Kel.Titi Rantai Analisis Pelayanan Sosial Family Development Session FDS

5.1.1 Analisis Pelayanan Sosial Family Development Session FDS

Pertemuan peningkatan Kemampuan Keluarga FDS jika dilaksanakan rutin oleh pendamping PKH sangat bermanfaat bagi peserta. Peserta diajarkan dan dibekali oleh pendamping tentang pentingnya pendidikan dan kesehatan, pengelolaan keuangan keluarga, cara mengasuh anak dan lain sebagainya.Dalam proses pelaksaan FDS di kecamatan Medan Baru dari 6 Kelurahan., dibagi menjadi 2 lokasi FDS seperti pada tabel berikut : Tabel pembagian 2 lokasi FDS di kecamatan Medan Baru yakni : NO LOKASI FDS PESERTA FDSKELURAHAN KET 1. Kel.Petisah Hulu 1.Kel.Merdeka Pelaksanaan FDS Tanggal 3 September 2016 2.Kel.Babura 3.Kel.Petisah Hulu

2. Kel.Titi Rantai

1.Kel Padang Bulan Pelaksanaan FDS Tanggal 5 November 2016 2.Kel. Darat 3.Kel. Titi Rantai Sumber : Pendamping PKH 2016 Dari tabel diatas, pelaksaan FDS di Lokasi Kel.Petisah Hulu telah dilaksanakan pada tanggal 3 September 2016. Sedangkan FDS Kel.Titi Rantai dilaksanakan pada tanggal 5 November 2016. Dalam hal ini peneliti meneliti dilokasi Kel.Titi Rantai. Dimana kegiatan FDS ini merupakan bagian dari kegiatan PKH dan yang menjadi pesertanya pun adalah ibu-ibu penerima bantuan PKH yang dilaksanakan di Kel. Titi Rantaitepatnya berada di Jl.Bahagia No.89dengan Jumlah Keluarga Universitas Sumatera Utara Penerim Manfaat PKH di Kel.Titi Rantai 21KPM, Kel.Padang Bulan 22KPM, Kel.Darat 9KPM dengan Total 52 KPM. Dalam hal ini tim pelaksana PKH sangat berharap keluarga ini bisa datang semua dalam mengikuti FDS “Ya, Saya sangat berharap sekali ini jumlah total keluarga 52 penerima PKH dapat hadir semua pada pelaksanaan FDS minggu depan ini, soalnya biar bagaimanapun juga kalau kita berpikir sejauh mana bantuan terus ada ya kan. Biarlah dengan FDS ini nanti semua keluarga ini tidak bergantung pada bantuan dari pemerintah. Jadi kami sudah kontak ni kepada semua keluarga untuk menghadiri FDS minggu depan tangggl 5 November lah jadinya.” Pak Azwir sebagai tim pelaksana atau pendamping berjalannya FDS ini. Dari hasil wawancara bersama Pak Azwir, sedikit kendala dalam persiapan FDS ini, sebagaimana diungkapkan oleh Pak Azwir : “sejauh ini yang menjadi kendala kami dan membuat kami berpikir-pikir terus ni, sebagian besar yang mengikuti atau menerima PKH di Kelurahan Titi Rantai, Padang Bulan, dan darat ini berasal dari Suku Nias, maaf ya maksud saya sebagian dari data yang sudah kami peroleh dan dari pertemuan-pertemuan sebelumnya juga mereka susah untuk mengerti rata-rata orang nias dengan pendidikan tidak tamat SD dan paling tinggi Tamat SD atau sederajat juga ada yang tidak tau baca tulis, dan mereka kurang mengerti jika diartikan atau berbicara menggunakan bahasa Indonesia, ya mungkin karna mereka sangat jarang berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dan sejauh ini kami berupayalah semaksimal mungkin ni agar mereka benar-benar mengerti gitu entah dengan cara mendatangkan moderator dengan mentranslate ke daerah nias atau bagaimana caranya nanti sedang di rembukkan” Salah satu yang menjadi ciri-ciri keluarga itu miskin yaitu tingkat pendiidkan yang pada umumnya rendah. Seperti kendala yang disampaikan oleh Pak Azwir yaitu peserta PKH yang berasal dari Suku Nias sangat kurang dalam berbehasa Indonesia karna tingkat pendidikan keluarga sangat rendah. Sehingga mereka sulit mengerti tentang apa yang telah disampaikan, terlihat dari pertemuan- Universitas Sumatera Utara pertemuan sebelumnnya ada yang tidak mengerti sama sekali tentang apa yang disampaikan. Kondisi seperti ini akan berpengaruh terhadap wawasan mereka, beberapa penelitian antara lain menyimpulkan waktu mereka pada umumnya habis tersisa semata-mata hanya untuk mencari nafkah sehingga tidak ada waktu untuk belajar atau meningkatkan ketrampilan. Dari hasil wawancara bersama Ibu Aisyah selaku Koord.PKH, tentang pelayanan sosial bagi keluarga miskin lewat program keluarga harapan, juga mengungkapkan : “sebenarnya pelayanan PKH ini baik di bidang kesehatan dan pendidikan yang telah diberikan, tidak lepas dari Family Development Session FDS. Kenapa saya berkata demikian karna FDS ini penting bahkan sangat penting sekali untuk terus diterapkan pada masyarakat, seseorang dikatakan miskin juga disebabkan karna menseat atau pola pikir yang salah masing-masing keluarga ditambah kurangnya informasi dalam semua bidang baik segi menjaga kesehatan, anak wajib disekolahkan, dan sebagainya dibidang manapun sangat kekurangan informasi,dan dari FDS inilah kita berharap bagaimana supaya keluarga yang ada saat ini bisa atau mampu bertahan dalam kondisi apapun ketika tidak ada bantuan dari pihak manapun swasta atau pemerintah. Keluarga yang mengikuti PKH ini juga butuh motivasi yang kembali menyemangati mereka itulah gunanya yang saya katakan tadi FDS penting karna pelayanan sosial ini tidak hanya bergerak pada pemenuhan material saja tapi pelayanan sosial juga berbicara tentang pemberdayaan masyarakat lewat FDS yang ada di PKH.” Dalam teori yang disampaikan oleh Romanyshyn 1971bahwa arti pelayanan sosial yaitusebagai usaha-usaha untuk mengembalikan, mempertahankan, dan meningkatkan keberfungsian sosial individu-individu dan keluarga-keluarga melaluiproses-proses yang meningkatkan kemampuan individu-individu dan keluarga-keluarga untuk mengatasi stres dan tuntutan-tuntutan kehidupan sosial yang normal. Seperti halnya yang disampaikan oleh Ibu Aisyah dimana Program Keluarga Harapan PKH baik dibidang Kesehatan dan Pendidikan, tidak lepas dari Family Development Session FDS dan pelayanan sosial tidak hanya bergerak pada bidang Universitas Sumatera Utara material saja tetapi pelayanan sosial juga berbicara tentang pemberdayaan kepada masyarakat lewat FDS yang ada di PKH, agar keluarga yang ada saat ini bisa mampu bertahan dalam kondisi apapun ketika tidak ada bantuan dari pihak manapun. Dari setiap program yang dijalankan juga tidak terlepas dari kendala atau hambatan yang ada baik dalam segi pelayanan yang telah diberikan maupun dari masyarakat itu sendiri. Seperti di Kecamatan Medan Baru dalam proses berjalannya Program Keluarga Harapan PKH di Kelurahan Titi Rantai ada sebagain dari masyarakat yang protes kenapa tidak terdaftar penerimaan PKH, seperti yang di uangkapkan oleh Ibu Aisyah : “ya, kalau berbicara soal kendala pasti ada tu,tapi itu hal yang biasa ya menghadapi masyarakat yang protes kenapa begini, kenapa begitu, kenapa gak dapat tetangga saya dapat hahaha....dan masih banyak lagilah. Hal ini terjadi karna itu tadi yang saya katakan pola pikir menseat masyarakat ini terkurung dalam satu hal saja yaitu “keluarga saya miskin”. Padahal sering bahkan awal mulainya PKH ini mereka dikumpulkan dan diberikan arahan, saat diberi ruang untuk bertanya pada ngerti semua, tapi saya sendiri maklum lah itu gunanya ada program ini tidak hanya memberikan penjelasan kepada keluarga yang sah menerima PKH saja tapi kepada masyarakat yang tidak menerimapun kami memberikan penjelasan yang konkrit sampai mengerti kenapa keluarga nya tidak mendapat kan PKH atau namanya tidak tercantum dan sejauh ini kami atau para pendamping juga sudah sangat berusaha menjelaskan dan meyakinkan keluarga tersebut serta terus diberikan motivasilah agar tidak menyerah dengan keadaan keluarga dan mereka bisa berterima. Kalau kendala lain sepertinya bisa diatasi butuh kesabaran aja dalam pelaksanaan FDS ini karna rata-rata pendidikan keluarga Titi rantai, Padang Bulan, dan Darat itu tamat SD sederajat tapi kebanyakannya tidak tamat SD. Jadi agak susah juga mengubah pola pikir seseorang, di tambah yang orang Nias nya itu sebagaian mereka juga kurang cepat menangkap atau mengerti apa yang disampaikan. Tapi Tim pelaksana terus berusaha membuat sampai mereka benar-benar mengerti dengan menggunakan bahasa yang sederhana.” Dalam konteks ini, peranan seorang pekerja sosial diwujudkan dalam kapasitasnya sebagai pendamping, bukan sebagai penyembuh atau pemecah masalah secara langsung. Pendamping sosial hadir sebagai agen perubah yang turut terlibat membantu memecahkan persoalan yang dihadapi klien. Seperti masalah yang Universitas Sumatera Utara disampaikan Ibu Aisyah, Ada keluarga yang protes tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah dalam program keluarga harapan PKH dan para pendamping lapangan terus memberikan penjelasan yang berterima dengan keluarga tersebut, serta berupa untuk membuat FDS lebih khususnya kepada orang nias agar benar-benar mengerti apa yang disampaikan dengan menggunakan bahasa yang sederhana. Dengan demikian, pendampingan sosial dapat diartikan sebagai interaksi dinamis antara klien dan pekerja sosial untuk secara bersama menghadapi beragam masalah yang dihadapi klien.

5.6 Analisis Tahapan Kegiatan Family Development Session FDS Kel.Titi