Standar umum audit yang kedua menyatakan bahwa “dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor”.SA Seksi 220. Standar ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah
dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Sikap mental independen tersebut harus meliputi independen
dalam fakta in fact maupun dalam penampilan in appearance.
2.2 PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian yang dilakukan Ni Made dan I Made 2014 tidak menemukan adanya pengaruh signifikan masa perikatan audit terhadap kualitas audit yang
dihasilkan, hal tersebut berarti masa perikatan yang panjang belum tentu menghasilkan hasil audit yang lebih baik disbanding masa perikatan yang lebih
singkat. Namun dalam penelitian Yugotian 2011 menemukan pengaruh positif dan signifikan masa perikatan audit terhadap kualitas audit yang dihasilkan.
Pada penelitian Dinda Ayu Kartikasari 2012 yang menggunakan beberapa pengukuran menemukan adanya hubungan kuadratik antara tenure AP
dan kualitas audit pada model Kaznik periode sebelum regulasi, tenure AP berhungan linier positif dengan kualitas audit pada model Modified Jones dan
Dechow periode sebelum regulasi, sedangkan tenure KAP berhubungan linier negative dengan kualitas audit pada model Kaznik. Pada penelitian skripsi lain
Universitas Sumatera Utara
yang dilakukan oleh Daud M.T Sinaga 2012 menyatakan bahwa audit tenure tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Dalam hal auditor spesialis industri yang dikutip dari Indria 2011 penelitian yang dilakukan oleh Ohwoso 2002
“menjelaskan bahwa manajer dan senior audit spesialis akan lebih baik dalam mendeteksi terjadinya kesalahan jika
mereka diberikan tugas audit sesuai dengan spesialisasi mereka ”. Dan dari
penelitian Almutairi et al 2009 “diperoleh kesimpulan bahwa terjadi penurunan
peluang terjadinya private information yang terdapat pada perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialis, yang dikarenakan peningkatan disclosure dan
kualitas audit ”.
Penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan terhadap kualitas audit juga dilakukan Daud 2012 yang menghasilkan adanya pengaruh signifikan
ukuran perusahaan terhadap kualitas audit. Penelitian Ni Made dan I Made 2014 menyatakan adanya pengaruh positif ukuran perusahaan terhadap
kualitas audit.. Adapun perbedaan penelitian ini dari penelitian sebelumnya yaitu tahun
penelitian yang dilakukan, penelitian ini dilakukan antara tahun 2011-2013 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perbedaan lain
yakni cara pengukuran variabel dependennya, Daud M.T Sinaga menggunakan proksi Opini Going Concern sebagai pengukuran kualitas audit, sedangkan
Universitas Sumatera Utara
penelitian ini menggunakan proksi ukuran KAP Big Four dan Non Big Four sebagai pengukuran kualitas audit.
Adapun persamaan penelitian ini dengan beberapa penelitian terdahulu yakni dengan menggunakan kualitas audit sebagai variabel dependen terikat,
audit tenure dan auditor spesialis industry sebagai variabel independennya bebas.
2.3 PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.3.1 Auditor Industry Specialization