4.5.1 Mata Pencarian
Warga penduduk yang tinggal bermukim di Kelurahan Titi Rantai sangat bervariasi yaitu di bidang pemerintahan Pegawai Negeri maupun di bidang
Swasta, buruh, pedagang dari usia bekerja. Sedangkan sebahagian besar warga merupakan penduduk Non-Produktif mencapai 70 dari jumlah penduduk.
4.5.2 Penddikan
Dalam bidang pendidikan sebagaimana data yang ada secara keseluruhan tidak ditemukan penduduk yang tdiak pernah mengenyam pendidikan dan dari
seluruh jumlah penduduk lebih kurang 10 SD Sederajat, 10 Lulus SMP Sederajat, 20 Lulus SMA Sederajat dan selebihnya Lulus perguruan tinggi jenjang
S1,S2 dan S3
4.5.3 Tipologi Kelurahan
Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru dapat dikategorikan sebagai pemukiman dan pertokoan kota yang mana dapat dilihat dari sepanjang jalan
protokol terdapat pemukiman dan pertokoan yang cukup strategis dengan cirii khas terdapat pasar modern dan tradisional yang dikenal dengan nama Pasar Sembada
Psr.V.
4.6 Penyelenggaraan Pemerintahan Kelurahan
Sebagai penyelenggara Pemerintahan Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru memiliki kantor yang terletak di Jalan Bahagia No.89 dipimpin Lurah
Titi Rantai
Antonius Purba,SH
dibantu dengan Sekretaris Kelurahan 1 orang, Kepala Seksi Pemerintahan 1 orang, Kepala Seksi Pembangunan 1 orang, Kepala seksi
trantib 1 orang serta 10 Kepala Lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
1. Bidang Kesekretariatan.
Kegiatan bidang sekretariatan melaksanakan kegiatan dibidang surat- menyurat antara lain:
Pengarsipan Surat masuk dan Surat Keluar
Pengurusan domisili kependudukan dan perusahaan
Pengurusan administrasi pertanahan
Dan lain-lain
2. Bidang Pemerintahan
Kegiatan bidang pemerintahan melaksanakan administrasi kependudukan antara lain :
Pengurusan kartu tanda penduduk KTP
Pengurusan kartu tanda keluarga
Pengurusan administrasi pertanahan
Dan lain-lain
3. Bidang Sosial
Kegiatan bidang sosial melaksanakan administrasi sosial kemasyarakatan antara lain :
Pembagian raskin
Membantu pengelolaan kesekretariatan PKK
Pengurusan surat kematian, nikah Dll
Pendataan organisasi kepemudaan dan kegiatan sosial
4. Bidang Tantrib
Kegiatan bidang tantrib melaksanakan pengawasan dan perencanaan pembangunan di tingkat kelurahan antara lain ;
Penertiban dan pengawasan bangunan
Universitas Sumatera Utara
Penertiban dan penataan pedagang kaki lima
Perencanaan pembangunan kelurahan
Dan lain-lain
4.6 Potensi Dan Pencapaian Kegiatan
4.6.1 Pendidikan
Sejalan dengan perkembangan wilayah Kelurahan Titi Rantai selain sebagai pusat pemukiman dan pertokoan kota, juga dijadikan sebagai lokasi pusat
pendidikan formal maupun informal, yang dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel Daftar Nama Sekolah di Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan
Baru :
NO JENJANG
PENDIDIKAN NAMA
SEKOLAHYAYASAN ALAMAT
KET
1 TK
Al Mutaqin Jl.Terompet No.51
2 SD
Negeri Jl.Rebab
3 SD
Pelita Jl.Bahagia Gg.Pelita
4 SMP
Pelita Jl.Bahagia Gg.Pelita
5 SMA
Swasta Pelita Jl.Bahagia Gg.Pelita
6 SMA
Piaget Singapore Perum Citra Garden
7 SMA
High Scope Jl.Bahagia Gg.Pelita
Sumber : Expose Kelurahan Titi Rantai 2016
4.6.2 Kesehatan Masyarakat
Dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk masyarakat di Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru, Lurah dan Kader-kader PKK yang dibina ole
Ka.Puskesmas Padang Bulan telah menyelenggarakan kegiatan rutin yang meliputi :
Universitas Sumatera Utara
Pembinaan 5 POSYANDU yang terdapat di 10 Lingkungan yanga ada
di Kelurahan Titi Rantai dengan rangkaian Posyandu dilakukan penimbangan balita dan imunisasi
Penyuluhan gizi dan kesehatan untuk ibu hamilmenyusui dan balita
POSKESKEL melayani pengobatan penyakit ringan secara gratis dan
pemberian pelayanan JAMPERSAL
Pemberantasan sarang nyamuk PSN dan foging untuk memberantas DBD
Penyuluhan bagi ibu-ibu PKK
4.6.3 Ekonomi Masyarakat
1. Penguatan Peran Koperasi dalam Mendukung Perekonomian
Masyarakat
Dalam mendukung peran perekonomian masyarakat kegiatan yang dilakukan antara lain :
Menumbuhkan peningkatan perekonomian warga dengan melakukan
penyuluhan koperasi dan TTG Teknologi Tepat Guna
Membina pedagang kecil dan menata pedagang kaki lima.
2. Fasilitas Pembangunan Usaha Mikro dan Usaha Kecil Menengah
Untuk meningkatkan usaha kecil dan mikro melalui dana UEP dan PNPM Mandiri dikembangkan usaha rakyat berupa :
Bantuan modal untuk pedagang jamu, ES krim dan makanan
Pelatihan bordir dan salon dengan dana PNPM Mandiri
Selanjutnya Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru bekerja sama dengan Wella School menyelenggarakan kegiatan pelatihan tata boga
khusus untuk warga Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru dan
Universitas Sumatera Utara
bekerja sama dengan dinas perindustrian dan perdagangan Kota Medan menyelenggarakan pelatihan pembuatan keripik.
Universitas Sumatera Utara
BAB V ANALISIS DATA
5.5 Pelayanan Sosial Program Keluarga Harapan PKH, Family
Development Session FDS
Family Developmnet Session FDS atau Kemampuan Peningkatan Keluarga di laksanakan tanggal 5November
2016 di Kelurahan Titi
Rantai.Dikecamatan Medan Baru ini terdiri dari 6 kelurahan dan masing-masing kelurahan memiliki anggota yang menerima PKH dan telah terlaksananya FDS.
Berikut jumlah penerimaan PKH di Kecamatan Medan Baru Tingkat Kelurahan :
Tabel Jumlah Penerima PKH Setiap Kelurahan di Kecamatan Medan Baru 2016 :
NO PENERIMA PKH
JUMLAH KPMKELURAHAN
1 KEL.TITI RANTAI
21 KPM 2
KEL.PADANG BULAN 22 KPM
3 KEL.MERDEKA
9 KPM 4
KEL.DARAT 9 KPM
5 KEL.BABURA
16 KPM 6
KEL.PETISAH HULU 31 KPM
JUMLAH PENERIMA PKH 108 KPM
Sumber :Pendamping PKH 2016 Jumlah total keluarga penerima PKH yaitu 108 KPM Keluarga Penerima
Manfaat, dan setiap penerima PKH ini wajib mengikuti FDS di lokasi yang telah ditentukan.
Universitas Sumatera Utara
5.1.1 Analisis Pelayanan Sosial Family Development Session FDS
Pertemuan peningkatan Kemampuan Keluarga FDS jika dilaksanakan rutin oleh pendamping PKH sangat bermanfaat bagi peserta. Peserta diajarkan dan
dibekali oleh pendamping tentang pentingnya pendidikan dan kesehatan, pengelolaan keuangan keluarga, cara mengasuh anak dan lain sebagainya.Dalam proses pelaksaan
FDS di kecamatan Medan Baru dari 6 Kelurahan., dibagi menjadi 2 lokasi FDS seperti pada tabel berikut :
Tabel pembagian 2 lokasi FDS di kecamatan Medan Baru yakni :
NO LOKASI FDS
PESERTA FDSKELURAHAN KET
1.
Kel.Petisah Hulu 1.Kel.Merdeka
Pelaksanaan FDS Tanggal 3
September 2016 2.Kel.Babura
3.Kel.Petisah Hulu
2. Kel.Titi Rantai
1.Kel Padang Bulan Pelaksanaan
FDS Tanggal 5 November 2016
2.Kel. Darat 3.Kel. Titi Rantai
Sumber : Pendamping PKH 2016 Dari tabel diatas, pelaksaan FDS di Lokasi Kel.Petisah Hulu telah
dilaksanakan pada tanggal 3 September 2016. Sedangkan FDS Kel.Titi Rantai dilaksanakan pada tanggal 5 November 2016. Dalam hal ini peneliti meneliti dilokasi
Kel.Titi Rantai. Dimana kegiatan FDS ini merupakan bagian dari kegiatan PKH dan yang
menjadi pesertanya pun adalah ibu-ibu penerima bantuan PKH yang dilaksanakan di Kel. Titi Rantaitepatnya berada di Jl.Bahagia No.89dengan Jumlah Keluarga
Universitas Sumatera Utara
Penerim Manfaat PKH di Kel.Titi Rantai 21KPM, Kel.Padang Bulan 22KPM, Kel.Darat 9KPM dengan Total 52 KPM.
Dalam hal ini tim pelaksana PKH sangat berharap keluarga ini bisa datang semua dalam mengikuti FDS “Ya, Saya sangat berharap sekali ini jumlah
total keluarga 52 penerima PKH dapat hadir semua pada pelaksanaan FDS minggu depan ini, soalnya biar bagaimanapun juga kalau kita berpikir sejauh mana bantuan
terus ada ya kan. Biarlah dengan FDS ini nanti semua keluarga ini tidak bergantung pada bantuan dari pemerintah. Jadi kami sudah kontak ni kepada semua keluarga
untuk menghadiri FDS minggu depan tangggl 5 November lah jadinya.” Pak Azwir sebagai tim pelaksana atau pendamping berjalannya FDS ini.
Dari hasil wawancara bersama Pak Azwir, sedikit kendala dalam persiapan FDS ini, sebagaimana diungkapkan oleh Pak Azwir :
“sejauh ini yang menjadi kendala kami dan membuat kami berpikir-pikir terus ni, sebagian besar yang mengikuti atau menerima PKH di
Kelurahan Titi Rantai, Padang Bulan, dan darat ini berasal dari Suku Nias, maaf ya maksud saya sebagian dari data yang sudah kami peroleh
dan dari pertemuan-pertemuan sebelumnya juga mereka susah untuk mengerti rata-rata orang nias dengan pendidikan tidak tamat SD dan
paling tinggi Tamat SD atau sederajat juga ada yang tidak tau baca tulis, dan mereka kurang mengerti jika diartikan atau berbicara menggunakan
bahasa Indonesia, ya mungkin karna mereka sangat jarang berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dan sejauh ini kami berupayalah semaksimal
mungkin ni agar mereka benar-benar mengerti gitu entah dengan cara mendatangkan moderator dengan mentranslate ke daerah nias atau
bagaimana caranya nanti sedang di rembukkan”
Salah satu yang menjadi ciri-ciri keluarga itu miskin yaitu tingkat pendiidkan yang pada umumnya rendah. Seperti kendala yang disampaikan oleh Pak
Azwir yaitu peserta PKH yang berasal dari Suku Nias sangat kurang dalam berbehasa Indonesia karna tingkat pendidikan keluarga sangat rendah. Sehingga
mereka sulit mengerti tentang apa yang telah disampaikan, terlihat dari pertemuan-
Universitas Sumatera Utara
pertemuan sebelumnnya ada yang tidak mengerti sama sekali tentang apa yang disampaikan. Kondisi seperti ini akan berpengaruh terhadap wawasan mereka,
beberapa penelitian antara lain menyimpulkan waktu mereka pada umumnya habis tersisa semata-mata hanya untuk mencari nafkah sehingga tidak ada waktu untuk
belajar atau meningkatkan ketrampilan. Dari hasil wawancara bersama Ibu Aisyah selaku Koord.PKH, tentang
pelayanan sosial bagi keluarga miskin lewat program keluarga harapan, juga mengungkapkan :
“sebenarnya pelayanan PKH ini baik di bidang kesehatan dan pendidikan yang telah diberikan, tidak lepas dari Family Development Session
FDS. Kenapa saya berkata demikian karna FDS ini penting bahkan sangat penting sekali untuk terus diterapkan pada masyarakat, seseorang
dikatakan miskin juga disebabkan karna menseat atau pola pikir yang salah masing-masing keluarga ditambah kurangnya informasi dalam
semua bidang baik segi menjaga kesehatan, anak wajib disekolahkan, dan sebagainya dibidang manapun sangat kekurangan informasi,dan dari
FDS inilah kita berharap bagaimana supaya keluarga yang ada saat ini bisa atau mampu bertahan dalam kondisi apapun ketika tidak ada bantuan
dari pihak manapun swasta atau pemerintah. Keluarga yang mengikuti PKH ini juga butuh motivasi yang kembali menyemangati mereka itulah
gunanya yang saya katakan tadi FDS penting karna pelayanan sosial ini tidak hanya bergerak pada pemenuhan material saja tapi pelayanan sosial
juga berbicara tentang pemberdayaan masyarakat lewat FDS yang ada di PKH.”
Dalam teori yang disampaikan oleh Romanyshyn 1971bahwa arti pelayanan sosial yaitusebagai usaha-usaha untuk mengembalikan, mempertahankan,
dan meningkatkan keberfungsian sosial individu-individu dan keluarga-keluarga melaluiproses-proses yang meningkatkan kemampuan individu-individu dan
keluarga-keluarga untuk mengatasi stres dan tuntutan-tuntutan kehidupan sosial yang normal. Seperti halnya yang disampaikan oleh Ibu Aisyah dimana Program Keluarga
Harapan PKH baik dibidang Kesehatan dan Pendidikan, tidak lepas dari Family Development Session FDS dan pelayanan sosial tidak hanya bergerak pada bidang
Universitas Sumatera Utara
material saja tetapi pelayanan sosial juga berbicara tentang pemberdayaan kepada masyarakat lewat FDS yang ada di PKH, agar keluarga yang ada saat ini bisa mampu
bertahan dalam kondisi apapun ketika tidak ada bantuan dari pihak manapun. Dari setiap program yang dijalankan juga tidak terlepas dari kendala atau
hambatan yang ada baik dalam segi pelayanan yang telah diberikan maupun dari masyarakat itu sendiri. Seperti di Kecamatan Medan Baru dalam proses berjalannya
Program Keluarga Harapan PKH di Kelurahan Titi Rantai ada sebagain dari masyarakat yang protes kenapa tidak terdaftar penerimaan PKH, seperti yang di
uangkapkan oleh Ibu Aisyah : “ya, kalau berbicara soal kendala pasti ada tu,tapi itu hal yang biasa ya
menghadapi masyarakat yang protes kenapa begini, kenapa begitu, kenapa gak dapat tetangga saya dapat hahaha....dan masih banyak
lagilah. Hal ini terjadi karna itu tadi yang saya katakan pola pikir menseat masyarakat ini terkurung dalam satu hal saja yaitu “keluarga saya
miskin”. Padahal sering bahkan awal mulainya PKH ini mereka dikumpulkan dan diberikan arahan, saat diberi ruang untuk bertanya pada
ngerti semua, tapi saya sendiri maklum lah itu gunanya ada program ini tidak hanya memberikan penjelasan kepada keluarga yang sah menerima
PKH saja tapi kepada masyarakat yang tidak menerimapun kami memberikan penjelasan yang konkrit sampai mengerti kenapa keluarga
nya tidak mendapat kan PKH atau namanya tidak tercantum dan sejauh ini kami atau para pendamping juga sudah sangat berusaha menjelaskan
dan meyakinkan keluarga tersebut serta terus diberikan motivasilah agar tidak menyerah dengan keadaan keluarga dan mereka bisa berterima.
Kalau kendala lain sepertinya bisa diatasi butuh kesabaran aja dalam pelaksanaan FDS ini karna rata-rata pendidikan keluarga Titi rantai,
Padang Bulan, dan Darat itu tamat SD sederajat tapi kebanyakannya tidak tamat SD. Jadi agak susah juga mengubah pola pikir seseorang, di
tambah yang orang Nias nya itu sebagaian mereka juga kurang cepat menangkap atau mengerti apa yang disampaikan. Tapi Tim pelaksana
terus berusaha membuat sampai mereka benar-benar mengerti dengan menggunakan bahasa yang sederhana.”
Dalam konteks ini, peranan seorang pekerja sosial diwujudkan dalam kapasitasnya sebagai pendamping, bukan sebagai penyembuh atau pemecah masalah
secara langsung. Pendamping sosial hadir sebagai agen perubah yang turut terlibat membantu memecahkan persoalan yang dihadapi klien. Seperti masalah yang
Universitas Sumatera Utara
disampaikan Ibu Aisyah, Ada keluarga yang protes tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah dalam program keluarga harapan PKH dan para pendamping lapangan
terus memberikan penjelasan yang berterima dengan keluarga tersebut, serta berupa untuk membuat FDS lebih khususnya kepada orang nias agar benar-benar mengerti
apa yang disampaikan dengan menggunakan bahasa yang sederhana. Dengan demikian, pendampingan sosial dapat diartikan sebagai interaksi dinamis antara klien
dan pekerja sosial untuk secara bersama menghadapi beragam masalah yang dihadapi klien.
5.6 Analisis Tahapan Kegiatan Family Development Session FDS Kel.Titi
Rantai
Kegiatan FDS dilaksanakan setiap 2 dua munggu sekali perkelompok anggota PKH. Jadwal tersebut sudah dirancang sedemikian rupa untuk
memaksimalkan penyerapan materi demi hasil yang didasarkan dalam kegiatan FDS. Dalam proses FDS ini jumlah anggota yang datang dibagi menjadi 3 tiga
kelompok. Setiap satu kelompok akan mendapatkan 1 satu tema modul yang terbagi menjadi beberapa sesi setiap kali pertemuan. Dalam pelaksanaan kegiatan
pemberdayaan yang dilakukan UPPKH Kecamatan Medan Baru, di Kelurahan Titi Rantai, melalui kegiatan FDS maka peneliti menggunakan konsep teori dari
Sulistyani 2010:83 yaitu 1.
Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan
kapasitas diri. 2.
Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan- kecakapan ketrampilan agar terbuka wawasan dan
memberikan dasar sehingga mengambil peran dalam pembangunan
Universitas Sumatera Utara
3. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan ketrampilan
sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada kemandiran.
5.6.1 Analisis Tahap Penyadaran dan Pembentukan Perilaku
Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku merupakan tahap menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas
diri.Pada tahap ini pihak pelaku pelayanan PKH berusaha menciptakan pra-kondisi supaya dapat memfasilitasi berlangsungnya proses pelayanan sosial yang efektif.
Sentuhan penyadaran akan membuka keinginan dan kesadaran keluarga tentang kondisi saat ini dan dengan demikian akan dapat merangsang kesadaran mereka
tentang perlunya memperbaiki kondisi untuk menciptakan masa depan semangat yang diharapkan dapat mengantarkan masyarakat untuk sampai pada kesadaran dan
kemauan untuk belajar. Dalam pelaksanaannya, tahap penyadaran pada sesi Pengasuhan dan
Pendidikan Anak dapat dilihat dari peran serta guru sekolah PAUDTK Kelurahan Titi Rantai yang sengaja diundang oleh pendamping pada saat jadwal materi
pelatihan disampaikan. Kehadiran guru PAUD juga dirasakan manfaatnya ketika pendamping menyampaikan materi Perlindungan Anak, dimana kehadiran guru ini
sangat menarik perhatian para peserta pelatihan yang masih terlihat pasif saat awal pelaksanaan kegiatan FDS ini. Pada sesi Pengasuhan dan Pendidikan anak,
pendamping bersama guru tersebut menyampaikan bagaimana cara mengasuh anak yang baik, mulai yang balita hingga usia dewasa, dengan perlakuan dan cara
orangtua mendidik anak yang harus berbeda, disesuaikan dengan usianya. Guru tersebut menjelaskan lebih detail tentang apa dan bagaimana
memperlakukan anak yang masih usia dini, begitu juga dengan cara mendidiknya,
Universitas Sumatera Utara
karena mendidik anak diusia dini adalah kunci untuk keberhasilan dan kesuksesan seorang anak kelak. Kegiatan yang terlihat disana pendamping dan guru
PAUDmenyampaikan bagaimana menjadi orang tua yang baik yaitu dengan memberikan contoh seperti ketika anak kita juara kelas sepatutnya kita orang tua
wajib memberikan penghargaan, walaupun tidak dengan barang, hanya kalimat pujian itu sudah membuat anak senang. Selain itu menunjukkan raut wajah yang
selalu ceria walaupun sedang kesal dengan perilaku anak, itulah beberapa hal yang terlihat saat soasialisasi cara pengasuhan dan pendidikan anak.
Pendamping juga sangat terbantu dengan mengundang guru PAUD pada sesi Perlindungan Anak, karena guru juga membantu menyampaikan bagaimana cara
memahami anak, dimulai dari usianya yang masih dini, agar bisa terhindar dari tindak kekerasan yang dapat melukai dan mencederai anak. Sebab pada umumnya,
pelaku kejahatan dan kekerasan pada anak dimulai dari ketidak tahuan orang tua dan atau orang-orang terdekatnya bagaimana cara memahami dan memperlakukan anak
dengan baik, sehingga tak jarang kemudian para orang tua akan memaksakan kehendaknya dan pada akhirnya dapat melukai dan mencederai anak. Pendamping
juga menayangkan video yang dibuat khusus oleh KPP-PA yang berisi tentang bagaimana menganalisa, mencegah, dan bagaimana cara melaporkan, jika sampai
terjadi praktek tindak kekerasan terhadap anak, kepada para peserta pelatihan FDS. Cara yang sama juga dilakukan pendamping untuk dapat menarik minat
para peserta pelatihan FDS pada sesi Kesehatan Ibu dan Anak. Pada sesi ini, pendamping mengundang seorang bidan desa yang membantu menjelaskan lebih
detail kepada para peserta tentang bagaimana bergaya hidup sehat. Seperti menyiapkan jenis makanan yang sehat dan bergizi bagi keluarga, bermacam manfaat
dari Air Susu Ibu, membiasakan mencuci tangan dan buang air besar di jamban. Hal
Universitas Sumatera Utara
tersebut dilakukan pendamping, sebab pada materi ini, memang banyak dari ibu-ibu peserta yang bertanya tentang masalah kesehatan, sehingga dengan menghadirkan
seorang bidan, para peserta bisa dengan bebas melakukan tanya jawab langsung dengan bidan.
Hanya pada sesi Pengelolaan Keuangan dan Perencanaan Usaha, pendamping tidak mengundang narasumber, namun pendamping tetap mampu
menarik minat para peserta dengan bekal modul, poster, flipchart, dan video tutorial yang memang sudah dipersiapkan sebelumnya. Pada sesi ini, peserta berperan serta
lebih aktif daripada sesi yang lainnya, sebab pendamping mengajarkan secara langsung bagaimana cara berhitung keuangan keluarga yang baik, mengetahui apa
yang disebut ‘keinginan dan kebutuhan’, bagaimana membuat jurnal kas harian atau bulanan, dan meminta para peserta untuk mempraktekkannya secara langsung.
Dengan begitu, diharapkan peserta akan langsung memahami materi yang diberikan dengan lebih mudah.
Demi tercapainya tugas dan tanggung jawab ini, pihak pemberdaya, dalam hal ini UPPKH Dinas Sosial Kecamatan Medan Baru, telah berusaha
maksimal dengan mempersiapkan para pendampingnya dengan pelatihan - pelatihan yang berbasis pemberdayaan masyarakat melalui pembelajaran, yang disebut Family
Development Session FDS. Dengan menerapkan metode pembelajaran Andragogi, yaitu pembelajaran untuk orang dewasa adult learning, materi-materi dalam FDS
akan dirasakan mudah, ringan, dan santai, sehingga akan mudah dipahami dan diserap dengan baik oleh para peserta PKH yang mengikutinya.
Dalam sesi ini, pendamping dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang terjadi saat itu, maupun permasalahan yang disampaikan oleh peserta pelatihan
FDS di wilayah dampingannya. Mulai dari permasalahan lingkup keluarga tentang
Universitas Sumatera Utara
mengasuh anak, kondisi keuangan keluarga, dan sebagainya, hingga permasalahan yang terjadi di sekitar rumah dan di lingkungan sosialnya, tentunya permasalahan –
permasalahan yang masih berhubungan dengan lingkup materi pelatihan. Ini membuat para pendamping harus berfikir keras untuk dapat membantu memecahkan
setiap permasalahan yang terjadi di lapangan, demi untuk meringankan beban mereka. Dengan adanya pelatihan FDS ini diharapkan mampu menjembatani antara
semua masalah yang terjadi, dengan solusi – solusi yang disampaikan ke peserta oleh pendamping.Selain harus mampu berimprovisasi, tak jarang pendamping juga
melemparkan permasalahan yang disampaikan oleh peserta kepada peserta yang lainnya dalam satu kelompok terlebih dahulu, dengan tujuan membiasakan para
peserta untuk berperan aktif dalam setiap pembelajaran, dengan berbagi cerita dan menyampaikan pendapat. Metode tersebut boleh saja dilakukan selama metode
pemberdayaan melalui pembelajaran ini, tidak melenceng dari isi dan aturan, serta tata cara pemberian materi pelatihan. Terkadang mereka juga mendapatkan beberapa
pertanyaan yang tidak bisa diselesaikan sendiri, maka diadakanlah pertemuan antar pendamping FDS dalam satu kecamatan, yang dilaksanakan rutin setiap dua 2
minggu sekali untuk sharing, membahas dan bertukar pendapat antar pendamping, agar dapat membantu menyelesaikan kasus dan permasalahan - permasalahan yang
mungkin belum dapat diselesaikan pendamping seorang diri.
5.6.2 Analisis Tahap Transformasi Kemampuan
Tahap transformasi pengetahuan dan kecakapan, keterampilan dapat berlangsung dengan baik dan penuh semangat dan juga efektif, jika tahap pertama
sudah terkondisi. Masyarakat akan menjalani proses belajar tentang pengetahuan dan kecakapan-keterampilan yang memiliki relevansi dengan apa yanh menjadi tuntutan
kebutuhan tersebut. Keadaan ini akan menstimulasi terjadinya keterbukaan wawasan
Universitas Sumatera Utara
dan menguasai kecapakan- ketrampilan dasar yang mereka butuhkan. Pada tahap ini masyarakat hanya dapat memberikan peran partisipasi pada tingkat yang rendah,
yaitu sekedar menjadi pengikut atau obyek pembangunan saja. Dalam pelaksanaannya, para peserta pelatihan FDS sudah mulai
menerapkan apa yang disampaikan oleh pendamping dan para narasumber yang diundang pada setiap pertemuan. Seperti pada sesi Pendidikan dan Pengasuhan
Anak, RTSM sudah menyadari pentingnya pengasuhan anak sejak usia dini dan mulai memperhatikan bagaimana dengan pendidikannya dengan mengikutkan
anaknya, yang masih usia 3 sampai 4 tahun, pada kegiatan sekolah. Kebiasaan baik yang juga dipraktekkan para peserta juga terlihat dari tingkat kesehatan keluarga,
terutama ibu dan anak, yang semakin baik. Para ibu peserta yang hamil menjadi rajin untuk memeriksakan kondisi kehamilannya pada bidan desa atau pada puskesmas
setempat, juga lebih mengutamakan dalam memberikan pertolongan pada yang sakit pada dokter, puskesmas, atau bidan terdekat. Tidak lagi menggunakan jasa ‘dukun
beranak’ pada saat melahirkan, menggunakan jamban, mencuci tangan, dan kegiatan menuju sehat yang lainnya, sesuai dengan apa yang disampaikan dalam sesi
Kesehatan Ibu dan Anak. Sesi Mengatur Keuangan dan Memulai Usaha juga mulai diterapkan
sedikit demi sedikit dalam kehidupan sehari-hari, disesuaikan dengan kondisi dalam keluarganya masing-masing. Dengan pengetahuan tentang ‘keinginan dan
kebutuhan’ yang diajarkan pada saat sesi pelatihan, dan disiplin membuat catatan kas harian, para peserta jadi lebih bijak dalam membelanjakan uangnya, sehingga mulai
terasa penghematan yang mempengaruhi keuangan keluarga. Mereka mulai mengurangi berhutang, bahkan sedikit demi sedikit mampu melunasi hutang-
hutangnya. Dengan merasakan manfaat yang didapatkan, diharapkan para peserta
Universitas Sumatera Utara
semakin bersemangat untuk mengikuti pertemuan – pertemuan berikutnya dalam persiapan untuk membantu kemandirian keuangan keluarga dengan membuka usaha
sendiri. Begitu pula dengan sesi Perlindungan Anak yang pelan tapi pasti mulai
menunjukkan hasilnya. Kini para orang tua semakin perhatian dan semakin pandai mengendalikan emosi terhadap anak-anak mereka. Dulu yang sebelumnya sering
berkata kasar, membentak, atau bahkan memukul dan mencubit anaknya, hanya karena capek kerja lalu anaknya rewel, sekarang para orang tua berusaha lebih santun
dalam bertindak dan berkata-kata, mampu menahan amarah saat anaknya ‘meminta perhatian’, serta mulai mengawasi anak-anak mereka lebih intensif dalam
pergaulannya sehari-hari, agar mampu terhindar dari tindak kekerasan sedini mungkin
.
Dalam Tahap Transformasi kemampuan, terjadi keterbukaan di dalam masyarakat akan pentingnya pemberdayaan yang nantinya akan mempengaruhi
wawasan, kecakapan - ketrampilan dasar yang mereka miliki. Dimana Pada tahap ini, menjadi seorang pendamping berarti harus mampu memiliki kemampuan dalam
inovasi dan leadership yang kuat. Pendamping dituntut untuk mampu berimprovisasi di setiap kondisi apapun yang terjadi dilapangan, agar target dan tujuan yang akan
dicapai dapat terlaksana dengan baik, sesuai deadline, dan juga maksimal. Tak jarang, seorang pendamping harus menyesuaikan jadwal kerjanya
dengan waktu luang para peserta pelatihan, bukan sebaliknya. Ini dimaksudkan, agar ibu-ibu para peserta pelatihan FDS dapat dengan nyaman, tidak ada keterpaksaan
untuk datang ke pertemuan yang sudah dijadwalkan, tanpa adanya gangguan dari luar, termasuk pekerjaan rumah maupun jadwal kerja mereka bagi para peserta
pelatihan FDS yang bekerja di pabrik maupun yang bekerja sebagai buruh tani.
Universitas Sumatera Utara
Meski terkadang seorang pendamping harus mengorbankan waktu libur atau waktu istirahatnya, setidaknya apa yang dilakukan oleh pendamping FDS ini berbuah
manis.
5.6.3 Analisis Tahap Peningkatan Kemampuan Intelektual, Kecakapan dan
Ketrampilan
Tahap ketiga adalah tahap peningkatan intelektualitas dan kecakapan- ketrampilan yang diperlukan supaya mereka dapat membetuk kemampuan
kemandirian. Kemandirian tersebut akan ditandai oleh kemampuan masyarakat didalam membentuk inisiatif, melahirkan kreasi-kreasi dan melakukan inovasi-
inovasi di dalam lingkungannya. Masyarakat yang mandiri tidak dapat dibiarkan begitu saja masyarakat tersebut tetap memerlukan perlindungan supaya dapat
terpupuk dan terpelihara dengan baik dan selanjutnya dapat membentuk kedewasaan sikap dari masyarakat tersebut.
Dalam pelaksanaannya, tahap peningkatan intelektualitas ini menjadi tahapan hasil dari dua tahap sebelumnya. Bahkan para peserta yang sudah
mendapatkan informasi dari pelatihan, serta sudah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari secara langsung, mulai mau dan mampu menularkan kebiasaan baiknya
pada lingkungan sekitarnya. Pada sesi Pengasuhan dan Pendidikan Anak, para peserta juga sudah berani mengajak saudara dan tetangga sekitarnya untuk mulai
memperhatikan cara pengasuhan yang baik, serta tidak melupakan pendidikan dari anak-anak mereka. Para peserta sudah mulai memberikan contoh yang baik dalam
praktek pengasuhan anak dan memperlihatkan kebaikannya pada lingkungan sekitar mereka.
Mereka juga menyampaikan informasi tentang pentingnya memahami anak-anaknya sedini mungkin agar mampu menghindari tindak kekerasan yang
Universitas Sumatera Utara
mungkin terjadi pada anak-anak mereka. Saling menjaga satu sama lain antar saudara dan tetangga di lingkungan sekitarnya agar anak-anak terhindar dari tindak kekerasan
yang bisa dilakukan oleh orang asing yang tidak dikenal. Semua pengetahuan yang sudah disampaikan dalam sesi Perlindungan Anak sudah mampu mereka terapkan
dan ditularkan dengan cukup baik agar anak-anak mereka benar-benar terlindungi dengan baik.Sesi ekonomi yang bertema Mengatur Keuangan Keluarga dan Memulai
Usaha juga mulai memperlihatkan hasilnya. Ibu-ibu peserta pelatihan FDS yang sudah terbiasa dan paham betul bagaimana mengatur keuangan dengan baik, saat ini
mulai mempersiapkan kegiatan memulai usaha untuk dapat menyokong perekonomian keluarga yang mandiri. Mereka sudah mulai berhitung besar kecilnya
modal, pengeluaran dan rancana pemasukan, tempat usaha, rekanan dan jenis usaha apa yang akan mereka lakukan nanti.
Dalam Tahap Peningkatan Kemampuan Intelektual, akan terlihat inovasi - inovasi dan perubahan – perubahan positif yang akan dimunculkan oleh
para peserta. Bisa dikatakan, tahap ini adalah semua hasil dan rangkuman dari proses keberhasilan 3 dua tahap sebelumnya. Keberhasilan tersebut terlihat dari semakin
meningkatnya wawasan, pengetahuan, dan inisiatif para peserta pelatihan FDS ini. Berawal dari merubah kebiasaan pasif belajar ke aktif belajar, peningkatan
kemampuan baca tulis dan berhitung, hingga mampu menularkan ilmu yang dipelajarinya pada keluarga dan lingkungan sekitarnya. Bahkan, tingkat kepercayaan
diri yang meningkat dalam permasalahan pengasuhan anak, juga dalam mengatur ekonomi keluarga menjadi kebanggaan tersendiri.
Peningkatan intelektual itu pula yang juga membantu salah satu peserta FDS dalam menyelesaikan permasalahan dalam keluarganya. Anak yang sebelumnya
tidak mau bersekolah disebabkan salah cara pengasuhan, diperburuk dengan kondisi
Universitas Sumatera Utara
keuangan keluarga, ternyata bisa teratasi dengan baik, meskipun secara bertahap. Peningkatan intelektualitas diri para peserta FDS juga membuat mereka merasa
diterima kembali di lingkungannya. Mereka yang sebelumnya pasif, pemalu, dan takut bersosialisasi, menjadi aktif dan mampu bersosialisasi lebih baik lagi dalam
beberapa kegiatan kemasyarakatan. Bahkan beberapa dari mereka sudah mampu menularkan ilmu yang didapatkan dari pelatihan – pelatihan FDS yang diikutinya,
dengan mengajarkannya pada para saudara, tetangga dekat, atau dalam kelompok sosialnya yang lain, semua yang didapatkannya dari kegiatan pelatihan FDS, sesuai
dengan kemampuan mereka masing-masing.
Perubahn positif yang terjadi pada peserta pelatihan FDS tersebut juga
sesuai dengan yang disampaikanRomanyshynmemberikan arti pelayanan sosial
sebagai usaha-usaha untuk mengembalikan, mempertahankan, dan meningkatkan keberfungsian sosial individu-individu dan keluarga-keluarga melalui proses-proses
yang meningkatkan kemampuan individu-individu dan keluarga-keluarga untuk mengatasi stres dan tuntutan-tuntutan kehidupan sosial yang normal. Pengertian yang
dikemukakan oleh Romanyshyn ini mendekati pengertian dan fungsi pekerjaan sosial.Terlihat disini, bahwa kegiatan pelatihan pemberdayaan melalui kegiatan FDS,
yang sudah dilaksanakan selama lima 5 kali pertemuan, sudah mulai menuai hasil yang baik dan positif, sesuai harapan yang hendak dicapai dalam semangat cita – cita
Program Keluarga Harapan, yaitu untuk memutuskan mata rantai kemiskinan, melalui kesehatan dan pendidikan, serta mampu membentuk masyarakat yang maju
dan mandiri.
5.7 Analisis Data
Analisis data statistik deskriptif hanya berlaku pada satu tabel tanpa generasi. Kekuatan pada analisis data statistik deskriptif terletak pada kemampuan
Universitas Sumatera Utara
interpretasi data yang disajikan dalam tabel. Dalam teknik analisis data ini, diperlukan kemampuan interpretasi data penelitian yang kuat Siagian, 2011:228.
Setiap pertemuan yang dilaksanakan dari program keluarga harapan seperti Family Development Session FDS ini, tidak hanya sekedar memberikan
teori dari program PKH tetapi mengajak masyarakat juga untuk meberinteraksi satu sama lain. Keluarga miskin tidak merasa tidak memiliki teman, tetapi melalui FDS
ini kita diajarkan kita adalah keluarga. Ada pembentukan kelompok yang berfungsi untuk bisa berbagi cerita dan hal tidak kita mengerti bisa ditanyakan.
FDS yang dilaksanakan di Kecamatan Medan Baru dibagi menjadi 2 lokasi Kelurahan agar setiap peserta PKH mampu menjangkau lokasi untuk setiap
pertemuan dan FDS yang dilaksanakan. Seperti Lokasi Kelurahan Petisah Hulu yang telah melaksanakan FDS pada tanggal 3 September 2016. Berikut jumlah peserta
yang telah mengikuti FDS di Kel.Petisah Hulu dari 56 KPM penerima PKH dan mengikuti FDS sebanyak 5 kali pertemuan
Tabel jumlah kehadiran keikutsertaan peserta penerima PKH dalam mengikuti FDS di Kelurahan Petisah Hulu :
NO TAHAP
PERTEMUAN JADWAL
PERTEMUAN JUMLAH
PESERTA FDS WAKTU
PERTEMUAN
1. Pertama
3 September 2016 50 KPM
13.00 WIB 2.
Kedua 17 September 2016
47 KPM 15.00 WIB
3. Ketiga
01 Oktober 2016 48 KPM
15.00 WIB 4.
Keempat 15 Oktober 2016
50 KPM 15.00 WIB
5. Kelima
29 Oktober 2016 53 KPM
15.00 WIB Sumber : Pendamping PKH-Laporan Hasil Pertemuan FDS 2016
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil pertemuan FDS yang telah dilaksanakan di Kelurahan Petisah Hulu, peserta penerima PKH yang terdaftar 56 KPM. Sedangkan yang mengikuti
FDS tergolong Baik atau dikatakan Sukses, terlihat dari jumlah kehadiran peserta PKH yang semakin meningkat sekalipun pada pertemuan kedua sempat mengalami
penurunan selisih 3 KPM dari pertemuan pertama dan diakhir pertemuan peserta hadir 53 KPM dari 56 KPM yang sudah terdaftar. Analisis data dari Kelurahan
Petisah Hulu ini sebagai pembanding dengan FDS yang dilaksanakan di Kelurahan Titi Rantai.
Pelaksanaan FDS yang telah berlangsung di Kelurahan Petisah Hulu, selesai pada tanggal 29 Oktober 2016, dan diteruskan dengan FDS di Keluarahan Titi
Rantai pada tanggal 5 November 2016. Berikut Tabel jumlah kehadiran keikutsertaan peserta penerima PKH
dalam mengikuti FDS di Kelurahan Titi Rantai :
NO TAHAP
PERTEMUAN JADWAL
PERTEMUAN JUMLAH
PESERTA FDS WAKTU
PERTEMUAN
1. Pertama
5 November 2016 42 KPM
13.00 WIB 2.
Kedua 19 November 2016
45 KPM 15.00 WIB
3. Ketiga
03 Desember 2016 48 KPM
15.00 WIB 4.
Keempat 17 Desember 2016
48 KPM 15.00 WIB
5. Kelima
24 Desember 2016 34 KPM
15.00 WIB Sumber : Pendamping PKH-Laporan Hasil Pertemuan FDS 2016
Dari hasil pertemuan FDS yang telah dilaksanakan di kelurahan Titi Rantai, peserta penerima PKH yang terdaftari 52 KPM. Sedangkan yang mengikuti
FDS tergolong Baik atau dikatakan Sukses, terlihat dari jumlah kehadiran peserta
Universitas Sumatera Utara
PKH yang semakin meningkat sekalipun pada pertemuan FDS akhir jumlah peserta yang hadir sangat berkurang mengingat sebagian keluarga peserta PKH mengadakan
liburan natal di luar Daerah dan diluar Kota Medan ini. Tetapi FDS ini tergolong sukses dan FDS tahun 2016 di Kelurahan Titi Rantai telah selesai pada tanggal 24
desember 2016. Dari hasil data yang telah diperoleh FDS di Kecamatan Medan Baru pada
tahun 2016 ini telah selesai dan dinyatakan Sukses dalam Program Keluarga Harapan PKH.
5.8 Analisis Peserta Family Development Session FDS Terhadap Anggota