Jenderal Pajak No. KEP-20PJ1995 tentang jadwal waktu penagihan pajak yaitu pada pasal 1 yang berbunyi :
“Pengeluaran Surat teguran sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan pajak dikeluarkan segera 7 tujuh hari sejak saat jatuh tempo pembayarannya dari jumlah
pajak yang masih harus dibayar”. Akan tetapi, sebelum dikeluarkan Surat Teguran ada yang menjadi dasar untuk
melakukan penagihan pajak, yaitu : Surat Ketetapan Pajak yang menyatakan bahwa pajak terutang sesuai perhitungan wajib pajak masih kurang dari seharusnya, Surat
Tagihan Pajak, keputusan fiskus dan keputusan pengadilan pajak yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak bertambah. Surat Ketetapan Pajak
yang dikeluarkan oleh fiskus, yang menyatakan bahwa masih terdapat kekurangan pembayaran pajak meliputi :
1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB
Menurut Undang-Undang No.16 Tahun 2000, dalam jangka waktu 10 tahun sesudah saat terhutangnya pajak, atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak.
Dirjen Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dalam hal- hal sebagai berikut :
a. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain ternyata jumlah
pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar. b.
Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada
waktunya sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran.
Universitas Sumatera Utara
c. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan mengenai Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah ternyata tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenakan tarif
nol persen 0. d.
Apabila kewajiban pembukuan tidak dipenuhi atau tidak lengkap sehingga perhitungan rugi-laba, atau peredaran tidak jelas, atau angka-angka dalam
pembukuan tidak dapat diuji atau wajib pajak tidak membantu jalannya pemeriksaan.
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT
Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan dilakukan dengan syarat adanya data baru novum atau data yang semula belum terungkap yang
menyebabkan penambahan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak sebelumnya. Dalam hal ini masih ditemukan lagi data yang semula belum
terungkap pada saat diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau data baru yang diketahui kemudian oleh Dirjen Pajak, maka Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar masih dapat diterbitkan lagi, sesuai dengan ketentuan tentang SKPKBT yang diatur dalam Pasal 15 Undang-Undang KUP.
3. Surat Tagihan Pajak
Sesuai dengan Pasal 14 Undang-Undang KUP, Surat Tagihan Pajak dapat diterbitkan oleh Dirjen Pajak apabila :
a. Pajak penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar.
Universitas Sumatera Utara
b. Dari hasil penelitian Surat Pemberitahuan terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis atau salah hitung.
c. Wajib pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda atau bunga. d. Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak
Pertambahan Nilai, yang tidak melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
e. Pengusaha yang tidak dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak tetapi membuat Faktur Pajak atau pengusaha yang telah dikukuhkan sebagaimana
Kena Pajak tetapi tidak membuat atau tidak mengisi selengkapnya Faktur Pajak.
Surat Tagihan Pajak membuat kekuatan hukum yang sama denga Surat Ketetapan Pajak, sehingga dalam penagihannya dapat dilakukan dengan
paksa. 4.
Surat Keputusan Pembetulan Menurut Pasal 16 Undang-Undang KUP, Dirjen Pajak karena jabatan atau atas
permohonan wajib pajak dapat membetulkan Surat Ketetapan Pajak atau atas permohonan wajib pajak yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis,
kesalahan hitung dan atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan perundang- undangan perpajakan. Pembetulan dapat dilakukan oleh Dirjen Pajak, baik atas
permohonan wajib pajak maupun secara jabatan. Apabila kesalahan maupun kekeliruan ditemukan, baik oleh fiskus maupun berdasarkan permohonan wajib
pajak, maka kesalahan atau kekeliruan tersebut harus dibetulkan.
Universitas Sumatera Utara
5. Surat Keputusan Keberatan
Menurut Pasal 25 Undang-Undang No.16 Tahun 2000 Tentang KUP, bahwa wajib pajak dalam mengajukan keberatan hanya kepada Dirjen Pajak atas :
a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT
c. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar SKPLB
d. Surat Ketetapan Pajak Nihil SKPN
e. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan. Apabila wajib pajak berpendapat bahwa jumlah rugi, jumlah pajak, dan pemotongan atau pemungutan pajak
tidak sebagaimana semestinya, wajib pajak dapat mengajukan keberatan hanya pada Dirjen Pajak. Pengajuan Keberatan tidak menunda kewajiban
membayar pajak dan pelaksanaan penagihan pajak. 6.
Putusan Banding Apabila wajib pajak merasa tidak puas atas jawaban keputusan keberatan yang
diterbitkan oleh fiskus, wajib pajak memiliki hak untuk mengajukan banding, sesuai dengan Pasal 27 UU No. 16 Tahun 2000. Wajib pajak dapat mengajukan
permohonan banding hanya kepada badan peradilan pajakterhadap keputusan mengenai keberatannya yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak. Pengajuan permohonan
banding tidak menunda kewajiban membayar pajak dan pelaksanaan penagihan pajak.
Universitas Sumatera Utara
7. Jatuh Tempo Pembayaran Dalam buku KUP oleh Rudy suhartono dan Wirawan B. Ilyas 2010;140
Penentuan tanggal jatuh tempo dalam penerbitan Surat Teguran sangat penting karena tanggal jatuh tempo menunjukkan timbulnya utang pajak dan juga mulai
timbulnya wewenang melakukan penagihan pajak. 1. Menurut Undang-Undang No.16 Tahun 2000 tentang KUP, Surat Tagihan
Pajak STP, Surat Keterangan Pajak Kurang Bayar SKPKB, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT, Surat Keputusan
Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, harus dilunasi
dalam jangka waktu satu bulan sejak diterbitkan. 2. Bagi Wajib Pajak usah kecil dan Wajib Pajak di daerah tertentu sesuai dengan
ketentuan peraturan Perundang – undangan perpajakan, jangka waktu pelunasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat diperpanjang menjadi
paling lama 2 dua bulan. 3. Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan SPT PBB harus dilunasi
dalam jangka waktu 1 satu bulan sejak tanggal diterima oleh Wajib Pajak. 4. SKPKB, SKPKBT, STP, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali dalam Bea atas Perolehan Hak atas Tanah dan atau Bangunan, yang menyebabkan
jumlah Bea yang harus dibayar bertambah, harus dilunasi dalam jangka waktu 1 satu bulan sejak tanggal diterima oleh Wajib Pajak.
Universitas Sumatera Utara
5. Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas SKPKBSKPKBT, jangka waktu pelunasan pajak yang tidak disetunjui dalam pembahasan akhir hasil
pemerikasaan, tertangguh sampai dengan 1 satu bulan sejak tanggal penerbitan Surat Keputusan Keberatan.
6. Dalam hal Wajib Pajak mengajukan banding atas Surat Keputusan Keberatan sehubungan SKPKBSKPKBT, jangka waktu pelunasan pajak tertangguh
sampai dengan 1 satu bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
A. Perbandingan Jumlah Surat Teguran yang Diterbitkan dengan Jumlah