Pada ayat 1 dikatakan, apabila pembuktian di atas tidak ada lagi, maka pembukuan hak dapat dilakukan dengan kenyataan penguasaan fisik
bidang tanah yang bersangkutan selama 20 tahun atau lebih berturut-turut oleh pemohon pendaftaran dengan syarat:
1. Penguasaan tersebut dilakukan dengan itikad baik dan secara terbuka oleh yang bersangkutan sebagai yang berhak atas tanah serta diperkuat oleh
kesaksian orang yang dapat dipercaya. 2. Penguasaan tersebut baik sebelum maupun selama pengumuman tidak
dipermasalahkan oleh masyarakat hukum adat atau desa kelurahan yang bersangkutan.
Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah diharapkan permasalahan tentang informasi mengenai
pertanahan dapat dihindarkan kekurangan atau tidak adanya informasi pertanahan berakibat tidak jelasnya status kepemilikan hak-hak atas tanah
yang ada, dan konsekuensi lebih lanjut bisa saja pemerintah salah dalam memberi keputusan.
I. Risalah Lelang
1. Pengertian Risalah Lelang dan Dasar Hukumnya
Risalah Lelang adalah Berita Acara Lelang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 Vendu Reglement yang bentuknya dapat diatur dalam Pasal
Alvina Masitah : Pelaksanaan Pendaftaran Peralihan Hak Atas Jaminan Hutang Yang Dieksekusi Lelang Berdasarkan Risalah Lelang Pada Kantor Pertanahan Kota Medan Studi Kasus Pada KP2LN Medan, 2007
USU Repository © 2008
37, 38 dan 39 Vendu Reglement. Pada Pasal 35 Vendu Reglement dinyatakan bahwa: “Dari tiap-tiap penjualan umum yang dilakukan oleh Pejabat Lelang
atau kuasanya, selama penjualan, untuk tiap-tiap hari pelelangan atau penjualan harus dibuat berita acara tersendiri”.
Risalah lelang sebagai akta otentik, hal ini dapat dilihat bahwa untuk dapat dikategorikan sebagai akta otentik, maka harus dipenuhi persyaratan
formal sebagaimana yang diatur pada Pasal 1868 jo Pasal 1870 KUH Perdata.
42
Pasal 1868 KUH Perdata menyebutkan: “Suatu akta otentik ialah suatu akta yang di dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang, dibuat oleh
atau di hadapan pegawai-pegawai umum yang berkuasa untuk itu di tempat di mana akta dibuatnya.”
Pasal 1870 KUH Perdata menyebutkan: “Suatu akta otentik memberikan di antara para pihak beserta ahli waris-ahli warisnya atau orang-
orang yang mendapat hak dari mereka, suatu bukti yang sempurna tentang apa yang dimuat di dalamnya.”
42
Pasal 1868 KUH Perdata menyebutkan bahwa: “Suatu akta otentik adalah akta yang dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang atau di hadapan Pejabat Umum yang berwenang
untuk itu ditempat akta dibuat”. Selanjutnya dalam Pasal 1870 KUH Perdata menyebutkan bahwa: “Suatu akta otentik memberikan di antara para pihak beserta ahli warisnya atau orang-orang yang
mendapat hak dari pada mereka suatu bukti yang sempurna tentang apa yang dimuat di dalamnya”.
Alvina Masitah : Pelaksanaan Pendaftaran Peralihan Hak Atas Jaminan Hutang Yang Dieksekusi Lelang Berdasarkan Risalah Lelang Pada Kantor Pertanahan Kota Medan Studi Kasus Pada KP2LN Medan, 2007
USU Repository © 2008
Mengenai risalah lelang diatur dalam Vendu Reglement Staatsblad 1908 No. 189 sebagaimana telah diubah dengan Staatsblad 940 No.56 Pasal
35 sampai dengan Pasal 42. Kemudian ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 304KMK.012002 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Lelang, bahwa Risalah Lelang adalah berita acara pelaksanaan lelang yang dibuat oleh Pejabat Lelang yang mempunyai
kekuatan pembuktian yang sempurna bagi para pihak. Jika menghubungkan kekuatan pembuktian risalah lelang dengan
tanggung jawab pejabat lelang, maka pejabat lelang bertanggung jawab atas keotentikan risalah lelang karena itu dengan:
1 Risalah Lelang
mempunyai kekuatan pembuktian lahiriah.
Risalah lelang sebagai akta otentik mempunyai kekuatan pembuktian lahiriah. Hal ini dapat dilihat dari unsur-unsur akta otentik sebagaimana
diatur dalam Pasal 1868 KUH Perdata. Pasal 1868 KUH Perdata menentukan bahwa “suatu akta otentik ialah suatu akta yang didalam
bentuk yang ditentukan oleh undang-undang, dibuat oleh atau di hadapan pegawai-pegawai umum yang berkuasa untuk itu di tempat dimana akta
dibuatnya”. Dalam ketentuan Pasal 1868 KUH Perdata, maka Risalah Lelang memiliki ketiga unsur dari akta otentik sebagaimana dalam pasal
Alvina Masitah : Pelaksanaan Pendaftaran Peralihan Hak Atas Jaminan Hutang Yang Dieksekusi Lelang Berdasarkan Risalah Lelang Pada Kantor Pertanahan Kota Medan Studi Kasus Pada KP2LN Medan, 2007
USU Repository © 2008
tersebut. Risalah Lelang diatur dalam Pasal 37, 38 dan Pasal 39 Vendu Reglement dan dibuat di hadapan pejabat lelang selaku pejabat umum
sesuai Pasal 1a Vendu Reglement. Dan Risalah Lelang juga harus dibuat oleh Pejabat Lelang yang berwenang di wilayah hukumnya sesuai Pasal 7
Vendu Reglement. Sehingga dengan demikian Pejabat Lelang bertanggung jawab dalam membuat Risalah Lelang sesuai dengan bentuk Risalah
Lelang yang diatur dalam Pasal 37, Pasal 38 dan Pasal 39 Vendu Reglement.
2 Risalah Lelang mempunyai kekuatan pembuktian formal Formale bewijskracht.
Dengan Risalah Lelang telah memberikan kekuatan pembuktian formal, maka pejabat lelang bertanggung jawab untuk membuat Risalah Lelang
yang terjamin kebenarankepastian, tanggal lelang, tanda tangan para pihak dalam risalah lelang, identitas dari orang-orang yang hadir dalam
pelaksanaan lelang, yaitu penjual, calon peminatpembeli lelang. Demikian pula tempat dilaksanakan lelang.
3 Risalah Lelang mempunyai kekuatan pembuktian materil Materiele bewijskract
Alvina Masitah : Pelaksanaan Pendaftaran Peralihan Hak Atas Jaminan Hutang Yang Dieksekusi Lelang Berdasarkan Risalah Lelang Pada Kantor Pertanahan Kota Medan Studi Kasus Pada KP2LN Medan, 2007
USU Repository © 2008
Keterangan yang dimuat dalam risalah lelang berlaku sebagai yang benar, sehingga jika digunakan sebagai bukti di muka pengadilan dianggap
cukup dan hakim tidak diperkenankan untuk meminta tanda bukti lainnya. Dengan demikian risalah lelang adalah merupakan akta otentik,
karena: 1
Dibuat oleh pejabat yang berwenang yaitu Pejabat Lelang 2
Dengan bentuk akta yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu: Pasal 35 Vendu Reglement dan
ketentuan pasal yang tercantum dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 304KMK.012002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang.
3 Dibuat oleh Pejabat Lelang yang berwenang di wilayah hukumnya.
Istilah Risalah Lelang sinonim dengan istilah Berita Acara, dan merupakan terjemahan langsung dari istilah “Process Verbal” dalam bahasa
Belanda. Dalam menterjemahkan istilah process verbal sendiri hingga saat ini belum ada kata yang tepat mengenai istilah Indonesianya, dalam
menggambarkan isi process verbal tersebut. Eksistensi penggunaan istilah-istilah ini dalam praktek sampai saat ini
tidak terdapat keseragaman di antara para pemakai, baik oleh instansi-instansi pemerintah maupun swasta. Ada yang tetap menggunakan istilah process
verbal baik dengan mengubah cara penulisannya, dan disesuaikan dengan
Alvina Masitah : Pelaksanaan Pendaftaran Peralihan Hak Atas Jaminan Hutang Yang Dieksekusi Lelang Berdasarkan Risalah Lelang Pada Kantor Pertanahan Kota Medan Studi Kasus Pada KP2LN Medan, 2007
USU Repository © 2008
ejaan bahasa Indonesia yakni “proses verbal”, ada yang menggunakan terjemahannya dengan surat sengketa, surat pemeriksaan perkara, berita acara
lelang dan risalah lelang. Penafsiran secara gramatikal, interprestasi Risalah Lelang
adalah memori penjelasan tertulis tentang sesuatu hal tertentu,
43
dan dalam pengertian lain disebutkan bahwa risalah lelang merupakan akta otentik dan mempunyai kekuatan pembuktian yang
sempurna.
44
Dalam setiap pelaksanaan lelang harus dilakukan di hadapan Pejabat Lelang dan dibuatkan berita acara yang disebut Risalah Lelang. “Risalah
Lelang merupakan akte otentik dan mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna”.
45
Pasal 41 ayat 1 Peraturan Pemeritah No.24 Tahun 1997, menyatakan bahwa peralihan hak atas tanah berdasarkan lelang hanya dapat didaftarkan
jika dibuktikan dengan kutipan risalah lelang yang dibuat oleh Pejabat Lelang. Risalah Lelang tersebut mempunyai kedudukan yang sama dengan
Akta Jual Beli yang dibuat oleh PPAT.
43
Subekti Tjitrosudibyo, Kamus Hukum, Pradnya Paramita, Jakarta, 1973, hlm. 68-69.
44
S. Mantayborbir dan Iman Jauhari, Hukum Lelang Negara di Indonesia, Pustaka Bangsa Press, Jakarta, 2003, hlm. 13
45
S. Mantayborbir, Iman Jauhari, op. cit, hlm. 13
Alvina Masitah : Pelaksanaan Pendaftaran Peralihan Hak Atas Jaminan Hutang Yang Dieksekusi Lelang Berdasarkan Risalah Lelang Pada Kantor Pertanahan Kota Medan Studi Kasus Pada KP2LN Medan, 2007
USU Repository © 2008
2. Bentuk dan Susunan Risalah Lelang