BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Pengertian Kualitas Sumber Daya Manusia
Dilihat dari sudut etimologi Kualitas Sumber Daya Manusia terdiri dari empat kata dan masing-masing kata mempunyai makna tersendiri. Hal ini perlu
dijelaskan, disamping untuk memberi arah kepada pengertian yang seragam, sekaligus untuk dapat memberi batasan-batasan dan kejelasan ke arah mana fokus
uraian selanjutnya, juga untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran, oleh karena itu ketiga kata tersebut dijelaskan satu demi satu di bawah ini.
Memasuki era globalisasi, maka potensi keberhasilan suatu organisasi tidak terlepas dari peranan sumberdaya manusianya. Dalam penjelasan
mengenai sumberdaya manusia seperti diutarakan di atas, telah dikemukakan makna dan latar belakang pengertian sumberdaya manusia. Oleh karena itu,
tidak perlu dijelaskan dalam bagian ini pengertian sumberdaya manusia dan kualitas, namun penekanannya adalah penjelasan mengenai kualitas
sumberdaya manusia. Di dalam literatur, belum ada satupun yang membahas secara khusus
dan mendalam baik mengenai pengertian maupun standar kualitas sumberdaya manusia. Namun demikian, untuk memberikan pengertian mengenai kualitas
sumberdaya manusia, di bawah ini dijelaskan beberapa pendapat yang
Taufik: Analisis Kualitas sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan kinerja Pemerintah kota Lhokseumawe Studi kasus Pada Badan Perencanaan Pembangunan daerah kota Lhokseumawe, 2008.
USU e-Repository © 2008
mengarah pada makna kualitas sumberdaya manusia, maka dari pengertian itulah dapat ditarik satu kesimpulan atau pemahaman tentang kualitas sumberdaya
manusia beberapa pendapat dimaksud. a Edwin B. Flippo 1995:215
Sesudah karyawan direkrut, dipilih dan dilantikdiperkenalkan, selanjutnya dia harus dikembangkan agar lebih sesuai dengan pekerjaan dan organisasi. Tidak
seorang pun yang sepenuhnya sesuai pada saat pengangkatan, sehingga harus dilakukan pendidikan dan pelatihan.
Flippo menonjolkan bahwa pegawai yang baru direkrut ....agar lebih sesuai memahami, mengerti betul tugas pekerjaan dan organisasi harus dididik dan
dilatih terlebih dahulu. Ini berarti pendidikan dan latihan mempunyai korelasi dengan kemampuan, akan pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi
Secara lebih tegas Flippo 1995 menyatakan pengembangan meliputi baik pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dalam melaksanakan pekerjaan tertentu
maupun pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan umum dan pemahaman atas keseluruhan lingkungan. Akhirnya, Flippo 1995 berkesimpulan bahwa
pengembangan terdiri atas 1 pelatihan training untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan tertentu, dan 2
pendidikan yang berhubungan dengan peningkatan pengetahuan, pengertian, dan latar belakang orang.
Taufik: Analisis Kualitas sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan kinerja Pemerintah kota Lhokseumawe Studi kasus Pada Badan Perencanaan Pembangunan daerah kota Lhokseumawe, 2008.
USU e-Repository © 2008
b H.A.R. Tilaar 1997:132 Proses pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu proses pemberdayaan
yaitu suatu proses untuk mengungkapkan potensi yang ada pada manusia sebagai individu, yang selanjutnya dapat memberikan sumbangan kepada kebudayaan
masyarakat lokal kepada masyarakat bangsanya, dan pada akhirnya kepada masyarakat global.
Lebih lanjut Tilaar 1997 menjelaskan bahwa peningkatan kemampuan intelektual termasuk penguasaan, penerapan, dan pengembangan ilmu pengetahuan
serta teknologi agar penguasaan tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Selanjutnya, manusia Indonesia yang berkualitas yang
mempunyai kemampuan intelektual yang tinggi, merupakan kemampuan daya saing yang tinggi ditengah-tengah kehidupan global.
c Prasetya Irawan 1997:91-94 Pengembangan pegawai mempunyai cakupan makna yang luas. Namun
secara umum pengembangan pegawai dapat didefinisikan sebagai suatu proses merekayasa perilaku kerja pegawai sedemikian rupa sehingga pegawai dapat
menunjukkan kinerja yang optimal dalam pekerjaannya. Lebih jauh Prasetya Irawan 1997 menjelaskan bahwa proses
pengembangan pegawai harus melalui proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang sistematik demi mencapai tujuan-tujuan pengembangan pegawai.
Taufik: Analisis Kualitas sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan kinerja Pemerintah kota Lhokseumawe Studi kasus Pada Badan Perencanaan Pembangunan daerah kota Lhokseumawe, 2008.
USU e-Repository © 2008
d Koentjaraningrat 1996 Dipandang dari sudut sosial budaya, sumberdaya manusia yang bermutu
adalah manusia yang tidak hanya dan tahan hidup dalam masa perubahan, berorientasi nilai budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi iptek, tetapi juga beradab
dan beriman. Lebih jauh Koentjaraningrat 1996 menjelaskan bahwa mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya seperti disebutkan di atas merupakan suatu upaya perubahan sosial budaya yang sifatnya diferensial dan yang tidak seragam bagi semua
orang Indonesia. Sumberdaya manusia yang berkualitas tidak cukup hanya mampu menerapkan, meminjam atau membeli iptek dari negara-negara lain yang lebih maju,
tetapi harus mampu juga menginovasikan serta menciptakan iptek baru sendiri. Bertitik tolak dari pendapat yang telah diutarakan di atas, maka pengertian
kualitas sumberdaya manusia dalam tesis ini adalah kemampuan intelektual termasuk penguasaan dan menyerap serta mengimplementasikan dan mengembangkan iptek,
melalui suatu proses pendidikan dan pelatihan sehingga dapat menunjukkan kinerja yang optimal dalam pekerjaannya.
Oleh karena kemampuan intelektual dalam menguasai, menyerap, dan mengimplementasikan iptek tersebut melalui suatu proses pendidikan dan latihan,
maka selanjutaya dijelaskan strategi peningkatan kualitas sumberdaya manusia.
Taufik: Analisis Kualitas sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan kinerja Pemerintah kota Lhokseumawe Studi kasus Pada Badan Perencanaan Pembangunan daerah kota Lhokseumawe, 2008.
USU e-Repository © 2008
2. 2. Analisis