Pertanian sebagai Sektor Pemimpin

29 3. Dari sisi penawaran agregat, pembangunan di pertanian merupakan salah satu sumber input bagi industri pengolahan. 4. Masih dari sisi penawaran agregat, pembangunan di pertanian dapat menghasilkan surplus uang MS di sektor tersebut yang bisa menjadi sumber investasi di sektor lain, terutama industri pengolahan. Ini disebut keterkaitan investasi, pertumbuhan output pertanian menghasilkan dana investasi bagi sektor-sektor lain. Pembahasan teori mengenai keterkaitan ekonomi antar pertanian dan industri, dan studi-studi kasus di negara-negara Afrika, Asia, dan Amerika Latin yang membuktikan betapa pentingnya pertanian bagi pertumbuhan produksi di industri. Studi tersebut menunjukkan bahwaketerkaitan antar kedua sektor tersebut didominasi oleh efek keterkaitan pendapatan, bukan efek keterkaitan produksi, dan sangat sedikit bukti mengenai keterkaitan investasi. Oleh karena itu pertanian memerankan suatu peranan penting dalam pertumbuhan output di industri.

2.4.4. Pertanian sebagai Sektor Pemimpin

Peranan sektor pertanian dalam perekonomian nasional tidak hanya diukur dari kontribusinya terhadap pertumbuhan PDB atau pendapatan nasional, kesempatan kerja, dan salah satu sumber pendapatan devisa negara, tetapi potensinya juga harus dilihat sebagai salah satu motor penggerak pertumbuhan output dan diversifikasi produksi di sektor-sektor ekonomi lainnya. Dalam hal ini pertanian di sebut sektor “pemimpin”. Artinya semakin besar ketergantungan dari pada pertumbuhan output di sektor-sektor ekonomi lain terhadap pertumbuhan Universitas Sumatera Utara 30 output di sektor pertanian semakin besar pula peran peran pertanian sebagai sektor pemimpin. Konsep dasar dari pentingnya pertanian sebagai sektor pemimpin di dalam pembangunan ekonomi nasional dapat dilihat dalam pernyataan dari Simatupang dan Syafa’at 2000 sebagai berikut: Sektor andalan perekonomian adalah sektor yang memiliki ketangguhan dan kemampuan tinggi. Sektor andalan merupakan tulang punggung backbone dan mesin penggerak perekonomian engine of growth sehingga dapat pula disebut sebagai sektor kunci atau sektor pemimpin leading sector perekonomian nasional. Menurut mereka ada lima syarat yang harus dilihat sebagai kriteria dalam mengevaluasi pertanian sebagai sektor kunci dalam perekonomian nasional. Kelima syarat tersebut adalah sebagai berikut: 1. Strategis, dalam arti esensial dan besar kontribusinya dalam mewujudkan sasaran-sasaran dan tujuan dari pembangunan nasional, seperti pertumbuhan ekonomi PDB, kesempatan kerja, peningkatan devisa negara, pembangunan ekonomi daerah, dan sebagainya. 2. Tangguh, yang berarti unggul dalam persaingan baik dalam negeri maupun di pasar global dan mampu menghadapi gejolak ekonomi, politik maupun alam. Pertanian sebagai sektor andalan harus memiliki keunggulan kompetitif, berbasis pada kemampuan sendiri domestik atau kemandirian dan dapat menyesuaikan terhadap perubahan lingkungan strategis sosial, ekonomi, politik, alam. Universitas Sumatera Utara 31 3. Artikulatif, yang artinya pertanian sebagai sektor andalan harus memiliki kemampuan besar sebagai dinamisator dan fasilitator bagi pertumbuhan output di sektor-sektor ekonomi lainnya dalam suatu spektrum yang luas. 4. Progresif, yang berarti pertanian dapat tumbuh secara berkelanjutan tanpa menimbukan efek-efek negatif terhadap kualitas lingkungan hidup. Hanya jika output pertanian tumbuh positif dan berkelanjutan, sektor tersebut dapat berfungsi sebagai motor pertumbuhan bagi perekonomian nasional. 5. Responsif, yang berarti pertanian sebagai sektor andalan mampu memberi respons yang cepat dan besar terhadap setiap kebijaksanaan pemerintah. Universitas Sumatera Utara 32

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulan.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di kecamatan-kecamatan penghasil komoditi yang diekspor yaitu Kecamatan Tiga Panah, Kecamatan Kabanjahe, Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara.

3.3. Batasan Operasional

Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka variabel yang akan digunakan adalah, Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB, Prospek Pembangunan, dan Sektor Pertanian.

3.4. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam bentuk angka-angka dan berkala time series dengan kurun waktu tujuh tahun 2008-2014. Sumber data diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara