4. Sarana dan Prasarana 4. 3. Pengertian Kompensasi

4. Diklatpim Tingkat I adalah diklatpim untuk jabatan struktural eselon I. b. Diklat fungsional dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan fungsional masing-masing. c. Diklat teknis dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS. Diklat prajabatan dan diklat dalam jabatan dilakukan mengingat pentingnya peranan para pejabat, baik sebagai pimpinan maupun staf. Pejabat tersebut berfungsi ganda, sebagai bawahan harus mampu memimpin atau membimbing, sedangkan kepada atasan harus memberikan informasi, saran dan sebagainya dalam rangka pengambilan keputusan yang harus dilakukan. 2. 4. 2. Sarana dan Prasarana Dalam melakukan pelayanan Bappeda Kota Lhokseumawe membutuhkan sarana dan prasarana kerja. Hal ini merupakan faktor pendukung dalam mewujudkan pelaksanaan pelayanan secara baik. Moenir 2000 : 88 mengatakan, sarana dan prasarana merupakan faktor pendukung pelayanan. Sarana pelayanan yang dimaksud disini ialah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat utama pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan dan juga berfungsi sosial dalam rangka kepentingan orang-orang yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja itu. Taufik: Analisis Kualitas sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan kinerja Pemerintah kota Lhokseumawe Studi kasus Pada Badan Perencanaan Pembangunan daerah kota Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008

2. 4. 3. Pengertian Kompensasi

Dalam suatu Organisasi masalah kompensasi merupakan hal yang sangat komplek, namun paling penting bagi karyawan maupun organisasi itu sendiri. Pemberian kompensasi bagi karyawan harus mempunyai dasar yang logis dan rasional. Namun demikian faktor-faktor emosional dan perikemanusiaan tidak boleh diabaikan. Menurut pendapat Hasibuan 2000:118, bahwa pengertian kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang di berikan kepada perusahaan. Pada dasarnya kompensasi merupakan masalah yang sangat penting bagi setiap organisasi maupun perusahaan, karena kompensasi merupakan masalah yang komplek serta penuh dengan dinamika. Nitisemito 1996:90, menjelaskan kompensasi pada dasarnya adalah sebagai balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan yang dapat dinilai dengan uang dan mempunyai kecendrungan diberikan secara tetap. Sedangkan Atmojo 1991:143, menyebutkan kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mareka. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kompensasi atau upah merupakan pengganti atau jasa yang telah diserahkan oleh pekerja kepada pihak lain atau majikan, dimana wujud upah bermacam-macam dan tujuannya untuk kepuasan para karyawan atas jerih payahnya. Masalah kompensasi bukan hanya Taufik: Analisis Kualitas sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan kinerja Pemerintah kota Lhokseumawe Studi kasus Pada Badan Perencanaan Pembangunan daerah kota Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008 sebagai faktor pendorong bagi seseorang untuk menjadi karyawan, tetapi dapat juga mempengaruhi kepuasan karyawan sehingga dapat menompang tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Bagi karyawan sendiri kompensasi pada prinsipnya tidak hanya merupakan balas jasa atas pekerjaan atau karya-karyanya, tetapi juga merupakan nilai atau karya mareka diantara karyawan itu sendiri, keluarga dan masyarakat. Demikian juga tingkat pendapatan karyawan akan menentukan skala kehidupannya dan pendapatan relatif mareka menunjukkan status, martabat dan harga diri. Kompensasi juga sangat penting bagi karyawan itu sendiri, karena besarnya kompensasi merupakan pencerminan atau ukuran nilai pekerjaan karyawan itu sendiri. Besar kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi prestasi kerja, motivasi, dan kepuasan kerja karyawan. Apabila kompensasi diberikan secara tepat dan benar para karyawan akan memperoleh kepuasan kerja dan termotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Akan tetapi bila kompensasi itu diberikan tidak memadai atau kurang tepat, maka prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan akan menurun. Kompensasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dalam meningkatkan pendapatannya, oleh karena alasan itulah bagi perusahaan harus sangat memperhatikan masalah pemberian kompensasi, dimana kompensasi atau upah diberikan secara benar agar karyawan merasa puas dan termotivasi untuk mencapai sasaran perusahaan. Taufik: Analisis Kualitas sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan kinerja Pemerintah kota Lhokseumawe Studi kasus Pada Badan Perencanaan Pembangunan daerah kota Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008

a. Tujuan dan sasaran dalam pemberian kompensasi

Pemberian kompensasi dalam suatu organisasi harus diatur sedemikian rupa sehingga merupakan sistem yang baik dalam organisasi. Atmojo 1991:144, menyebutkan tujuan pemberian kompensasi adalah sebagai berikut : 1. Menghargai prestasi kerja Dengan pemberian kompensasi yang memadai adalah suatu penghargaan organisasi terhadap prestasi kerja para karyawan, yang selanjutnya akan mendorong prilaku-prilaku atau performance karyawan sesuai yang di inginkan organisasi. 2. Menjamin keadilan Dengan adanya sistem kompensasi yang baik akan menjamin terjadinya keadilan diantara karyawan dalam organisasi masing-masing karyawan akan memperoleh imbalan yang sesuai dengan tugas, fungsi, jabatan, dan prestasi kerjanya. 3. Mempertahankan karyawan Dengan sistem kompensasi yang baik, para karyawan akan betah atau bertahan bekerja pada organisasi itu dan mencegah keluarnya karyawan. 4. Memperoleh karyawan yang bermutu Dengan sistem kompensasi yang baik akan menarik lebih banyak calon karyawan. Dengan banyaknya pelamar atau calon karyawan akan lebih banyak peluang untuk memilih karyawan yang bermutu tinggi. Taufik: Analisis Kualitas sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan kinerja Pemerintah kota Lhokseumawe Studi kasus Pada Badan Perencanaan Pembangunan daerah kota Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008 5. Pengendalian biaya Dengan sistem pemberian kompensasi yang baik akan mengurangi seringnya melakukan rekrutmen. Sebagai akibat dari makin seringnya karyawan yang keluar mencari pekerjaan yang menguntungkan. Hal ini berarti penghematan biaya untuk rekrutmen dan seleksi calon karyawan baru. 6. Memenuhi peraturan-peraturan Sistem administrasi kompensasi yang baik merupakan tuntutan dari pemerintah hukum. Suatu organisasi yang baik di tuntut adanya sistem administrasi kompensasi yang baik pula. Sementara itu menurut Hasibuan 2000:121, tujuan pemberian kompensasi adalah sebagai ikatan kerja sama, kepuasan kerja, pengadaan efektif, motivasi, stabilitas karyawan, disiplin, serta pengaruh serikat buruh dan pemerintah. 1. Ikatan kerja sama Dengan pemberian kompensasi terjalinlah kerja sama formal antara majikan dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugas dengan baik, sedangkan pengusaha majikan wajib membayar kompensasi sesuai dengan perjanjian yang disepakati. 2. Kepuasan kerja Dengan balas jasa karyawan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik, status sosial, dan egoitik sehingga memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya. 3. Pengadaan efektif Taufik: Analisis Kualitas sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan kinerja Pemerintah kota Lhokseumawe Studi kasus Pada Badan Perencanaan Pembangunan daerah kota Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008 Jika program kompensasi di tetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah 4. Motivasi Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi bawahannya. 5. Stabilitas karyawan Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal konsistensi yang kompetatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turn over pindah kerja relatif kecil. 6. Disiplin Dengan pemberian kompensasi yang cukup besar maka disiplin karyawan semakin baik, karena akan menyadari serta mentaati peraturan-peraturan yang berlaku. 7. Pengaruh serikat buruh Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaanya. 8 .Pengaruh pemerintah Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang perburuhan yang berlaku maka intervensi pemerintah dapat dihindarkan. Pemberian kompensasi hendaknya memberikan kepuasan kepada semua pihak, karyawan dapat memenuhi kebutuhannya, pengusaha mendapat laba, peraturan Taufik: Analisis Kualitas sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan kinerja Pemerintah kota Lhokseumawe Studi kasus Pada Badan Perencanaan Pembangunan daerah kota Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008 pemerintah harus ditaati, dan konsumen mendapat barang yang baik dan harga yang pantas. Dengan terciptanya hal tersebut di atas, maka merupakan keberuntungan bagi perusahaan untuk mencapai hasil sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya, oleh karena itu pimpinan harus dapat memberikan kompensasi yang sesuai dan layak, bagi karyawannya. Adapun yang menjadi sasaran dalam pemberian kompensasi bagi para karyawan yang telah bekerja membanting tulang, menghabiskan tenaga, waktu dan pikirannya untuk perusahaan menurut Saydam 2000:241 antara lain : 1. Untuk menjamin sumber naskah karyawan beserta keluarganya. 2. Meningkatkan prestasi kerja para karyawan dan disiplin kerja. 3. Meningkatkan harga diri para karyawan. 4. Mempererat hubungan kerja antara karyawan dan perusahaan. 5. Mencegah karyawan meninggalkan perusahaan. 6. Perusahaan dapat mengefisienkan tenaga karyawan yang potensial. 7. Mempermudah perusahaan mencapai tujuan. 8. Melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 9. Perusahaan dapat memanfaatkan teknologi maju.

b. Pertimbangan-pertimbangan dalam pemberian kompensasi

Pemberian serta keputusan perusahaan untuk tingkat kompensasi bagi karyawan, ada hal-hal yang perlu dipertimbangkan. Pertimbangan pemberian kompensasi ini harus didasarkan kepada alasan yang logis, sehingga akan dapat Taufik: Analisis Kualitas sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan kinerja Pemerintah kota Lhokseumawe Studi kasus Pada Badan Perencanaan Pembangunan daerah kota Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008 menciptakan kepuasan kerja bagi karyawan. Konsep pemberian kompensasi yang layak serta adil bagi karyawan perusahaan, akan dapat menciptakan suasana kerja yang menyenangkan serta dapat menimbulkan motivasi kerja yang tinggi bagi karyawan. Sistem pemberian kompensasi oleh organisasi kepada karyawannya di pengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor ini merupakan tantangan setiap organisasi untuk menentukan kebijaksanaan kompensasi untuk karyawannya, untuk itu Nasution 2000:161, mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemberian kompensasi adalah : 1. Berat ringannya suatu pekerjaan Untuk pekerjaan yang mengandung resiko yang tinggi pemberian kompensasi akan lebih tinggi dari pada pekerjaan yang tidak mengandung resiko tinggi. 2. Kemampuan kerja dari karyawan tersebut Kemampuan kerja seseorang harus di hargai dengan memberikan kompensasi yang memadai dengan kemampuan karyawan. 3. Jabatan atau pangkat Salah satu pertimbangan bahwa makin tinggi jabatan seseorang dalam perusahaan akan makin besar kompensasi yang diterima. 4. Pendidikan Taufik: Analisis Kualitas sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan kinerja Pemerintah kota Lhokseumawe Studi kasus Pada Badan Perencanaan Pembangunan daerah kota Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008 Dalam pemberian kompensasi tentu masalah pendidikan menjadi pertimbangan, pemberian kompensasi sesuai dengan pendidikan karyawan yang bersangkutan maksudnya untuk menuju prestasi. 5. Lamanya bekerja Makin lama karyawan bekerja tentu akan mengharapkan kompensasi yang meningkat sesuai lamanya karyawan bekerja. 6. Kemampuan perusahaan Pemberian kompensasi juga sangat dipengaruhi kemampuan perusahaan dalam hal keuangan. Perusahaan besar akan memberikan kompensasi pada karyawan relatif lebih besar di banding dengan perusahaan menengah. Menurut Martoyo 2000:127, maka dapatlah dikemukakan faktor- faktor yang dapat mempengaruhi perumusan penetapan kompensasi antara lain adalah : 1. Kebenaran dan keadilan Hal ini mengandung pengertian bahwa pemberian kompensasi kepada masing- masing karyawan atau kelompok karyawan harus sesuai dengan kemampuan, kecakapan, pendidikan, dan jasa yang telah ditunjukkan kepada organisasi. 2. Dana organisasi Kemampuan organisasi untuk dapat melaksanakan kompensasi baik berupa ”finansial” maupun ”non finansial” amat tergantung kepada dana yang terhimpun untuk keperluan tersebut. Taufik: Analisis Kualitas sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan kinerja Pemerintah kota Lhokseumawe Studi kasus Pada Badan Perencanaan Pembangunan daerah kota Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008 3. Serikat karyawan Para karyawan yang bergabung dalam suatu serikat karyawan dapat juga mempengaruhi pelaksanaan atau pun penetapan kompensasi dalam organisasi, sebab suatu Serikat Karyawan dapat merupakan ”simbol kekuatan” karyawan dalam menuntut perbaikan nasib. 4. Produktifitas kerja Produktifitas kerja karyawan merupakan faktor yang mempengaruhi penilaian atas prestasi kerja karyawan, sedangkan prestasi kerja karyawan merupakan faktor yang di perhitungkan dalam penetapan kompensasi. 5. Biaya hidup Penyesuaian besarnya kompensasi, terutama yang berupa gaji upah, dengan biaya hidup karyawan beserta keluarganya sehari-hari, harus mendapatkan perhatian pimpinan organisasi perusahaan. 6. Pemerintah Fungsi pemerintah untuk melindungi warganya dari tindak sewenang-wenang majikan pimpinan organisasi ataupun perusahaan, dalam pemberian balas jasa karyawan, jelas berpengaruh terhadap penetapan kompensasi. Dari pernyataan di atas jelas bahwa didalam pemberian kompensasi yang berfariasi dalam perusahaan secara adil dan layak dilakukan bila syarat-syarat yang ditentukan sesuai dengan metode yang ditetapkan. Taufik: Analisis Kualitas sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan kinerja Pemerintah kota Lhokseumawe Studi kasus Pada Badan Perencanaan Pembangunan daerah kota Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008 Pada Pegawai negeri sipil, Mengenai Kompensasi secara umum diatur dalam pasal 7 Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tantang perubahan atas Undang- undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian mengenai hak yaitu: 1. Setiap Pegawai Negeri berhak memperoleh gaji yang adil dan layak sesuai dengan beban pekerjaan dan tanggung jawab. 2. Gaji yang diterima oleh seorang Pegawai Negeri Sipil harus mampu memacu produktifitas dan menjamin kesejahteraannya. 3. Gaji Pegawai Negeri Sipil yang adil dan layak sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Selain dari gaji tersebut diatas kompensasi lain yang diterima oleh Pegawai Negeri Sipil adalah tunjangan, program pensiun, asuransi kesehatan, pendidikan, perumahan, isentif serta biaya-biaya lainnya sesuai dengan peraturan dan ketetapan pemerintah.

2. 4. 4. Pengertian Promosi Pegawai