pelaksanaan pekerjaan dan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Keuangan.
6. Jumlah yang dimiliki kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewasebagai
imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan. 7. Harta yang dihibahkan atau sumbangan atau warisan,kecuali zakat atas
penghasilan yang nyata-nyata dibayarkan oleh wajib pajak orang pribadi pemeluk agama islam.
8. Pajak Penghasilan. 9. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi
wajib pajak atau orang yang menjadi tanggungan. 10. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan,firma atau
perseroan komanditer yang modalnya tidak berbagi atas aham. 11. Sanksi administrasi berupa bunga,denda dan kenaikan serta sanksi
pidana berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan dengan perundang-undangan dibidang perpajakan.
12. Biaya-biaya untuk mendapatkan,menagih dan memelihara penghasilan yang PPh nya dihitungan dengan menggunakan Norma Perhitungan
Penghasilan Netto.
3.11 Penghasilan yang dikenakan PPh pasal 21
Penghasilan yang diterima atau diperoleh Pegawai tetap,baik berupa penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak teratur.
Tatacara Perhitungan 1.
Dasar Pengenaan dan Pemotongan PPh Pasal 21 Dasar pengenaan dan pemotongan PPh Pasal 21 Pegawai tetap adalah
penghasilan Kena Pajak. 2.
Menghitung Penghasilan Kena Pajak Penghasilan Kena Pajak bagi pegawai tetap adalah sebesar penghasilan
neto dikurangi Penghasilan tidak kena Pajak PTKKP Besarnya penghasilan neto bagi pegawai tetap yang dipotong PPh Pasal 21 adalah
jumlah seluruh penghasilan bruto dikurangi dengan : a.
Biaya jabatan, sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat 3 Undang- Undang Pajak Penghasilan.
b. Iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh pegawai kepada dana
pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan atau badan penyelenggara tunjangan hari tua atau jaminan tua yang
dipersamakan dengan dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.
Penghasilan kena Pajak bagi penerima pensiun berkala adalah sebesar penghasilan neto dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP,
Besarnya penghasilan neto bagi penerima pensiun berkala yang dipotong PPh Pasal 21 adalah jumlah seluruh penghasilan bruto dikurangi dengan
Biaya pensiun. 3. Biaya Jabatan dan Biaya Pensiun
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK- 250PMK.032008, besarnya biaya jabatan yang dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto unuk perhitungan pemotongan Pajak Penghasilan bagi pegawai tetap ditetapkan sebesar 5 dari Penghasilan Bruto,setinggi-tingginya
Rp.6.000.000,00 setahun atau Rp.500.000 sebulan. Sedangkan besarnya biaya pensiun yang dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto untuk perhitungan pemotongan Pajak Penghasilan bagi penerima pensiun berkla ditetapkan sebesar 5 dari Penghasil Bruto,setinggi-
tingginya Rp.2.400.000,00 atau 200.000,00 sebulan. 4.
Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP
a. Wajib Pajak : Rp. 15.840.000,-
b. Tambahan status kawin : Rp. 1.320.000,-
c. Istri Bekerja : Rp. 15.840.000,-
d. Tambahan Tanggungan : Rp. 1.320.000,-
Besarnya PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada awal tahun kalender.Kecuali bagi pegawai yang baru dating dan menetap di Indonesia dalam
tahun kalender,ditentukan berdasarkan keadaan pada awal bulan dari bagian tahun kalender yang bersangkutan.
PTKP bagi Karyawati Besarnya PTKP bagi karyawati berlaku ketentuan sebagai berikut :
a. Bagi karyawati kawin,sebesar PTKP untuk dirinya sendiri. b.
Bagi karyawati tidak kawin,sebesar PTKP untuk dirinya sendiri ditambah PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya apabila ada.
Dalam hal karyawati kawin dapat menunjukkan keterangan tertulis dari pemerintah daerah setempat serendah-rendahnya kecamatan yang menyatakan
suaminya tidak menerima atau memperoleh penghasilan,besarnya PTKP adalah PTKP untuk dirinya sendiri ditambah PTKP untuk status kawin dan PTKP untuk
keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya. 5.Tarif Pemotongan PPh Pasal 21
Tarif pajak yang diterapkan atas penghasilan kena pajak bagi wajib pajak orang pribadi dalam negeriberdasarkan ketentuan pasal 17 UU pajak penghasilan
No.36 tahun 2008 adalah sebagai berikut : Tabel 3.1. Lapisan Penghasilan Kena Pajak
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp.50.000.000 5
Diatas Rp.50.000.000 s.d Rp.250.000.000
15
Diatas Rp.250.000.000 s.d Rp.500.000.000
25
Diatas Rp. 500.000.000 30
Sumber : www.pajak.go.id 6. Ketentuan Perhitungan PPh Pasal 21
1. Untuk perhitungan PPh Pasal 21 yang harus dipotong setiap masa pajak,kecuali masa pajak terakhir,tariff diterapkan atas perkiraan
penghasilan yang akan diperoleh selama satutahun,dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Perkiraan atas penghasilan yang bersifat teratur adalah jumlah penghasilan teratur dalam 1satubulan dikalikan 12 dua belas
b. Dalam hal ini terdapat tambahan penghasilan yang bersifat tidak teratur,maka perkiraan penghasilan yang akan diperoleh selama
satu tahun adalah sebesar jumlah pada huruf a ditambah dengan jumlah penghasilan yang bersifat tidak teratur.
2. Jumlah PPh Pasal 21 yang harus dipotong untuk setiap masa pajak adalah :
a. Atas penghasilan yang tidak teratur adalah sebesar Pajak Penghasilan terutang atas jumlah penghasilan sebagaimana angka
1 huruf a dibagi 12 dua belas. b. Atas penghasilan yang bersifat tidak teratur adalah sebesar selisih
antara Pajak Penghasilan yang terutang,atas jumlah penghasilan sebagaimana dimaksud angka 1 huruf b dengan Pajak Penghasilan
yang terutang atas jumlah penghasilan teratur.
3.12 Prinsip Dasar Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan