Ekstrak Kulit Buah Manggis Garcinia mangostana L Uji Efektivitas Antibakteri

0,0487 dan 0,02437. Penetapan konsentrasi dilakukan berdasarkan standar Laboratorium Tropical Disease UNAIR dengan metode dilusi pengenceran ganda. Penentuan KHM dilihat dengan membandingkan tabung perlakuan yang mulai tampak jernih bila dibandingkan dengan kontrol Mac.Farland. Dari hasil pengujian ekstrak kulit buah manggis terhadap bakteri P. gingivalis setelah dicampur menggunakan vorteks dan diinkubasi selama 24 jam, didapat tidak ada larutan yang mulai tampak jernih, semua kelompok perlakuan memiliki kekeruhan yang sama, sehingga nilai KHM pada penelitian ini tidak dapat ditentukan. Gambar 14. Koloni bakteri pada media MHA dengan konsentrasi a 100, 50,5, 12,5 b 6,25, 3,125, 1,56, 0,75 c 0,39, 0,195, 0,0975, 0,048 d 0,097 e 0,048 f 0,024 Pada penentuan KBM, yang dicari adalah konsentrasi minimal yang dapat membunuh seluruh bakteri pada media MHA steril. Hasil pada uji antibakteri b c a d e f didapat pada konsentrasi 100 sd 0,02437 Gambar 14. Pada gambar 14 dapat dilihat bahwa setiap petri merupakan media pertumbuhan bakteri yang diteteskan hasil ekstrak yang diinkubasi dengan suspensi bakteri selama 24 jam. Pada gambar 14, petri a, dapat dilihat yang berwarna kecoklatan merupakan ekstrak yang diinkubasi mulai konsetrasi 100 - 25, demikian selanjutnya pada petri b dan c sanpai pada konsentrasi 0,048. Pada petri b dan c warna kecoklatan sudah mulai memudar karena konsentrasi ekstrak yang semakin kecil menyebabkan warna coklat semakin hilang. Pada konsentrasi 100 - 0,0975 tidak ditemukan pertumbuhan bakteri steril = 0 CFUml. Pada petri d merupakan gambar ekstrak dengan konsentrasi 0,097 yang menjadi KBM, karena menjadi konsentrasi terkecil yang mampu membunuh seluruh bakteri dan tidak ditemukan pertumbuhan bakteri. Petri e merupakan gambar ekstrak dengan konsentrasi 0,048 yang sudah ditemukan pertumbuhan bakteri, ekstrak pada konsentrasi tersebut tidak dapat lagi membunuh bakteri sehingga ekstrak pada konsentrasi 0048 sudah tidak cukup efektif untuk membunuh bakteri. Pada petri f merupakan gambar eksrak pada konsentrasi 0,024 yang pertumbuhan bakterinya sudah termasuk kategori TBUD Tidak Bisa Untuk Dihitung. Tabel 1 menunjukkan hasil uji efek antibakteri ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi 100, 50, 25, 12,5, 6,25, 3,125, 1,56, 0,78, 0,39, 0,195, 0,0975, 0,0487 dan 0,02437 terhadap pertumbuhan P. gingivalis. Konsentrasi ekstrak terkecil yang mampu membunuh bakteri secara keseluruhan adalah 0,0975 dengan jumlah bakteri yang tumbuh sebanyak 0 CFUml steril, yang berarti bahwa setelah penanaman pada media MHA dan diinkubasi selama 24 jam tidak terlihat adanya pertumbuhan bakteri atau koloni bakteri. Pada konsentrasi 0,0487 ditemukan bakteri dengan jumlah yang bervariasi pada setiap replikasi yakni replikasi pertama dijumpai sebanyak 2,3.10 15 CFUml, replikasi kedua dijumpai sebanyak 2,64.10 15 CFUml, replikasi ketiga dijumpai 2,68.10 15 CFUml. Nilai rata- rata pertumbuhan P. gingivalisyang diberikan ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi 0,048 adalah 2,54.10 15 CFUml. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada konsentrasi 0,048, ekstrak kulit buah manggis tidak mampu membunuh bakteri secara keseluruhan 0 CFUml atau steril. Tabel 1. Hasil uji ekstrak kulit buah manggis terhadapP. gingivalis pada konsentrasi 100, 50, 25, 12,5, 6,25, 3,125,1,56, 0,78, 0,39, 0,195, 0,0975, 0,0487 dan 0,02437. Bahan Uji Konsentrasi Replikasi CFUml Rata-rata CFUml 1 2 3 Ekstrak Kulit Buah Manggis 100 50 25 12,5 6,25 3,125 1,56 0,78 0,39 0,195 0,0975 0,0487 2,3.10 15 2,64.10 15 2,68.10 15 2,54.10 15 0,02437 TBUD TBUD TBUD Kontrol Mc. Farland CFUml 1,82.10 5 1,74.10 5 1,12.10 5 1,56.10 5 Kontrol negatif bahan uji CFUml Keterangan: 0 = steril, tidak ada pertumbuhan bakteri; TBUD = Tidak Bisa Untuk Dihitung, CFUml = Colony Forming Unit per milliliter Sementara pada konsentrasi 0,02437 dijumpai pertumbuhan koloni bakteri dengan jumlah yang besar dan dikategorikan ke dalam TBUD Tidak Bisa Untuk Dihitung. Hasil dikategorikan TBUD jika jumlah koloni 300 sehingga perhitungan jumlah koloni tidak dapat dilanjutkan karena akan memberikan hasil yang bias. Sedangkan pada kontrol Mac. Farland P. gingivalistanpa diberikan ekstrak kulit buah manggis ditemukan P. gingivalissebanyak 1,56.10 5 CFUml dan pada kontrol negatif ekstrak kulit buah manggis tanpa suspensi P. gingivalis tidak ditemukan bakteri steril.

BAB 6 PEMBAHASAN

Penelitian eksperimental laboratorium secara in vitro ekstrak kulit buah manggis terhadap P. gingivalis dilakukan untuk membuktikan bahwa ekstrak kulit buah manggis memiliki daya antibakteri dalam menghambat pertumbuhan P.gingivalis.Penelitian ini menggunakan 210 gram serbuk simplisia yang diperkirakan cukup untuk mendapatkan ekstrak kental kulit buah manggis untuk pengujian aktivitas antibakteri terhadap P. gingivalis. Dalam penelitian ini pengambilan ekstrak kulit buah manggis dilakukan dengan menggunakan pelarut etanol 70. Etanol 70 dipilih sebagai cairan penyari karena pelarut ini bersifat universal yang dapat menarik sebagian besar zat-zat aktif yang terkandung dalam kulit buah manggis yaitu saponin, flavonoid, alkaloid dan tanin. 14,30 Namun pada penelitian ini menggunakan etanol teknis yang tidak dapat dipastikan kemurnian etanol sebanyak 70. Ekstrak kulit buah manggis disuspensikan dalam media Mueller Hinton Broth MHB yang merupakan media standar yang digunakan untuk menguji bakteri secara dilusi. MHB memiliki pH netral yaitu 7,3 sehingga efek antibakteri yang dihasilkan murni dari ekstrak kulit buah manggis itu sendiri, bukan karena penambahan pelarut yang bersifat asam ataupun alkali yang kemungkinan dapat meningkatkan efek antibakterinya. 14 Pada tahap awal, pengujian efek antibakteri dari suatu bahan dilakukan secara in vitro. Ada dua metode untuk menentukan aktivitas antibakteri, yaitu agar diffusion test metode difusi dan direct exposure test metode dilusi. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian efek antibakteri dari ekstrak kulit buah manggis terhadap P. gingivalis dengan metode dilusi.Dengan metode ini bahan coba dapat berkontak langsung dengan mikroorganisme sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat dan dapat diketahui nilai KHM dan KBM dari bahan coba yang digunakan. Setiap konsentrasi bahan uji dilakukan replikasi sebanyak tiga kali agar diperoleh hasil yang lebih akurat dan mengetahui berapa rata-rata jumlah bakteri yang tumbuh pada ekstrak kulit buah manggis dalam berbagai konsentrasi karena pada konsentrasi yang sama belum tentu jumlah bakteri yang tumbuh juga sama. Penentuan nilai KHM dilihat dari konsentrasi minimal bahan coba yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri setelah diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C yang dapat dilihat secara makroskopik dari hasil biakan pada tabung yang mulai tampak jernih dengan menggunakan metode dilusi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua konsentrasi bahan coba yang diuji ternyata tidak terlihat larutan yang mulai tampak jernih. Hal ini diduga karena ekstrak kulit buah manggis itu sendiri berwarna kuning kecoklatan sehingga ketika disuspensikan dengan bakteri, bahan coba tetap berwarna kuning keruh atau tidak mengalami perubahan dengan warna sebelumnya setelah diinkubasi selama 24 jam. Oleh karena itu, semua konsentrasi berwarna keruh dan dianggap tidak representatif untuk dicari nilai KHM. Konsentrasi 100, 50, 25, 12,5, 6,25, 3,125,1,56, 0,78, 0,39, 0,195 dan 0,0975 dapat membunuh bakteri P. gingivalis secara menyeluruh karena bahan aktif yang dimiliki oleh ekstrak kulit buah manggis yaitu saponin, tanin, alkaloid dan flavonoid berefek terhadap bakteri P.gingivalis sehingga tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri tersebut steril atau 0 CFUml. 14,32 Pada konsentrasi 100 - 0,0975 tidak dijumpai pertumbuhan bakteri steril atau 0 CFUml yang berarti pada konsentrasi 100 - 0,0975 bersifat bakterisid, sedangkan pada konsentrasi 0,0487 ditemukan jumlah bakteri dengan rata-rata 2,54.10 15 CFUml. Pada konsentrasi 0,02437 ditemukan jumlah bakteri 300 koloni sehingga termasuk dalam kategori TBUD Tidak Bisa Untuk Dihitung. Data hasil penelitian ini tidak dapat dilakukan uji statistik dengan ANOVA dan LSD karena data yang tersaji ada yang termasuk dalam kategori TBUD. Beberapa penelitian terhadap ekstrak kulit buah manggis juga telah dilakukan dengan mengujikannya pada bakteri lain. Penelitian yang dilakukan oleh Priya et al. 2010 menguji efek antimikroba terhadap Staphylococcus aureus diperoleh KHM sebesar 0,02 mgml sedangkan terhadap Micrococcus lutus dan Staphylococcus albus diperoleh KHM sebesar 0,05 mgml. 17 Penelitian aktivitas antifungal alpha- mangostin yang terdapat pada kulit buah manggis terhadap Candida albicans dilakukan oleh Kaomongkolgit et al. 2009 diperoleh KHM sebesar 1 mgml dan MFC Minimum Fungicidal Concentration sebesar 2mgml. 16 Penelitian yang dilakukan oleh Tadtong et al. 2009 terhadap Streptococcus mutans, P. gingivalis dan Streptococcus pyogenes diperoleh KHM sebesar 0,01 mgml sedangkan pada Staphylococcus aureus diperoleh KHM sebesar 0,1 mgml. 15 Beberapa penelitian dengan menggunakan bahan lain juga telah diujikan terhadap bakteri P. gingivalis sebelumnya. Penelitian yang dilakukan Leontara V pada tahun 2014 menguji efek antibakteri ekstrak lerak terhadap P. gingivalis memperoleh KBM sebesar 25 dan penelitian yang dilakukan Amalia S pada tahun 2012 menguji efek antibakteri ekstrak pegagan terhadap P. gingivalis memperoleh KBM sebesar 25. 32-3 Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa bakteri P. gingivalis merupakan bakteri yang sulit untuk dibunuh karena dinding sel bakteri tersebut memiliki beberapa lapisan yang menghambat masuknya bahan coba ke inti sel bakteri. Nilai yang diperoleh peneliti berbeda dengan beberapa peneliti yang telah disebutkan di atas, hal ini mungkin dapat disebabkan perbedaan daerah dan keadaan geografis tempat tumbuh manggis. Pada penelitian yang dilakukan oleh Tadtong et al. dan Kaomongkolgit et al. manggis diperoleh dari Thailand , Priya et al. menggunakan bubuk ekstrak kulit manggis yang diperoleh dari Avasthagen Company,USA sedangkan peneliti menggunakan kulit buah manggis yang diperoleh dari Pasar Buah Brastagi dengan asal tumbuh Sibolangit. Efek antibakteri yang dimiliki ekstrak kulit buah manggis dikarenakan adanya senyawa aktif yang terkandung di dalamnya yaitu alkaloid, saponin, tanin dan flavonoid yang berperan dengan mengganggu fungsi membran atau dinding sel bakteri. Saponin merupakan zat aktif yang dapat meningkatkan permeabilitas membran sehingga menyebabkan sel P.gingivalis lisis. 14,30 Tanin dalam konsentrasi rendah dapat menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan pada konsentrasi tinggi, tanin bekerja sebagai anti mikroba dengan cara mengkoagulasi dan mengumpulkan

Dokumen yang terkait

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Efektifitas Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Siwak (Salvadora persica L.) Terhadap Pertumbuhan Fusobacterium nucleatum Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

9 134 70

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Lerak (Sapindus rarak DC) Sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Porphyromonas gingivalis (Penelitian In Vitro)

5 140 88

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Porphyromonas gingivalis (Secara In-Vitro)

3 71 74

Daya atibakteri ekstrak etanol buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai bahan medikamen saluran akar secara in vitro.

3 69 76

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

0 0 11

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

0 0 17