kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
4.8.2 Analisa Data
1. Analisis Univariate
Analisis univariate dilakukan untuk mendeskripsikan data demografi yang meliputi usia, jenis kelamin dan kelas; data pengetahuan mengenai IMS yang
meliputi pengetahuan kurang, sedang dan baik; dan data perilaku seks bebas yang meliputi perilaku baik dan buruk. Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi dan persentase. Setelah itu menganalisa variabel independen dan dependennya.
2. Analisis Bivariate
Analisis Bivariate adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi Notoatmodjo, 2010. Pada penlitian ini,
apabila data untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel independen yaitu pengetahuan mengenai IMS dan variabel dependen yaitu perilaku seks bebas
terdistribusi normal p 0,05, maka akan dilakukan uji korelasi Pearson. Nilai korelasi Pearson rho
berada di antara -1 r 1. Bila nilai r = 0, berarti tidak ada korelasi atau tidak ada hubungan anatara variabel independen dan dependen. Nilai
r = +1 berarti terdapat hubungan yang positif antara variabel independen dan dependen. Nilai r = -1 berarti terdapat hubungan yang negatif antara variabel
independen dan dependen. Dengan kata lain, tanda “+” dan “-“ menunjukkan arah hubungan di antara variabel yang sedang diopersionalkan.
Namun apabila data tidak terdistribusi normal maka akan dilakukan uji korelasi Spearman Rank. Uji
Universitas Sumatera Utara
ini dilakukan karena skala data yang digunakan adalah ordinal. Menurut Sugiyono 2012 untuk menguji hubungan antara variabel yang datanya berbentuk ordinal
maka digunakan korelasi Spearman Rank. Uji korelasi Spearman Rank akan dilakukan setelah data terkumpul dan
dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi, kemudian menghitung korelasinya dengan bantuan komputerisasi. Hasil uji Spearman akan ditampilkan dalam
bentuk tabel hasil uji interprestasi yang terdiri dari nilai r dan nilai p. Nilai r menginterprestasikan kekuatan hubungan. Adapun tafsiran hasil pengujian
kekuatan hubungan tersebut dapat dilihat dari tabel menurut Sugiyono 2012 berikut :
Interval koefisien Tingkat hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah 0,20
– 0,399 Rendah
0,40 – 0,599
Sedang 0,60
– 0,799 Kuat
0,80 – 1,000
Sangat kuat
Nilai p menginterprestasikan nilai signifikan. Karena skala data yang digunakan adalah ordinal dengan tingkat kepercayaan 95 atau α = 0,05 maka
jika nilai p lebih kecil dari 0,05 berarti terdapat korelasi yang signifikan antara variabel independen dan dependen, jika nilai p lebih besar dari 0,05 maka tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara variabel independen dan dependen.
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan pengetahuan remaja mengenai Infeksi Menular Seksual IMS dengan
perilaku seks bebas di SMA Swasta Darussalam Medan. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2016 di SMA Swasta Darussalam Medan dengan
jumlah responden sebanyak 126 orang.
5.1.1 Analisis Univariat 1.
Deskripsi Karakteristik Demografi Responden
Deskripsi karakteristik responden terdiri dari: usia, jenis kelamin dan kelas. Data karakteristik responden ditampilkan hanya untuk melihat distribusi
demografi dari responden saja dan tidak dianalisis terhadap hubungan pengetahuan mengenai IMS dengan perilaku seks bebas. Data yang diperoleh
menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia 16 tahun yaitu sebanyak 56,3, mayoritas berjenis kelamin perempuan sebanyak 55,6 dan mayoritas
responden dari kelas X-1 yaitu sebanyak 26,2. Deskripsi karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 1.
Universitas Sumatera Utara