6.4 SARAN
Berdasarkan uraian hasil penelitian, bahwa peneliti memberikan beberapa saran yang dapat berguna agar pemberdayaan yang dilakukan melalui
kegaiatan Family Development Session kedepannya bisa lebih baik lagi. Saran tersebut antara lain:
1. Melihat dari target yang harus dipenuhi, serta waktu yang terbatas, mungkin
sebaiknya program FDS harus dimulai bersamaan dengan program PKH dilaksanakan. Sehingga tujuan utama dari program bisa tercapai dengan lebih
optimal. 2.
Dukungan financial juga sebaiknya diberikan untuk menunjang semua pengeluaran dalam kegiatan ini. Pendamping juga menyayangkan tidak
adanya dukungan financial dari pemerintah daerah setempat. Semua pengeluaran yang dibutuhkan selama melaksanakan pelatihan, termasuk
fotokopi, kertas-kertas, dan peralatan ATK yang lain, semua ditanggung oleh pendamping. Sedangkan, di beberapa daerah di kabupaten lain, para
pendamping FDS-PKH sudah menerima tambahan financial untuk mendukung kelancaran berjalannya program FDS. Tentunya pendamping
akan sangat terbantu dengan diberikannya dukungan financial dari pemerintah daerahnya.
3. Jumlah pendamping yang ada tidak sebanding dengan jumlah kegiatan dan
jumlah RTSM yang didampingi. Ini juga disebabkan target waktu berakhirnya program FDS juga pendek. Sebaiknya jumlah SDM pendamping
bisa ditambah sesuai dengan standart pelayanan, untuk memaksimalkan hasil program pemberdayaan. Misalnya, satu pendamping untuk mendampingi
maksimal 15 sampai 20 orang saja per pertemuan
.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pelayanan Sosial dan Fungsi Pelayanan Sosial 2.1.1 Pengertian Pelayanan Sosial
Pelayanan sosial Social Service merupakan istilah yang tidak mudah untuk di jelaskan Romanyshyn,1971;Wickenden, 1976. Pertama-tama, kesulitannya
karena kata service mempunyai berbagai arti seperti pekerjaan atau kewajiban yang dilakukan untuk pemerintah, perusahaan, atau militer. Kata ini juga dapat berarti
bagian dari suatu organisasi pemerintah seperti Civil Service dan Diplomatic Service. Kata service juga dapat diartikan perawatan dan perbaikan kendaraan dan mesin
secara reguler; dan juga digunakan sebagai pukulan awal dalam tenis atau badminton. Kata ini juga sering diartikan sebagai jasa seperti dalam goods and
services, yaitu barang dan jasa dan sebagainya.
Selain itu, pengertian pelayanan sosial tidak sama untuk negara yang berbeda. Diinggris, misalnya , istilah itu digunakan untuk semua pelayanan services
dan manfaat benefits yang berorientasi orang wickenden,1976.Spicker 1995, seorang penuis inggris, menyatakan bahwa pelayanan sosial meliputi jaminan sosial,
perumahan, kesehatan, pekerjaan sosial, dan pendidikan sebagai lima besar. Ini merupakan pelayanan sosial secara luas. Hal ini hampir sama dengan apa yang
dikemukakan oleh Kahndan Kamerman 1976 yang menyatakan bahwa lima pelayanan sosial dasar adalah pendidikan, transfer penghasilan yang sering disebut
sebagai jaminan sosial, kesehatan, perumahan, dan pelatihan kerja. Kahn dan Kamerman selanjutnya menyatakan bahwa sistem keenam yang baru muncul adalah
pelayanan sosial personal personal social services atau disebut juga sebagai pelayanan sosial umum general social services Spicker juga menyatakan bahwa
Universitas Sumatera Utara
kadang-kadang lima pelayanan sosial tersebut diperluas yang meliputi pelayanan lain seperti pekerjaan, pelayanan nasihat dan penjagaan ketertiban. Dikatakan oleh
spicker bahwa penggunaan istilah pelayanan sosial tidak konsisten dan berada dari satu negara dengan negara lainnya.
Kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi dapat terlihat dalam rumusan Undang-undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 2009 tentang ketentuan-
ketentuan pokok Kesejahteraan Sosial Pasal 2 Ayat 1 : “kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materil maupun spiritual yang diliputi
oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, sosial yang sebaik-baiknya bagi diri keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban
manusia sesuai dengan pancasila”. Romanyshyn 1971 memberikan arti pelayanan sosial sebagai usaha-
usaha untuk mengembalikan, mempertahankan, dan meningkatkan keberfungsian sosial individu-individu dan keluarga-keluarga melalui 1 sumber-sumber sosial
pendukung, dan 2 proses-proses yang meningkatkan kemampuan individu-individu dan keluarga-keluarga untuk mengatasi stres dan tuntutan-tuntutan kehidupan sosial
yang normal. Pengertian yang dikemukakan oleh Romanyshyn ini mendekati pengertian dan fungsi pekerjaan sosial.
Dari berbagai pengertian diatas dapat terlihat ruang lingkup pengertian kesejahteraan sosial yang sebenarnya sangat meluas dan melingkupi berbagai aspek
kehidupan. Dalam kesejahteraan sosial juga terdapat usaha kesejahteraan sosial, dimana pelayanan sosial juga termasuk dari salah satu didalamnya. Pelayanan sosial
diartikan dalam dua macam, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a Pelayanan sosial dalam arti luas adalah pelayanan sosial yang mencakup
fungsi pengembangan termasuk pelayanan sosial dalam bidang pendidikan, kesehatan, perumahan, tenaga kerja, dan sebagainya.
b Pelayanan sosial dalam arti sempit atau disebut juga pelayanan
kesejahteraan sosial mencakup program pertolongan dan perlindungan kepada golongan yang tidak beruntung seperti pelayanan sosial bagi anak
terlantar, keluarga miskin, cacat, tuna sosial dan sebagainya. Maka dapat diartikan bahwa pelayanan sosial adalah kegiatan-kegiatan
atau program-program yang dilakukan oleh lembaga-lembaga kesejahteraan sosial dimana Sepanjang kegiatan-kegiatan itu diarahkan pada tujuan-tujuan kesejahteraan
sosial, maka kegiatan-kegiatan itu dikatakan sebagai pelayanan sosial. Pada umumnya baik kualitas maupun kuantitas dari pada pelayanan sosial akan berbeda-
beda sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemakmuran suatu negara dan juga sesuai dengan faktor sosiokultur dan politik yang juga menentukan masalah prioritas
pelayanan. Pendampingan sosial merupakan salah satu strategi pelayanan. Sesuai
dengan prinsip pekerjaan sosial, yakni “membantu orang agar mampu membantu dirinya sendiri’, pendampingan terhadap klien merupakan partisipasi nyata sebagai
wujud kepedulian terhadap mereka. Dalam konteks ini, peranan seorang pekerja sosial diwujudkan dalam kapasitasnya sebagai pendamping, bukan sebagai
penyembuh atau pemecah masalah secara langsung. Pendamping sosial hadir sebagai agen perubah yang turut terlibat membantu memecahkan persoalan yang dihadapi
klien. Dengan demikian, pendampingan sosial dapat diartikan sebagai interaksi dinamis antara klien dan pekerja sosial untuk secara bersama menghadapi beragam
Universitas Sumatera Utara
masalah yang dihadapi klien.Yang dikaji menggunakan pendekatan Pelayanan Sosial menurut Sulistyani 2010:83 yaitu:
1. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan
peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri. 2.
Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan- kecakapan ketrampilan agar terbuka wawasan dan memberikan dasar
sehingga mengambil peran dalam pembangunan 3.
Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan ketrampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada
kemandiran.
2.1.2 Fungsi-fungsi Pelayanan Sosial
Pelayanan sosial dapat dikategorikan dalam berbagai cara tergantung dari tujuan klasifikasi. Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB mengemukakan fungsi
pelayanan sosial sebagai berikut : a.
Peningkatan kondisi kehidupan masyarakat b.
Pengembangan sumber-sumber manusiawi c.
Orientasi masyarakat terhadap perubahan-perubahan sosial dan penyesuaian sosial.
d. Mobilisasi dan pencipta sumber-sumber masyarakat untuk tujuan
pembangunan e.
Penyediaan dan penyelenggaraan struktur kelembagaan untuk tujuan agar pelayanan-pelayanan yang terorganisasi dapat
berfungsi Muhidin, 19992:42
Universitas Sumatera Utara
Pelayanan sosial untuk sosialisasi dan pengembangan dimaksudkan untuk mengadakan perubahan-perubahan dalam diri anak dan pemuda melalui
program-program pemeliharaan, pendidikan non formal dan pengembangan. Pelayanan sosial untuk penyembuhan, perlindungan dan rehabilitas mempunyai
tujuan untuk melaksanakan pertolongan kepada seseorang, baik secara individual maupun didalam kelompokkeluarga dan masyarakat agar mampu mengatasi
masalah-masalahnya. Dengan adanya berbagai kesenjangan, maka pelayanan sosial disini
mempunyai fungsi sebagai “akses” untuk menciptakan hubungan bimbingan yang sehat antara berbagai program, sehingga program-program pelayanan tersebut dapat
berfungsi dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang membutuhkannya.
2.2 Kemiskinan atau Keluarga Miskin 2.2.1 Pengertian Kemiskinan atau Keluarga Miskin
Berbicara tentang kemiskinan berarti berbicara tentang harkat dan martabat manusia. Jika ditinjau dari pihak yang mempersoalkan dan mencoba
mencari solusi atas masalah kemiskinan, dapat dikemukakan bahwa kemiskinan merupakan masalah pribadi, keluarga, masyarakat, negara, bahkan dunia. Demikian
halnya dengan negara, baik ditingkat pusat maupun daerah, melalui berbagai kementerian, dinas maupun badan memiliki berbagai program penanggulangan
masalah kemiskinan. Kemiskinan identik dengan suatu penyakit. Oleh karena itu langkah
pertama penanggulangan masalah kemiskinan adalah memahami kemiskinan sebagai suatu masalah. Masalah kemiskinan dipandang dalam dua aspek yakni sebagai suatu
kondisi dan sebagai suatu proses. Dipandang dari kemiskinan sebagai suatu kondisi
Universitas Sumatera Utara
adalah suatu fakta dimana seseorang atau sekelompok orang hidup dibawah atau lebih rendah dari kondisi hidup layak sebagai manusia disebabkan ketidakmampuan
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sementara kemiskinan sebagai suatu proses adalah proses menurunnya daya dukung terhadap hidup seseorang atau sekelompok
orang sehingga pada gilirannya ia atau kelompok tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan tidak pula mampu mencapai taraf kehidupan yang dianggap
layak sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia Castells 1998 mengemukakan kemiskinan adalah suatu tingkat
kehidupan yang berada dibawah standar kebutuhan hidup minimum agar manusia dapat bertahan hidup. Adapun standar kebutuhan minimum dimaksud pada
umumnya ditetapkan berdasarkan kebutuhan pokok pangan. Hal ini berarti bahwa justru kondisi miskin itulah yang kemudian mengakibatkan manusia memasuki
kehidupan dengan standar tertentu yang dianggap layak dari segi kemanusiaan. Dengan demikian keluarga miskin adalah keluarga yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan fisik minimumnya sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia.
2.2.2 Ciri-ciri Kemiskinan Suatu studi menunjukkan adanya lima ciri-ciri kemiskinan, yakni :
1. Mereka yang hidup dibawah kemiskinan pada umumnya tidak memiliki
faktor produksi sendiri, seperti tanah yang cukup luas, modal yang memadai, ataupun ketrampilan yang memadai untuk melakukan suatu
aktivitas ekonomi sesuai dengan mata pencahariannya. 2.
Mereka pada umumnya tidak mempunyai kemungkinan atau peluang untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri.
Universitas Sumatera Utara
3. Tingkat pendidikan pada umumnya rendah, misalnya tidak sempat tamat
SD, atau hanya tamat SD. Kondisi seperti ini akan berpengaruh terhadap wawasan mereka. Beberapa penelitian antara lain menyimpulkan bahwa
waktu mereka pada umumya habis tersisa semata-mata hanya untuk mencari nafkah sehingga tidak ada lagi waktu untuk belajar atau
meningkatkan ketrampilan. 4.
Pada umumnya mereka masuk ke dalam kelompok penduduk dengan kategori setengah menganggur. Pendidikan dan ketrampilan yang sangat
rendah mengakibatkan akses masyarakat yang miskin ke dalam berbagai sektor formal bagaikan tertutup rapat. Akibatnya mereka terpaksa
memasuki sektor-sektor informal. 5.
Banyak diantara mereka yang hidup dikota masih berusia muda, tetapi tidak memiliki ketrampilan atau pendidikan yang memadai. Sementara itu
kota tidak siap menampung gerak urbanisasi dari yang makin deras.
2.2.3 Jenis-jenis Kemiskinan
Sebagai konsep yang multi dimensi, suatu fakta tentang kemiskinan dapat diidentifikasi dalam berbagai jenis kemiskinan. Hal ini dapat terjadi jika kita
melakukan tinjauan dari berbagai aspek atau sudut pandang atas satu fakta tentang kemiskinan itu. Dengan demikian kemiskinan yang secara nyata dialami seseorang
atau sekelompok orang secara pasti dapat dikategorikan ke dalam salah satu jenis dari pasangan itu dan memang hanya salah satu dari dua jenis kemiskinan itu.
Dengan kata lian, jenis kemiskinan dalam satu pasangan bersifat eksklusif. Sifat pasangan tersebut identik dengan mata uang yang berbeda satu sama lain. Dengan
demikian berikut merupakan jenis-jenis kemiskinan :
Universitas Sumatera Utara
1. Kemiskinan Absolut
Kemiskinan absolut adalah suatu kondisi, dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga orang tersebut
memiliki taraf kehidupan yang rendah, dianggap tidak layak serta tidak sesuai dengan harkat dan martabat sebagai manusia.
2. Kemiskinan Relatif
Kemiskinan relatif dikenal jika kita melakukan kajian atas kemiskinan berdasarkan bagaimana kita memandang dan mengkajinya. Lebih khusus
lagi, kemiskinan relatif justru ditemukan jika kajian kita tentang kemiskinan tersebut didasarkan pada komparasi kondisi kehidupan antara seseorang
dengan orang lain atau antara satu kelompok dengan kelompok lain. 3.
Kemiskinan Massa Kemiskinan massa dapat diartikan sebagai kemiskinan yang dialami secara
massal penduduk dalam suatu lingkungan wilayah. 4.
Kemiskinan Non Massa Secara umum kemiskinan non massa adalah lawan dari kemiskinan massa.
Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa kemiskinan non massa adalah kemiskinan yang dihadapi oleh segelintir orang.
5. Kemiskinan Alamiah
Kemiskinan alamiah ditemukan jika kajian tentang kemiskinan itu didasarkan atas faktor-faktor penyebab kemiskinan itu terjadi. Dimana kemiskinna yang
terjadi sebagai konsekwensi dari kondisi alam dimana seseorang atau sekelompok orang tersebut bermukim.
Universitas Sumatera Utara
6. Kemiskinan Kultural
Kemiskinan kultur atau kemiskinan budaya dalam kasus ini budaya diidentifikasi sebagai faktor penyebab terjadinya kemiskinan tersebut. Hal ini
merupakan konsekwensi logis dari fakta, bahwa membicarakan budaya sesungguhnya kita telah memasuki wilayah dengan unsur-unsur yang sangat
sensitif dan sangat berpeluang menimbulkan polemik. 7.
Kemiskinan terinovasi Kemiskinan terinovasi merupakan bentuk dan kondisi khusus dari
kemiskinan kultural. Ciri khusus kemiskinan terinovasi adalah telah terinternalisasi nilai-nilai negatif dalam diri seseorang atau sekelompok orang
dalan memandang diri dan kebutuhannya, sehinga mereka menganggap kehidupan dengan segala kondisinya sebagai sesuatu yang tidak dapat
berubah. 8.
Kemiskinan Struktural Kemiskinan struktural juga ditemukan jika masalah kemiskinan dikaji dari
segi faktor-faktor penyebab kemiskinan itu. Konsep kemiskinan struktural antara lain mendeskripsikan bahwa struktur sosial masyarakat itu sedemikian
rupa, sehingga menghambat masyarakat tersebut mengembangkan kahidupannya.
9. Kemiskinan situasional
Kemiskinan situasional adalah kondisi kehidupan masyarakat yang tidak layak disebabkan oleh situasi yang ada. Lebih tegasnya, situasi yang ada di
lingkungan mana dan saat mana seseorang atau sekelompok orang itu hidup sedemikian rupa sehingga tidak kondusif bagi mereka untuk memenuhi
kebutuhan.
Universitas Sumatera Utara
10. Kemiskinan buatan
Kemiskinan buatan merupakan konsep yang ditemukan jika kajian kemiskinan dititikberatkan pada aspek penyebab. Dimana konsep kemiskinan
buatan secara khusus ingin memberikan pesan, agar seseorang atau sekelompok orang, terutama mereka yang mengalami kehidupan yang
dikategorikan miskin tidak dengan mudah menyalahkan alam sebagai penyebab kemiskinan yang mereka alami.
2.3 Program Pemerintah Dalam Mengatasi Masalah Kemiskinan.
Pola perekonomian subsistem yang berarti bahwa aktivitas ekonomi, khususnya pertanian hanya sekadar memenuhi kebutuhan dasar yang diterapkan
secara turun-temurun oleh pada umumnya rakyat indonesia pun terusik secara mendasar. Ketidak seimbangan jumlah penduduk indonesia dengan jumlah aparatur
penjajah dijadikan dasar untuk melakukan pembeda-bedaan rakyat secara umum hukum.
Kemiskinan terutama sebagai akibat ketimpangan ekonomi yang terjadi di antara masyarakat indonesia merupakan fakta yang sudah sangat tua. Ketimpangan
itu semakin nyata lagi, saat mana beberapa nama pengusaha Indonesia tercantum dalam deretan daftar orang terkaya di Asia. Sejak awal pembangunan, pemerintah
Indonesia tentu sudah mengetahui fakta kemiskinan yang senantiasa eksis sejak zaman penjajahan.
Melihat fakta yang ada, sangatlah menarik untuk melakukan kajian dalam bentuk penelitian seputar program yang telah ditetapkan dalam mengatasi
masalah kemiskinan. Oleh karena itu, pada uraian berikut akan disajikan beberapa
Universitas Sumatera Utara
program pemberdayaan masyarakat yang secara khusus ditetapkan dalam upaya mengatasi masalah kemiskinan.
Dengan demikian berikut program-program pemerintah dalam mengatasi masalah kemiskinan:
a. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri PNPM
Mandiri. PNPM mandiri dapat diartikan sebagai program penanggulangan
kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat. b.
Program Bantuan Langsung Tunai BLT. Program Bantuan Langsung Tunai BLT dilatarbelakangi upaya
mempertahankan tingkat konsumsi Rumah Tangga Sasaran sebagai akibat adanya kebijakan kenaikan harga BBM.
c. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang dikenal dengan CSR
Corporate Social Responsibility adalah suatu bentuk
tanggungjawab perusahaan dalam bentuk keterlibatan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat
yang ada disekitarnya d.
Program Asuransi Kesejahteraan Sosial AsKessos Program asuransi kesejahteraan sosial adalah suatu bentuk
perlindungan yang dipersiapkan guna menghadapi kejadian- kejadian yang tidak dapat diramalkan, sehingga bila terjadi
kerugian-kerugian dapat dibebankan kepada anggota yang mengikuti program asuransi kesejahteraan sosial, yang
Universitas Sumatera Utara
dikumpulkan dari kontribusi bersama dan merupakan sumber bagi pembayaran klaim.
e. Program Keluarga Harapan
PKH merupakan suatu program penanggulangan kemiskinan, yang memberikan bantuan tunai Kepada Rumah Tangga Sangat Miskin
RTSM. f.
Program Beras Untuk Rakyat Miskin Raskin Program beras untuk rakyat miskin Raskin merupakan
pemenuhan kebutuhan pangan yang menjadi hak setiap warga negara, maka pemerintah menetapkan kebijakan penyediaan dan
penyaluran beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat miskin raskin.
2.4 Program Keluarga Harapan PKH 2.4.1 Latar Belakang Program Keluarga Harapan PKH