2014 2015 Perbandingan Jumlah Surat Teguran yang Diterbitkan dengan Jumlah

TABEL 1 : Perbandingan Jumlah Tunggakan Pajak Dengan Surat Teguran Yang Telah Diterbitkan No. Tahun Tunggakan Pajak Penerbitan Surat Teguran Persentase Lbr Rp Lbr Rp

1. 2014

14648 16686249793 632 9353604742 4,31 56,05

2. 2015

15087 170977505280 1214 47454148065 8,04 27,75 Sumber : KPP Pratama Medan Timur Berdasarkan data di tabel 1 di atas dapat dilihat persentase penerbitan Surat Teguran berdasarkan jumlah tunggakan pajak.Persentase penerbitan lembar Surat Teguran atas lembar tunggakan pajak pada tahun anggaran 2014 sebesar 4,31 , sedangkan jumlah nilai rupiah yang akan ditagih melalui Surat Teguran adalah 56,05 dari seluruh jumlah nilai rupiah pada tunggakan pajak pada tahun anggaran yang sama. Pada tahun anggaran 2015 dapat dilihat bahwa bertambahnya lembar Surat Teguran yang diterbitkan adalah hampir mencapai dua kali lipat dibandingkan tahun 2014, yaitu 8,04 dari total lembar tunggakan pajak sedangkan penerbitan Surat Teguran jumlah nilai rupiah berkurang menjadi 27,75 dari total rupiah jumlah tunggakan pajak. Universitas Sumatera Utara Faktor-faktor penyebab adanya perbedaan jumlah lembar dan nilai rupiah tunggakan pajak dengan jumlah lembar dan nilai rupiah yang tercantum dalam Surat Teguran yang diterbitkan adalah sebagai berikut : 1. Jumlah lembar dan nilai rupiah yang ditunjukkan dalam tunggakan pajak merupakan jumlah lembar dan nilai dari setiap Surat Ketetapan Pajak yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak meliputi STPSKPKBSKPKBT sementara jumlah lembar dan nilai rupiah berdasarkan Surat Teguran yang diterbitkan merupakan jumlah yang terutang oleh satu orang wajib pajak. Hal ini menunjukkan jika bisa saja terjadi satu orang wajib pajak memiliki beberapa tunggakan pajak sesuai dengan jenis ketetapan pajak yang diterbitkan terhadapnya. Sebagai contoh, wajib pajak X mempunyai beberapa tunggakan pajak atau jenis ketetapan pajak yang berbeda tetapi memiliki tanggal jatuh tempo dan tanggal penerbitan yang sama. Oleh karena itu, terhadap wajib pajak X diterbitkan satu Surat Teguran yang terdiri dari beberapa jenis tunggakan pajak. Dengan demikian penerbitan suatu surat teguran dapat meliputi beberapa tunggakan pajak yang berbeda-beda jenis ketetapannya. 2. Diantara tunggakan pajak tersebut terdapat tanggal pajak yang terhutang atas Surat Ketetapan Pajak yang terlah kadaluarsa penagihannya sehingga ketentuan penerbitan Surat Teguran oleh undang-undang dan atas tunggakan tersebut diusulkan untuk dihapus. 3. Jumlah lembar dan nilai rupiah tunggakan pajak yang tercantum pada tabel 1 meliputi tunggakan pajak yang telah diusulkan dihapus sesuai dengan ketentuan Universitas Sumatera Utara peraturan perundang-undangan penagihan yang berlaku. Tapi tunggakan yang seharusnya dihilangkan dari total tunggakan pajak masih tetap ada. Hal ini disebabkan karena proses pelaksanaan penghapusan tunggakan pajak harus menunggu Keputusan dari Menteri Keuangan sehingga memerlukan waktu yang cukup lama sesuai dengan prosedur dan jenjang birokrasi yang ada. 4. Berdasarkan kegiatan lapangan yang dilakukan oleh juru sita pajak diperoleh kenyataan bahwa keadaan dan identitas wajib pajak tidak akurat lagi. Beberapa penyebabnya antara lain : a. Wajib pajak sudah meninggal dunia tetapi masih terdaftar pada master file lokal. b. Wajib Pajak Badan dinyatakan bubarpailit tanpa pemberitahuan kepada Kantor Pelayanan Pajak. c. Wajib Pajak Badan Orang Pribadi sudah tidak memiliki kegiatan usaha dan tidak dimungkinkan adanya tanda-tanda keaktifan usahanya. d. Wajib pajak memberikan alamat yang tidak sebenarnya alamat fiktif. Dari kenyataan di atas, maka penerbitan Surat Teguran atas nama wajib pajak yang tidak akurat lagi sering kembali ke KKP sehingga untuk masa selanjutnya tidak dilaksanakan penerbitan Surat Teguran atas wajib pajak tersebut. 5. Kurangnya Sumber Daya Manusia Dalam hal ini juga faktor kurangnya sumber daya manusia dari segi kuantitas pada seksi penagihan, karena jika dilihat keadaan wajib pajak yang menunggak pajak Universitas Sumatera Utara terlalu banyak perbulannya baik wajib pajak pribadi maupun badan sedangkan jumlah pegawai yang menerbitkan Surat Teguran khususnya dan penagihan lainnya pada umumnya jumlahnya tidak sebanding.

B. Peranan Surat Teguran dalam Mencairkan Tunggakan Pajak