Prosedur Desain Contoh Desain

39 membutuhkan prosedur stabilisasi khusus. Dalam manual metode untuk prosedur desain pondasi normal disebut Metode C. IV. Tanah dasar diatas timbunan diatas tanah gambut. Dalam manual metode untuk prosedur desain pondasi normal disebut Metode D. Metode pengerjaan setiap kondisi dari tanah dasar lebih jelas dijabarkarkan pada Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02M.BM2013 bahagian 1; bab 9; sub bab 3 dan untuk tebal perbaikan tanah dasar dapat dilihat pada tabe 2.7 halaman berikut.

II.6 Prosedur Desain

Seperti yang telah dibahas pada bagian sebelumnya, Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02M.BM2013 ini akan menghasilkan desain awal berdasarkan bagan desain yang kemudian hasil tersebut akan terhadap manual desain sebelumnya Pd T-01-2002-B atau diperiksa dengan menggunakan desain mekanistik. Desain mekanistik dapat menggunakan program-program yang ada seperti Austroads 2008 circly, KENPAVE, Ever Series, BiSar dan mePad. Prosedur dalam menggunakan Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02M.BM2013 untuk desain perkerasan lentur adalah sebagai berikut : I. Menentukan umur rencana dengan mempertimbangkan elemen perkerasan berdasarkan análisis discounted whole of life cost terendah dari tabel 2.2 II. Menentukan nilai CESA 4 sesuai dengan umur dan lalulintas rencana 40 III. Tentukan nilai Traffic Multiplier TM IV. Hitung CESA 5 CESA 4 xTM V. Tentukan jenis perkerasan berdasarkan kemampuan pihak penyedia jasa dan solusi yang lebih diutamakan serta kondisi lingkungan dari tabel 2.1 VI. Tentukan dan kelompokan kondisi tanah dasar sepanjang ruas jalan yang akan didesain VII. Tentukan struktur pondasi jalan berdasarkan kondisi tanah dasar dari tabel 2.7 VIII. Tentukan struktur perkerasan jalan yang memenuhi syarat-syarat dari tabel 2.8;2.9;2.10 IX. Tentukan struktur perkerasan yang paling ideal dan sesuai dengan kondisi yang ada dari ketiga alternatif yang disajikan dari bagan yang tersedia X. Periksa kekuatan struktural perkerasan yang telah dipilih dengan metode desain mekanistik. 41 Tabel 2.8 Solusi Desain Pondasi Jalan Minimum Tabel 2.9 Desain Perkerasan Lentur Opsi Biaya Optimum Termasuk CTB 42

II.7 Contoh Desain

Contoh Perencanaan Perkerasan Lentur Berdasarkan Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02MBM2013  Diketahui data-data penunjang perncanaan perkerasan lentur sebagai berikut: o Data lalulintas Kendaaraan Konfigurasi Sumbu LHRT Mobil Penumpang 1.1 11000 Bus 1.2 800 Truck Ringan 1,2 1000 Truck Berat 1.2 500 Trailer 1.22 150 o Klasifikasi jalan 4 lajur 2 arah arteri kota o Komposisi muatan kendaraan niaga yaitu 80 umum dan 20 khusus o Umur rencana 20 tahun o CBR tanah dasar 5  Langkah-langkah perencanaan I. Menentukan nilai CESA ESA = CESA = ESA x 365 x R x D A x D L Dimana: ESA : Lintas sumbu standard ekivalen untuk 1 hari LHRT : Lintas harian rata-rata tahunan jenis kendaraan tertentu VDF : Faktor perusak vehicle damage vactors BM 2013 CESA : Kumulatif beban sumbu standard ekivalen umur rencana 43 R : Faktor pengali pertumbuhan lalulintas a. Menentukan nilai VDF komposisi kendaraan berdasarkan table yang disajikan manual desain perkerasan jalan No. 02MBM2013 Maka nilai VDF tiap komposisi kendaraan yaitu Kendaaraan VDF 4 VDF 5 Mobil Penumpang - - Bus 0.3 0.2 Truck Ringan U 0.3 0.2 Truck Ringan K 0.8 0.8 Truck Berat U 0.9 0.8 Truck Berat K 7.3 11.2 Trailer U 7.6 11.2 Trailer K 28.1 64.4 b. Menentukan Faktor Pengali Pertumbuhan Lalulintas = 1 + 0.01 1 0.01 44 Dimana : • R = Faktor Pengali Pertumbuhan Lalulintas • i = Tingkat pertumbuhan lalulintas tahunan = 5 Berdasarkan table yang disajikan BM 2013 sebagai berikut KELAS JALAN FAKTOR PERTUMBUHAN LALULINTAS 2011-2020 2021-2030 Arteri perkotaan 5 4 Kolektor rural 3.5 2.5 Jalan desa 1 1 • UR = Umur Rencana tahun = 20 tahun Maka : = [1 + 0.015] 1 0.015 = . c. Menentukan faktor distribusi lajur berdasarkan table yang disajikan BM 2013, dan faktor distribusi arah sebesar 0.5 JUMLAH LAJUR FAKTOR DISTRIBUSI LALULINTAS per ARAH 1 100 2 80 3 60 4 50 Maka nilai CESA dapat direkapitulasi seperti pada table berikut: 45 Kendaraan K Sumbu LHRT R D A D L Jlh Hari VDF 4 VDF 5 ESAL 4 ESAL 5 Mobil Penumpang 1.1 11000 33.066 0.5 0.8 365 Bus 1.2 800 33.066 0.5 0.8 365 0.3 0.2 1,158,633 772,422 Truck L U 1.2 800 33.066 0.5 0.8 365 0.3 0.2 1,158,633 772,422 Truck L K 1.2 200 33.066 0.5 0.8 365 0.8 0.8 772,422 772,422 Truck H U 1.2 400 33.066 0.5 0.8 365 0.9 0.8 1,737,949 1,544,844 Truck H K 1.2 100 33.066 0.5 0.8 365 7.3 11.2 3,524,174 5,406,952 Trailer U 1.22 120 33.066 0.5 0.8 365 7.6 11.2 4,402,804 6,488,343 Trailer K 1.22 30 33.066 0.5 0.8 365 28.1 64.4 4,069,697 9,326,993 CESA 16,824,311 25,084,397 Tabel 2.10 Contoh Rekapitulasi Penentuan Nilai CESA Maka dari perhitungan seperti yang tampak pada table rekpitulasi didapat nilai CESA :  CESA 4 = 16,824,311 ESAL CESA 4 digunakan untuk menentukan pemilihan jenis perkerasan  CESA 5 = 25,084,397 ESAL CESA 5 digunakan untuk menentukan tebal perkerasan lentur berdasarkan bagan desain yang disediakan BM 2013 46 II. Penentuan Pemilihan Jenis Perkerasan Pemilihan perkerasan akan bervariasi sesuai estimasi lalulintas, umur rencana, dan kondisi pondasi jalan. Manual Desain Perkerasan No. 02MBM2013 menyajikan solusi alternative menggunakan table berikut III. Menentukan Desain Pondasi Dalam Manual Desain Perkerasan Jalan Bina Marga 2013 sangat ditekankan dalam hal perbikan tanah dasar, dengan melihat kondisi CBR tanah dasar dan CESA 5 yang akan di terima perkerasan. Maka bila CBR perkerasan sebesar 5 dan CESA 5 sebesar 25 Juta maka diperlukan perbaikan ditunjukkan pada table berikut Catatan: Tingkat kesulitan 4. Kontraktor kecil-medium 5. Kontraktor besar dengan sumberdaya memadai 6. Membutuhkan keahlian dan tenaga ahli khusus- kontraktor spesialis burda 47 IV. Menentukan Desain Tebal Perkeasan Tebal yang akan dihasilkan oleh Manual Desain Perkerasan 2013 disapat melalui bagan desain yang telah disediakan berdasarkan CESA 5 yang telah didapat.  Maka ada 2 alternatif dalam desain perkerasan yaitu 4 6 16 14.5 10 AC WC AC Binder AC Base LPA kls A SUBGRADE CBR=5 TIMBUNAN PILIHAN 4 13.5 15 15 10 AC WC AC BC CTB LPA kls A SUBGRADE CBR=5 TIMBUNAN PILIHAN OR 48

BAB III Metode Mekanistik-Empirik

III.1. Umum Metode mekanisitik adalah suatu metode yang mengembangkan kaidah teoritis dari karakteristik material perkerasan, dilengkapi dengan perhitungan secara eksak terhadap respon struktur terhadap beban sumbu kendaraan [4] . Metode mekanisitik didasarkan pada elastik atau viskoelastik yang mewakili struktur perkerasan [3] . Pada metode ini cukup mengontrol kualitas material di setiap lapisan baik, yang dipastikan berdasarkan teori analisa tegangan, regangan dan lendutan. Analisa ini juga memungkinkan perencana untuk memprediksi berapa lama perkerasan dapat bertahan. Sedangkan pendekatan perencanaan secara empiris adalah perencanaan yang berdasarkan percobaaan atau pengalaman [3] . Pengamatan digunakan untuk membuktikan hubungan antara data masukan dan hasilnya dari sebuah proses misalnya perencanaan perkerasan dan kinerjanya. Maka metode mekanistik berdasarkan mekanika bahan yang bekerja pada perkerasan dan di-input guna menghasilkan output berupa respon struktur perkerasan seperti tegangan dan renggangan. Respon struktur perkerasan sangat berguna untuk memprediksi kekuatan suatu perkerasan dari analisa laboraturium maupun analisa data lapangan. Percobaan yang dibuat Kelvin pada tahun 1868 menjadi percobaan yang pertama untuk menghitung perpindahan beban pada suatu bidang, seperti pada permukaan dengan material yang homogen dengan daerah yang luas dan dalam [2] . Kemudian, dengan solusi dari Boussineq 1885 dengan beban terpusat menjadi dasar untuk menghitung tegangan, regangan dan lendutan. Solusi tersebut