13 Bakteri Escherichia coli umumnya merupakan flora normal saluran
pencernaan tubuh manusia dan hewan. Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang, tidak berkapsul, umumnya mempunyai fimbria dan
bersifat motile. Sel Escherichia coli mempunyai ukuran panjang 2,0-6,0 μm dan
lebar 1,1-1,5 μm, tersusun tunggal, berpasangan dengan flagella peritikus Supardi
dan Sukamto, 1999.
Escherichia coli dapat memproduksi enterotoksin. Organ sasaran enterotoksin Escherichia coli adalah usus kecil dan hasilnya berupa diare sebagai
akibat dari pengeluaran cairan dan elektrolit Tim Mikrobiologi FK Brawijaya, 2003.
Menurut Holt 1988 sistematika dari Escherichia coli adalah sebagai berikut:
Divisi : Schizophyta
Kelas : Schizomycetes
Ordo :Eubacteriales
Suku : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
2.5 Morfologi Bakteri
Berdasarkan morfologinya bakteri dapat dibedakan atas tiga bagian yaitu: a.
Bentuk basil Basil adalah bakteri yang mempunyai bentuk batang atau silinder,
membelah dalam satu bidang, berpasangan ataupun bentuk rantai pendek atau panjang. Bentuk basil dapat dibedakan atas:
14 -
Monobasil yaitu basil yang terlepas satu sama lain dengan kedua ujung tumpul. -
Diplobasil yaitu basil yang bergandeng dua dan kedua ujungnya tumpul. -
Streptobasil yaitu basil yang bergandengan panjang dengan kedua ujung tajam. Adapun contoh bakteri dengan bentuk basil yaitu Eschericia coli, Bacillus
anthracis, Salmonella typhimurium, Shigella dysentriae Pelczar, dkk.,1986. b.
Bentuk kokus Kokus adalah bakteri yang bentuknya seperti bola-bola kecil, ada yang
hidup sendiri dan ada yang berpasang-pasangan. Bentuk kokus ini dapat dibedakan atas:
- Diplokokus yaitu kokus yang bergandeng dua.
- Tetrakokus yaitu kokus yang mengelompok empat.
- Stafilokokus yaitu kokus yang mengelompok dan membentuk anggur.
- Streptokokus yaitu kokus yang bergandengan panjang menyerupai rantai.
- Sarsina yaitu kokus yang mengelompok seperti kubus.
Contoh bakteri dengan bentuk kokus yaitu Staphylococcus aureus, Sarcina luten, Diplococcus pneumoniae, Streptococcus lactis Volk dan Wheeler, 1993.
c. Bentuk spiral
Bakteri dalam bentuk spiral apat dibedakan sebagai berikut: -
Spiral yaitu menyerupai spiral atau lilitan. -
Vibrio yaitu bentuk batang yang melengkung berupa koma. -
Spirochaeta yaitu menyerupai bentuk spiral, bedanya dengan spiral dalam kemampuannya melenturkan dan melengkukkan tubuhnya sambil bergerak.
Contoh: Vibrio cholerae, Spirochaeta palida Volk dan Wheeler, 1993.
2.6 Fase Pertumbuhan Mikroorganisme
15 Ada empat macam fase pertumbuhan mikroorganisme, yaitu fase lag, fase
log fase esksponensial, fase stasioner dan fase kematian. -
Fase lag Fase lag merupakan fase adaptasi, yaitu fase penyesuaian mikroorganisme
pada suatu lingkungan baru. Waktu penyesuaian ini umumnya berlangsung selama 2 jam. Kuman belum berkembang biak dalam fase ini, tetapi aktivitas
metabolismenya sangat tinggi. Fase ini merupakan persiapan untuk fase berikutnya Staf Pengajar FK Universitas
Indonesia, 1993. -
Fase log fase esksponensial Fase ini merupakan fase dimana mikroorganisme tumbuh dan membelah
pada kecepatan maksimum, tergantung pada genetika mikroorganisme, sifat media, dan kondisi pertumbuhan. Sel baru terbentuk dengan laju konstan dan
massa yang bertambah secara eksponensial. Hal yang dapat menghambat laju pertumbuhan adalah bila satu atau lebih nutrisi dalam kultur habis, sehingga hasil
metabolisme yang bersifat racun akan tertimbun dan menghambat pertumbuhan bakteri. Hasil metabolisme bakteri yang bersifat racun dapat menganggu
pewrtumbuhan bakteri Pratiwi, 2008. -
Fase stationer Pada fase ini kuman mulai ada yang mati dan pembelahan pun terhambat
seiring dengan meningkatnya jumlah kuman, meningkat juga jumlah hasil metabolisme yang toksis. Pada suatu saat terjadi jumlah kuman yang hidup tetap
sama Staf Pengajar FK Universitas Indonesia, 1993. -
Fase kematian
16 Pada fase ini jumlah sel yang mati meningkat. Konsentrasi produk
buangan yang bersifat toksis meningkat dan ketersediaan makanan untuk bakteri menurun. Jumlah bakteri yang mati meningkat dengan cepat. Engelkirk, 2010.
2.7 Pengukuran Aktivitas Antibakteri