20 Sebanyak 1 g besi III klorida dilarutkan dalam air suling sampai 100 ml
Depkes RI, 1995.
3.3.7 Pereaksi timbal II asetat 0,4 M
Sebanyak 15,17 g timbal II asetat P dilarutkan dalam air suling bebas CO2 hingga 100 ml Depkes RI, 1995.
3.3.8 Pereaksi asam klorida 2 N
Larutan asam klorida P 7,293 bv Depkes RI, 1995.
3.3.9 Pereaksi natrium hidroksida 2 N
Sebanyak 8,001 g natrium hidroksida ditimbang, kemudian dilarutkan dalam air suling hingga 100 ml Depkes RI, 1995.
3.3.10 Larutan asam sulfat 2 N
Larutan asam sulfat pekat sebanyak 9,8 ml ditambahan air suling sampai 100 ml Depkes RI, 1995.
3.3.11 Larutan kloralhidrat
Sebanyak 50 g kristal kloralhidrat ditimbang lalu dilarutkan dalam 20 ml air suling Depkes RI, 1995.
3.4 Pemeriksaan Karakteristik Simplisia
Pemeriksaan karakteristik simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik, mikroskopik, penetapan kadar air, penetapan kadar sari yang larut dalam air,
penetapan kadar sari yang larut dalam etanol, penetapan kadar abu total dan penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam.
3.4.1 Pemeriksaan makroskopik
21 Pemeriksaan makroskopik dilakukan dengan mengamati bentuk, ukuran,
bau, rasa dan warna dari kulit buah markisa ungu.
3.4.2 Pemeriksaan mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik dilakukan terhadap serbuk simplisia kulit buah markisa ungu. Serbuk simplisia ditaburkan diatas kaca objek yang telah ditetesi
dengan kloralhidrat dan ditutup dengan kaca penutup, kemudian dilihat dibawah mikroskop, kemudian diamati bentuk-bentuk mikroskopis dari simplisia dengan
berbagai pembesaran pada mikroskop.
3.4.3 Penetapan kadar air
Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotropi destilasi toluena. Sebanyak 200 ml toluen dan 2 ml air suling dimasukkan ke dalam labu
alas bulat, dipasang alat penampung dan pendingin, kemudian didestilasi selama 2 jam. Destilasi dihentikan dan dibiarkan dingin selama 30 menit, kemudian volume
air dalam tabung penerima dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Dalam labu yang berisi toluen jenuh tersebut dimasukkan 5 g serbuk simplisia yang telah ditimbang
seksama, dipanaskan hati-hati selama 15 menit, setelah toluen mendidih, kecepatan tetesan diatur lebih kurang 2 tetes tiap detik, hingga sebagian air
tersuling, kemudian naikkan kecepatan penyulingan hingga 4 tetes tiap detik, setelah semua air tersuling, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluen.
Penyulingan dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan mendingin sampai suhu kamar. Setelah air dan toluen memisah sempurna, volume
dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua volume air dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa WHO, 1998.
3.4.4 Penetapan kadar sari yang larut dalam air
22 Sebanyak 5 g serbuk simplisia, dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml
air-kloroform 2,5 ml kloroform dalam air suling sampai 1 liter dalam labu bersumbat sambil dikocok sesekali selama 6 jam pertama, kemudian dibiarkan
selama 18 jam, lalu disaring. Sejumlah 20 ml filtrat pertama diuapkan sampai kering dalam cawan penguap yang berdasar rata yang telah ditara dan sisa
dipanaskan pada suhu 105
o
C sampai diperoleh bobot tetap. Kadar sari yang larut dalam air dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan Depkes RI, 1995.
3.4.5 Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol