3.5 Sistem Pemungutan Pajak
Menurut Mardiasmo 2011:7 system pemungutan pajak terdiri atas : 3.5.1 Offical Assesment System
Sistem ini merupakan sistempemungutan pajak yang member wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang.
3.5.2 Self Assesment System System ini merupakan system pemungutan pajak yangmemberi
wewenang,kepercayaan,tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung,memperhitungkan,membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak
yang harus dibayar. 3.5.3 Witholding System
Sistem ini merupakan system pemungutan pajak yang member wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh
Wajib Pajak.
3.6 Tarif Pajak
Ada 4 macam tarif antara lain : 1.
Tarif Pajak Proporsionalsebanding Tarif pajak proposional yaitu tariff pajak berupa persentase tetap terhadap jumlah
berapapun yang menjadi dasar pengenaan pajak.
Contoh : dikenakan Pajak Pertambahan Nilai 10 atas penyerahan barang kena pajak.
2. Tarif Pajak Progresif
Tarif pajak progresif adalah tarif pajak yang persentasenya menjadi lebih besar apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaannya semakin besar.
Contoh : tarif pajak penghasilan tahun Tarif pajak 2011 yang berlaku di Indonesia untuk Wajib Pajak orang pribadi berdasarkan ketentuan Pasal 17 UU Pajak No.36
tahun 2008 yaitu : Tarif progresif dibagi menjadi beberapa tarif,antara lain :
1. Tarif Progresif Progresif
Dalam hal ini kenaikan persentase pajaknya semakin besar 2.
Tarif Progresif Tetap Kenaikan persentase pajaknya tetap
3. Tarif Progresif Degresif
Kenaikan persentase pajaknya semakin kecil a.
Tarif Pajak Degresif Tarif pajak degresif adalah persentase tariff pajak yang semakin
menurun apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak menjadi semakin besar.
b. Tarif Pajak Tetap
Tarif pajak tetap adalah tariff berupa jumlah yang tetap terhadap berapapun jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak.
Contoh : Tarif bea cukai
3.7 Sarana Perpajakan
Dalam Perpajakan ada sarana atau alat bantu yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaannya,antara lain :
3.7.1 Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP adalah nomor yang diberikan
oleh Direktur Jenderal Pajak kepada Wajib Pajak sebagai sarana perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau
identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban Pajak hanya diberikan satu NPWP dan NPWP tersebut berfungsi
sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam
pengawasan administrasi perpajakan. 3.7.2 Surat Setoran Pajak SSP merupajan sarana Wajib Pajak dalam
pembayaran atau penyetoran pajak yang terutanng ke Kas Negara melalui bank atau PT.Pos Indonesia. SSP ini selanjutnya berfungsi
sebagai bukti dan laporan pembayaran pajak.Dan sekarang pembayaran setoran pajak melalui system online dalam bentuk
digital telah diatur dalam keputusan Direktur Jenderal Pajak No.Kep.383PJ2002 Tanggal 14 Agustus 2002.
3.7.3 Surat Tagihan Pajak SPT yaitu surat untuk melakukan tagihan
pajak atau sanksi administrasi berupa bunga dan ataiu denda. Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan SPT apabila :
1. pajak penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar,
2. dari hasil penelitian Surat Pemberitahuan terhadap kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan atau salah hitung.
3. Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda atau bunga, 4.pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan Undang-undang Pajak Pertambahan
Nilai dan perubahannya,tetapi tidak melaporkan kegiatan usahanya untuk dikenakan sebagai Pengusaha Kena Pajak,
5. pengusaha yang tidak dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak tetapi membuat Faktur Pajak.
6. pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak tetapi tidak membuat Faktur Pajak,atau membuat Faktur Pajak ,atau membuat Faktur Pajak
atau membuat Faktur Pajak tetapi tidak tepat waktu,atau tidak mengisi selengkapnya Faktur Pajak.
3.7.4 Ketetapan Pajak kurang bayar SKPBK, yaitu surat ketetapan yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kekurangan
pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah yang masih harus dibayar.
3.7.5 Surat ketetapan Pajak kurang bayar SKPBK, adalah surat ketetapan yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah
ditetapkan atau koreksi atas ketetapan pajak sebelumnya. 3.7.6 Surat ketetapan Pajak Lebih BayarSKPLB,yaitu surat pajak yang
menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah
kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang
3.7.7 Surat Ketetapan Pajak Nihil SKPN,adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah utang pajak yang terutang sama besarnya
dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
3.8 Pengertian gaji dan upah