42
- Dapat membantu proses pembesaran buah dan kehilangan brondolan buah
yang terjepit pada pelepah daun, -
Memudahkan para pemanen dalam memanen tandan buah segar, -
Mengurangi perkembangan hama penyakit, -
Serta memberikan kebersihan pada kebun kelapa sawit. Alat yang digunakan untuk penunasan ini biasanya dengan alat dodos, egrek
arit yang diikatkan ke bambu yang panjang ataupun kampak petik. Sistem dari penunasan ini memiliki rotasi waktu sama halnya seperti pemupukan yang telah
dijelaskan tadi. Namun ada perbedaan dari rotasi pemupukan dengan penunasan tersebut, jika pemupukan dilakukan hanya dua kali dalam setahun, proses penunasan
ini memiliki rotasi waktu yang cukup lama berdasarkan umur pohon sawit. Pada waktu pohon masih muda dan belum menghasilkan tandan buah segar, penunasan
dilakukan dalam rentang waktu enam bulan sekali yaitu pada urutan lingkaran pelepah yang kedua terbawah dan untuk pohon yang sudah memasuki umur
menghasilkan penunasan dilakukan dalam rentang waktu delapan bulan dan penunasannya pada urutan dua terbawah lingkaran pelepah.
3.2.3 Tata Cara Panen dan Penggunaan Tenaga Kerja
Pada dasarnya tujuan dari penanaman kelapa sawit adalah untuk mendapatkan tandan buah segar dari pohon kelapa sawit untuk dijadikan berbagai macam barang
ekspor
35
35
Barang ekspor tersebut seperti minyak sawit dan minyak inti sawit.
. Menurut penelitian yang dilakukan, pohon kelapa sawit mulai menghasilkan
43
tandan buah segar ketika umur pohon memasuki tahun keempat dan kelima. Ketika pohon telah memasuki umur menghasilkan maka tahap selanjutnya adalah
pemanenan untuk mengambil tandan buah segar dari pohonnya. Tata cara panen yang baik dan benar juga dibutuhkan dalam pengerjaannya untuk menghasilkan tandan
buah segar yang memiliki kualitas dan kandungan minyak yang maksimal. Ada beberapa cara yang digunakan untuk memanen tandan buah segar dari
pohon kelapa sawit. Tata cara pemanenan yang baik dan benar ialah a.
Pada waktu pohon memiliki ketinggian 2-5 m cara panen yang digunakan dengan alat kapak siam.
b. Pada waktu pohon memiliki ketinggian 5-10 m cara panen yang
digunakan dengan alat dodos. c.
Pada waktu pohon memiliki ketinggian lebih dari 10 m cara panen digunakan alat arit yang disambungkan ke bambu yang panjang alat
ini lebih dikenal dengan egrek. Pada saat proses pemanenan kelapa sawit, masyarakat biasanya melakukan
pemanenan kelapa sawit dalam rentang waktu dua minggu sekali. Waktu dalam pemanenan itu dikenal dengan sistem rotasi.Sistem rotasi dalam pemanenan kelapa
sawit sangat penting untuk menjaga hasil panen yang optimal.Masyarakat desa Asam Jawa biasanya memanen kelapa sawit dalam sebulan minimal dua kali. Proses itu
dilakukan karena setiap satu hektar lahan perkebunan kelapa sawit yang berisi 144 pohon lahan dalam kondisi topografi yang normal tidak langsung semua
44
menghasilkan TBS yang siap panen. Menurut perhitungan setiap pohon maksimal menghasilkan 2 buah segar yang siap dipanen dalam waktu 2 minggu sekali.
Kondisi iklim dan cara perawatan sangat menentukan hasil panen kelapa sawit. Melihat dari tiap bulan, penyebaran buah di pohon kelapa sawit biasanta tidak
menentu. Ada beberapa kejadian pada panen kelapa sawit dimana tiba-tiba buah kelapa sawit sangat banyak jumlahnya dalam sekali panen
36
Membahas tentang cara memanen yang baik tidak terlepas dari para tenaga kerja yang memanen kelapa sawit. Penggunaan tenaga kerja di desa Asam Jawa
dalam usaha perkebunan kelapa sawit terbagi dua jenis yaitu tenaga upahan dan tenaga kerja dari keluarga. Pembukaan lahan kelapa sawit mulai dari persiapan lahan,
mulai berproduksi, hingga sampai masa re-planting peremajaan, semua proses itu , ketika itu terjadi
biasanya para pemanen akan mengalami masa-masa sulit. Pemanenan dengan cara yang benar merupakan salah satu faktor yang
membuat pohon menghasilkan TBS yang berkualitas. Perhitungan dalam setiap satu hektar lahan kelapa sawit, umumnya para pendodos dapat menurunkan buah dari
pohon seberat 1000-1500 kg 1-1,5 ton TBS. Untuk tiap hektarnya belum tentu semua pohon menghasilkan TBS, karena ada beberapa kejadian pada masa panen ada pohon
yang sama sekali tidak mengeluarkan buah. Rata-rata berat kelapa sawit yang diturunkan pemanen biasanya bobotnya berkisar antara 25-50 kgbuah.
36
Dalam kondisi seperti ini, biasanya masyarakat menyebutnya dalam keadaan buah lagi trek, masalah ini terjadi biasanya pada waktu pohon lagi masa awal-awal produktif dan menghasilkan buah
pasir.Umumnya kondisi ini terjadi setiap 6 bulan sekali.
45
membutuhkan tenaga kerja. Kedua jenis tenaga kerja tersebut masing-masing memilik kelemahan dan keunggulannya masing-masing.
Tenaga kerja keluarga merupakan pekerja yang berasal dari keluarga pemilik kebun sendiri yang sanggup menanam, merawat, serta memanen perkebunannya
sendiri. Keunggulan menggunakan tenaga kerja dari keluarga sendiri salah satunya dari sisi pembiayaan pekerja, dengan menggunakan pekerja dari keluarga sendiri
secara otomatis akan menekan biaya yang keluar dari perawatan kebun dan membuat keuntungan semakin besar.
Cara pemanenan dari tenaga keluarga ini biasanya lebih mengedepankan perawatan pohon kelapa sawitnya sendiri.Mereka biasanya memanen kelapa sawit
mengikuti sistem yang ada tanpa memaksa untuk menurunkan buah sebanyak- banyaknya. Memanen dengan cara memaksa menurunkan buah yang belum matang
akan mengakibatkan tingkat kesuburan dari pohon kelapa sawit menurun. Berbeda dengan tenaga kerja upahan, penggunaan tenaga kerja upahan pada
perkebunan kelapa sawit ini membutuhkan biaya lebih untuk perawatan maupun pemanenan kelapa sawit.Pada umumnya para pemanen upahan ini ada yang
menggunakan cara-cara memaksa pemanenan buah.Pemaksaan pemanenan itu dilakukan supaya para pemanen upahan tersebut menghasilkan buah lebih banyak dan
mendapat upah yang lebih besar.Perhitungan upah pendodos di desa Asam Jawa didapat berdasarkan dari jumlah bobot kelapa sawit yang berhasil
46
diturunkannya.Maka dari itu sering terjadi para pemanen memaksa menurunkan buah agar mendapatkan untung yang lebih besar.
Tujuan dari penggunaan tenaga kerja ini karena si pemilik kebun tidak sanggup mengerjakan lahannya dengan keluarga sendiri oleh karena alas an tertentu
seperti luas lahan yang sangat lebar atau yang lain sebagainya. selain daripada itu alasan lain dari penggunaan tenaga kerja upahan tersebut karena si pemilik
perkebunan mempunyai profesi ganda seperti pedagang, pengusaha, maupun sebagai pns. Menurut kasmuri, para pemanen upahan seperti dia banyak digunakan oleh
pemilik kebun untuk mulai membuka lahan perkebunan kelapa sawit.
37
3.2.4 Pemasaran Buah