0.000. Dengan hasil ini, maka uji yang dilakukan untuk menganalisa kedua variabel adalah uji nonparametrik Spearman.
Hasil penelitian hubungan pengetahuan remeja mengenai IMS dengan perilaku seks bebas dengan menggunakan uji korelasi Spearman didapat nilai
koefisien korelasi spearman atau r = -0,541 dengan pValue = 0,00. Tabel 12. Hasil Analisa
Hubungan Pengetahuan Remaja Mengenai Infeksi Menular Seksual IMS dengan Perilaku Seks Bebas di SMA Swasta
Darussalam Medan
Variabel 1 Variabel 2
r pValue
Pengetahuan remaja mengenai
Infeksi Menular Seksual IMS
Perilaku seks bebas
-0,541 0,000
5.2 Pembahasan
5.2.1 Pengetahuan Remaja Mengenai Infeksi Menuar Seksual IMS
Berdasarkan hasil penelitian di SMA Swasta Darussalam Medan diketahui bahwa sebagian besar responden berpengetahuan baik tentang IMS yaitu 98
responden 77,78. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Putrie 2012 mengenai tingkat pengetahuan remaja tentang HIVAIDS pada siswa kelas XI IPS
di SMA PGRI 1Karangmalen Sragen yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 53 orang 63,85 mempunyai pengetahuan yang baik mengenai
HIVAIDS. Hal ini dikarenakan 28 orang dari 53 responden tersebut sudah pernah mengikuti penyuluhan kesehatan mengenai HIVAIDS.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pengalaman seseorang dimana pengalaman berkaitan dengan umur. Jika umur seseorang
semakin tua maka pengalaman akan semakin banyak, begitulah semakin baik
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan seseorang itu Nasution, 2007. Pada penelitian ini mayoritas responden kategori baik yaitu berusia 16 tahun sebanyak 58 responden 46.
Sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Hadi, et al 2008, bahwa pertambahan usia seseorang akan berhubungan dengan perkembangan kognitif, penalaran
moral, perkembangan psikoseksual dan perkembangan sosial yang artinya semakin dewasa seseorang seharusnya pengetahuan dan pengalamannya semakin
bertambah. Hasil ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prihyugiarto 2008 dalam jurnal ilmiah yang berjudul faktor-faktor yang
mempengaruhi sikap terhadap perilaku seks pranikah pada remaja di indonesia bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang mengenai
infeksi menular seksual adalah usia, yaitu pada kelompok usia yang lebih tua akan memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik dibandingkan kelompok usia yang
lebih muda. Berdasarkan hasil analisa data distribusi frekuensi hasil uji pengetahuan
berdasarkan jenis kelamin, dapat dilihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari tingkat pengetahuan responden berdasarkan jenis kelamin. Pada
responden perempuan didapatkan pengetahuan baik sebanyak 80 dan pada laki- laki sebanyak 75. Namun hal ini tidak bermakna karena memang pada
penelitian ini proporsi responden perempuan lebih besar dibandingkan dengan responden laki-laki. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
Prihyugiarto 2008, bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap pengetahuan mengenai infeksi menular seksual.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil distribusi jawaban mengenai pengetahuan didapatkan bahwa sebagian besar responden yaitu 41 orang 32,5 salah dalam menjawab
pertanyaan mengenai pengertian infeksi menular seksual. Hal ini terjadi karena responden masih belum mengerti secara konkrit tentang pengertian infeksi
menular seksual. Responden hanya mengetahui bahwa infeksi menular seksual hanya bisa ditularkan melalui hubungan seksual saja, padahal sebenarnya infeksi
menular seksual dapat ditularkan dengan cara lain. Infeksi menular seksual adalah penyakit yang penularannya terutama
melalui hubungan seksual. Cara hubungan kelamin tidak hanya terbatas secara genito-genital saja, tetapi dapat juga secara oro-genital, atau ano genital sehingga
kelainan yang timbul akibat penyakit ini tidak terbatas pada daerah kelamin genital saja, tetapi dapat juga pada daerah-daerah ekstragenital. Meskipun
demikian, tidak berarti bahwa semuanya harus melalui hubungan kelamin, karena ada beberapa yang dapat juga ditularkan melalui kontak langsung dengan alat-alat,
handuk, termometer, dan ada juga yang ditularkan dari ibu kepada bayinya yang ada di dalam kandungan. Djuanda, 2007.
Sesuai dengan hasil penelitian Chiuman 2009, mengenai infeksi menular seksual di SMA Wiyata Dharma Medan mayoritas remaja atau siswa berada
dalam kategori kurang, yaitu sebesar 52,4 . Di karenakan para responden hanya mempunyai pengetahuan mengenai pengertian infeksi menular seksual secara
etimologis, yaitu pengertian bahwa infeksi menular seksual adalah infeksi yang hanya bisa ditularkan melalui hubungan seksual, padahal sebenarnya infeksi
menular seksual bisa ditularkan melalui cara lain selain berhubungan seksual.
Universitas Sumatera Utara
Dari survei yang dilakukan peneliti, didapatkan bahwa responden mengatakan pengetahuan tentang IMS sudah terdapat di kurikulum pembelajaran
responden yaitu dalam mata pelajaran biologi yaitu pada topik sistem reproduksi manusia. Namun, sebagian besar responden mendapatkan informasi dari media
elektronik. Hal ini dikarenakan remaja pada masa sekarang lebih sering dan lebih memilih untuk mencari informasi melalui media elektronik, selain itu kehidupan
sehari-hari setiap orang pada masa sekarang termasuk remaja tidak pernah terlepas dari peran media elektronik.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Pratama 2013 mengenai hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi dengan sikap seksual pranikah remaja di Kelurahan Danguran Kabupaten Klaten, didapatkan hasil yaitu sebagian besar responden memiliki
tingkat pengetahuan rendah yaitu 55 responden 63 dan pengetahuan tinggi 33 responden 37. Banyaknya siswa yang mempunyai tingkat pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi rendah dipengaruhi beberapa faktor, antara lain akses informasi tentang kesehatan reproduksi kurang banyak dan budaya masyarakat
yang masih beranggapan bahwa pengetahuan tentang kesehatan reproduksi adalah hal yang tabu.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dalam terbentuknya tindakan seseorang dan untuk merubah
pengetahuan tersebut maka diperlukan pendidikan dan latihan. Agar remaja mampu memecahkan masalah yang berhubungan dengan penatalaksanaan akibat
dari penyakit menular seksual dan terhindar dari penularan penyakit tersebut.
Universitas Sumatera Utara
5.2.2 Perilaku Seks Bebas