Pengaruh Rasio Aktivitas dan Leverage Terhadap Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

ISTIQOMAH LUBIS 130521069

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

ABSTRAK

PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio aktivitas yang terdiri dari Total Assets Turnover (TATO), Fixed Asset Turnover (FATO), Leverage yang terdiri dari Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap dividen (Dividend Payout Ratio) baik secara simultan maupun secara parsial pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi yang bersumber dari didasarkan pada kriteria tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah assosiatif kausal yaitu untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara satu variabel dengan variabel yang lain. Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan menunjukkan bahwa variabel Total Assets Turnover (TATO), Fixed Assets Turnover (FATO), Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap Dividen (Dividend Payout Ratio) di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan secara parsial menunjukkan bahwa variabel Total Assets Turnover (TATO) berpengaruh secara positif namun tidak signifikan terhadap Dividen (Dividend Payout Ratio), Fixed Assets Turnover (FATO) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Dividen (Dividend Payout Ratio), variabel Debt Ratio berpengaruh secara negatif namun tidak signifikan terhadap Dividen (Dividend Payout Ratio), dan variabel Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividen (Dividend Payout Ratio) pada Perusahaan anufaktur di Bursa Efek Indonesia. Nilai R Square pada model regresi adalah 0,187, yang berarti bahwa Total Assets Turnover (TATO), Fixed Assets Turnover (FATO), Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER) mempengaruhi Dividend Payout Ratio sebesar 18,7%, dan sisanya 81,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam model penelitian ini. Kata Kunci : Total Assets Turnover (TATO), Fixed Asset Turnover (FATO),

Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER) dan Dividend Payout Ratio.


(3)

ABSTRACT

THE EFFECT OF ACTIVITIES RATIO, AND LEVERAGE ON DIVIDEND IN MANUFACTURING COMPANIES

IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

The aim of study was to analyze the effect of activities ratio consists of Total Assets Turnover (TATO), Fixed Asset Turnover (FATO), Leverage consists of Debt Ratio and Debt to Equity Ratio (DER) on Dividend (Dividend Payout Ratio) in manufacturing companies in Indonesia stock exchange. This study used the secondary data from accordance with the objectives of the study. This study used casual associative design to determine the casual relationship between a variable to another variable. The analytical method used was Multiple Linier Regression. The results showed that Total Assets Turnover (TATO), Fixed Asset Turnover (FATO), Leverage consists of Debt Ratio and Debt to Equity Ratio (DER) simultaneously have a significant effect on Dividend Payout Ratio in manufacturing companies in Indonesia stock exchange. The partial test (t-test) showed that Total Assets Turnover (TATO) has unsignificantly positive effect on Dividend Payout Ratio, Fixed Assets Turnover (FATO) has unsignificantly negative effect on Dividend Payout Ratio, Debt Ratio has unsignificantly negative effect Dividend Payout Ratio, and Debt to Equity Ratio (DER) has significantly positive effect on Dividend Payout Ratio in manufacturing companies in Indonesia stock exchange. The R Square value of this regression model was 0,187, which means that Total Assets Turnover (TATO), Fixed Assets Turnover (FATO), Debt Ratio and Debt to Equity Ratio (DER) affect the Dividend Payout Ratio as much 18,7%, and the remaining 81,3% is explained by other factors not included in this study.

Keywords : Total Assets Turnover (TATO), Fixed Asset Turnover (FATO), Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER) and Dividend Payout Ratio.


(4)

KATA PENGANTAR

Terima kasih diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya berupa pengetahuan, pengalaman, hidayah serta rahmat-Nya, karena atas anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul” Pengaruh Rasio Aktivitas dan Leverage Terhadap Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Sumatera Utara.

Dengan segenap kerendahan hati disampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada Ayahanda tercinta Sofyan Lubis dan Ibunda tersayang Sri Widarti, yang senantiasa ikhlas dalam memberikan cintanya, mencurahkan kasih sayangnya, kesabaranya dalam mendidik dan membimbing dengan baik, serta mengorbankan seluruh jiwa raga dan pikirannya baik dalam doa maupun perbuatan dan juga untuk abang tersayang Rony Armi Lubis serta kakak tersayang Rany Apryanti Lubis, Lily Anggrainy Lubis yang selalu memberikan dukungan dan doanya.

Dalam penulisan proposal ini banyak memperoleh bimbingan, bantuan dan dukungan yang berharga dari berbagai pihak baik secara materil, moril maupun spiritual. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(5)

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, M.E., Ketuan Jurusan Departemen S1 Manajemen Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., Sekretaris Departemen S1 Manajemen Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Endang Sulistya Rini, SE., M.Si, Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si, selaku dosen pembimbing, secara khusus penulis sampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas waktu, tenaga, bimbingan, petunjuk, serta sarana dari awal penulisan skripsi ini hingga penulis dapat menyelesaikannya sebagaimana mestinya.

6. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Pembaca Penilai yang telah menyedikan waktu dan tenaga dalam penyempurnaan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Sumatera Utara Khusunya Departemen S1 Manajemen Ekstensi yang telah memberikan bimbingan dan ilmu selama masa perkuliahan.

8. Seluruh rekan mahasiswa angkatan 2013 grub A yang selalu membantu, menemani dalam penyelesaian skripsi, Khususnya Eva Maria BR Perangin-angin, Kathrina MO Bakara, Titis Audiary Mufliha, Dewi Isfahani Lubis dan Dina Anggraini.

9. Sahabat-sahabat yang selalu mendukung dan memotivasi dalam penyelesaian proposal skripsi ini yaitu Kurnia Syahputra, Kiki Aprilla, Sami Sarani Ritonga, dan Nanda Rizkita.


(6)

Dalam penulisan skripsi ini disadari bahwa skripsi ini masi jauh dari kesempurnaan, baik isi maupun tata bahasanya. Hal ini disebabkan keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Untuk itu dengan segala kerendahan hati diharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan hasil akhir dari skripsi ini di masa yang akan datang. Akhir kata, harapannya adalah semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang memerlukanya.

Medan, Desember 2015 Penulis

ISTIQOMAH LUBIS NIM : 130521069


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 9

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Landasan Teori ... 11

2.1.1 Pengertian Rasio Aktivitas ... 11

2.1.1.1 Jenis-jenis Rasio Aktivitas ... 11

2.1.2 Pengertian Leverage ... 14

2.1.2.1 Jenis-jenis Rasio Leverage ... 15

2.1.3 Pengertian Dividen ... 16

2.1.3.1 Dividend Payout Ratio (DPR) ... 17

2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividen ... 18

2.1.3.3 Teori-terori Dividen ... 19

2.1.3.4 Bentuk-bentuk Kebijakan Dividen ... 20

2.2 Penelitian Terdahulu ... 21

2.3 Kerangka Konseptual ... 30

2.4 Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1 JenisPenelitian ... 35

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

3.3 Batasan Operasional Variabel ... 35

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 36

3.4.1 Variabel Dependen ... 36

3.4.1.1 Dividend Payout Ratio (DPR) ... 36

3.4.2 Variabel Independen ... 36

3.4.2.1 Total Assets Turnover (TATO) ... 37

3.4.2.2 Fixed Asset Turnover (FATO) ... 37

3.4.2.3 Debt Ratio ... 37


(8)

3.5 Populasi dan Sampel ... 39

3.6 Jenis Data ... 41

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 41

3.8 Teknik Analisis Data ... 41

3.8.1 Analisis Desktiptif ... 42

3.8.2 Analisis Statistik ... 42

3.8.3 Pengujian Asumsi Klasik ... 43

3.8.4 Pengujian Hipotesis ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... .. 51

4.1 Gambaran Umum Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia ... 51

4.1.1 Astra Internasional Tbk (ASII) ... 51

4.1.2 Astra Auto Parts Tbk (AUTO) ... 51

4.1.3 Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) ... 52

4.1.4 Ekadharma Internasional Tbk (EKAD) ... 53

4.1.5 Gudang Garam Tbk (GGRM)... 53

4.1.6 Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) ... 54

4.1.7 Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) ... 55

4.1.8 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) ... 55

4.1.9 Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) ... 56

4.1.10 Kalbe Farma Tbk (KLBF) ... 57

4.1.11 Kimia Farma Tbk (KAEF) ... 57

4.1.12 Mandom Indonesia Tbk (TCID) ... 58

4.1.13 Merck Tbk (MERK) ... 59

4.1.14 Selamat Sempurna Tbk (SMSM) ... 59

4.1.15 Semen Indonesia Tbk (SMGR) ... 60

4.1.16 Sepatu Bata Tbk (BATA) ... 61

4.1.17 Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO) ... 61

4.1.18 Unilever Indonesia Tbk (UNVR) ... 62

4.2 Hasil Penelitian ... 63

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 63

4.2.2 Analisis Statistik ... 72

4.2.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 72

4.2.2.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 80

4.2.2.3 Pengujian Hipotesis ... 83

4.3 Pembahasan ... 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 96

5.2 Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ………. 98


(9)

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Halaman

1.1 Total DPR, TATO, FATO, Debt Ratio,dan DER pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2010-2014.. ... 7

2.1 Penelitian Terdahulu ... 26

3.1 Operasionalisasi Variabel... 38

3.2 Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Penarikan Sampel ... 40

3.3 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel ... 40

3.4 Kriteria Pengambilan Keputusan Durbin Watson... 45

4.1 Dividend Payout Ratio (DPR) Tahun 2010-2014 ... 63

4.2 Total Assets Turover Tahun 2010-2014 ... 65

4.3 Fixed Asset Turnover Tahun 2010-2014 ... 67

4.4 Debt Ratio Tahun 2010-2014 ... 69

4.5 Debt to Equity Ratio (DER) Tahun 2010-2014 ... 71

4.6 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 75

4.7 Uji Uji Park ... 77

4.8 Uji Run Test ... 78

4.9 Uji Durbin-Watson (DW) ... 79

4.10 Hasil Uji Multikolonieritas ... 80

4.11 Hasil Regresi Linier Berganda ... 81

4.12 Hasil Uji Simultan (Uji-F) ... 84

4.13 Hasil Uji Parsial (Uji-t) ... 86

4.14 Hubungan Antar Variabel ... 88


(10)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 33

4.1 Histogram ... 73

4.2 Grafik Normal Probability P.Plot ... 74


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Populasi dan Proses Seleksi Sampel ... 101 2 Data Dividend Payout Ratio (DPR) Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014 .... 104 3 Data Total Assets Turnover (TATO) Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014 .... 105 4 Data Fixed Asset Turnover (FATO) Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014 .... 106 5 Data Debt Ratio Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014 ... 107 6 Data Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014 .... 108 7 Data Input SPSS ... 109 8 Hasil Olahan SPSS ... 111


(12)

ABSTRAK

PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio aktivitas yang terdiri dari Total Assets Turnover (TATO), Fixed Asset Turnover (FATO), Leverage yang terdiri dari Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap dividen (Dividend Payout Ratio) baik secara simultan maupun secara parsial pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi yang bersumber dari didasarkan pada kriteria tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah assosiatif kausal yaitu untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara satu variabel dengan variabel yang lain. Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan menunjukkan bahwa variabel Total Assets Turnover (TATO), Fixed Assets Turnover (FATO), Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap Dividen (Dividend Payout Ratio) di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan secara parsial menunjukkan bahwa variabel Total Assets Turnover (TATO) berpengaruh secara positif namun tidak signifikan terhadap Dividen (Dividend Payout Ratio), Fixed Assets Turnover (FATO) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Dividen (Dividend Payout Ratio), variabel Debt Ratio berpengaruh secara negatif namun tidak signifikan terhadap Dividen (Dividend Payout Ratio), dan variabel Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividen (Dividend Payout Ratio) pada Perusahaan anufaktur di Bursa Efek Indonesia. Nilai R Square pada model regresi adalah 0,187, yang berarti bahwa Total Assets Turnover (TATO), Fixed Assets Turnover (FATO), Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER) mempengaruhi Dividend Payout Ratio sebesar 18,7%, dan sisanya 81,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam model penelitian ini. Kata Kunci : Total Assets Turnover (TATO), Fixed Asset Turnover (FATO),

Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER) dan Dividend Payout Ratio.


(13)

ABSTRACT

THE EFFECT OF ACTIVITIES RATIO, AND LEVERAGE ON DIVIDEND IN MANUFACTURING COMPANIES

IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

The aim of study was to analyze the effect of activities ratio consists of Total Assets Turnover (TATO), Fixed Asset Turnover (FATO), Leverage consists of Debt Ratio and Debt to Equity Ratio (DER) on Dividend (Dividend Payout Ratio) in manufacturing companies in Indonesia stock exchange. This study used the secondary data from accordance with the objectives of the study. This study used casual associative design to determine the casual relationship between a variable to another variable. The analytical method used was Multiple Linier Regression. The results showed that Total Assets Turnover (TATO), Fixed Asset Turnover (FATO), Leverage consists of Debt Ratio and Debt to Equity Ratio (DER) simultaneously have a significant effect on Dividend Payout Ratio in manufacturing companies in Indonesia stock exchange. The partial test (t-test) showed that Total Assets Turnover (TATO) has unsignificantly positive effect on Dividend Payout Ratio, Fixed Assets Turnover (FATO) has unsignificantly negative effect on Dividend Payout Ratio, Debt Ratio has unsignificantly negative effect Dividend Payout Ratio, and Debt to Equity Ratio (DER) has significantly positive effect on Dividend Payout Ratio in manufacturing companies in Indonesia stock exchange. The R Square value of this regression model was 0,187, which means that Total Assets Turnover (TATO), Fixed Assets Turnover (FATO), Debt Ratio and Debt to Equity Ratio (DER) affect the Dividend Payout Ratio as much 18,7%, and the remaining 81,3% is explained by other factors not included in this study.

Keywords : Total Assets Turnover (TATO), Fixed Asset Turnover (FATO), Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER) and Dividend Payout Ratio.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai kegiatan operasionalnya agar dapat tumbuh dan berkembang. Selain dana yang berasal dari dalam perusahaan, ada juga sumber pembiayaan yang berasal dari luar, yakni dalam bentuk pinjaman atau hutang dari pihak lain. Selain dari pinjaman, untuk memperoleh tambahan dana untuk kegiatan operasionalnya, beberapa perusahaan yang sudah go public dapat memperolehnya melalui penjualan saham pada investor.

Media yang digunakan perusahaan dalam menjual sahamnya kepada publik adalah pasar modal. Dalam hal ini, pasar modal berfungsi sebagai perantara untuk mempertemukan pemilik modal (investor) dengan pihak-pihak yang membutuhkan dana (emiten). Pasar modal diharapkan dapat memfasilitasi penyaluran dana dari pihak investor sebagai pemilik dana kepada pihak yang membutuhkan dana (emiten).

Pasar modal dapat dijadikan alternatif pendanaan bagi semua sektor perusahaan di Indonesia. Salah satu alternatif pendanaan adalah melalui penerbitan dan penjualan saham. Dengan menerbitkan dan menjual saham di pasar modal, perusahaan memperoleh dana untuk menjalankan kegiatan operasionalnya dan di sisi lain investor yang membeli saham perusahaan tersebut mendapat sejumlah keuntungan atas investasinya di masa yang akan datang.


(15)

Salah satu cara agar para investor tertarik untuk melakukan investasi pada suatu perusahaan adalah dengan meyakinkan para investor bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan baik, salah satunya melalui laporan keuangan. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan perusahaan dapat mengurangi ketidakpastian yang akan terjadi dalam melakukan investasi dan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi.

Investor yang melakukan investasi berharap memperoleh sejumlah keuntungan atas investasinya dalam bentuk dividen. Dividen merupakan bagian dari keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan yang didistribusikan kepada para pemegang sahamnya. Dividen sudah pasti akan menambah pendapatan bagi pemegang saham. Tingkat dividen yang semakin tinggi dibayarkan, berarti semakin sedikit laba yang ditahan dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan. Perusahaan yang ingin menahan sebagian besar dari pendapatannya tetap didalam perusahaan, berarti bagian dari laba yang tersedia untuk pembayaran dividen akan semakin kecil. Dividen dapat dihitung dengan dividend payout ratio. Menurut Syahyunan (2004:86) Dividend Payout Ratio (DPR) menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Semakin tingginya dividend payout ratio (DPR) yang ditetapkan oleh perusahaan, semakin kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali didalam perusahaan yang akan menghambat pertumbuhan perusahaan (Riyanto, 2001:266).

Penentuan kebijakan yang diambil perusahaan untuk menahan laba ataupun membagikan laba dalam bentuk dividen tunai kepada para pemegang saham memiliki pengaruh yang saling bertentangan. Apabila perusahaan


(16)

mengambil kebijakan untuk menahan laba yang diperoleh dalam jumlah yang relatif besar, maka akan berdampak pada berkurangnya jumlah dividen yang dibagikan kepada pemegang saham sehingga kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan akan menurun dan diikuti dengan menurunnya nilai perusahaan. Namun jika perusahaan mengambil kebijakan untuk membagikan dividen kepada pemegang saham dalam jumlah yang relatif besar, maka akan berdampak pada berkurangnya laba ditahan yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan melemahkan posisi finansial perusahaan dan mengurangi kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan peluang investasi dan pertumbuhan di masa mendatang (Brigham dan Houston,2001:66).

Menurut Marlina dan Danica (2009) kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividend payout ratio nya yaitu persentase laba yang dibagikan dalam bentuk dividen tunai artinya besar kecilnya dividend payout ratio akan mempengaruhi keputusan investasi para pemegang saham dan di sisi lain berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan.

Terdapat masalah-masalah yang berkaitan dan mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan antara lain rasio aktivitas yang terdiri dari Total Assets Turnover (TATO), Fixed Asset Turnover (FATO) dan Leverage yang terdiri dari Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER).

Menurut Syahyunan (2013:92), rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui seberapa efektif manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan.


(17)

Indikator rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Total Assets Turnover (TATO) dan Fixed Asset Turnover (FATO). Total Assets Turnover (TATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan (Syahyunan,2013:94).

Semakin besar TATO berarti semakin efisien penggunaan seluruh aktiva perusahaan dalam menunjang kegiatan penjualan. Nilai TATO yang semakin besar menandakan bahwa nilai penjualan perusahaan meningkat serta semakin besar pula harapan untuk mendapatkan laba yang semakin besar (Sartono,2001:78). Dengan laba yang tinggi, maka pembagian dividen juga tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan, jika TATO naik maka besarnya dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham juga akan naik. Sebaliknya, jika TATO turun maka besarnya dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham juga akan turun.

Sedangkan Fixed Asset Turnover (FATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aktiva tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam menghasilkan penjualan (Syahyunan,2013:94). Kondisi perusahaan sangat tidak menggembirakan jika terjadi penurunan pada rasio ini. Namun, jika rasio ini tinggi, maka rasio ini semakin baik. Artinya aktiva tetap menciptakan penjualan tinggi (Kasmir,2012:185). Dengan tingginya FATO, maka akan menghasilkan laba yang tinggi pula. Laba yang tinggi seharusnya diikuti pembagian dividen yang tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan, jika FATO naik maka besarnya dividen yang


(18)

dibagikan kepada para pemegang saham bisa naik. Sebaliknya, jika FATO turun maka besarnya dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham juga bisa turun.

Selain Rasio Aktivitas, faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah tingkat hutang atau Leverage. Rasio Leverage biasanya digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain rasio ini dapat pula digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas (Syahyunan,2013:92).

Apabila perusahaan memiliki rasio utang yang relatif tinggi, maka akan berdampak pada pengembalian yang lebih tinggi. Sebaliknya perusahaan dengan rasio utang yang rendah akan mempunyai risiko yang lebih kecil, tetapi mereka juga memiliki kesempatan untuk meningkatkan pengembalian atas ekuitas. Oleh karena itu, keputusan penggunaan utang mengharuskan perusahaan untuk menyeimbangkan pengembalian yang lebih tinggi terhadap kenaikan risiko (Brigham dan Houston,2001:86). Dengan demikian, semakin tinggi tingkat leverage akan semakin tinggi risiko yang dihadapi, serta semakin besar tingkat return atau penghasilan bagi para pemegang saham (Syahyunan,2004:110). Hal ini akan berpengaruh terhadap pembagian dividen bagi pemegang saham.

Indikator leverage yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER). Debt Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang atau modal yang berasal dari kreditur (Syahyunan,2013:93). Sedangkan Debt to Equity Ratio


(19)

(DER) adalah perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya (Syahyunan,2013:93).

Dalam penelitian ini, mengambil sampel Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Alasannya adalah sektor industri manufaktur diminati oleh para investor karena prospek industri manufaktur di Indonesia pada masa yang akan datang masih cukup baik. Perusahaan Manufaktur terdiri dari tiga sektor, yaitu sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri serta sektor industri barang konsumsi yang sebagian besar dimiliki oleh swasta yang telah go public. Alasan lain yang mendasari pemilihan sampel dalam penelitian ini yaitu untuk membandingkan besarnya dividen yang diperoleh dari masing-masing sektor tersebut.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, terdapat variabel yang dapat mempengaruhi dividen yaitu rasio aktivitas (Total Assets Turnover (TATO) dan Fixed Asset Turnover (FATO)), dan Leverage (Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER)). Data empiris mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut.


(20)

Tabel 1.1

Total DPR, TATO, FATO, Debt Ratio, dan DER Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

No Nama Perusahaan Periode

DPR (%) TATO (%) FATO (%) Debt Ratio (%) DER (%)

1 Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP)

2010 30,02 0,72 6,14 0,14 0,17 2011 29,99 0,76 1,77 0,13 0,15 2012 34,8 0,75 2,11 0,15 0,17 2013 66,13 0,70 1,91 0,14 0,16 2014 94,29 0,69 1,56 0,14 0,17

2 Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

2010 100,02 2,26 3,97 0,53 1,14 2011 100,06 3,88 3,88 0,65 1,85 2012 99,96 2,27 3,92 0,67 2,02 2013 99,93 2,30 4,10 1,21 2,14 2014 44,67 2,00 4,34 0,68 2,11

3

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

(ICBP)

2010 29,06 1,34 2,83 0,29 0,42 2011 49,89 1,27 2,91 0,30 0,42 2012 45,18 1,21 2,74 0,32 0,48 2013 49,79 1,00 2,52 0,38 0,60 2014 49,71 1,20 2,65 0,40 0,66

4 Astra Otoparts Tbk (AUTO)

2010 60,00 1,11 1,84 0,27 0,38 2011 40,00 1,05 1,67 0,32 0,47 2012 29,53 1,03 1,76 0,38 0,62 2013 50,53 0,85 1,15 0,24 0,32 2014 53,08 0,85 1,32 0,30 0,42

Sumber :

Dari Tabel 1.1 terlihat pada Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) yang termasuk dalam sektor dasar & kimia pada tahun 2010 sampai tahun 2014, ketika TATO mengalami penurunan dari 0,72% menjadi 0,69%, berbanding terbalik dengan DPR pada tahun yang sama mengalami kenaikan dari 30,02% menjadi 94,29%. Berdasarkan fenomena tersebut, tidak sesuai dengan teori Sartono (2001:78). Nilai TATO yang semakin besar menandakan bahwa nilai penjualan perusahaan meningkat serta semakin besar pula harapan untuk mendapatkan laba yang semakin besar. Dengan demikian dapat dikatakan, jika TATO naik maka besarnya dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham juga naik.


(21)

Dari Tabel 1.1 terlihat pada Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang termasuk dalam sektor industri barang konsumsi pada tahun 2010 sampai tahun 2014, ketika FATO mengalami kenaikan dari 3,97% menjadi 4,34%, berbanding terbalik dengan DPR pada tahun yang sama mengalami penurunan dari 100,02% menjadi 44,67%. Berdasarkan fenomena tersebut, tidak sesuai dengan teori Kasmir (2012:185). Dimana kondisi perusahaan sangat tidak menggembirakan jika terjadi penurunan pada FATO. Jika FATO turun maka besarnya dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham juga bisa turun.

Dari Tabel 1.1 terlihat pada Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) yang termasuk dalam sektor industri barang konsumsi pada tahun 2010 sampai tahun 2014, ketika Debt Ratio mengalami kenaikan dari 0,29% menjadi 0,40%, sejalan dengan itu, DPR pada tahun yang sama mengalami kenaikan dari 29,06% menjadi 49,71%. Berdasarkan fenomena tersebut, tidak sesuai dengan teori Syahyunan (2004:110). Semakin tinggi tingkat leverage akan semakin tinggi risiko yang dihadapi, serta semakin besar tingkat return atau penghasilan bagi para pemegang saham. Hal ini akan berpengaruh terhadap pembagian dividen bagi pemegang saham.

Selanjutnya dari Tabel 1.1 terlihat pada Astra Otoparts Tbk (AUTO) yang termasuk dalam sektor aneka industri pada tahun 2010 sampai tahun 2014, ketika DER mengalami penurunan dari 0,38% menjadi 0,42%, sejalan dengan itu, DPR pada tahun yang sama mengalami penurunan dari 60,00% menjadi 53,08%. Berdasarkan fenomena tersebut, tidak sesuai dengan teori Syahyunan (2004:110). Semakin tinggi tingkat leverage akan semakin tinggi risiko yang dihadapi, serta


(22)

semakin besar tingkat return atau penghasilan bagi para pemegang saham. Hal ini akan berpengaruh terhadap pembagian dividen bagi pemegang saham.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Rasio Aktivitas dan Leverage Terhadap Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Periode waktu yang di teliti adalah mulai tahun 2010 sampai 2014.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah Total Assets Turnover (TATO), Fixed Asset Turnover (FATO), Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari Total Assets Turnover (TATO), Fixed Asset Turnover (FATO), Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan

Penelitian ini bermanfaat untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.


(23)

2. Bagi investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan kontribusi investor sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi sehubungan dengan tingkat pengembaliannya.

3. Bagi peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan dan pola pikir tentang pengaruh rasio aktivitas dan leverage terhadap dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi dan dasar pengembangan penelitian selanjutnya yang bersifat sejenis.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Rasio Aktivitas

Menurut Syahyunan (2013:92), rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui seberapa efektif manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan. Jika perusahaan memiliki terlalu banyak aktiva, maka biaya modalnya akan menjadi terlalu tinggi, dan akibatnya laba akan menurun. Di sisi lain, jika aktiva terlalu tinggi, maka penjumlahan yang menguntungkan akan hilang (Brigham dan Houston,2001:81).

2.1.1.1 Jenis-jenis Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas yang dapat digunakan manajemen untuk mengambil keputusan terdiri dari beberapa jenis. Penggunaan rasio yang diinginkan sangat tergantung dari keinginan manajemen perusahaan. Artinya lengkap tidaknya rasio aktivitas yang akan digunakan tergantung dari kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai pihak manajemen perusahaan tersebut (Kasmir,2012:175).

Secara umum apabila rasio aktivitas yang ada digunakan, akan mampu memperlihatkan efektivitas perusahaan secara maksimal, jika dibandingkan dengan penggunaan hanya sebagian saja. Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain :


(25)

1. Total Assets Turnover (TATO)

Total Assets Turnover (TATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan (Syahyunan,2013:94). Sedangkan menurut Syamsuddin (2007:62), Total Assets Turnover (TATO) adalah rasio yang digunakan untuk menilai, seberapa jauh kontribusi sejumlah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan di dalam menghasilkan penjualan. Karena total aktiva merupakan gabungan dari aktiva lancar dan aktiva tetap, maka rasio perputaran total aktiva ini sangat dipengaruhi oleh tingkat perputaran setiap elemen aktiva itu sendiri.

Semakin besar TATO berarti semakin efisien penggunaan seluruh aktiva perusahaan dalam menunjang kegiatan penjualan. Nilai TATO yang semakin besar menandakan bahwa nilai penjualan perusahaan meningkat serta semakin besar pula harapan untuk mendapatkan laba yang semakin besar (Sartono,2001:78). Dengan laba yang tinggi, maka pembagian dividen juga tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan, jika TATO naik maka besarnya dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham juga naik. Sebaliknya, jika TATO turun maka besarnya dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham juga akan turun.

Proksi untuk menghitung Total Assets Turnover (Syahyunan,2013:94) adalah :

Total Assest Turnover =

Asset Total


(26)

2. Fixed Asset Turnover (FATO)

Fixed Asset Turnover (FATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aktiva tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam menghasilkan penjualan (Syahyunan,2013:94). Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2001:83), Fixed Asset Turnover (FATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan aktiva tetapnya dalam mendapatkan penghasilan.

Menurut Kasmir (2012:185), Kondisi perusahaan sangat tidak menggembirakan jika terjadi penurunan pada rasio ini. Namun, jika rasio ini tinggi, maka rasio ini semakin baik. Artinya aktiva tetap menciptakan penjualan tinggi (Kasmir,2012:185). Dengan tingginya FATO, maka akan menghasilkan laba yang tinggi pula. Laba yang tinggi seharusnya diikuti pembagian dividen yang tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan, jika FATO naik maka besarnya dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham bisa naik. Sebaliknya, jika FATO turun maka besarnya dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham juga bisa turun.

Proksi untuk menghitung fixed asset turnover (Syahyunan,2013:94) adalah:

Fixed Asset Turnover =

Assets Fixed Net

Sales


(27)

2.1.2 Pengertian Leverage

Rasio Leverage biasanya digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain rasio ini dapat pula digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas (Syahyunan,2013:92).

Menurut Brigham dan Houston (2001:84), pembiayaan dengan utang, memiliki tiga implikasi penting: (1) memperoleh dana melalui utang membuat pemegang saham dapat mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang terbatas, (2) kreditur melihat ekuitas atau dana yang disetor pemilik, untuk memberikan marjin pengaman, sehingga jika pemegang saham hanya memberikan sebagian kecil dari total pembiayaan, maka risiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditur, (3) jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atas investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman dibanding pembayaran bunga, maka pengembalian atas modal pemilik akan lebih besar.

Perusahaan yang menggunakan utang, akan meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan kepada pemegang saham, dengan dua alasan: (1) karena bunga dapat dikurangkan, maka penggunaan utang mengakibatkan tagihan bunga yang lebih rendah dan menyisakan lebih banyak laba operasi yang tersedia bagi investor, (2) jika tingkat pengembalian yang diharapkan atas aktiva melebihi suku bunga utang, maka perusahaan pada umumnya dapat menggunakan utang untuk membeli aktiva, membayar bunga utang, dan kemudian sisanya akan menjadi bonus bagi pemegang saham. Jadi, perusahaan dengan rasio utang yang


(28)

relatif tinggi memiliki pengembalian yang lebih tinggi dalam situasi perekonomian normal, tetapi mereka menghadapi risiko kerugian ketika perekonomian berada dalam masa resesi. Sebaliknya perusahaan dengan rasio utang yang rendah akan mempunyai risiko yang lebih kecil, tetapi mereka juga memiliki kesempatan untuk meningkatkan pengembalian atas ekuitas. Prospek pengembalian yang tinggi sangat diinginkan oleh investor, tetapi mereka enggan menghadapi risiko. Oleh karena itu, keputusan penggunaan utang mengharuskan perusahaan untuk menyeimbangkan pengembalian yang lebih tinggi terhadap kenaikan risiko (Brigham dan Houston,2001:86). Dengan demikian, semakin tinggi tingkat leverage akan semakin tinggi risiko yang dihadapi, serta semakin besar tingkat return atau penghasilan bagi para pemegang saham (Syahyunan,2004:110). Hal ini akan berpengaruh terhadap pembagian dividen bagi pemegang saham.

2.1.2.1 Jenis-jenis Rasio Leverage

Rasio ini bertujuan untuk menganalisa pembelajaran yang dilakukan berupa komposisi hutang dan modal serta kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan beban tetap lainnya. Rasio Leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER).

1. Debt Ratio

Debt Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang atau modal yang berasal dari kreditur (Syahyunan,2013:93).


(29)

Proksi untuk menghitung Debt Ratio (Syahyunan,2013:93) adalah :

Debt Ratio =

Asset Total

s Liabilitie Total

2. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) adalah perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya (Syahyunan,2013:93). Proksi untuk menghitung Debt to Equity Ratio (DER) (Syahyunan,2013:93) adalah:

Debt to Equity Ratio =

Equity Total

s Liabilitie Total

2.1.3 Pengertian Dividen

Riyanto (2001:265) menyatakan bahwa dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham. Menurut Hanafi (2004:361), dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain. Dividen diberikan atas rekomendasi direksi perusahaan untuk mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Dividen yang dapat dibayarkan kepada para pemegang saham memiliki beberapa jenis, tergantung pada posisi dan kemampuan perusahaan bersangkutan. Berikut ini adalah jenis-jenis dividen menurut Warsono (2003:272) :

1. Dividen Tunai (Cash Dividend)

Dividen tunai merupakan jenis dividen yang umum digunakan oleh banyak perusahaan. Dividen tunai diterima oleh pemegang saham biasa melalui cek


(30)

atau terkadang para pemegang saham menginvestasikan kembali dividen yang diperoleh ke dalam saham biasa perusahaan.

2. Dividen Saham (Stock Dividend)

Dividen saham merupakan dividen yang dibagikan oleh perusahaan dalam bentuk lembar saham tambahan dan tidak berbentuk uang tunai.

3. Dividen Kekayaan (Property Dividend)

Property Dividend adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham dalam bentuk asset fisik, asset tersebut biasanya berupa produk yang dihasilkan perusahaan.

Dari berbagai jenis dividen diatas, cash dividend merupakan jenis dividen yang paling umum dan banyak digunakan oleh perusahaan.

Menurut Husnan (2001:316), perusahaan hanya dapat membagikan dividen semakin besar jika perusahaan mampu menghasilkan laba yang semakin besar, jika laba yang dihasilkan besarnya tetap, perusahaan tidak bisa membagikan dividen yang makin besar karena hal ini berarti perusahaan akan membagikan modal sendiri.

2.1.3.1 Dividend Payout Ratio (DPR)

Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan proksi untuk menghitung dividen. Menurut Syahyunan (2004:86) Dividend Payout Ratio (DPR) menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Semakin tingginya dividend payout ratio (DPR) yang ditetapkan oleh perusahaan, semakin kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali


(31)

didalam perusahaan yang akan menghambat pertumbuhan perusahaan (Riyanto, 2001:265).

Adapun proksi untuk menghitung dividend payout ratio (DPR) (Syahyunan,2004:86) ini adalah :

Dividend Payout Ratio =

share per Earning

share per Dividend

2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividen

Menurut Sudana (2011:170), ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan manajemen dalam menentukan dividend payout, antara lain:

1. Likuiditas

Dividen dapat dibayarkan dalam bentuk dividen tunai atau dividen saham. Perusahaan hanya mampu membayar dividen tunai jika tingkat likuiditas yang dimiliki perusahaan mencukupi. Semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan, semakin besar dividen tunai yang mampu dibayar perusahaan kepada pemegang saham, dan sebaliknya.

2. Kemampuan perusahaan untuk meminjam

Salah satu sumber dana perusahaan adalah berasal dari pinjaman. Perusahaan dimungkinkan untuk membayar dividen yang besar, karena perusahaan masih memiliki peluang atau kemampuan untuk memperoleh dana dari pinjaman guna memenuhi kebutuhan dan yang diperlukan perusahaan. Hal ini dimungkinkan karena leverage keuangan perusahaan masih rendah, dan perusahaan masih dipercaya oleh para kreditur. Dengan demikian, semakin besar kemampuan perusahaan untuk meminjam semakin besar dividen dibayarkan kepada pemegang saham.


(32)

3. Pengendalian perusahaan.

Jika perusahaan membayar dividen yang besar, kemungkinan perusahaan memperoleh dana dengan menjual saham baru untuk membiayai peluang investasi yang dinilai menguntungkan. Dalam kondisi demikian kendali pemegang saham lama atas perusahaan kemungkinan akan berkurang. Jika pemegang saham lama tidak berjanji untuk membeli tambahan saham baru yang diterbitkan perusahaan. Pemegang saham mungkin lebih suka membayar dividen yang rendah dan membiayai kebutuhan dan untuk investasi dengan laba ditahan, sehingga tidak menurunkan kendali pemegang saham atas perusahaan.

2.1.3.3 Teori-teori Dividen

Terdapat teori dividen menurut Brigham dan Houston (2001:66) antara lain :

1. Ketidakrelevenan Dividen

Kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga sahamnya atau nilai perusahaan tersebut di mata investor. Nilai perusahaan dikatakan hanya dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan tersebut untuk menghasilkan pendapatan dan risiko bisnisnya, tidak ada kaitannya dengan bagian dari pendapatan tersebut yang dibagi pada pemegang saham (dividen) maupun yang ditahan untuk pertumbuhan perusahaan.

2. Teori Bird In The Hand

Teori ini dikemukakan oleh Myron J. Gordon dan John Lintner. Gordon dan Lintner dalam Brigham dan Houston (2001:67) mengemukakan bahwa para


(33)

investor kurang yakin terhadap penerimaan keuntungan modal (capital gain) yang diperoleh dari hasil laba yang ditahan dibandingkan apabila mereka menerima keuntungan dalam bentuk pembagian dividen. Para investor lebih menghargai pendapatan yang diperoleh dari pembagian dividen karena memiliki risiko yang lebih kecil.

3. Teori Perbedaan Pajak

Para investor lebih menyukai untuk menerima pembagian dividen yang rendah dibandingkan dividen dividen yang tinggi. Teori ini berdasarkan adanya perbedaan pajak antara dividend an capital gain, oleh karena itu para pemegang saham atau investor lebih menyukai capital gain dari pada dividen, karena capital gain dapat menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu para investor mungkin lebih suka perusahaan menahan sebagian besar laba perusahaan.

2.1.3.4 Bentuk-bentuk Kebijakan Dividen

Menurut Sudana (2011:171), beberapa bentuk kebijakan dividen antara lain :

1. Kebijakan Dividen Stabil

Perusahaan yang membayar dividen secara stabil dari waktu ke waktu kemungkinan dinilai lebih baik daripada perusahaan yang membayar dividen secara berfluktuasi. Hal ini karena perusahaan yang membayar dividen secara stabil mencerminkan kondisi keuangan perusahaan tersebut juga stabil dan sebaliknya, perusahaan dengan dividen tidak stabil mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang kurang baik.


(34)

2. Kebijakan Dividen Meningkat/Flexible

Dengan kebijakan ini, perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yang selalu meningkat dengan pertumbuhan yang stabil.

3. Kebijakan Dividen dengan Rasio yang Konstan

Kebijakan ini memberikan dividen yang besarnya mengikuti besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh semakin besar dividen yang dibayarkan, demikian pula sebaliknya. Dasar yang digunakan sering disebut Dividend Payout Ratio (DPR).

4. Kebijakan Pemberian Dividen Reguler yang Rendah ditambah Ekstra

Kebijakan pemberian dividen dengan cara ini, perusahaan menentukan jumlah pembayaran dividen per lembar yang dibagikan kecil, kemudian ditambahkan dengan ekstra dividen bila keuntungannya mencapai jumlah tertentu.

2.2 Penelitian Terdahulu

1. Sugiarto (2015) melakukan penelitian dengan judul Cash Ratio, Return on Assets, Debt to Equity Ratio and Dividend Payout Ratio of 25 Companies Listed in BEI Period 2005-2014 Test Data Using Pane. Variabel dependen yang digunakan adalah Dividend Payout Ratio, sedangkan variabel independen terdiri dari Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Assets. Hasil dari penelitian tersebut adalah Ada hubungan positif antara rasio kas, pengembalian aset, rasio hutang terhadap ekuitas dan rasio pembayaran dividen dengan menggunakan data panel uji OLS model. Ada hubungan


(35)

positif antara rasio kas, pengembalian aset, rasio hutang terhadap ekuitas dan rasio pembayaran dividen dengan menggunakan model data panel uji MET.

2. Bakara (2014) melakukan penelitian dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012. Variabel dependen yang digunakan adalah Dividend Payout Ratio, sedangkan variabel independen terdiri dari Leverage, Free Cash Flow, Firm Size, Profitability, Growth. Hasil dari penelitian tersebut adalah Leverage (DER) dan Profitability (ROA) secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Dan variabel Firm Size dan Growth secara parsial memiliki pengaruh yang negative signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

3. Mardiyati dan Nusrati (2014) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Free Cash Flow, Return On Assets, Total Assets Turnover dan Sales Growth Terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012). Variabel dependen yang digunakan adalah Dividend Payout Ratio, sedangkan variabel independen yang digunakan terdri dari Free Cash Flow, Return On Assets, Total Assets Turnover, dan Sales Growth. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Free Cash Flow memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio dengan arah hubungan negatif. Return on Assets memliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Total Assets Turnover memiliki pengaruh negatif signifikan


(36)

terhadap Dividend Payout Ratio. Sales Growth negatif namun tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

4. Nurraiman (2014) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel dependen yang digunakan adalah Dividend Payout Ratio, sedangkan variabel dependen terdiri dari Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), Current Ratio (CR), Debt to Assets Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Net Profit Margin tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR. ROA berpengaruh positif signifikan terhadap DPR. Current Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap DPR. Debt to Assets Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR. Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR.

5. Siswantini (2014) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Analisis Rasio Keuangan Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Variabel dependen yang digunakan adalah Dividend Payout Ratio, sedangkan variabel independen terdiri dari Return on Investment, Debt to Total Asset, Earning Per Share, dan Total Assets Turnover. Hasil penelitian menunjukan bahwa Return on Investment berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio. Debt to Total Asset berpengaruh negatif signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Earning Per Share mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Total


(37)

Assets Turnover tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

6. Marietta dan Sampurno (2013) melakukan penelitian dengan judul Analisi Pengaruh Cash Ratio, Return on Assets, Growth, Firm Size, Debt to Equity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011). Variabel dependen yang digunakan adalah Dividend Payout Ratio, sedangkan variabel independen terdiri dari Cash Ratio, Return On Assets, Growth, Firm Size, Debt to Equity Ratio. Hasil dari penelitian ini adalah variabel Return On Assets, Firm Size, Debt to Equity Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap DPR. Sedangkan variabel Cash Ratio memiliki hasil positif tidak signifikan dan variabel Growth berpengaruh negatif dan tidak signifikan.

7. Marlina dan Danica (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Cash Positioning, Debt to Equity Ratio dan Return on Asset terhadap Dividend Payout Ratio. Variabel dependen yang digunakan adalah kebijakan dividen (DPR), sedangkan variabel independen terdiri dari Cash Position, Debt to Equity Ratio dan Return on Asset. Hasil penelitian tersebut adalah Cash Position berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen. Return on Asset berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen. Debt to Equity Ratio berpengaruh tidak signifikan erhadap kebijakan dividen.


(38)

8. Andriyani (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Insider Ownership, Investment Opportunity Set (IOS), dan Profitability terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada perusahaan Automotive di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2004-2006). Variabel dependen yang digunakan adalah kebijakan dividen, sedangkan variabel independen terdiri dari Cash Ratio, DER, Kepemilikan saham manajemen, IOS, ROA. Hasil penelitian tersebut adalah secara parsial variabel Cash ratio berpengaruh signifikan terhadap variabel DPR. Secara parsial variabel DER berpengaruh signifikan negatif terhadap variabel DPR. Secara parsial variabel Insider Ownership tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel DPR. Secara parsial variabel IOS berpengaruh signifikan positif terhadap variabel DPR. Secara parsial variabel ROA berpengaruh signifikan positif terhadap variabel DPR.


(39)

Secara ringkas, hasil penelitian dari peneliti-peniliti terdahulu dapat disajikan dalam Tabel 2.1 berikut ini:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Penelitian Variabel Alat

Analisis

Hasil Penelitian

1. Sugiarto (2015)

Cash Ratio,

Return on Assets, Debt to Equity Ratio and Dividend Payout Ratio of 25 Companies Listed in BEI Period 2005-2014 Test Data Using Pane.

1. Variabel Dependen:

Dividend Payout Ratio. 2.Variabel

Independen:

Cash Ratio, Return on Assets, Debt to Equity Ratio

OLS model

1.Ada hubungan positif antara rasio kas, pengembalian aset, rasio hutang terhadap ekuitas dan rasio pembayaran dividen dengan menggunakan data panel uji OLS model.

2.Ada hubungan positif antara rasio kas, pengembalian aset, rasio hutang terhadap ekuitas dan rasio pembayaran dividen dengan menggunakan model data panel uji MET. 2. Bakara

(2014)

Faktor-faktor yang mempengaruhi

Dividend Payout

Ratio Pada

Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012.

1. Variabel dependen:

Dividend Payout Ratio.

2. Variabel Independen:

Leverage, Free Cash Flow,

Firm Size,

Profitability, Growth.

Regresi linear berganda

1. Variabel Leverage

(DER) dan

Profitability (ROA)

secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap

Dividend Payout Ratio.

2. Variabel Firm Size dan Growth secara parsial berpengaruh negative signifikan terhadap Dividend


(40)

No. Peneliti Judul Penelitian Variabel Alat Analisis

Hasil Penelitian

3. Mardiyati dan Nusrati (2014)

Pengaruh Free Cash Flow, Return on Assets, Total Assets

Turnover dan

Sales Growth

Terhadap

Dividend Payout Ratio (Studi Pada

Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012). 1. Variabel Dependen: Dividend Payout Ratio. 2. Variabel Independen: Free Cash Flow, Return on Assets, Total Assets Turnover, Sales Growth. Regresi linear berganda

1. Free Cash Flow

berpengaruh signifikan

terhadap DPR dengan arah hubungan negatif.

2. Return on Assets

berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap DPR.

3. Total Assets

Turnover

berpengaruh

negatif signifikan terhadap DPR.

4. Sales Growth

negatif namun tidak signifikan terhadap DPR.

4. Nurraiman (2014)

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,

Leverage terhadap Dividend Payout

Ratio Pada

Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1. Variabel Dependen:

Dividend Payout Ratio

2. Variabel Independen:

Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), Current Ratio

(CR), Debt to

Assets Ratio

(DAR), Debt to

Equity Ratio

(DER).

Regresi linear berganda

1. Net Profit Margin

tidak berpengaruh signifikan

terhadap DPR 2. ROA berpengaruh

positif signifikan terhadap DPR

3. Current Ratio

berpengaruh positif signifikan terhadap DPR

4. Debt to Assets

Ratio tidak

berpengaruh signifikan terhadap DPR

5. Debt to Equity

Ratio tidak

berpengaruh signifikan terhadap DPR.


(41)

No. Peneliti Judul Penelitian Variabel Alat Analisis

Hasil Penelitian

5. Siswantini (2014) Pengaruh Analisis Rasio Keuangan Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada Perusahaan

Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

1. Variabel Dependen:

Dividend Payout Ratio.

2. Variabel Independen:

Return on Investment,

Debt to Total Asset, Earning Per Share, dan Total Asset Turnover.

Regresi linear berganda

1. Return on

Investment

berpengaruh positif terhadap DPR.

2.Debt to Total Asset

berpengaruh negatif signifikan terhadap DPR.

3.Earning Per Share

mempunyai

pengaruh positif yang signifikan terhadap DPR.

4.Total asset turnover

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap DPR.

6. Marietta dan Sampurno (2013)

Analisi Pengaruh Cash Ratio, Return on Assets, Growth, Firm Size, Debt to Equity Ratio terhadap

Dividend Payout Ratio (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011).

1. Variabel dependen: Dividend Payout Ratio. 2. Variabel

Independen: Cash Ratio, Return on Assets,

Growth, Firm Size, Debt to Equity Ratio.

Regresi linear berganda

1. Variabel Return on Assets, Firm Size, Debt to Equity Ratio berpengaruh

positif signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. 2. Variabel Cash

Ratio memiliki hasil positif tidak signifikan dan variabel Growth berpengaruh negative dan tidak signifikan

terhadap Dividend Payout Ratio.


(42)

No. Peneliti Judul Penelitian Variabel Alat Analisis

Hasil Penelitian

7. Marlina dan Danica (2009) Analisis Pengaruh Cash Positioning,

Debt to Equity Ratio dan Return

on Asset terhadap

Dividend Payout Ratio.

1. Variabel dependen: kebijakan dividen (DPR) 1. Variabel Independen: Cash Position, Debt to Equity Ratio dan Return on Asset.

Regresi linear berganda

1. Cash Position berpengaruh

positif signifikan terhadap

kebijakan dividen. 2. Return on Asset

berpengaruh

positif signifikan terhadap

kebijakan dividen. 3. Debt to Equity

Ratio berpengaruh tidak signifikan erhadap kebijakan dividen.

8. Andriyani (2008)

Analisis Pengaruh

Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Insider Ownership, Investment Opportunity Set (IOS), dan Profitability terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada perusahaan Automotive di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2004-2006).

1. Variabel Dependen: Kebijakan Dividen. 2. Variabel

Independen: Cash Ratio, DER, Kepemilikan saham manajemen, IOS, ROA. Regresi linear berganda

1. Cash ratio

berpengaruh

signifikan terhadap variabel DPR.

2. DER berpengaruh signifikan negatif terhadap variabel DPR.

3. Insider Ownership

tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel DPR.

4. IOS berpengaruh signifikan positif terhadap variabel DPR.

5. ROA berpengaruh signifikan positif terhadap variabel DPR.

Sumber : Sugiarto (2015), Bakara (2014), Mardiyati dan Nusrati (2014), Nurraiman (2014), Siswantini (2014), Marietta dan Sampurno (2013), Marlina dan Danica (2009), Andriyani (2008).


(43)

2.3 Kerangka Konseptual

Dividen merupakan bagian dari keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan yang didistribusikan kepada para pemegang sahamnya.. Brigham dan Houston (2001:66) menyatakan bahwa kebijakan dividen dikatakan sudah optimal apabila kebijakan yang diambil oleh perusahaan dapat menciptakan keseimbangan di antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang yang akan memaksimalkan harga saham perusahaan. Akan tetapi hal yang juga sangat penting dalam kebijakan dividen adalah terdapat masalah-masalah lainnya yang berkaitan dan mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan antara lain rasio aktivitas yang terdiri dari Total Assets Turnover (TATO), Fixed Asset Turnover (FATO) dan Leverage yang terdiri dari Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER).

Indikator rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Total Assets Turnover (TATO) dan Fixed Asset Turnover (FATO). Total Assets Turnover (TATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan (Syahyunan,2013:94). Sedangkan menurut Syamsuddin (2007:62), Total Assets Turnover (TATO) adalah rasio yang digunakan untuk menilai, seberapa jauh kontribusi sejumlah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan di dalam menghasilkan penjualan.

Semakin besar TATO berarti semakin efisien penggunaan seluruh aktiva perusahaan dalam menunjang kegiatan penjualan. Nilai TATO yang semakin besar menandakan bahwa nilai penjualan perusahaan meningkat serta semakin


(44)

besar pula harapan untuk mendapatkan laba yang semakin besar (Sartono,2001:78). Dengan laba yang tinggi, maka pembagian dividen juga tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan, jika TATO naik maka besarnya dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham juga naik. Sebaliknya, jika TATO turun maka besarnya dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham juga akan turun.

Sedangkan Fixed Asset Turnover (FATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aktiva tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam menghasilkan penjualan (Syahyunan,2013:94). Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2001:83), fixed asset turnover (FATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan aktiva tetapnya dalam mendapatkan penghasilan. Menurut Kasmir (2012:185), kondisi perusahaan sangat tidak menggembirakan jika terjadi penurunan pada rasio ini. Namun, jika rasio ini tinggi, maka rasio ini semakin baik. Artinya aktiva tetap menciptakan penjualan tinggi. Dengan tingginya FATO, maka akan menghasilkan laba yang tinggi pula. Laba yang tinggi seharusnya diikuti pembagian dividen yang tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan, jika FATO naik maka besarnya dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham bisa naik. Sebaliknya, jika FATO turun maka besarnya dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham juga bisa turun.

Rasio Leverage biasanya digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain rasio ini dapat pula digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai


(45)

kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas (Syahyunan,2013:92).

Perusahaan yang menggunakan utang, akan meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan kepada pemegang saham, dengan dua alasan: (1) karena bunga dapat dikurangkan, maka penggunaan utang mengakibatkan tagihan bunga yang lebih rendah dan menyisakan lebih banyak laba operasi yang tersedia bagi investor, (2) jika tingkat pengembalian yang diharapkan atas aktiva melebihi suku bunga utang, maka perusahaan pada umumnya dapat menggunakan utang untuk membeli aktiva, membayar bunga utang, dan kemudian sisanya akan menjadi bonus bagi pemegang saham. Jadi, perusahaan dengan rasio utang yang relatif tinggi memiliki pengembalian yang lebih tinggi dalam situasi perekonomian normal, tetapi mereka menghadapi risiko kerugian ketika perekonomian berada dalam masa resesi. Sebaliknya perusahaan dengan rasio utang yang rendah akan mempunyai risiko yang lebih kecil, tetapi mereka juga memiliki kesempatan untuk meningkatkan pengembalian atas ekuitas. Prospek pengembalian yang tinggi sangat diinginkan oleh investor, tetapi mereka enggan menghadapi risiko. Oleh karena itu, keputusan penggunaan utang mengharuskan perusahaan untuk menyeimbangkan pengembalian yang lebih tinggi terhadap kenaikan risiko (Brigham dan Houston,2001:86). Dengan demikian, semakin tinggi tingkat leverage akan semakin tinggi risiko yang dihadapi, serta semakin besar tingkat return atau penghasilan bagi para pemegang saham (Syahyunan,2004:110). Hal ini akan berpengaruh terhadap pembagian dividen bagi pemegang saham.


(46)

Indikator Leverage yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER). Debt Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang atau modal yang berasal dari kreditur (Syahyunan,2013:93). Sedangkan Debt to Equity Ratio (DER) adalah perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya (Syahyunan,2013:93).

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka, dan hasil penelitian terdahulu, maka dapat dibuat kerangka konseptual yang akan menjadi landasan dan arahan dalam melakukan pengumpulan data serta analisisnya sebagai berikut:

Gambar 2.1 Ker angka Konseptual Sumber : Syahyunan (2013).

Dividend Payout Ratio (Y)

Total Assets Turnover (TATO)

(X1)

Debt Ratio (X3)

Debt to Equity Ratio (DER)

(X4)

Fixed Asset Turnover (FATO)


(47)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : Total Assets Turnover (TATO), Fixed Asset Turnover (FATO), Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Menurut tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong kedalam penelitian Assosiatif kausal, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh antar variabel melalui pengujian hipotesis pada judul penelitian “Pengaruh Rasio Aktivitas dan Leverage terhadap Dividen Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui situs

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan September 2015 sampai dengan bulan November 2015.

3.3 Batasan Operasional Variabel

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari dua bagian, yaitu :

a. Variabel Dependen

yaitu Dividend Payout Ratio (DPR) (Y) b. Variabel Independen

terdiri dari : Total Assets Turnover (TATO) (X1), Fixed Asset Turnover (FATO) (X2), Debt Ratio (X3) dan Debt to Equity Ratio (DER) (X4).


(49)

2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang terdapat di IDX Fact Book tahun 2010 sampai tahun 2014.

3.4 Definisi Operasional Variabel 3.4.1 Variabel Dependen (Variabel Y) 3.4.1.1. Dividend Payout Ratio (DPR) (Y)

Menurut Syahyunan (2004:86) Dividend Payout Ratio (DPR) menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data tahun 2010 sampai 2014, yang diambil dari data yang dipublikasikan melalui website (Syahyunan,2004:86) ini adalah :

Dividend Payout Ratio =

share per Earning

share per Dividend

3.4.2 Vriabel Independen (Variabel X) 3.4.2.1. Total Assets Turnover (TATO) (X1)

Total Assets Turnover (TATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan (Syahyunan,2013:94). Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data tahun 2010 sampai 2014, yang diambil dari data yang dipublikasikan melalui website Total Assets Turnover (FATO) (Syahyunan,2013:94) adalah

Total Assest Turnover =

Asset Total

Sales


(50)

Fixed Asset Turnover (FATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aktiva tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam menghasilkan penjualan. (Syahyunan,2013:94). Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data tahun 2010 sampai 2014, yang diambil dari data yang dipublikasikan melalui website Adapun proksi untuk menghitung Fixed Asset Turnover (FATO) (Syahyunan,2013:94) adalah:

Fixed Asset Turnover =

Assets Fixed

Net Sales

3.4.2.3. Debt Ratio (X3)

Debt Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang atau modal yang berasal dari kreditur (Syahyunan,2013:93). Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data tahun 2010 sampai 2014, yang diambil dari data yang dipublikasikan melalui website

Adapun proksi untuk menghitung Debt Ratio

(Syahyunan,2013:93) adalah :

Debt Ratio =

Asset Total

s Liabilitie Total

3.4.2.4. Debt to Equity Ratio (DER) (X4)

Debt to Equity Ratio (DER) adalah perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya (Syahyunan,2013:93). Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data tahun 2010 sampai 2014, yang diambil dari


(51)

data yang dipublikasikan melalui website menghitung Debt to Equity Ratio (DER) (Syahyunan,2013:93) adalah:

Debt to Equity Ratio =

Equity Total s Liabilitie Total Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

Sumber : Syahyunan (2013). 3.5 Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mmepelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono,2012:80). Populasi

Nama Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala

Total Assets Turnover

(TATO) (X1)

Mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan.

Total Assets Turnover = Asset Total Sales Rasio Fixed Asset Turnover (FATO) (X2)

Mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aktiva tetap seperti pabrik dan peralatan,

dalam menghasilkan penjualan.

Fixed Asset Turnover = Assets Fixed Net Sales Rasio Debt Ratio (X3)

Mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang atau modal yang berasal dari kreditur.

Debt Ratio = Aset Total s Liabilitie Total Rasio

Debt to Equity Ratio (DER)

(X4)

Perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan

perusahaan dan menunjukkan kemampuan

modal sendri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya.

Debt to Equity Ratio = Equity Total s Liabilitie Total Rasio Dividend Payout Ratio (DPR) (Y)

Menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.

Dividend Payout Ratio = share per Earning share per Dividend Rasio


(52)

dalam penelitian ini adalah seluruh Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 sampai 2014, yaitu sebanyak 132 perusahaan.

2. Sampel

Sampel penelitian ini diperoleh dengan metode Purposive Sampling. Metode Purposive Sampling, dimana peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik. Adapun kriteria-kriteria untuk memilih sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.

2. Perusahaan Manufaktur yang memiliki laporan keuangan secara lengkap sesuai dengan informasi yang diperlukan dan telah mempublikasikan laporan keuangan yang berakhir 31 Desember 2010 sampai 31 Desember 2014. 3. Perusahaan Manufaktur yang membayar dividen secara berturut-turut dari

tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Tabel 3.2

Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Penarikan Sampel

No Karakteristik Perusahaan Jumlah

1 Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.

132

2 Perusahaan Manufaktur yang tidak memiliki laporan keuangan secara lengkap sesuai dengan informasi yang diperlukan dan tidak mempublikasikan laporan keuangan yang berakhir 31 Desember 2010 sampai 31 Desember 2014.

(0)

3 Perusahaan Manufaktur yang tidak membayar dividen secara berturut-turut dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.

(114)

Jumlah sampel 18


(53)

Berdasarkan karakteristik penarikan kriteria sampel (n) selama periode penelitian sebanyak 18 sampel. Peneliti menetapkan pengambilan data mulai tahun 2010 sampai tahun 2014. Penelitian sebanyak 18 Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang diambil dari beberapa sektor, yaitu sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor barang konsumsi.

Terdapat 18 Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang menjadi sampel penelitian yaitu dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel

No. Nama Perusahaan Kode

1 Astra Internasional Tbk ASII

2 Astra Otoparts Tbk AUTO

3 Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN

4 Ekadharma International Tbk EKAD

5 Gudang Garam Tbk GGRM

6 Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP

7 Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP

8 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP

9 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF

10 Kalbe Farma Tbk KLBF

11 Kimia Farma Tbk KAEF

12 Mandom Indonesia Tbk TCID

13 Merck Tbk MERK

14 Selamat Sempurna Tbk SMSM

15 Semen Indonesia Tbk SMGR

16 Sepatu Bata Tbk BATA

17 Surya Toto Indonesia Tbk TOTO

18 Unilever Indonesia Tbk UNVR

Sumber :

3.6 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi data rata-rata Total Assets Turnover (TATO), Fixed Asset Turnover (FATO), Debt Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), dan Dividend Payout Ratio


(54)

(DPR) yang didapat dari publikasi Bursa Efek Indonesia melalui situs

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka yaitu dengan mengkaji berbagai literatur pustaka berupa literatur, jurnal, penelitian terdahulu, dan laporan-laporan yang dipublikasikan untuk medapat gambaran masalah yang akan diteliti serta melalui data sekunder berupa laporan-laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis statistik.

3.8.1 Analisis deskriptif

Analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas. 3.8.2 Analisis statistik

Untuk menguji hipotesis tentang kekuatan variabel independen (Total Assets Turnover (TATO), Fixed Asset Turnover (FATO), Debt Ratio, Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda (Multiple Regression Analysis Model) dengan persamaan kuadrat terkecil (Ordinary Least Square) dengan model dasar sebagai berikut:


(55)

Keterangan :

Y = Dividend Payout Ratio (DPR) a = Konstanta

b1b2b3b4 = Koefisien regresi berganda X1 = Total Assets Turnover (TATO) X2 = Fixed Asset Turnover (FATO) X3 = Debt Ratio

X4 = Debt to Equity Ratio (DER) t = standard error

3.8.3 Pengujian Asumsi Klasik

Adapun syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Untuk melihat normalitas data ini digunakan pendekatan histogram, yaitu kemencengan suatu kurva distribusi data dapat bertanda positif (jika kurva juling ke kanan) dan atau bertanda negatif (jika kurva juling ke kiri) dan menggunakan pendekatan, yaitu pada scatter plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal berarti data berdistribusi normal (Situmorang,Lufti,2014:115).


(56)

Uji kenormalan data juga dapat dilakukan beberapa pendekatan, antara lain:

a. Pendekatan Kolmogorv-Smirnov

Alat uji ini digunakan untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal. Hipotesisnya sebagai berikut:

H0 = data residual berdistribusi normal Ha = data rasidual tidak berdistribusi normal

Dengan menggunakan tingkat signifikan (�) 5%. Jika nilai Asymp.Sig (2

tailed) > taraf nyata (α), maka H0 diterima artinya data residual berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai Asymp.Sig (2 tailed) < taraf nyata (α), maka Ha diterima artinya data residual tidak berdistribusi normal.

b. Pendekatan Histogram

Untuk menguji normalitas data dapat dilihat dengan kurva normal. Kurva normal yaitu kurva yang memiliki ciri-ciri khusus, salah satu diantaranya adalah mean, modus, dan median pada tempat yang sama. Ukuran kemiringan puncak kurva ke kiri atau ke kanan dikenal dengan nama “kemiringan kurva” atau “kemencengan kurva” (skewness). Kemencengan suatu kurva distribusi data dapat bertanda positif (arah kanan) dan bertanda negatif (arah kiri).

c. Pendekatan Grafik

Membentuk plot antara nilai-nilai teoritis (sumbu x) melawan nilai-nilai yang didapat dari sampel (sumbu y). Apabila plot dari keduanya berbentuk linier (didekati garis lurus), maka hal ini merupakan indikasi bahwa residual menyebar normal. Bila pola-pola titik yang terletak selain di ujung-ujung plot masih


(57)

berbentuk linier, meskipun ujung-ujung plot agak menyimpang dari garis lurus, dapat dikatakan bahwa sebaran data adalah menyebar normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan atau perbedaan varians dari residual pengamatan yang lain. Jika varians residual dari suatu pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatterplot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya). Model yang baik didapatkan jika pada grafik scatterplot yang disajikan, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak heteroskedastisitas (Situmorang,Lufti,2014:125).

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Situmorang,Lufti,2014:134).

Untuk mengetahui ada ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan dua pengujian, yaitu Uji Durbin-Watson (DW test ) yaitu Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi 5%. Uji ini mensyaratkan adanya konstanta dalam


(58)

model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalah:

H0 : tidak ada autokorelasi (r=0) H1 : ada autokorelasi (r≠0)

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Situmorang,Lufti (2014) adalah:

Tabel 3.4

Kriteria Pengambilan Keputusan Durbin Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl < d< du Tidak ada autokorelasi negative Tolak 4-dl < d <4 Tidak ada autokorelasi negative No decision 4-du < d <4-dl Tidak ada autokorelasi positif

atau negatif

Tidak ditolak du < d < 4-du Sumber : (Situmorang,Lufti,2014:140)

Keterangan : du = batas atas dl = batas bawah

Jika nilai Durbin-Watson tidak dapat memberikan kesimpulan apakah data yang digunakan terbebas dari autokorelasi atau tidak, maka perlu dilakukan Run Test. Pengambilan keputusan didasarkan pada acak atau tidaknya data, apabila bersifat acak maka dapat diambil kesimpulan bahwa data tidak terkena autokorelasi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah random atau acak. Apabila tingkat signifikansi hasil uji Run Test dibawah α (0,05) maka didalam model terdapat autokorelasi. Tetapi


(1)

1.01 2.35 0.39 0.65 28.66

1.2 2.65 0.4 0.66 49.71

2.41 4.34 0.68 2.11 44.67

LAMPIRAN 8

HASIL OLAHAN SPSS Uji Normalitas


(2)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 90

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 23.79750481 Most Extreme

Differences

Absolute .059

Positive .059

Negative -.040

Kolmogorov-Smirnov Z .560

Asymp. Sig. (2-tailed) .912


(3)

Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.853 .747 5.161 .000

TATO .188 .280 .078 .671 .504

FATO .176 .105 .191 1.676 .097

DebtRatio -2.102 2.818 -.144 -.746 .458

DER 1.247 1.124 .216 1.109 .271


(4)

Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardiz ed Residual

Test Valuea -.90001

Cases < Test Value 45 Cases >= Test

Value 45

Total Cases 90

Number of Runs 55

Z 1.908

Asymp. Sig.

(2-tailed) .056

a. Median

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .432a .187 .149 24.35101 1.877

a. Predictors: (Constant), DER, FATO, TATO, DebtRatio b. Dependent Variable: DPR

Uji Multikolonieritas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 31.608 7.580 4.170 .000

TATO 3.009 2.840 .116 1.059 .292 .802 1.247

FATO -.015 1.064 -.002 -.014 .989 .840 1.190

DebtRatio -30.694 28.607 -.194 -1.073 .286 .293 3.415

DER 33.961 11.416 .542 2.975 .004 .288 3.470


(5)

Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 31.608 7.580 4.170 .000

TATO 3.009 2.840 .116 1.059 .292

FATO -.015 1.064 -.002 -.014 .989

DebtRatio -30.694 28.607 -.194 -1.073 .286

DER 33.961 11.416 .542 2.975 .004

a. Dependent Variable: DPR

Uji Simultan (Uji-F)

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 11588.599 4 2897.150 4.886 .001a Residual 50402.590 85 592.972

Total 61991.189 89

a. Predictors: (Constant), DER, FATO, TATO, DebtRatio b. Dependent Variable: DPR


(6)

Uji Parsial (Uji-t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 31.608 7.580 4.170 .000

TATO 3.009 2.840 .116 1.059 .292

FATO -.015 1.064 -.002 -.014 .989

DebtRatio -30.694 28.607 -.194 -1.073 .286

DER 33.961 11.416 .542 2.975 .004

a. Dependent Variable: DPR

Koefisien Determinasi (Uji Goodeness of Fit)

Nilai Interpretasi

0,0 – 0,19 Sangat Tidak Erat

0,2 – 0,39 Tidak Erat

0,4 – 0,59 Cukup Erat

0,6 – 0,79 Erat

0,8 – 0,99 Sangat Erat

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .432a .187 .149 24.35101

a. Predictors: (Constant), DER, FATO, TATO, DebtRatio b. Dependent Variable: DPR