai antara lain : -
45 cm x 45 cm x 40 cm -
60 cm x 60 cm x 50 cm -
60 cm x 60 cm x 60 cm Penanaman bibit kelapa sawit juga harus melihat dari berapa usia bibitnya,
jika terlalu cepat penanaman bibit kelapa sawit dilakukan akan membuat bibit tersebut rusak dan tidak dapat berkembang mati. Menyangkut penanaman bibit
kelapa sawit, keadaan iklim sudah tentu mempengaruhi perkembangan dari bibit itu sendiri. Iklim yang baik akan mempercepat laju pertumbuhan bibit sehingga dalam
proses penanamannya tidak membutuhkan waktu yang lama untuk pohon menghasilkan buat, begitu juga sebaliknya iklim yang tidak baik dapat membuat laju
pertumbuhan bibit menjadi lambat bahkan dapat terhenti atau bibit mengalami kerusakakematian. Ketika iklim sedang berada dalam keadaan tidak mengalami
banyak curah hujan akan memudahkan dalam proses penanamannya, hal tersebut dikarenakan jika curah hujan terlalu banyak akan membuat lubang yang telah dibuat
sebelumnya akan tergenang air sehingga menyulitkan petani untuk menaruh bibit tersebut kedalam lubang yang telah dibuat.
36
Pembibitan kelapa sawit sendiri juga harus memperhatikan teknis dalam penanamannya. Apabila salah dalam melakukan pembibitan akan mengakibatkan
masalah yang fatal untuk bibit itu sendiri. Dalam pembibitan sendiri, pembibitan dengan menggunakan pollybag merupakan pembibitan yang paling menguntungkan
bagi petani sebelum dipindahkan ke lahan yang luas. Dengan melakukan pembibitan cara ini memudahkan para petani dalam mengawasi , memelihara, memumpuk, serta
memberantas hama yang menyerang. Pembibitan dengan menggunakan pollybag ini dapat membuat bibit yang telah ditanam mencapai target sehingga dapat dipindahkan
dari pollybag ke lahan yang telah disiapkan sebelumnya. Penyeleksian terhadap bibit yang akan ditanam juga menjadi faktor penting
dalam penanaman bibi kelapa sawit.
33
33
Sugito, Op.Cit. hal. 45-52
Masyarakat desa Asam Jawa mayoritas menggunakan bibit yang berjenis marihat, banyaknya pemilihan bibit jenis marihat
ini dikarenakan jenis tanah yang ada di desa Asam Jawa merupakan jenis tanah mineral yang dimana bibit yang berjenis marihat dapat bertumbuh dengan baik dan
menghasilkan TBS dengan maksimal. Umur bibit yang cocok untuk dilakukan pemindahan dari proses budidaya ke tanah adalah berkisar 12-14 bulan. Hal itu
dikarenakan bibit yang dipindahkan kurang dari 6 bulan tidak tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Dan ketika proses pemindahannya melebihi waktu juga
akan membuat bertambahnya biaya penanaman dan watktu penanaman menjadi lama untuk pohon menghasilkan tandan buah segar.
37
Waktu yang tepat untuk melakukan penanaman kelapa sawit sebenarnya ketika sedang memasuki musim hujan, hal tersebut dikarenakan komoditi yang satu
ini merupakan tanaman yang banyak menghabiskan air ketika pertumbuhannya.Minimal 10 hari setelah penanaman dilakukan, setidaknya hujan
harus dapat turun secara berturut-turut.Musim penghujan yang ada di Indonesia terjadi ketika memasuki bulan September hingga Februari, oleh karena itu pada
bulan-bulan itulah penanaman kelapa sawit paling cocok untuk dilakukan. Namun walaupun sedang dalam masa musim penghujan, juga harus
diperhatikan cara penanamannya agar ketika bibit-bibit yang telah ditanami tersebut tidak mati akibat kebanyakan pasokan air yang datang seperti terkena banjir serta
tidak juga kekurangan air diawal-awal penanamannya. Cara untuk mengantisipasi keadaan seperti itu jika terjadi adalah membuat irigasi yang baik agar pengairan dapat
terus terjaga secara berkesinambungan. Penanaman kelapa sawit dalam prakteknya mempunyai ketentuan-kententuan
ketika mulai memindahkan bibit-bibit dari polybag langsung ke tanah.Ketentuan- ketentuan tersebut berguna untuk memaksimalkan lahan agar bibit yang ditanam
jumlahnya lebih maksimal dan tidak ada lahan yang terbuang sia-sia. Ada berbagai macam bentuk yang digunakan perusahaan maupun masyarakat untuk menanami
kelapa sawitnya, namun cara yang digunakan yang paling efektif dari segi eknomisnya ialah penanaman yang berbentuk segitiga sama sisi dengan jarak tanam
antara satu pohon dengan pohon yang lain berjarak 9 m untuk tanah yang keadaan datar dan 8.7 m untuk keadaan tanah yang bergelombang. Jenis penanaman tersebut
38
menguntungkan dikarenakan dapat memuat pohon samapai berjumlah 143 untuk tiap hektarnya.Kontur tanah yang ada di desa Asam Jawa pada umumnya memiliki lahan
yang datar dan hanya sebagian kecil jumlah lahan yang keadaannya bergelombang ataupun curam.Oleh karena kontur tanah yang sangat baik tersebut masyarakat dapat
dengan menanam jumlah bibit yang maksimal. Dengan maksimalnya penanaman tersebut maka akan berdampak terhadap jumlah tandan buah segar yang banyak dan
itu berbanding lurus dengan jumlah pendapatan dari penjualan tandan buah segar kepada pabrik-pabrik.
Penanaman kelapa sawit sendiri pada umumnya membutuhkan waktu 3-5 tahun untuk menghasilkan tandan buah segar dari sejak mulai penanamannya. Untuk
menghadapai masa-masa itu banyak petani mengisi lahan perkebunannya dengan tanaman-tanaman sela yang umur penanamannya dalam jangka yang pendek
34
34
Jenis-jenis tanaman sela yang cocok ditanama di dalam perkebunan kelapa sawit yaitu: jenis tanaman palawija dan sayur-sayuran, seperti ketela pohon, ketela rambat, talas, jagung, kacang
tanah, kedelai, kacang panjang, kecipir, selain itu dapat juga ditanami beberapa tanaman keras seperti kopi cokelat, dan randu.
. Penanaman tanaman sela tersebut biasanya digunakan untuk menutupi dari biaya
perawatan penanaman kelapa sawit selama belum menghasilkan tandan buah segar tersebut. Hasil dari panen tanaman sela tersebut dapat dijual lagi kepada toke-toke
maupun penjual di pasar yang bergadang dari hasil panen tanaman-tanaman sela tersebut. Namu disisi lain penanaman tanaman sela ini juga harus diperhatikan, sebab
kemungkinan tanaman-tanaman sela yang telah ditanam dapat mengakibatkan terganggu bahkan kerusakan terhadap pertumbuhan pohon-pohon kelapa sawit yang
telah ditanam sebelumnya. Hal yang dapat mengakibatkan terganggu atau bahkan
39
rusaknya tanaman pokok yang diakibatkan tanaman sela adalah akar tanaman sela terkadang dapat menjalar ke akar tanaman pokok tersebut yang berdampak kurang
maksimalnya hasil-hasil tandan buah segar dari tanaman kelapa sawit.
3.2.2 Perawatan Tanaman Kelapa Sawit
Mengembangkan perkebunan kelapa sawit memiliki suka duka dalam proses penanamannya sendiri. Jika tidak memiliki pengetahuan tentang perawatan tanaman
yang cukup dalam proses penanaman komoditi ini dapat menimbulkan beberapa masalah jangka pendek maupun jangka panjangnya. Perlunya perawatan tanaman
yang disiplin diawal-awal penanaman akan menentukan kualitas dari hasil bibit kelapa sawit itu sendiri. Pada masa awal penanaman kelapa sawit, komoditi ini
membutuhkan perawatan serta perhatian yang ekstra dari para pemiliki lahan yang mengusahakannya. Hal tersebut dikarenakan komoditi ini rentan terkena penyakit
yang disebabkan berbagai macam gulma atau tanaman liar serta hama yang mengganggu proses perkembangan tanaman.
Penduduk desa Asam Jawa biasanya melakukan pemeliharaan terhadap pohon kelapa sawit yang meliputi penyiangan, pemupukan, pemangkasan, serta
perlindungan terhadap hama dan penyakit. Perawatan yang dilakukan tersebut sagat berguna untuk pertumbuhan pohon itu sendiri.
40
Pemberantasan terhadap gulma dan hama yang menyerang pohon harus dilakukan secara terus-menerus agar tidak menyerang bibit maupun yang telah jadi
pohon. Ada beberapa cara dalam memberantas gulma-gulma yang menyerang tanaman kelapa sawit, diantaranya ialah; pemberantasan secara mekanis,
pemberantasan ini lebih menggunakan alat dan tenaga secara langsung. Cara kerja dari pemberantasan ini adalah dengan melakukan penyiangan dibagian piringan
kelapa sawit secara bersih tanpa meninggalkan satu pun rumput yang tersisa.Setelah melakukan penyiangan dibagian piringan pohon, kemudian dilakukan pemberantasan
gulma dengan membabat alang-alang diseluruh bagian lahan yang ditanami kelapa sawit.
Pemberantasan gulma dan hama tidak hanya dapat dilakukan dengan cara mekanis saja, ada juga cara lain yang dapat dilakukan untuk memberantasnya. Cara
yang kedua menggunakan bahan-bahan kimia atau herbisida dalam prakteknya.Bahan-bahan kimia itu seperti rondup. Tujuan dari cara ini sebenarnya
sama dengan cara mekanis yang telah dijelaskan sebelumnya, namun ada perbedaan dari cara menggunakan bahan-bahan kimiwa tersebut. Selain dapat mengurangi beban
tenaga yang dikeluarkan, proses pemberantasan gulma dengan cara ini lebih cepat dan efektif sehingga tidak memerlukan pengeluaran biaya yang berlebih. Setidaknya
pemberantasan gulma itu harus dilakukan 5-6 kali dalam tahun pertama penanaman dengan melihat keadaan kondisi lahan. Untuk pemberantasan hama juga memiliki
bahan kimia tersendiri yang digunakan, bahan-bahan kimia tersebut antara lain;
41
pestisida yang jenisnya fungisida, insektisida, nematisida, akarisida, dan lain sebagainya.
Pemberian pupuk merupakan salah satu perawatan yang vital dilakukan untuk menunjang perkembangan bibit menjadi pohon kelapa sawit yang menghasilkan
tandan buah segar. Fungsi pemupukan ialah menambah ketersediaan unsur hara didalam tanah yang dapat membuat tanaman menyerap dari unsure tersebut sesuai
kebutuhan pohon. Pemberian pupuk secara teratur dan berkesinambungan dapat membuat bibit tumbuh dengan baik dan bahkan dapat membuat pohon menghasilkan
tandan buah segar secara maksimal dan berkualitas baik. Namun pemupukan ini mempunyai aturannya sendiri, pemupukan secara berlebihan juga dapat membuat
pertumbuhan pohon bahkan dapat mematikan pohon.Oleh karena itu pemupukan terhadap pohon kelapa sawit harus dilakukan hanya dua kali saja dalam setahun yaitu
pada awal musim hujan dan pada akhir musim hujan. Pemupukan dan pemberantasan gulma merupakan beberapa tahap yang
dilakukan untuk merawat tanaman keras kelapa sawit ini.Setidaknya ada beberapa tahap lagi yang harus dilakukan secara rutin dan disiplin untuk merawat tanaman
komoditi keras tersebut.Penunasan ataupun pemangkasan pelepah-pelepah yang sudah tua yang ada di pohon kelapa sawit juga merupakan hal yang penting
dilakukan. Tujuan dari kegiatan ini antara lain: -
Membantu penyerbukan pada pohon kelapa sawit,
42
- Dapat membantu proses pembesaran buah dan kehilangan brondolan buah
yang terjepit pada pelepah daun, -
Memudahkan para pemanen dalam memanen tandan buah segar, -
Mengurangi perkembangan hama penyakit, -
Serta memberikan kebersihan pada kebun kelapa sawit. Alat yang digunakan untuk penunasan ini biasanya dengan alat dodos, egrek
arit yang diikatkan ke bambu yang panjang ataupun kampak petik. Sistem dari penunasan ini memiliki rotasi waktu sama halnya seperti pemupukan yang telah
dijelaskan tadi. Namun ada perbedaan dari rotasi pemupukan dengan penunasan tersebut, jika pemupukan dilakukan hanya dua kali dalam setahun, proses penunasan
ini memiliki rotasi waktu yang cukup lama berdasarkan umur pohon sawit. Pada waktu pohon masih muda dan belum menghasilkan tandan buah segar, penunasan
dilakukan dalam rentang waktu enam bulan sekali yaitu pada urutan lingkaran pelepah yang kedua terbawah dan untuk pohon yang sudah memasuki umur
menghasilkan penunasan dilakukan dalam rentang waktu delapan bulan dan penunasannya pada urutan dua terbawah lingkaran pelepah.
3.2.3 Tata Cara Panen dan Penggunaan Tenaga Kerja