Ketentuan Dan Prosedural Penarikan Kendaraan Bermotor

Seyogyanya pihak perusahaan pembiayaan konsumen harusnya lebih hati- hati lagi dalam mengambil kebijakan untuk menyerahkan permasalahan kredit macet yang dimilikinya ke pihak ketiga, jangan sampai nama baik dan krediilitasnya hilang, hanya demi mengejar keuntungan semata tanpa memperdulikan etika dan hak-hak konsumen.

B. Ketentuan Dan Prosedural Penarikan Kendaraan Bermotor

Perikatan adalah suatu hubugan hukum di bidang hukum kekayaan dimana suatu pihak berhak menuntut suatu prestasi dan pihak lainnya bekewajiban untuk melaksanakan suatu prestasi. Dalam Pasal 1233 KUH Perdata dinyatakan bahwa perjanjian pada umumnya bersifat timbal balik, hal ini di katakan dalam mengkritisi pasal 1313 KUH Perdata tetang perjanjian, dimana dikatakan bahwa perjanjian adalah perbuatan dengan mana satu orang atau lebih. KUH Perdata membedakan dengan jelas antara perikatan yang lahir demi perjanjian dan dari perikatan yang lahir dari undang-undang. Akibat hukum suatu perikatan yang lahir dari perjanjian memang dikehendaki oleh para pihak. Tetapi hubungan dan akibat hukumnya ditentukan oleh undang-undang. Dalam perjanjian kredit pembiayaan konsumen, tentu terdapat para pihak yang mempunyai hak dan kewajiban masing-masing. Adapun yang menjadi hak dan kewajiban para pihak tersebut yakni: 1. Hak dan Kewajiban Kreditur a. Hak Kreditur adalah: Universitas Sumatera Utara 1 Kreditur berhak menerima pembayaran angsuran dari debitur setiap bulannya sesuai jumlah yang telah ditetapkan dalam perjanjian. 2 Kreditur berhak menerima pembayaran denda dari debitur karena keterlambatan atau jatuh tempo. Keterlambatan pembayaraan angsuran akan dikenakan denda dari tanggal jatuh tempo yang telah ditetapkan yakni sebesar 0,5 di kali jumlah angsuran dikali jumlah hari keterlambatan. 3 Kreditur setiap waktu berhak untuk melakukan pemeriksaan atas kendaraan yang dibiayai. 4 Kreditur berhak melakukan penarikan kendaraan bermotor yang dibiayai oleh karena debitur yang wanprestasi atas isi perjanjian yang telah disepakati bersama dengan ketentuan, bahwa kreditur telah memberikan surat peringatan atau SP kepada debitur yang terlambat melakukan pembayaran angsuran, dimana pada minggu pertama keterlambatan angsuran diberikan SP 1, jika tidak ada respon dari debitur, maka minggu kedua keterlambatan kreditur akan memberikan SP 2 kepada debitur, jika debitur tidak melakukan pembayaran juga maka kreditur akan kembali memberikan SP 3 kepada debitur, kemudian apabila dengan debitur yang telah diberikan SP 1, SP 2, dan SP 3 debitur tetap tidak mau melaksanakan kewajibannya untuk membayar angsuran, maka PT. OTO Finance akan memberikan kuasa kepada karyawan Universitas Sumatera Utara atau pihak lain dalam hal ini debt collector untuk melakukan penarikan kendaraan dimanapun kendaraan tersebut berada. 75 b. Kewajiban Kreditur adalah: 1 Kreditur berkewajiban menyetujui bahwa buku kepemilikan kendaraan bermotor BPKB dan surat tanda nomor kendaraan STNK didaftarkan atas nama yang akan ditentukan kemudian oleh debitur, dengan ketentuan bahwa setelah selesai pengurusan surat-surat permohonan tersebut, debitur dan pemilik kendaraan menyetujui dan oleh karenanya mengikatkan diri kepada kreditur untuk menyerahkan dan menjaminkan secara fidusia atas BPKB kendaraan tersebut sampai dengan diselesaikannya seluruh kewajiban-kewajiban debitur danatau pemilik kendaraan berdasarkan perjanjian ini. 2 Kreditur berkewajiban akan mencairkan fasilitas pembiayaan kendaraan ini setelah debitur melengkapi seluruh dokumen yang ditentukan kreditur. 3 Kreditur berkewajiban dalam setiap pembayaran angsuran harus memberikan bukti dengan kwitansi resmi dan diberi tanggal juga stempel resmi perusahaan. 76 4 Kreditur berkewajiban memberikan ganti rugi atau asuransi atas kehilangan atau musnahnya barang yang menjadi objek perjanjian 75 Hasil Wawancara Dengan Surveyor PT. Summit OTO Finance Pada Tanggal 11 Mei 2014 76 Tercantum Dalam Isi Kontrak Baku Perjanjian Pembiayaan Antara PT. Summit OTO Finance Dengan Konsumen Universitas Sumatera Utara kredit pembiayaan konsumen. PT. Summit OTO Finance dalam surat perjanjian ini memberikan 2 macam jenis asuransi yakni: a Asuransi Total Lost Only karena kehilangan akibat pencurian atau perampasan. Untuk mengajukan klaim asuransi ini, konsumen diharuskan untuk melengkapi dokumen bukti laporan polisi beserta spesifikasi kendaraan, pemblokiran STNK, fhotocopy KTP konsumen dan pelapor yang masih berlaku, STNK asli dan kunci kontak yang diajukan dengan menyerahkan dokumen persyaratan klaim asuransi ke petugas customer service PT. OTO Finance dalam waktu 2 hari kerja dari tanggal lapor polisi. b Asuransi kebakaran, kecelakaaan, yang menyebabkan kerusakan lebih dari 75 yang dilengkapi dengan estimasi biaya perbaikan dari dealer resmi jika terjadi kecelakaan atau surat keterangan kematian untuk kecelakaan yang menyebabkan meninggal dunia khusus konsumen. Pengajuan klaim asuransi jenis ini juga diserahkan ke petugas customer service PT. OTO Finance dalam waktu 2 hari kerja dari tanggal lapor polisi. 77 5 Kreditur berkewajiban menyerahkan STNK kendaraan ketika dalam masa pembayaran angsuran dan menyerahkan BPKB setelah masa angsuran selesai dilunasi dengan menunjukkan bukti 77 Hasil Wawancara Dengan Surveyor PT. Summit OTO Finance Pada Tanggal 11 Mei 2014 Universitas Sumatera Utara pembayaran, dan setelah itu kendaraan menjadi hak milik debitur sepenuhnya. 2. Hak dan Kewajiban Debitur a. Hak Debitur ialah: 1 Debitur berhak menerima unit kendaraan yang menjadi objek perjanjian kredit pembiayaan konsumen sesuai dengan segala persyaratan yang ada dalam perjanjian kredit pembiayaan konsumen. 2 Debitur berhak menerima tanda bukti pembayaran berupa kwitansi resmi yang diberi tanggal dan stempel resmi PT. OTO Finance setiap bulannya selama masa pembayaran angsuran. 3 Debitur berhak menerima informasi tentang bagaimana cara penggunaan, cara pemeliharaan dan perawatan kendaraan yang menjadi objek perjanjian kredit pembiayaan konsumen selama dalam masa angsuran pembayaran kendaraan tersebut. 4 Debitur berhak menerima ganti rugi berupa asuransi dari pihak kreditur apabila terjadi kehilangan kendaraan karena pencurian atau perampasan, dan juga karena kecelakaan yang menyebabkan kendaraan rusak 75. 5 Debitur berhak menerima STNK kendaraan ketika dalam masa pembayaran angsuran dan menerima BPKB setelah masa angsuran Universitas Sumatera Utara selesai dilunasi dengan menunjukkan bukti pembayaran, dan setelah itu kendaraan menjadi hak milik debitur sepenuhnya. 78 b. Kewajiban Debitur ialah: 1 Debitur berkewajiban memeriksa dan memahami isi dari kontrak perjanjian kredit pembiayaan konsumen yang telah disepakati bersama dengan pihak kreditur. 2 Debitur berkewajiban melakukan pembayaran angsuran kendaraan sesuai dengan apa yang telah disepakati bersama dengan kreditur. 3 Debitur berkewajiban melakukan pembayaran denda sebesar 0,4 dikali jumlah angsuran dikali jumlah hari keterlambatan apabila debitur telat melakukan pembayaran dan sudah jatuh tempo. 4 Debitur berkewajiban mempunyai iktikad baik dalam melaksanakan semua prestasi-prestasi yang ada dalam perjanjian kredit pembiayaan konsumen tersebut. 5 Debitur berkewajiban melakukan pemeliharaan dan perawatan atas kendaraan yang menjadi objek perjanjian dalam perjanjian kredit pembiayaan konsumen. 79 Pada umumnya semua kontrak di akhiri pelaksanaan apa yang di sepakati, artinya bahwa para pihak memenuhi kesepakatan untuk dilaksanakan berdasarkan persyaratan yang dicantum dalam perjanjian atau kontrak. Pemenuhan perjanjian atau hal-hal yang harus dilaksanakan disebut prestasi, dengan terlaksana prestasi 78 Tercantum Dalam Isi Kontrak Baku Perjanjian Pembiayaan Antara PT. Summit OTO Finance Dengan Konsumen 79 Tercantum Dalam Isi Kontrak Baku Perjanjian Pembiayaan Antara PT. Summit OTO Finance Dengan Konsumen Universitas Sumatera Utara maka kewajiban-kewajiban para pihak berakhir, sebaliknya apabila si berutang atau debitur tidak melaksanakannya, hal tersebut disebut wanprestasi. Jika dikaitkan dengan hubungan perjanjian kredit pembiayaan konsumen antara pihak kreditur dengan pihak debitur, maka wanprestasi dapat terjadi dalam hal salah satu pihak dalam hal ini lebih condong kepada debitur, dimana debitur tidak melakukan pembayaran angsuran juga denda keterlambatan pembayaran kendaraan yang disepakati dalam perjanjian kredit pembiayaan konsumen. Selain itu debitur juga sering ingkar janji jika sudah diberikan surat peringatan membayar, kebanyakan fakta dilapangan setelah diberikan surat peringatan oleh pihak kreditur, debiturnya pun menghilang tanpa jejak. Kemudian dalam kasus lain debitur melakukan wanprestasi dimana didalam perjanjian tersebut perbuatan yang dilakukan debitur dilarang, seperti perbuatan debitur yang melakukan pengalihan hak atas kendaraan baik digadaikan, dijaminkan tanpa ijin dari pihak kreditur, melakukan over kredit, melakukan perubahan bentuk kendaraan atau melakukan penggantian sparepart yang tidak sesuai dengan bawaan kendaraan, juga menghilangkan kendaraan dengan maksud menyembunyikan keberadaan kendaraan seakan-akan kendaraan tersebut hilang. 80 Bentuk wanprestasi inilah yang sering terjadi dalam perjanjian kredit pembiayaan konsumen yang ada di PT. OTO Finance. Sedangkan wanprestasi dari pihak kreditur yang selam ini pernah terjadi yakni pihak kreditur tidah mau menyetujui klaim pembayaran asuransi dengan alasan bahwa klaim tersebut tidak dapat dicairkan kerena tidak memenuhi unsur dan persyaratan yang ada. Padahal 80 Hasil Wawancara Dengan Surveyor PT. Summit OTO Finance Pada Tanggal 11 Mei 2014 Universitas Sumatera Utara jika dilihat dari segi persyaratannya sudah lengkap. Selain itu, walaupun klaim asuransi disetujui namun pencairannya seakan-akan diperlama dan dipersulit sehingga perbuatan tersebut mencerminkan keengganan perusahaan pembiayaan konsumen melakukan pembayaran asuransi. Dalam hal konsumen danatau pemilik kendaraan danatau penjamin jika ada melanggar atau lalai melaksanakan kewajibannya berdasarkan perjanjian, konsumen danatau pemilik kendaraan dengan ini memberikan kuasa dengan hak subtitusi kepada PT. OTO Finance dalam hal: a Mengambil atau menarik kembali kendaraan tersebut berikut STNK, serta seluruh perlengkapannya dari tangan konsumen danatau pemilik kendaraan dan atau dari siapapun yang menguasai kendaran tersebut, segala resiko atau biaya yang timbul menjadi beban dari konsumen dan atau pemilik kendaraan, dan menyetujui bahwa tindakan tersebut bukan merupakan tindakan memasuki tempat tanpa ijin act of trespass dan b Menjual atau dengan cara lain untuk melepaskanmengalihkan hak atas kendaraan tersebut setipa saat ditempat dengan cara serta harga yang dipandang baik oleh PT. OTO Finance dan meneruma hasil penjualan serta menandatangani dokumen lainnya sehubungan dengan pengalihan kendaraan tersebut. 81 Mengenai prosedur penarikan kendaraan bermotor yang seharusnya adalah penarikan kendaraan yang didahului dengan pemberian surat peringatan, mulai dari SP I, SP II, SP III, dst. Jika konsumen dengan surat peringatan tersebut tidak 81 Hasil Wawancara Dengan Surveyor PT. Summit OTO Finance Pada Tanggal 11 Mei 2014 Universitas Sumatera Utara juga memenuhi kewajibannya biasanya disinilah letak kelemahan pihak perusahaan pembiayaan konsumen yang putus asa yang kemudian melakukan kerjasama dengan pihak ketiga yakni dengan debt collector untuk menarik unit kendaraan bermotor dari konsumen. Penggunaan jasa debt collector seharusnya tidak perlu diambil oleh pihak perusahaan pembiayaan konsumen. Penyelasaian masalah debitur yang ingkar lebih baik didahulukan diselesaikan diperadilan agar tidak ada penarikan kendaraan yang melanggar hukum. Karena dalam putusannya nanti pengadilan pasti akan melakukan eksekusi atas objek perkara yang disidangkan. Namun, karena proses peradilan yang rumit dan terkesan berlama-lama, hal inilah yang membuat pihak perusahaan pembiayaan konsumen tidak mau melakukan penarikan melalui putusan pengadilan terlbih dahulu, dan menggunakan jasa debt collctor untuk melakukan penarikan paksa. C. Bentuk Perlindungan Hukum Yang Diberikan Terhadap Konsumen Yang Mengalami Penarikan Paksa Kendaraan Bermotor Karena Kredit Macet Perlindungan hukum terhadap konsumen yang mengalami penarikan paksa kendaraan bermotor berarti adanya kepastian hukum bagi konsumen yang mengalami penarikan paksa kendaraan bermotor yang dilakukan oleh pihak kreditur atau pihak ketiga debt collector yang bekerjasama dengan pihak kreditur. Menurut Satjipto Raharjo hukum melindungi kepentingan seseorang dengan cara mengalokasikan suatu kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam Universitas Sumatera Utara rangka kepentingannya tersebut. Pengalokasian kekuasaan ini dilakukan secara terukur, dalam arti, ditentukan keluasan dan kedalamannya. Kekuasaan yang demikian itulah yang disebut hak. Tetapi tidak di setiap kekuasaan dalam masyarakat bisa disebut sebagai hak, melainkan hanya kekuasaan tertentu yang menjadi alasan melekatnya hak itu pada seseorang. 82 Menurut Setiono perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk melindungi masyarakat dari perbuatan sewenang-wenang oleh penguasa yang tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati martabatnya sebagai manusia. 83 Menurut Muchsin perlindungan hukum merupakan kegiatan untuk melindungi individu dengan menyerasikan hubungan nilai-nilai atau kaidah- kaidah yang menjelma dalam sikap dan tindakan dalam menciptakan adanya ketertiban dalam pergaulan hidup antar sesama manusia. 84 1. Perlindungan hukum preventif Perlindungan hukum merupakan suatu hal yang melindungi subyek-subyek hukum melalui peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi. Perlindungan hukum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: Perlindungan yang diberikan oleh pemerintah dengan tujuan untuk mencegah sebelum terjadinya pelanggaran. Hal ini terdapat dalam 82 Satjipto Rahardjo, Ilmu hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, Cetakan ke-V 2000, hlm. 53 83 Setiono, Rule of Law Supremasi Hukum, Thesis, Magister Ilmu Hukum Pascasarjana: Universitas Sebelas Maret, 2004 hlm. 3 84 Muchsin, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia, Thesis, Magister Ilmu Hukum Pascasarjana: Universitas Sebelas Maret, 2003, hlm. 14 Universitas Sumatera Utara peraturan perundang-undangan dengan maksud untuk mencegah suatu pelanggaran serta memberikan rambu-rambu atau batasan-batasan dalam melakukan sutu kewajiban. 2. Perlindungan hukum represif Perlindungan hukum represif merupakan perlindungan akhir berupa sanksi seperti denda, penjara, dan hukuman tambahan yang diberikan apabila sudah terjadi sengketa atau telah dilakukan suatu pelanggaran. 85 a. Keserasian hubungan antara pemerintah dengan rakyat berdasarkan asas kerukunan. Perlindungan hukum bagi rakyat Indonesia adalah prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia yang bersumber pada Pancasila dan prinsip negara hukum yang berdasarkan Pancasila. Adapun elemen dan cirri-ciri negara hukum Pancasila ialah: b. Hubungan fungsional yang proporsional antara kekuasaan-kekuasaan Negara c. Prinsip penyelesian sengketa secara musyawarah dan peradilan merupakan sarana terakhir. d. Keseimbangan antara hak dan kewajiban. Berdasarkan elemen-elemen tersebut, perlindungan hukum bagi rakyat terhadap pemerintah diarahkan kepada: 86 85 Ibid., hlm. 20 86 Teori Perlindungan Hukum, http:anamencoba.blogspot.com201104teori- perlindungan-hukum-dalam-melihat.html, terakhir diakses tanggal 14 Mei 2014 Universitas Sumatera Utara 1 Usaha-usaha untuk mencegah terjadinya sengketa atau sedapat mungkin mengurangi terjadinya sengketa, dalam hubungan ini sarana perlindungan hukum preventif patut diutamakan daripada sarana perlindungan represif. 2 Usaha-usaha untuk menyelesaikan sengketa antara pemerintah dan rakyat dengan cara musyawarah. 3 Penyelesaian sengketa melalui peradilan merupakan jalan terakhir, peradilan hendaklah merupakan ultimum remedium dan peradilan bukan forum konfrontasi sehingga peradilan harus mencerminkan suasana damai dan tentram terutama melalui hubungan acaranya. Konsep hukum mengenai perlindungan hukum konsumen yang mengalami penarikan paksa kendaraan bermotor merupakan topik yang sangat perlu diteliti, karena terdapat hubungan yang sangat erat antara perkembangan hukum khususnya mengenai kasus-kasus penarikan paksa dijalan raya yang sering terjadi dan penyelesaian kasus yang termuat dalam putusan-putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dalam praktek dan kebijaksanaan politik hukum oleh negara. Dalam hal kaitannya dengan perlindungan hukum yang diberikan kepada konsumen yang mengalami penarikan paksa dijalan raya pemerintah melalui kementerian keuangan telah mengeluarkan satu terobosan peraturan baru yang melarang perusahaan pembiayaan konsumen melakukan penarikan paksa kendaraan bermotor dijalan raya. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengeluarkan aturan yang melarang perusahaan pembiayaan, menarik kendaraan bermotor baik mobil maupun kendaraan roda dua yang masih menunggak kredit. Hal tersebut Universitas Sumatera Utara dicantumkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130PMK.0102012 tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi Perusahaan Pembiayaan. Peraturan Menteri Keuangan ini dengan tegas melarang perusahaan pembiayaan dilarang melakukan penarikan benda jaminan fidusia berupa kendaraan bermotor apabila kantor pendaftaran fidusia belum menerbitkan sertifikat jaminan fidusia dan menyerahkannya kepada perusahaan pembiayaan. Penarikan benda jaminan berupa kendaraan bermotor oleh perusahaan pembiayaan wajib memenuhi ketentuan dan persyaratan sebagaimana diatur dalam undang-undang mengenai jaminan fidusia dan telah disepakati oleh para pihak dalam perjanjian pembiayaan konsumen kendaraan bermotor. Jika perusahaan pembiayaan konsumen tetap memaksa mengambil alih kendaraan, maka perusahaan pembiayaan akan dikenai sanksi sampai pembekuan dan pencabutan izin usaha. 87 a Syarat-syarat ada yang tidak terpenuhi, terkadang sales kendaraannya adalah teman sendiri atau yang sudah kenal atau malah sales tersebut mengejar target penjualan yang dengan sengaja mempermudah proses persyaratanya padahal ada persyaratan yang tidak lengkap.. Pada dasarnya banyak kesalahan yang terjadi pada proses persetujuan kredit kendaraan khususnya sepeda motor yang membuat macetnya proses angsuran diantaranya: b Murahnya DP minimum, DP murah bisa menjadi jebakan bagi konsumen karena murahnya maka jangka waktu kredit juga panjang dan DP biasanya 87 Pasal 5 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130PMK.0102012 tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi Perusahaan Pembiayaan Universitas Sumatera Utara dibebankan ke proses kredit tersebut. Belum lama ini pemerintah menerbitkan pembatasan DP minimum kredit kendaraan bermotor. Seperti yang diketahui BI telah mengeluarkan kebijakan PMK Nomor 43PMK.0102012 tentang Uang Muka Pembiayaan Konsumen, dimana penetapan uang muka pembiayaan kendaraan roda dua minimal 20, kendaraan roda empat produktif minimal 20, dan kendaraan roda empat non produktif minimal 25. Suatu hal yang positif karena dengan diaturnya biaya DP minimum yang harus ditebus oleh konsumen, maka konsumen harus punya dana yang cukup untuk membayar DP minimum untuk menghindari macetnya angsuran pembayaran karena konsumen tidak mampu untuk membayar. c Pihak perusahaan pembiayaan konsumen berlomba-lomba untuk memasarkan dan mendapatkan kredit dari pembeli. 88 Perlindungan hukum lain yang dapat dirasakan oleh konsumen yakni, dengan adanya kebebasan konsumen untuk mengajukan gugatan terhadap pelaku usaha kepada badan penyelesaian sengketa konsumen. Gugatan tersebut nantinya akan dproses lebih lanjut oleh BPSK dengan memeriksa, memanggil para pihak serta melihat bukti-bukti yang ada kemudian mengeleuarkan produk hukum berupa putusan BPSK, yang dimana jika pelaku usaha melakukan kesalahan yang menyebabkan konsumen merugi maka pelaku usaha, diwajibkan memberikan ganti kerugian. 88 Perusahaan Pembiayaan, http:sugiyantoblog.wordpress.com20121009perusahaan- pembiayaan-kredit-bermotor-dilarang-tarik-kendaraan-motor-yang-belum-lunas, diakses tanggal 16 Mei 2014 Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan