terlalu banyak perbulannya baik wajib pajak pribadi maupun badan sedangkan jumlah pegawai yang menerbitkan Surat Teguran khususnya dan penagihan
lainnya pada umumnya jumlahnya tidak sebanding.
B. Peranan Surat Teguran dalam Mencairkan Tunggakan Pajak
Peranan Surat Teguran dalam mencairkan tunggakan pajak yang sangat mendasar adalah tanpa adanya diterbitkannya Surat Teguran sehingga tindakan
penagihan dalam hal ini tindakan penagihan aktif, seperti penerbitan Surat Paksa dan sebagainya tidak dapat dilakukan. Hal ini telah diatur dalam Keputusan Direktorat
Jenderal Pajak No. KEP-20PJ1995 tentang jadwal waktu penagihan pajak yaitu pasal 1 ayat 1 yang berbunyi :
“Pengeluaran Surat Teguran sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan pajak dikeluarkan segera tujuh hari sejak saat jatuh tempo pembayaran dari jumlah pajak
yang harus dibayar”. Peranan Surat Teguran berdasarkan data tunggakan pajak, penerbitan Surat
Teguran, pencairan tunggakan pajak akibat penerbitan Surat Teguran dapat dilihat dari penyajian data dalam bentuk tabel dan penganalisaan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
TABEL 2 : Penerbitan Surat Teguran Tahun 2014 s.d. 2015
Tahun Wajib Pajak Orang
Pribadi Wajib Pajak Badan
Jumlah
Lembar Jumlah Lembar Jumlah
Lembar Jumlah
2014 54
1002960373 578 8350644369 632
9353604742
2015 119
3553244089 1095 43900903976 1214
47454148065
Jumlah 173 4556204462 1673
52251548345 1846 56807752807
Sumber : KPP Pratama Medan Timur
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari tahun 2014-2015rasio kepatuhan pembayaran pajak terutang antara orang pribadi dengan badan berdasarkan lembar
Surat Teguran yang diterbitkan berkisar hampir 1:10, yaitu lembaran penerbitan Surat Teguran untuk pribadi sebanyak 173 dibanding dengan lembar penerbitan Surat
Teguran untuk badan sebanyak 1673. Dari rasio ini dapat diketahui bahwa tingkat Surat Teguran wajib pajak orang pribadi lebih rendah dibanding dengan wajib pajak
badan pada pembayaran pajak.Kemungkinan ini bisa terjadi karena jumlah tunggakan pajak dari wajib pajak badan lebih besar dibanding wajib pajak pribadi sehingga
mempengaruhi tingkat kepatuhan dalam pembayaran wajib pajak. Jika dilihat dari jumlah rupiahnya, dapatlah diketahui begitu pentingnya Surat
Teguran diterbitkan untuk mencairkan tunggakan pajak, yaitu untuk tahun anggaran 2014-2015 sebanyak Rp 56807.752.807 yang merupakan akumulasi jumlah rupiah
Universitas Sumatera Utara
dari wajib pajak orang pribadi sebanyak Rp 4.556.204.462 ditambah dengan jumlah wajib pajak badan sebanyak Rp 52.251.548.345.
Sedangkan persentase pencairan tunggakan pajak dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
TABEL 3: Perbandingan Antara Penerbitan Surat Teguran Dengan Pencairan Tunggakan Pajak Akibat Penerbitan Surat Teguran
No Tahun
Pencairan Tunggakan Pajak Akibat Penerbitan
Surat Teguran Penerbitan Surat
Teguran Persentase
Lbr Rp
Lbr Rp
Lbr Rp
1 2014
160 1265918826
632 9353604742
25,32 13,53
2 2015
492 6002853029
1214 47454148065 40,53 12,65
Sumber : KPP Pratama Medan Timur
Persentase dari tabel 3 di atas merupakan persentase pencairan tunggakan pajak akibat penerbitan surat teguran. Pada tahun 2014, persentase pencairan
tunggakan pajak akibat penerbitan Surat Teguran berdasarkan lembar Surat Teguran yang cair dibayar adalah 25,32 dan persentase berdasarkan jumlah nilai rupiah
sebesar 13,53. Sedangkan pada tahun 2015, persentase pencairan tunggakan pajak akibat penerbitan Surat Teguran berdasarkan lembar Surat Teguran yang cair dibayar
meningkat menjadi 40,53 tetapi persentase berdasarkan jumlah nilai rupiah
Universitas Sumatera Utara
menurun menjadi 12,65 dibandingkan dengan tahun anggaran 2014, tetapi pada dasarnya jumlah nilai rupiah tersebut tergantung pada jumlah nilai rupiah pada
masing-masing lembar Surat Teguran. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara kepatuhan wajib pajak
untuk mencairkan tunggakan pajak karena adanya penerbitan Surat Teguran meskipun dilihat dari jumlahnya tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan sisa
jumlah tunggakan pajak yang masih belum dibayar. Dalam hal ini, seksi penagihan perlu untuk melanjutkan langkah-langkah selanjutnya dari penagihan tunggakan
pajak seperti penerbitan Surat Paksa. Selanjutnya persentase perbandingan tunggakan pajak berdasarkan tahun
anggaran dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4: Data Perbandingan Tunggakan Pajak, Penerbitan Surat Teguran,
Pencairan Tunggakan, dan Sisa Tunggakan Anggaran Tahun 2014 dengan Tahun Anggaran 2015.
N O
URAIAN TAHUN ANGGARAN
Persentase 2014
2015 lbr
Rp lbr
Rp lbr
Rp 1 Tunggakan
Pajak
14648 166862497
93 15087
17097750528 97,1
97,1
2 Penerbitan Surat Teguran
632 935360474
2 1214
47454148065 52,05 1,97
3 Pencairan Tunggakan
160 126591882
6 492
6002853029 32,52 21,08
4 Sisa Tunggakan
15087 154203309
67 15637
11094897499 96,48 138,9
Sumber : KPP Pratama Medan Timur
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data di dalam tabel di atas, dapat dilihat bahwa persentase peningkatan penurunan masing masing poin berdasarkan perbandingan tahun 2014
dengan tahun anggaran 2015, sebagai berikut : 1.
Persentase tunggakan pajak antara tahun 2014 dengan tahun anggaran tahun 2015 terjadi peningkatan jumlah lembar tunggakan pajak sebesar 97,1
namun peningkatan tunggakan pajak dalam jumlah rupiah hanya sebesar 9,75.
2. Persentase Penerbitan Surat Teguran antara tahun anggaran 2014 dengan
tahun 2015 terjadi peningkatan jumlah lembar Surat Teguran yang diterbitkan yaitu sebesar 52,05 namun peningkatan dalam jumlah rupiah tidak terlalu
besar hanya sebesar 1,97. 3.
Persentase Pencairan Tunggakan akibat Penerbitan Surat Tunggakan antara tahun anggaran 2014 dengan tahun 2015 terjadi peningkatan jumlah lembar
Surat Teguran yang dicairkan sekitar 32,52 dan pada jumlah rupiahnya sekitar 21,08.
4. Persentase Sisa Tunggakan antara tahun 2014 dengan tahun anggaran 2015
terjadi peningkatan jumlah lembar tunggakan pajak yang belum dibayar cair yaitu sebesar 96,48 dan terjadi juga peningkatan persentase jumlah nilai
rupiah pada lembar tunggakan pajak yang belum cair dibayar yaitu sebesar 138,9. Sisa tunggakan inilah yang akan dicairkan melalui tindakan
penagihan aktif seperti Penerbitan Surat Paksa, Penyitaan dan Pelelangan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan