Instrumen Penelitian Data Teknik Pengumpulan Data Metode Analisis Data

commit to user 22

3. Lingkungan setting Penelitian

Penelitian terhadap suatu fenomena dapat dilakukan pada lingkungan yang natural dan lingkungan yang artificial buatan. Lingkungan setting penelitian ini adalah lingkungan yang natural, yaitu dengan mengambil subyek penelitian faktor-faktor makroekonomi pada beberapa perusahaan yang terdapat di BEI.

4. Unit Analisis

Unit analisis merupakan tingkat agregasi data yang dianalisis dalam penelitian dan merupakan elemen penting dalam desain penelitian karena mempengaruhi proses pemilihan, pengumpulan, dan analisis data. Unit analisis penelitian ini adalah faktor-faktor makroekonomi, yaitu data yang dianalisis berasal dari data yang terdapat di BEI.

5. Horison Waktu

Data penelitian dapat dikumpulkan sekaligus pada waktu tertentu satu titik waktu atau dikumpulkan secara bertahap dalam beberapa waktu yang relatif lebih lama tergantung pada karakteristik masalah yang akan dijawab. Penelitian ini merupakan studi satu tahap one shot study, yaitu penelitian yang datanya dikumpulkan sekaligus pada periode tertentu dalam penelitian ini yaitu tahun 2005-2009.

B. Instrumen Penelitian

Variable dalam penelitian ini meliputi variable kebijakan deviden, variable kurs, variable suku bunga SBI dan variable IHSG. commit to user 23 1. Variabel Dependen IHSG adalah merupakan idikator dari perubahan harga saham bulanan. 2. Variabel Independen a. Inflasi adalah perubahan harga secara agregat. b. Kurs adalah nilai tukar Rupiah terhadap dollar amerika. c. Suku bunga SBI adalah suku bunga bulanan.

C. Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Sumber data sekunder adalah sumber data atau informasi yang dikumpulkan orang atau pihak lain yang digunakan peneliti untuk penelitiannya Sekaran, 2000 ; 255. Data tersebut diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal Indonesia di BEI untuk IHSG bulanan pada periode tahun 2005-2009, begitu pula periode yang sama untuk data suku bunga SBI dan kurs yang berasal dari Bank Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data inflasi, kurs, suku bunga SBI, dan IHSG yang merupakan data bulanan selama periode 2005-2009.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menngunakan cara observasi, yaitu mengamati langsung objek yang diteliti. Data yang diperoleh dari observasi berupa data-data sekunder yang mendukung penelitian ini. commit to user 24

E. Metode Analisis Data

1. Regresi Ordinary Least Square OLS Dipilih karena arah kausalitas sifatnya hanya satu arah yaitu dari tiga variable yang terpilih terhadap IHSG. Sedangkan arah kebalikannya diasumsikan tidak terjadi. Maka hubungan kausalitasnya secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut : IHSG = + INF + KURS + iSBI + e Dimana : IHSG : Indeks Harga Saham Gabungan INF : Inflasi KURS : Nilai tukar mata uang iSBI : Suku Bunga SBI e : Mempresentasikan vaiabel-variabel lain yang mempengaruhi IHSG tetapi tidak secara eksplisit terpilih dalam model : Parameter dari model yang besarnya akan diestimasi 2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Normalitas data merupakan suatu asumsi terpenting dalam statistika parametric, sehingga pengujian terhadap normalitas data harus dialkukan agar asumsi dalam statistika parametric dapat terpenuhi. commit to user 25 Pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan melihat output chart yang dihasilkan yaitu berupa Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual. Persyaratn normalitas bias dipenuhi jika nilai-nilai sebaran data terletak di sekitar garis diagonal tidak terpencar jauh dari garis diagonal. Cara lain yang digunakan adalah Kolmogrof-Smirnov Sujianto, 2007. Dari table One-Sample Kolmogrof-Smirnov Test diperoleh angka probabilitas atau Asymp. Sig. 2-tailed. Nilai ini dibandingkan dengan 0,05 untuk pengambilan nkeputusan dengan pedoman : a. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas 0,05, distribusi data adalah tidak normal b. Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas 0,05, distribusi data adalah normal. b. Uji Autokolerasi Uji autokolerasi ini dimaksudkan untuk menguji apakah dalam model regresi ada kolerasi antar pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya, yang sebagian kasus ditemukan pada regresi yang datanya adalah time series . Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Uji Durbin-Watson. Uji Heteroskedastisitas dapat dilihat melalui residual atau error mempunyai varian yang tidak konstan atau berubah-ubah. Heteroskedstisitas sangat berdampak terhadap hasil uji hipotesis baik uji t maupun uji F yang tidak akurat dan akhirnya akan membawa dampak pula commit to user 26 pada keakuratan kesimpulan. Salah satu teknik mendeteksi Heteroskedstisitas adalah melalui pola gambar Scatterplot model tersebut. Jika penyebatan titik-titik data tidak berpola, maka dapat dikatakan model lolos dari Heteroskedstisitas Nachrowi, 2006.

c. Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas ditujukan untuk melihat ada tidaknya kolerasi antara variable independen dengan variable independen lainnya. Bila dalam satu persamaan regresi berganda muncul gejala multikolinieritas dapat menyebabkan nilai yang diprediksi akan menjadi bias. Namun demikian jika nilai besar mendekati angka 1 biasanya gejala multikolinieritas diabaikan, karena nilai biasanya dianggap tidak begitu besar. Sedangkan untuk nilai yang kecil, gejala multikolinieritas sangat dipermasalahkan karena niali yang diprediksi semakin besar biasnya. Cara lain untuk mendeteksi adanya multikolinieritas adalah melalui nilai Variabel Inflation Factor VIF dari masing-masing variable. Dikutip dari buku Aplikasi Statistika dengan SPSS Sujianto, 2007, Nugroho menyatakan jika nilai VIF tidak lebih dari 10 maka model terbebas dari multikolinieritas. Sebaliknya jika nilai VIF lebih besar dari 10, maka terdapat gejala multikolinieritas. VIF adalah suatu estimasi berapa besar multikolinieritas mengingatkan varian pada suatu koefisien estimasi sebuah variable penjelasan. VIF yang tinggi menunjukkan bahwa commit to user 27 multikolinieritas telah menaikan sedikit varian pada koefisien estimasi, akibatnya menurunkan nilai t . untuk itu gejala multikolinieritas harus dihilangkan.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dapat dilihat melalui residual atau error mempunyai varian yang tidak konstan atau berubah-ubah. Heteroskedstisitas sangat berdampak terhadap hasil uji hipotesis baik uji t maupun uji F yang tidak akurat dan akhirnya akan membawa dampak pula pada keakuratan kesimpulan. Salah satu teknik mendeteksi Heteroskedstisitas adalah melalui pola gambar Scatterplot model tersebut. Jika penyebatan titik-titik data tidak berpola, maka dapat dikatakan model lolos dari Heteroskedstisitas Nachrowi, 2006. 3. Uji Hipotesis Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen baik secara simultan maupun secara parsial mempengaruhi variabel dependen yang mana dilakukan dengan uji statistik t t-test dan uji statistik F-test dengan tingka t signifikansi α 5 atau α =0.05. 4. Uji F Uji statistik F bertujuan untuk menguji semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Hipotesis nol H commit to user 28 yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau: ..... : 2 1 = = = = k b b b H Artinya, semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya Ha tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau: ..... : 2 1 ¹ ¹ ¹ ¹ k a b b b H Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini, digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut Ghozali, 2005 : 84: a. Apabila nilai F lebih besar dari 4 maka H dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5, sehingga Ha yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen dapat diterima. b. Membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Apabila nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka H ditolak dan Ha diterima.. 5. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi R 2 bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen yang menunjukkan seberapa besar sumbangan variabel commit to user 29 independen terhadap perubahan variabel dependen. Dalam model regresi linier berganda digunakan R- Square karena disesuaikan dengan banyaknya variabel independen yang digunakan dan sebagai indikator untuk mengetahui pengaruhnya di antara variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R- Square dikatakan baik bila nilainya di atas 0,5 karena nilai dari R-Square berkisar antara 0 sampai 1 Nugroho, 2005:51. Bila nilai R- Square mendekati 1 maka sebagian besar variabel independen menjelaskan variabel dependen sedangkan jika koefisien determinasi adalah 0 berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 6. Uji Koefisien Regresi Partial t-test Pengujian parsial melalui t-Test dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Hasil pengujian ini dilihat pada tabel Coeffisienta dengan melihat nilai p-value dari masing-masing variabel independen. Pengujian hipotesis uji t-Test dilakukan dengan menggunakan langkah sebagai berikut: commit to user 30 a. Menentukan hipotesis H o : α 2 = 0, berarti variabel independen secara secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap terhadap variabel dependen. H o : α 2 ≠ 0, berarti variabel independen secara secara parsial berpengaruh signifikan terhadap terhadap variabel dependen. b. Mene ntukan tingkat signifikasi α = 5 dan derajat kebebasan df = n-k-1. c. Menghitung nilai t sa a = t Keterangan: α 1 = koefisien regresi σα 1 = standard error koefisien regresi d. Membandingkan hasil pengujian dengan kriteria berikut: H o diterima bila –t tabel ≤ t- hitung ≤ t-tabel, berarti variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap terhadap variabel dependen. H o ditolak bila –t tabel t- hitung t-tabel, berarti variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap terhadap variabel dependen. commit to user 31

BAB IV ANALISIS DATA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi, kurs dan suku bunga SBI sertifikat bank Indonesia terhadap index harga saham gabungan IHSG pada Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian yang diamati adalah dari tahun 2005 sampai 2009. Dalam bab ini disajikan analisis terhadap data penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada bab III dengan menggunakan teknik- teknik analisis yang telah ditentukan. Hipotesis yang akan diuji adalah tentang pengaruh inflasi, kurs dan suku bunga SBI terhadap index harga saham gabungan IHSG pada Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari situs Bank Indonesia dan Yahoo Finance . Data inflasi, suku bunga SBI dan kurs diperoleh dari situs Bank Indonesia, sedangkan IHSG diperoleh dari yahoo finance.

A. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Data yang digunakan merupakan data time series, dimana periode penelitian adalah antara tahun 2005-2009. Data tersebut merupakan data bulanan yang diperoleh dari situs Bank Indonesia dan Yahoo Finance . Setiap tahunnya diperoleh data sebanyak 12 sehingga selama periode 2005-2009 akan diperoleh data sebanyak 60. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007 , sedangkan uji normalitas data, uji-t, uji-F, dan analisis 31

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

3 67 113

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi dan Suku Bunga SBI terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2006-2009

2 39 90

Pengaruh uang yang beredar (m2), kurs, inflasi, dan tingkat suku bunga sbi terhadap beta saham syariah (JJI) dan indeks harga saham gabungan (IHSG)

0 5 129

Pengaruh Kurs Mata Uang Rupiah Atas Dollar As, Tingkat Suku Bunga Sbi Dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007-2011

1 18 141

PENGARUH INFLASI, KURS RP/DOLLAR USA, DAN SUKU BUNGA KREDIT TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) PENGARUH INFLASI, KURS RP/DOLLAR USA, DAN SUKU BUNGA KREDIT TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) (Periode Tahun 1993 – 2014).

0 4 15

PENGARUH SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 14

Analisis Pengaruh Inflasi, Kurs Rupiah dan Tingkat SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 0 1

PENGARUH SUKU BUNGA SBI, INFLASI DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 2 85

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA SBI, PERUBAHAN KURS, DAN STANDARD & POOR’S 500 TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG).

0 1 106

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA DAN KURS TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN PADA BURSA EFEK INDONESIA

0 0 9