2.3.2 Perubahan pada Gigi Geligi Akibat Diabetes Melitus
1. Pulpa gigi
Pulpa gigi terdiri dari jaringan penghubung vaskular yang terdapat di dalam dinding dentin yang keras. Perluasan dentin menciptakan suatu lingkungan khusus
bagi pulpa. Kamar pulpa menjadi terbatas oleh pembentukan dentin sampai suatu volume rata-rata 0,024 ml pada gigi permanen orang dewasa. Pembatasan anatomi
penempatan dentin pada pulpa membuat pulpa menjadi suatu organ peredaran terminal, dengan pintu masuk dan keluar yang terbatas bagi foramen apikal dan
aksesori. Ciri-ciri ini membatasi suplai vaskular serta drainase pulpa akan membatasi sirkulasi kolateral.
30
Pada gigi molar pertama mandibula panjang rata-rata giginya adalah 21,9 mm. Atap kamar pulpa gigi molar sering berbentuk empat persegi panjang, bagian dinding
mesial lurus, dinding distal bulat, dan dinding bukal serta lingual berbentuk jajaran genjang. Atap kamar pulpa mempunyai empat tanduk pulpa yaitu, mesiobukal,
mesiolingual, distobukal, dan distolingual. Atap kamar pulpa terletak pada sepertiga servikal mahkota tepat di atas daerah serviks gigi dan dasar terletak pada servikal
akar.
30
Radiografi digunakan dalam mendeteksi pulpa untuk memberikan interpretasi adanya karies yang dapat merusak pulpa. Radiografi juga dapat menunjukkan jumlah,
bagian, bentuk, panjang, lebar pulpa, dan kamar pulpa serta perluasan perusakan periapikal dan tulang alveolar.
30
Pada kamar pulpa terlihat gambaran radiografi sebagai daerah radiolusen karena mengandung bahan noncalcified dan struktur gigi
kurang padat mengelilingi kamar pulpa. Ukuran dan bentuk normal kamar pulpa dan saluran akar berubah seiring bertambahnya usia, adanya anomali perkembangan
tertentu, dan iritasi lokal. Densitas radiografi kamar pulpa dan saluran akar berbeda akibat dari segi ukuran, posisi gigi, dan angulasi radiografi tapi bukan akibat dari
vitalitas gigi. Pengurangan bertahap dalam ukuran dan bentuk kamar pulpa serta saluran ditandai dengan terbentuknya dentin sekunder pada dinding kamar pulpa.
31
Pada pasien yang menderita diabetes melitus sangat rentan terhadap infeksi bakteri. Kerentanan ini disebabkan oleh gangguan peredaran darah umum, dimana
Universitas Sumatera Utara
pembuluh darah rusak akibat akumulasi deposito ateromatosa dalam jaringan pembuluh darah. Pada pulpa gigi yang terbatas atau tidak ada sirkulasi kolateral, akan
lebih rentan berada pada risiko infeksi. Pemeriksaan klinis dan radiografi oleh peneliti telah menunjukan bahwa ada prevalensi yang lebih besar dari lesi periapikal
pada penderita diabetes melitus dibanding non-diabetes melitus.
32
Gambar 9. Keadaan kamar pulpa gigi pada radiografi periapikal
31
2. Karies gigi
Diabetes melitus bisa merupakan faktor predisposisi bagi kenaikan terjadinya jumlah dari karies. Keadaan tersebut dikarenakan pada penderita diabetes melitus
mempunyai aliran cairan darah yang mengandung banyak glukosa yang berperan sebagai substrat kariogenik. Pada penderita diabetes melitus, jumlah air liur
berkurang sehingga makanan mudah melekat pada permukaan gigi dan apabila yang melekat adalah makanan dari golongan karbohidrat bercampur dengan kuman yang
ada pada permukaan gigi dan tidak langsung dibersihkan dapat mengakibatkan keasaman di dalam mulut menurun sehingga dapat mengakibatkan terjadinya lubang
atau karies gigi.
25
Radiografi berguna untuk mendeteksi lesi karies karena proses karies menyebabkan demineralisasi enamel dan dentin. Karies terlihat pada radiografi
sebagai radiolusen.
2,3
Radiografi adalah alat yang digunakan untuk pemeriksaan
Universitas Sumatera Utara
klinis yang menyeluruh untuk mendeteksi karies. Radiografi periapikal sangat berguna untuk menunjukkan semua gigi dan tulang disekitarnya serta berguna untuk
menunjukkan adanya karies, penyakit periodontal, dan penyakit periapikal.
3
Gambar 10. Karies gigi ditinjau dari radiografi periapikal
33
Karies gigi
Universitas Sumatera Utara
2.4 Kerangka Teori