2.3 Kerangka Konseptual
Dividen merupakan bagian dari keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan yang didistribusikan kepada para pemegang sahamnya.. Brigham dan
Houston 2001:66 menyatakan bahwa kebijakan dividen dikatakan sudah optimal apabila kebijakan yang diambil oleh perusahaan dapat menciptakan keseimbangan
di antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang yang akan memaksimalkan harga saham perusahaan. Akan tetapi hal yang juga sangat
penting dalam kebijakan dividen adalah terdapat masalah-masalah lainnya yang berkaitan dan mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan antara lain rasio
aktivitas yang terdiri dari Total Assets Turnover TATO, Fixed Asset Turnover FATO dan Leverage yang terdiri dari Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio
DER. Indikator rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Total
Assets Turnover TATO dan Fixed Asset Turnover FATO. Total Assets Turnover TATO merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas
penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan Syahyunan,2013:94. Sedangkan menurut Syamsuddin 2007:62,
Total Assets Turnover TATO adalah rasio yang digunakan untuk menilai, seberapa jauh kontribusi sejumlah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan di dalam
menghasilkan penjualan. Semakin besar TATO berarti semakin efisien penggunaan seluruh aktiva
perusahaan dalam menunjang kegiatan penjualan. Nilai TATO yang semakin besar menandakan bahwa nilai penjualan perusahaan meningkat serta semakin
besar pula harapan untuk mendapatkan laba yang semakin besar Sartono,2001:78. Dengan laba yang tinggi, maka pembagian dividen juga tinggi.
Dengan demikian dapat dikatakan, jika TATO naik maka besarnya dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham juga naik. Sebaliknya, jika TATO turun
maka besarnya dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham juga akan turun.
Sedangkan Fixed Asset Turnover FATO merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada
aktiva tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam menghasilkan penjualan Syahyunan,2013:94. Sedangkan menurut Brigham dan Houston 2001:83,
fixed asset turnover FATO merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan aktiva tetapnya dalam mendapatkan
penghasilan. Menurut Kasmir 2012:185, kondisi perusahaan sangat tidak menggembirakan jika terjadi penurunan pada rasio ini. Namun, jika rasio ini
tinggi, maka rasio ini semakin baik. Artinya aktiva tetap menciptakan penjualan tinggi. Dengan tingginya FATO, maka akan menghasilkan laba yang tinggi pula.
Laba yang tinggi seharusnya diikuti pembagian dividen yang tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan, jika FATO naik maka besarnya dividen yang dibagikan
kepada para pemegang saham bisa naik. Sebaliknya, jika FATO turun maka besarnya dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham juga bisa turun.
Rasio Leverage biasanya digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain rasio ini
dapat pula digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai
kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas Syahyunan,2013:92.
Perusahaan yang menggunakan utang, akan meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan kepada pemegang saham, dengan dua alasan: 1
karena bunga dapat dikurangkan, maka penggunaan utang mengakibatkan tagihan bunga yang lebih rendah dan menyisakan lebih banyak laba operasi yang tersedia
bagi investor, 2 jika tingkat pengembalian yang diharapkan atas aktiva melebihi suku bunga utang, maka perusahaan pada umumnya dapat menggunakan utang
untuk membeli aktiva, membayar bunga utang, dan kemudian sisanya akan menjadi bonus bagi pemegang saham. Jadi, perusahaan dengan rasio utang yang
relatif tinggi memiliki pengembalian yang lebih tinggi dalam situasi perekonomian normal, tetapi mereka menghadapi risiko kerugian ketika
perekonomian berada dalam masa resesi. Sebaliknya perusahaan dengan rasio utang yang rendah akan mempunyai risiko yang lebih kecil, tetapi mereka juga
memiliki kesempatan untuk meningkatkan pengembalian atas ekuitas. Prospek pengembalian yang tinggi sangat diinginkan oleh investor, tetapi mereka enggan
menghadapi risiko. Oleh karena itu, keputusan penggunaan utang mengharuskan perusahaan untuk menyeimbangkan pengembalian yang lebih tinggi terhadap
kenaikan risiko Brigham dan Houston,2001:86. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat leverage akan semakin tinggi risiko yang dihadapi, serta semakin
besar tingkat return atau penghasilan bagi para pemegang saham Syahyunan,2004:110. Hal ini akan berpengaruh terhadap pembagian dividen
bagi pemegang saham.
Indikator Leverage yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio DER. Debt Ratio adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang atau modal yang berasal dari kreditur Syahyunan,2013:93. Sedangkan Debt to Equity Ratio
DER adalah perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajibannya Syahyunan,2013:93. Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka, dan hasil penelitian
terdahulu, maka dapat dibuat kerangka konseptual yang akan menjadi landasan dan arahan dalam melakukan pengumpulan data serta analisisnya sebagai berikut:
Gambar 2.1 Ker angka Konseptual Sumber : Syahyunan 2013.
Dividend Payout Ratio
Y
Total Assets Turnover TATO
X
1
Debt Ratio
X
3
Debt to Equity Ratio DER
X
4
Fixed Asset Turnover FATO
X
2
2.4 Hipotesis