BAB III GAMBARAN DATA
A. Pengertian Penagihan Pajak
Pelaksanaan penagihan pajak yang tegas, konsisten dan konsekuen diharapkan akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam
membayarkan hutang pajaknya. Hal ini merupakan posisi strategis dalam meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak sehingga tindakan penagihan
pajak tersebut dapat menyelamatkan penerimaan pajak yang tertunda. Kegiatan penagihan pajakmerupakan ujung tombak dalam menyelamatkan penerimaan negara
yang tertunda, oleh sebab itu seksi penagihan merupakan seksi produksi yang paling dibanggakan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Dalam pelaksanaaanya penagihan pajak haruslah dilandaskan pada peraturan perundang – undangan yang berlaku., sehingga mempunyai kekuatan hukum baik
bagi wajib pajak maupun aparatur pajaknya. Menurut Anang Mury Kurniawan 2011; 111, penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi
utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa,
mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita Pasal 1 angka 9 UU No. 192000 tentang penagihan
pajak dengan surat paksa.
Universitas Sumatera Utara
B. Tindakan Penagihan Pajak Dimulai dengan Menerbitkan Surat Teguran
Penagihan pajak merupakan serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau
memperingatkan , melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan
penyanderaan dan menjual barang yang telah disita. Tujuan pelaksanaan penagihan pajak adalah guna pelunasan utang pajak oleh wajib pajak. Oleh karena itu, rangkaian
tindakan penagihan pajak oleh fiskus harus diarahkan guna terpenuhinya tujuan tersebut.
Rangkaian tindakan pajak yang dilakukan oleh fiskus pada dasarnya mencakup tiga kelompok kegiatan,yaitu :
1. Pemantauan pembayaran pajak
2. Penagihan yang bersifat aktif
3. Penagihan dengan Surat Paksa.
Tindakan pelaksanaan penagihan pajak dengan Surat Paksa diawali dengan penerbitan Surat Teguran, Surat Peringatan, atau surat lain yag sejenis oleh pejabat
yang berwenang atau kuasa yang ditunjuk oleh pejabat tersebut setelah 7 tujuh hari sejak jatuh tempo pembayaran. Surat Teguran, Surat Peringatan, atau surat lain yang
sejenis adalah surat yang diterbitkan oleh pejabat untuk menegur atau memperingatkan kepada wajib pajak untuk melunasi utang pajaknya sebelum Surat
Paksa diterbitkan.
Universitas Sumatera Utara
Surat Teguran tidak diterbitkan terhadap penanggung pajak yang telah disetujui untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajaknya. Terhadap wajib pajak yang
karena satu dan lain hal diberikan keleluasan untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak tidak akan diberikan Surat Teguran walaupun tanggal jatuh tempo
pembayaran pajak telah terlampaui dan wajib pajak belum melunasi utang pajaknya. Hal ini wajar karena wajib pajak tersebut akan menanggung beban tambahan
berupa bunga sesuai dengan ketentuan yang berlaku terhadap keterlambatan pembayaran tersebut. Tetapi keterlambatan tersebut adalah atas sepengetahuan dan
persetujuan fiskus sehingga terhadapnya tidak akan diberikan Surat Teguran karena pada dasarnya wajib pajak tersebut memiliki kepatuhan membayar pajak tetapi tidak
bisa segera melakukan kewajibannya karena kondisi keuangannya kurang baik. Apabila jumlah utang pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh penanggung
pajak setelah lewat 21 hari sejak Surat Teguran diterbitkan, maka pejabat segera menerbitkan Surat Paksa.
Hal ini dapat dilihat pada Undang-Undang No.19 Tahun 2000 tentang Perubahan Undang-Undang No.19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan
Surat Paksa yang mana tersirat makna bahwa tindakan penagihan dimulai dengan menerbitkan Surat Teguran. Yang diperkuat dengan Keputusan Direktur Jenderal
Pajak No. KEP-20PJ1995 tentang Jadwal Waktu Penagihan Pajak yaitu Pasal 1 dan Pasal 2 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Pasal 1
1.Pengeluaran Surat Teguran sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan pajak dikeluarkan segera setelah 7 tujuh hari sejak saat jatuh tempo pembayaran dari
jumlah pajak yang masih harus dibayar. 2.Dalam jangka waktu 7 tujuh hari setelah tanggal Surat Teguran, wajib pajak atau
penanggung pajak harus melunasi pajaknya. 3.Surat Teguran sebagaimana yang dimaksud ayat 1 dikeluarkan oleh Kepala
Kantor Pelayanan Pajak.
Pajak 2
1.Apabila jumlah pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran, maka jumlah pajak yang masih harus
dibayar dapat ditagih dengan Surat Paksa. 2.Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan Surat Paksa segera setelah lewat 21 hari sejak
tanggal Surat Teguran. Mengenai Tindakan Penagihan dapat dilihat dari Keputusan Menteri
Keuangan No. 147KMK.041998 Tanggal 27 Februari 1998 yaitu dilakukan apabila pajak yang terutang sebagaimana tercantum dalam Surat Tagihan Pajak STP, Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB, Surat Keputusan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT, Surat Keputusan Pembetulan SKP, Surat Keputusan
Keberatan SKK, Pusat Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, tidak atau kurang dibayar setelah lewat jatuh tempo.
Universitas Sumatera Utara
Surat Teguran juga berfungsi sebagai alat untuk menangguhkan “Kadaluarsa Penagihan Pajak” seperti yang disebutkan dalam pasal 22 ayat 1 Undang-Undang
No.16 Tahun 2000 tentang Perubahan Undang-Undang No.9 Tahun 1994, yaitu hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya
penagihan pajak, kadaluarsa setelah lewat waktu 10 tahun terhitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak atau tahun pajak
yang bersangkutan.
Tabel : Proses Penagihan Pajak
Proses penagihan pajak menurut Rudy Suhartono dan Wirawan B Ilyas 2010:80
Urutan Tahapan Kegiatan Penagihan
Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Dasar Hukum
1. Penerbitan Surat Teguran atau
Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis.
Setelah 7 tujuh hari sejak saat
jatuh tempo utang pajak penanggung
pajak tidak melunasi utang
pajaknya. Pasal 8 s.d 11
Permenkeu Nomor
24PMK.032008
2. Penerbitan Surat Paksa
Sudah lewat 21dua puluh satu
hari sejak diterbitkanya
Surat teguran surat peringatan
dan penanggung pajak tidak
melunasi utang pajak
Pasal 7 UU Nomor 192000
dan pasal 15 s.d 23 Peraturan
Menteri Keuangan
Nomor 24 PMK.032008
Universitas Sumatera Utara
3. Penerbitan Surat
Perintah Melaksanakan Penyitaan.
Setelah lewat 2x24 jam Surat
Paksa diberitahukan
kepada penanggung pajak
dan utang pajak belum dilunasi.
Pasal 12 UU Nomor 192000
4. Pengumuman lelang.
Setelah lewat waktu 14 hari sejak
tanggal pelaksanaan
penyitaan dan penanggung pajak
tidak melunasi utang pajak.
Pasal 26 Peraturan
Menteri Keuangan Nomor
24PMK.03.2008
5. Penjualan pelelangan
barang sitaan. Setelah lewat
waktu 14 empat belas hari sejak
pengumuman lelang dan
penanggung pajak tidak melunasi
utang pajaknya. Pasal 26 UU
Nomor 192000 dan pasal 28
Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 24PMK.03.2008
C. Pentingnya Surat Teguran Dalam Mencairkan Tunggakan Pajak