yang cukup tinggi, sehingga dengan mudah dapat dijual atau diuangkan untuk melunasi hutang nasabah debitur.
19
Dengan pertimbangan tersebut, maka kenyataannya krediturbank saat ini hanya menerima barang jaminan yang secara umum dapat memenuhi
syarat yang telah ditentukan oleh krediturbank.
20
Barang jaminan tidak selalu milik nasabah debitur, akan tetapi peraturan perundang-undangan juga memperbolehkan barang milik pihak
ketiga, asalkan pihak yang bersangkutan merelakan barangnya untuk dipergunakan sebagai jaminan hutang nasabah debitur.
21
2. Jenis-Jenis Jaminan Hutang
Pada dasarnya jenis-jenis jaminan hutang dalam kredit, terdiri dari: jaminan perorangan dan jaminan kebendaan.
a. Jaminan perorangan
Jaminan perorangan
personal guarante adalah jaminan berupa pernyataan kesanggupan yang diberikan oleh seseorang pihak ketiga, guna
19
John Salindeho, Sistem Jaminan Kredit Dalam Era Pembangunan Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 1994, hlm. 5. “Suatu cara pengoperan hak milik dari pemiliknya nasabah debitur,
berdasarkan adanya suatu perjanjian pokok perjanjian hutang piutang kepada kreditur, akan tetapi yang diserahkan hanya haknya saja secara yuridis levering dan hanya dimiliki oleh kreditur secara
kepercayaan saja sebagai jaminan hutang nasabah debitur, sedangkan barangnya tetap dikuasai oleh nasabah debitur, tetapi bukan lagi sebagai eigenaar maupun berzitter, melainkan hanya sebagai
detentor atau honder untuk atas nama kreditur – eigenaar”.
20
Hasanuddin Rahman, 1998, Op.Cit, hlm. 163-164.
21
S. Mantayborbir, Sistem Hukum Pengurusan Piutang Negara, Pustaka Bangsa Press, Jakarta, 2004, hlm. 263
Alvina Masitah : Pelaksanaan Pendaftaran Peralihan Hak Atas Jaminan Hutang Yang Dieksekusi Lelang Berdasarkan Risalah Lelang Pada Kantor Pertanahan Kota Medan Studi Kasus Pada KP2LN Medan, 2007
USU Repository © 2008
menjamin pemenuhan kewajiban nasabah debitur kepada pihak krediturbank, apabila nasabah debitur yang bersangkutan cidera janji wanprestasi.
Bahkan saat ini bukan saja jaminan perorangan, tetapi kreditur bank sudah sering menerima jaminan serupa yang diberikan oleh perusahaan yang
dikenal dengan istilah “corporate guarantee. Jaminan semacam ini pada dasarnya penanggungan hutang yang diatur dalam KUH Perdata pada Pasal
1820 sampai dengan Pasal 1850 termasuk Pasal 1316 KUH Perdata. Pasal 1820 KUH Perdata memberikan pengertian penanggungan
hutang sebagai suatu persetujuan dengan mana seorang pihak ketiga, guna kepentingan berpiutang, mengikatkan diri untuk memenuhi perikatannya
berhutang, apabila orang ini sendiri tidak memenuhi kewajibannya. Dari pengertian tersebut dapatlah ditemukan unsur-unsur dalam suatu
penanggungan hutang, yaitu: 1
Adanya hubungan hutang piutang antara berhutang dengan berpiutang;
2 Disepakatinya persetujuan penanggungan hutang dengan masuknya pihak ketiga penanggung dalam hubungan hukum tersebut di atas;
3 Masuknya pihak ketiga yang dinyatakan dalam suatu persetujuan yang berisi kesanggupan penanggung untuk memenuhi perikatan nasabah
debitur jika melakukan wanprestasi.
22
Untuk kepentingan krediturbank, apabila penanggungan hutang ini akan diterima sebagai jaminan atas kredit yang akan diberikannya, maka
22
Hasanuddin Rahman, Aspek-Aspek Hukum Pemberian Kredit Perbankan di Indonesia panduan dasar: Legal Officer, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.1998, hlm. 163 – 164.
Alvina Masitah : Pelaksanaan Pendaftaran Peralihan Hak Atas Jaminan Hutang Yang Dieksekusi Lelang Berdasarkan Risalah Lelang Pada Kantor Pertanahan Kota Medan Studi Kasus Pada KP2LN Medan, 2007
USU Repository © 2008
Legal Officer, harus memperhatikan hal-hal tersebut di bawah ini: perjanjian penanggungan hutang adalah perjanjian acessoir artinya harus ada perjanjian
hutang piutang yang diikutinya. Sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 1821 ayat 1 KUH Perdata, yang menegaskan bahwa tiada penanggungan jika
tidak ada perikatan pokok yang sah. Dan hal ini sekaligus berarti, kualitas dari perjanjian hutang piutang haruslah benar-benar sempurna tanpa cacat
hukum, karena cacatnya perjanjian hutang piutang akan berpengaruh terhadap cacatnya pula penanggulangan hutang sebagai perjanjian accessoir.
23
Apabila penanggungan hutang tersebut adalah Personal Guarantee, atau dengan kata lain penanggungan hutang guarantor adalah perorangan,
maka diperlukan persetujuan isteri atau persetujuan suami dalam melakukan perjanjian penanggungan hutang tersebut. Filosofinya terletak pada Pasal
1826 KUH Perdata yang menyebutkan bahwa perikatan-perikatan para penanggung berpindah kepada ahli warisnya. Apabila penanggungan hutang
tersebut adalah corporate guarantee, atau dengan kata lain penanggung hutang guarantornya adalah perusahaan biasanya Perseroan Terbatas,
maka yang pertama-tama harus diperhatikan adalah anggaran dasarakta pendirian perseroan, tentang siapa-siapa yang harus bertindak mewakili
perseroan tersebut.
23
J. Satrio, Hukum Perikatan, Perikatan Pada Umumnya, Alumni, Bandung, 1999, hlm. 333.
Alvina Masitah : Pelaksanaan Pendaftaran Peralihan Hak Atas Jaminan Hutang Yang Dieksekusi Lelang Berdasarkan Risalah Lelang Pada Kantor Pertanahan Kota Medan Studi Kasus Pada KP2LN Medan, 2007
USU Repository © 2008
Dalam perjanjian penanggungan hutang, hendaknya dimasukkan ketentuan pasal yang menyebutkan bahwa penanggung hutang guarantor
melepaskan hak-hak istimewanya yang diatur dalam KUH Perdata, sehingga krediturbank dapat juga menagih penanggung tanpa adanya kewajiban
menagih terlebih dahulu yang berhutang nasabahdebitur. Mengenai hal ini, dapat dilihat pada Pasal 1831 KUH Perdata yang menyebutkan bahwa si
penanggung tidaklah diwajibkan membayar kepada si berpiutang, selain jika si berhutang lalai, sedangkan benda-benda si berhutang ini harus lebih dahulu
disita dan dijual untuk melunasi hutangnya. Sedangkan pada Pasal 1832 KUH Perdata antara lain menyebutkan pengecualiannya bahwa si penanggung tidak
dapat menuntut supaya benda-benda si berhutang lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutangnya, apabila ia telah melepaskan hak
istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda si berhutang lebih dahulu disita dan dijual.
24
Nasabah debitur tidak dibenarkan menjadi penanggung hutang guarantor, baik berupa personal guarantee maupun corporate guarantee.
Filosofinya, bahwa nasabah debitur atau orang yang berhutang, secara yuridis formal menjadikan orang yang berhutang, seluruh harta bendanya, baik yang
24
J. Satrio, Hukum Jaminan, Hak-Hak Jaminan Kebendaan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993, hlm. 14. “Hak jaminan baru mempunyai arti penting, kalau kekayaan yang dimiliki
nasabah debitur tidak mencukupi guna melunasi semua hutang-hutangnya, atau dengan perkataan lain kalau pasivanya melebihi aktivanya”.
Alvina Masitah : Pelaksanaan Pendaftaran Peralihan Hak Atas Jaminan Hutang Yang Dieksekusi Lelang Berdasarkan Risalah Lelang Pada Kantor Pertanahan Kota Medan Studi Kasus Pada KP2LN Medan, 2007
USU Repository © 2008
sudah ada maupun yang akan ada di kemudian hari, menjadi jaminan atas hutang-hutangnya Pasal 1131 KUH Perdata.
25
Apabila diadakan tambahan jumlah kredit dan atau perpanjangan masa perjanjian kredithutang piutang, yang dijamin oleh penanggungan hutang,
maka haruslah dengan sepengatahuan dan persetujuan penanggung hutang guarantor yang bersangkutan. Dengan demikian bahwa setiap hutang harus
dijamin oleh guarantor,
26
dan harus diketahui olehnya, sehingga tidak akan ada sangkalan mengenai adanya perubahan atas kredit tersebut, karena
guarantor ikut mengetahui dan menyetujuinya, sehingga setiap perubahan atas perikatan pokoknya, maka secara yuridis formal perjanjian yang
mengikutinya harus pula diubah sesuai dengan perikatan pokoknya. Tidaklah diperbolehkan untuk memperluas penanggungan hutang hingga melebihi
ketentuan yang menjadi syarat sewaktu mengadakannya Pasal 1824 KUH Perdata.
b. Jaminan hutang kebendaan
Jaminan hutang kebendaan adalah jaminan berupa harta kekayaan, baik benda maupun hak kebendaan, yang diberikan dengan cara pemisahan, bagian
dari harta kekayaan baik dari nasabah debitur maupun dari pihak ketiga, guna
25
Ibid, hlm. 166.
26
S.N. Gupta, The Law Relating to Guarantees, Fouth Edition, Universal Law Publishing Co. PVT. LTD., Delhi, 1999, hlm. 317.
Alvina Masitah : Pelaksanaan Pendaftaran Peralihan Hak Atas Jaminan Hutang Yang Dieksekusi Lelang Berdasarkan Risalah Lelang Pada Kantor Pertanahan Kota Medan Studi Kasus Pada KP2LN Medan, 2007
USU Repository © 2008
menjamin pemenuhan kewajiban nasabah debitur kepada pihak krediturbank, apabila nasabah debitur yang bersangkutan cidera janji wanprestasi.
Menurut sifatnya, jaminan kebendaan ini terbagi 2 dua, yaitu
1 jaminan dengan benda berwujud material, dan 2 jaminan dengan benda tak berwujud immaterial. Benda berwujud, dapat berupa benda barang
bergerak dan atau barang tidak bergerak. Sedangkan benda tak berwujud yang lazim diterima oleh krediturbank sebagai jaminan kredit adalah berupa hak
tagih. Barang bergerak yang lazim diterima sebagai jaminan kredit oleh
krediturbank, dapat berupa kendaraan bermotor, logam mulia, stok barang dan sebagainya yang dapat dinilai baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Sedangkan barang tidak bergerak yang lazim diterima sebagai jaminan kredit pada krediturbank, dapat berupa tanah dan bangunan di atasnya, kapal
berukuran 20 meter kubik ke atas dan lain sebagainya termasuk mesin-mesin pabrik yang melekat dengan tanah. Pembagian barang bergerak dan tidak
bergerak tersebut di atas, diatur dalam ketentuan Pasal 508 sampai dengan Pasal 518 KUH Perdata.
27
27
S. Mantayborbir, Iman Jauhari dan Agus Hari Widodo, Hukum Piutang dan Lelang Negara, Pustaka Bangsa Press, Medan, 2002, hlm. 167. Bandingkan dengan pendapat J. Satrio, 1996,
Hukum Perikatan Tentang Hapusnya Perikatan, Bagian 2, Op.Cit, hlm. 18-21 bahwa Hak Jaminan Kebendaan dibagi dua, yaitu a
Hak jaminan kebendaan menurut KUH Perdata, yang telah dikelompokkan dalam hak jaminan khusus terbagi dua, yaitu 1 privelege, 2 yang diperjanjikan juga
terbagi dua, yaitu a yang bersifat hak kebendaan, b yang bukan merupakan hak kebendaan. Sedangkan b hak jaminan kebendaan diluar di dalam KUH Perdata, seperti fiducia, credietverband,
dan oogstverband.
Alvina Masitah : Pelaksanaan Pendaftaran Peralihan Hak Atas Jaminan Hutang Yang Dieksekusi Lelang Berdasarkan Risalah Lelang Pada Kantor Pertanahan Kota Medan Studi Kasus Pada KP2LN Medan, 2007
USU Repository © 2008
3. Hak Tanggungan Sebagai Pengikat Hak Jaminan Hutang