BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, terdapat tiga hal yang dapat penulis simpulkan pada bab ini yang berkaitan dengan
permasalahan yang dibahas pada skripsi yang berjudul “Budaya Bunuh Diri Di Jepang”.
Pertama, bangsa Jepang memiliki suatu kebudayaan yang menjadi ciri khasnya yang berbeda dengan bangsa yang lain, yaitu seppuku atau hara-kiri.
Walaupun istilah hara-kiri yang lebih terpopuler di luar Negara Jepang namun istilah seppuku yang lebih digunakan di Negara Jepang. Seppuku merupakan kode etik bagi
kaum samurai. Kaum samurai melakukan seppuku sebagai bentuk rasa hormat, rasa malu gagal perang dan sebagai bentuk loyalitas pengabdian terhadap tuannya. Dalam
pelaksanaan bunuh diri dengan cara seppuku ini dilakukan dengan cara memotong perut dalam upacara yang dilakukan di kuil. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan
mereka bahwa perut adalah pusat dari hidup, sehingga paling cocok untuk tujuan bunuh diri, yaitu menebus kesalahan-kesalahan yang dibuat, sebagai bentuk rasa
terima kasih kaum samurai kepada temannya dan sebgai bentuk penyucian diri dari maut. Menurut sejarah Jepang, seppuku awalnya berasal dari pengorbanan. Dari
sejarah tersebutlah kaum samurai mengorbankan diri pada kelompok dan kepada
tuannya. Hal yang mendasari seppuku ini adalah karena adanya “semangat kesatria” yakni bushido dalam masyrakat Jepang. Bushido bermakna sebagai Jalan Hidup
Samurai, yang artinya jalan yang harus dipatuhi oleh kaum samurai dalam kesehariannya maupun dalam pelaksanaan tugasnya. Bushido sangat menekankan
kesetiaan mutlak kepada tuannya. Demi tuannya samurai memang dituntut untuk mati jika perlu, untuk menunjukkan kesetiaan yang menjadi tanggung jawab mereka.
Kedua, bunuh diri telah berkembang di dalam masyarakat Jepang pada saat ini yang telah menjadi fenomena yang menarik di Jepang. Bunuh diri di Jepang
telah ada pada masa feodal yakni seppuku atau labih sering dikenal dengan sebutan hara-kiri yang dilakukan oleh kaum samurai. Bunuh diri pada zaman feodal tersebut
yang dilakukan para kaum samurai merupakan bentuk semangat dan kesetiaan mutlak kepada tuannya, akan tetapi pada saat ini bunuh diri yang telah menjadi
fenomena dan budaya di Jeapang ini dilakukan untuk lepas dari beban hidup yang berat ditengah kehidupan yang semakin kompleks di Jepang. Banyak motif dan
bentuk bunuh diri yang ada pada masyarakat Jepang dewasa ini. Catatan kepolisian di Jepang, angka kematian di Jepang yang paling banyak disebabkan oleh masyarakat
yang melakukan bunuh diri. pada umumnya masyarakat Jepang yang melakukan bunuh diri berusia 15 tahun hingga 69 tahun, golongan usia yang masih produktif
untuk bekerja. Persentase bunuh diri dikalangan remaja banyak disebabkan oleh bullyijime, sementara persentase bunuh diri dikalangan orang dewasa disebabkan
oleh beban pekerjaan yang semakin berat yang menyebabkan stress atau depresi.
Ketiga, pemerintah Jepang juga melakukan tindakan pencegahan bunuh diri yang dilakukan oleh para pekerja. Pemerintah melakukan tindakan seperti
menyediakan nomor telepon darurat untuk dapat menerima keluh-kesah para pekerja, buku petunjuk untuk mengurangi stress yang dibagikan kepada masyarakat Jepang
terutama yang bekerja dalam suatu organisasi, hingga membuat undang-undang yang memberikan sejumlah uang atau asuransi ke para janda dan anak-anak yang ditinggal
mati karena bunuh diri akibat stress dipekerjaan. Selain itu, pemerintah juga akan menugaskan sejumlah penasehat di pusat informasi tenaga kerja di seluruh Jepang,
agar dapat memberi bantuan kepada masyarakat Jepang yang dilanda masalah hutang berkepanjangan atau untuk masyarakat yang telah kehilangan pekerjaan sehingga
tidak memiliki pendapatan tetap. Pemerintah Jepang meluncurkan kampanye Anti Bunuh Diri, sebagai
upaya untuk menekan tingginya jumlah kasus bunuh diri di Jepang. Kampanye yang dilakukan pemerintah mencakup penggunaaan media internet dan papan reklame
untuk menghimbau masyarakat agar lebih peka terhadap tanda-tanda perilaku yang tidak normal yang dilakukan oleh orang di sekitarnya.
4.2 Saran