Pengertian Kinerja TINJAUAN PUSTAKA

commit to user

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kinerja

Kinerja adalah sebuah kata dalam Bahasa Indonesia dari kata dasar kerja yang menerjemahkan kata dari bahasa asing “prestasi”. Bisa pula berarti “hasil kerja”. Pengertian kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Kinerja oleh Lembaga Administrasi Negara dalam Joko Widodo 2005 diartikan sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatanprogramkebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi, organisasi Joko Widodo, 2005:206. Istilah kinerja merupakan terjemahan dari performance yang sering diartikan oleh para cendekiawan sebagai “penampilan untuk kerja” atau prestasi Yeremias Keban, 2004:191. Dalam praktek pengukuran kinerja seringkali dikembangkan secara ekstensif, instensif, dan eksternal. Pengembangan kinerja secara ekstensif mengandung maksud bahwa lebih banyak bidang kerja yang diikutsertakan dalam pengukuran kinerja, sedangkan pengembangan secara eksternal diartikan lebih banyak pihak luar yang diperhitungkan dalam pengukuran kinerja. Pemikiran seperti ini sangat membantu untuk dapat lebih secara valid dan objektif melakukan penilaian kinerja karena lebih banyak parameter yang dipakai dalam pengukuran dan lebih banyak pihak yang terlibat dalam penilaian Yeremias Keban, 2004:192. commit to user Menurut Achmad Ruky istilah “kinerja prestasi” sendiri sebenarnya adalah pengalihbahasaan dari kata “PERFORMANCE”. Sebagaimana dikatakan oleh Bernardin dan Russel dalam Ahmad Ruky 2002 yang memberikan definisi tentang performance adalah sebagai berikut : “ Performance is defined as the record of outcomes produced on a specified job function or activity during a specificied time period.” Prestasi adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi- fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu. Ruky, 2002:15 Yang ditekankan disini adalah pengertian prestasi sebagai “hasil” atau “apa yang keluar” outcomes dari sebuah pekerjaan dan kontribusi pada organisasi. Sedangkan menurut Yeremias Keban 2004:209 kinerja yaitu : hasil kerja yang dijanjikan kepada publik pada setiap tahun anggaran termasuk yang dijanjikan dalam pemilihan umum atau pengangkatan dalam jabatan. Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatanprogramkebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok individu. Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau kelompok individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau target tertentu yang hendak dicapai, tanpa ada tujuan dan target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolok ukurnya Muhammad Mahsum, 2006:25. commit to user Pengertian kinerja, dari berbagai pendapat di atas, pada dasarnya menekankan apa yang dihasilkan dari fungsi-fungsi suatu pekerjaan atau apa yang keluar outcome. Apa yang terjadi dalam sebuah pekerjaan, bila disimak lebih lanjut merupakan suatu proses yang mengolah input menjadi output hasil kerja, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja dari seseorang atau kelompok orang dalam organisasi berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya dalam upaya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah dan ditentukan dan disepakati bersama. Menurut Surya Dharma 2005 bahwa penilaian kinerja didasarkan pada pemahaman pengetahuan, keahlian, kepiawaian, dan prilaku yang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik dan analisis tentang atribut perilaku seseorang sesuai kriteria yang ditentukan untuk masing-masing pekerjaan. Surya Dharma, 2005:101 Surya Dharma juga mendeskripsikan bahwa kriteria bagi penilaian kinerja harus berimbang di antara : · Pencapaian dalam hubungannya dengan berbagai sasaran. · Perilaku dalam pekerjaan sejauh mempengaruhi peningkatan kinerja. · Efektifitas sehari-hari. Surya Dharma, 2005:130 Penilaian kinerja birokrasi publik tidak cukup hanya dilakukan dengan menggunakan indikator-indikator yang melekat pada birokrasi itu, seperti efisiensi dan efektivitas, tetapi harus dilihat juga dari indikator-indikator yang melekat pada commit to user pengguna jasa, seperti kepuasan pengguna jasa, akuntabilitas, dan responsivitas. Penilaian kinerja dari sisi pengguna jasa menjadi sangat penting karena birokrasi publik sering kali memiliki kewenangan monopolis sehingga para pengguna jasa tidak memiliki alternatif sumber pelayanan. Dalam pelayanan yang diselenggarakan oleh pasar, dengan pengguna jasa yang memiliki pilihan sumber pelayanan, penggunaan pelayanan bisa mencerminkan kepuasan terhadap pemberi layanan. Dalam pelayanan oleh birokrasi publik, penggunaan pelayanan oleh publik sering tidak ada hubungannya sama sekali dengan kepuasanya terhadap pelayanan. Kinerja akan dianggap memenuhi standar apabila permintaan akan informasi ditangani dengan segera dan sangat membantu dalam semangat “can do will do” dan disampaikan dalam bentuk yang dikehendaki oleh pemakai informasi Surya Dharma, 2005:82. Sedangkan menurut Salim dan Woodward dalam Agus Dwiyanto 2006 melihat kinerja berdasarkan pertimbangan- pertimbangan ekonomi, efisiensi, dan persamaan pelayanan. Aspek ekonomi dalam kinerja diartikan sebagai strategi untuk menggunakan sumber daya yang seminimal mungkin dalam proses penyelenggaraan kegiatan pelayanan publik Dwiyanto, 2006:52. Penilaian terhadap kinerja bagi setiap organisasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting. Penilaian tersebut dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam kurun waktu tertentu. Selain itu dapat pula dijadikan input atau masukan bagi perbaikan dan peningkatan kinerja organisasi selanjutnya. commit to user Menurut Radnor and Barnes 2007 dalam International Journal of Public Sector Management . Vol. 22 No. 6, 2009 pp. 478-498 : “ Performance measurement is quantifying, either quantitatively or qualitatively, the input, output or level of activity of an event or process p. 393” . Pengukuran kinerja dinilai, baik secara kuantitatif maupun kualitatif dari input, output atau tingkat aktivitas dari sebuah kejadian atau proses. Sebagaimana diungkapkan oleh Agus Dwiyanto 2006 bahwa penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai misinya Dwiyanto, 2006:48. Untuk organisasi pelayanan publik, informasi mengenai kinerja tentu sangat berguna untuk menilai seberapa jauh pelayanan yang diberikan oleh organisasi itu memenuhi harapan dan memuaskan pengguna jasa. Penilaian kinerja merupakan bagian dari sistem manajemen kinerja, yang mana penerapan sistem manajemen kinerja akan membawa dampak positif bagi sebuah organisasi, karena dengan melakukan penelitian terhadap kinerja organisasi baik dari level yang paling rendah maupun yang level yang tertinggi dalam organisasi, akan berpengaruh terhadap manajemen organisasi, kepemimpinan, dan juga meningkatkan kualitas dalam kehidupan kerja karyawan. Hal ini diungkapkan oleh Juhanni Ukko yang ditulis dalam International Journal of Business Performance Management, Vol 10, No 1, 2008 hal 86-98 dalam www.inderscience.com berikut ini : “When designing and implementing a PM system there are always some impacts on the management, leadership and further on the QWL of the employees. Hence, the successful implementation of a PM system should bring commit to user out positive impact. If the PM system can support the management of the company in leadership and communication, it can enhance for example the employees’ commitment, motivation and possibilities to affect the decision making ”. ketika merencanakan dan mengimplementasikan sebuah sistem manajemen kinerja PM selalu berdampak pada manajerial, kepemimpinan dan juga termasuk didalamnya kualitas kehidupan pekerja QWL dari para pekerja. Sehingga keberhasilan dari implementasi sistem manajemen kinerja selalu membawa dampak positif. Jika dalam sistem manajemen kinerja dapat mendukung manajemen di perusahaan dalam hal kepemimpinan dan komunikasi, itu dapat dijadikan contoh sebagai komitmen karyawan, motivasi, dan tanggungjawab dalam pengambilan keputusan.

B. Indikator Kinerja