Keuntungan Manajemen aktif kala Tiga Uteronika

penggunaan oksitosin atau ergotamin baik pada kelahiran bahu anterior bayi atau segera setelah kelahiran bayi, pengkleman awal tali pusat, dan penarikan terkontrol terhadap tali pusat untuk memudahkan kelahiran plasenta. Dalam hal penatalaksanaan kala tiga, contoh hal tersebut pada situasi ketika ibu meminta secara spesifik agar obat uteronika tidak diberikan dalam asuhan kala tiganya. Dalam hal ini, bidan harus menjelaskan berbagai situasi yang memungkinkan keputusan tersebut harus dibalik. Jika obat uteronika tidak digunakan, keinginan ibu tersebut harus dicatat dalam catatan klien pada masa antenatal Myles, 2011, hal. 499. 2. Tujuan Manajemen Aktif Kala Tiga Manajemen Aktif Kala Tiga bertujuan untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif dan efisien sehingga dapat memperpendek waktu kala Tiga persalinan dan mengurangi kehilangan darah dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis. Hati – hati : a. Dugaan kehamilan ganda b. Riwayat retensi plasenta c. Inversi Uteri Yanti, 2010, hal .199 Tujuan manajemen aktif kala Tiga adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu keluarnya plasenta, mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah kala tiga persalinan jika dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis Sondakh, 2013, hal .136.

3. Keuntungan Manajemen aktif kala Tiga

a. Mengurangi kejadian perdarahan postpartum b. Mengurangi lamanya kala tiga Universitas Sumatera Utara ii c. Mengurangi penggunaan tranfusi darah d. Mengurangi penggunaan terapi oksitosin Sulistyawati, 2010, hal.160. Selama dekade terakhir, penilitian klinis telah menunjukkan bahwa manajemen aktif kala Tiga dapat menurunkan kejadian perdarahan postpartum, memperpendek waktu yang dibutuhkan untuk kelahiran plasenta, mengurangi kemungkinan, terjadinya retensio plasenta dan mengurangi penggunaan transfusi darah dan terapi oksitosin. Berdasarkan penelitian ini, WHO telah merekomendasikan agar semua dokter dan bidan melaksanakan manajemen aktif kala Tiga. Hal ini membedakan dari asuhan kebidanan kala tiga hanya satu cara : pemberian oksitosin segera setelah bayi baru lahir untuk merangsang kontraksi uterus dan mempercepat pelepasan plasenta. Dalam semua hal lainnya, langkah-langkah manajemen aktif adalah sama dengan langkah – langkah yang selam ini ditempuh oleh para bidan. Keuntungan manajemen aktif kala tiga, antara lain : a. Lama kala III lebih singkat b. Jumlah perdarahan berkurang sehingga dapat mencegah perdarahan postpartum. c. Menurunkan kejadian retensio plasenta Djami, 2013, hal .257.

4. Uteronika

a. Ergometrin 0,25 mg intravena Obat ini bekerja dalam 45 detik, oleh karena itu, sangat berguna dalam mempertahankan kontraksi cepat jika jika kerja uterus hipotonik menimbulkan perdarahan. Jika dokter tidak ada dalam situasi darurat tersebut, bidan dapat memberikan injeksi. Universitas Sumatera Utara b. Kombinasi ergometrin dan oksitosin merek yang paling banyak digunakan adalah Syntometrine. Prepaparat yang umumnya diberikan adalah 1 ml Syntometrine, yang mengandung oksitosin 5 International Units UI dan 0,5 mg ergometrin maleat, keduanya termasuk dalam kelompok obat yang dikenal sebagai oksitosin yang menyebabkan kontraksi uterus. Rute pemberian terpilih adalah secara intarmuskular, dan lokasi pemberian adalah bagian lateral paha yang mudah dijangkau. Komponen syntocinon dari syntometrine bekerja dalam waktu 2 hingga 3 menit dan bertahan hanya selama 5 hingga 15 menit, sementara ergometrin membutuhkan waktu 6 sampai 7 menit untuk bekerja tetapi dapat bertahan hingga 2 jam Hall, 2013, hal. 138. Kerja gabungan ini menghasilkan kontraksi uterus yang cepat, kuat dan tahan lama hingga beberapa jam. Obat ini biasanya diberikan pada saat bayi lahir, sehingga menstimulasi kerja uterus yang baik pada awal kala tiga Myles, 2011, hal. 500. Ergometrin dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan seperti mual, muntah, sakit kepala, dan meningkatnya tekanan darah, jika penggunaan Ergometrin dikontraindikasikan, Ergometrin 0,5 mg tidak boleh diberikan lebih dari dua dosis karena dapat menyebabkan sakit kepala, mual, dan peningkatan tekanan darah, contohnya jika sang ibu menderita hipertensi, maka yang diberikan adalah oksitosin. Jika oksitosin intravena dibutuhkan, dosis sebesar 5 IU harus diberikan secara perlahan oleh praktisi yang berpengalamanHall, 2013, hal. 139. Browning 1974, dalam Williams, 2013, hal .418 memaparkan efek samping yang serius akibat pemberian 0,5 mg ergomertin secara Universitas Sumatera Utara ii intramuscular pada empat perempuan pascapersalinan. Dua perempuan tersebut mengalami hipertensi berat, perempuan ketiga mengalami hipertensi dan kejang dan yang ke empat mengalami henti jantung. Kami juga telah melihat kejadian vasokontriksi berat dari dua zat tersebut kandungan yang diberikan secara intravena, yaitu semua denyut perifer hilang, dan diperlukan natrium nitroprusida untuk memulihkan perfusi. Sayangnya, ibu tetap mengalami cedera iskemik hipoksik serebri. c. Oksitosin merek yang paling banyak digunakan adalah Syntocinon Oksitosin adalah bentuk sintesis oksitosin alami yang diproduksi dalam pituitary posterior, dan aman digunakan dalam konteks yang lebih luas dibandingkan kombinasi agens ergometrin. Obat ini dapat diberikan, baik secara injeksi intravena maupun intra muscular. Namun demikian, pemberian oksitosin melalui bolus intravena dapat menyebabkan hipotensi yang berat dan fatal, terutama jika terdapat perburukan kardiovaskular. Myles, 2011, hal. 500. Penggunaan 10 IU Syntocinin melalui injeksi intramuscular, suatu kejadian yang sistematik yang memeriksa kegunaan oksitosin sebagai profilaktik selama persalinan kala tiga menyimpulkan bahwa oksitosin bermanfaat dalam pencegahan perdarahan postpartum. Hanya ada sedikit bukti yang mendukung penggunaan ergometrin secara tersendiri versus Syntocinon atau produk gabungan untuk mencegah perdarahan postpartum lebih dari 1000 ml dan para peneliti merekomendasi penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi penggunaan obat-obatan tersebut. Kajian selanjutnya menemukan sedikit penurun PPH sebesar 500 ml pada penggunaan kombinasi ergometrin Syntocinon, tetapi tidak ditemukan Universitas Sumatera Utara perbedaan antara kelompok yang kehilangan darah lebih dari 1000 ml. Para peneliti menyimpulkan efek yang tidak diinginkan seperti mual, muntah dan meningkatkannya tekanan darah diastolic harus dipertimbangkan terhadap berkurangnya kehilangan darah Hall, 2013, hal . 139. d. Prostaglandin Penggunaan Prostaglandin untuk penatalaksanaan kala tiga sampai saat ini lebih sering berkaitan dengan pengobatan perdarahan pascapartum daripada profilaksis. Hal ini kemungkinan terjadi akibat lebih mahalnya obat ini dibandingkan dengan uteronika yang telas dibahas sebelumnya. Agens prostaglandin juga berkaitan dengan efek samping diare dan komplikasi kardiovaskular menigkatnya isi sekuncup dan frekuensi jantung. Pemberian prostaglandin paling efektif jika diberikan secara intramular injeksi secara langsung ke dalam dinding uterus. Misoprostol oral juga telah digunakan sebagai obat dalam penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga. Suatu uji coba terkendali secara acak membandingkan misoprostol oral dengan oksitosin intramuscular setelah pelahiran, dan tidak menemukan adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok yang diteliti dalam perdarahan pascapersalinan, durasi kala tiga, banyak wanita yang menggigil dalam kelompok misoprostol dan penelitian lain menemukan bahwa misoprostol dapat menyebabkan diare pascapersalinan Hall, 2013, hal. 139. Universitas Sumatera Utara ii

5. Langkah – Langkah Manajemen Aktif Kala Tiga