Penganiayaan Ringan Penganiayaan Berencana

sakit tidak memerlukan adanya perubahan rupa pada tubuh, melainkan pada tubuh timbul rasa sakit, rasa perih, tidak enak atau penderitaan. Dalam hal penganiayaan biasa dan penganiayaan ringan pada dasarnya percobaan dapat terjadi, dan sudah ada kepentingan hukum yang dibahayakan, tetapi bahaya terhadap suatu kepentingan hukum di sini dipandang oleh pembentuk Undang-Undang tidak sebesar bahaya pada kejahatan lain seperti pembunuhan Pasal 338 atau pencurian Pasal 362. Bahaya yang ditimbulkan merupakan bahaya yang dipandang sebagai bahaya yang belum patut untuk dipidana. Oleh karena itu terhadap percobaan penganiayaan biasa dan ringan tidak diancam pidana oleh Undang-Undang.

2. Penganiayaan Ringan

Kejahatan yang diberi kualifikasi sebagai penganiayaan ringan lichte michandeling oleh Undang-Undang ialah penganiayaan yang dimuat dalam pasal 352, yang rumusannya sebagai berikut: 111 A. Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau larangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencaharian, dipidana 111 R. Soenarto Soerodibroto, KUHP dan KUHAP, cet. 16, Jakarta: Rajawali Pers, 2012 , hlm. 216 sebagai pengaiayaan ringan, dengan pidana penjara paling lama 3 bulan atau pidana denda paling banyak Rp. 4.500 B. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya atau menjadi bawahannya. Penganiayaan bentuk ringan tidak terdapat dalam WvS Belanda. Dengan dibentuknya penganiayaan ringan ke dalam KUHP adalah sebagai perkecualian dari asas Concordantie yang memuat: 1. Mengenai batasan dan ancaman pidana bagi penganiayaan ringan. 2. Alasan pemberat pidana pada penganiayaan ringan. Batasan penganiayaan ringan adalah penganiayaan yang : 1 Bukan berupa penganiayaan berencana 353; 2 Bukan penganiayaan yang dilakukan: a. Terhadap ibu atau bapaknya yang sah, istri atau anaknya; b. Terhadap pegawai negeri yang sedang dan atau karena menjalankan tugasnya yang sah; c. Dengan memasukkan bahan yang berbahaya bagi nyawa atau kesehatan unutk dimakan atau diminum pasal 363; 3. Tidak menimbukan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencaharian. Tiga unsur itulah, di mana unsur kedua dan ketiga terdiri dari beberapa alternatif, yang harus dipenuhi untuk menetapkan suatu penganiayaan sebagai penganiayaan ringan.

3. Penganiayaan Berencana

Pasal 353 mengenai penganiaan berencana merumuskan sebagai berikut: 112 a. Penganiayaan dengan rencana lebih dulu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 tahun; b. Jika perbuatan itu menimbulkan luka-luka berat, yang bersalah dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 tahun; c. Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah dipidana dengan pidana penjara paling lama 9 tahun. Ada tiga macam penganiayaan berencana, yakni : a. Penganiayaan berencana yang tidak berakibat luka berat atau kematian; b. Penganiayaan berencana yang berakibat luka berat; c. Penganiayaan berencana yang berakibat kematian. Kejahatan yang dirumuskan pasal 353 dalam praktik hukum diberi kualifikasi sebagai penganiayaan berencana, oleh sebab terdapatnya unsur 112 Ibid, hlm 217 direncanakan lebih dulu meet voorbedachte rade sebelum perbuatan dilakukan. 113 Direncanakan lebih dulu, adalah bentuk khusus dari kesengajaan opsettelijk dan merupakan alasan pemberat pidana pada penganiayaan yang bersifat subyektif, dan juga terdapat pada pembunuhan berencana. 114

4. Penganiayaan Berat